Anda di halaman 1dari 18

I’ROB PADA VERBA/FI’IL

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Elis Siti Julaihah, S.S., M.A.

Disusun Oleh Kelompok 6:


Fadly Rizky Restu Nurfalah (22030004058)
Fadilah Rahmwati (22030004070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
2023
Jln. Kyai Haji Ahmad Fadlil 1, Cijeungjing, Dewasari, Kec. Ciamis, Kab. Ciamis, Jawa Barat
46271
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat
Karuniaya, serta Taufik dan Hidayah-NYA kami dapat menyelesaikan makalah tentang “I’rab
pada verba fiil” ini dengan baik meskipun terdapat banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterimakasih kepada Ibu Elis Siti Julaihah S.S., M.A. Selaku Dosen mata kuliah Bahasa
Arab di Institut Agama Islam Darussalam Ciamis yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada suatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik serta saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini diwaktu yang akan datang.

Ciamis, Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Pengertian I’rab.......................................................................................................2
B. Pengertian Mu’rab...................................................................................................2
C. Penanda I’rab Pada Verba.......................................................................................3
D. Amil Fi’l (Harf Nasab, Jazm)..................................................................................4
E. Kasus (Marfu’, Mansub, Majzum)...........................................................................7
F. Af’alul Khamsah......................................................................................................8
G. Awamill I’rab dan Awamil Jar................................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa Arab adalah alfâdh (satuan-satuan bahasa) yang diujarkan oleh orang
Arab untuk mengungkapkan maksud dan tujuan mereka. Bahasa tersebut disalurkan
secara turun temurun hingga sampai kepada kita. Ia dijaga melalui al-Qur’an al-Karim
dan hadits-hadits nabi serta karya-karya sastra yang diriwayatkan oleh para penyair Arab
(Al-Ghulayaini 1993:7). Bahasa Arab memiliki kekayaan gramatikal. Untuk dapat
memahami dan menguasai bahasa Arab, nachw (sintaksis) dan sharf (morfologi)
merupakan dua hal yang harus dikuasai oleh orang yang belajar bahasa Arab. Hal ini
dikarenakan ilmu sharf merupakan ibu dari ilmu bahasa Arab dan ilmu nahwu sebagai
bapak dari ilmu bahasa Arab, karena kedua ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dalam
pembelajaran bahasa Arab (Busyro 2007: 22).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian I’rob?
2. Apa Pengertian mu’rob?
3. Apa saja Penanda I’rob pada Verba?
4. Apa yang dimaksud Amil Fi’il (harf nasob, jazm)?
5. Apa yang dimaksud Kasus Marfu, Manshub Dan Majzum?
6. Apa yang dimaksud Af'alul Khomsah?
7. Apa yang dimaksud Awwamil ‘Irob dan Awwamil Jar?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ap aitu I’rob.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Mu’rob.
3. Dapat mengetahui penanda I’rob pada verba.
4. Untuk dapat mengetahui ap aitu Amil Fi’l (Harf Nasob, Jazm).
5. Untuk dapat mengerti maksud kasus Marfu, Manshub dan Majzum.
6. Untuk dapat paham apa itu Af’alul Khamsah.
7. Dapat mengerti apa yang dimaksud Awwamil’Irob dan Awwamil Jar.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN I’RAB
I’rab adalah perubahan yang dipengaruhi oleh ‘amil atau perubahan di akhir kata yang
dipengaruhi oleh amil yang kemudian menjadikan kata tersebut menjadi rafa’, nashab, jar, atau
jazm tergantung bentuk amil yang mempengaruhi kata tersebut (Al-Ghalayaini, 1983:18). I’rab
adalah perubahan bunyi atau harakat akhir suatu kata yang diakibatkan karena kedudukan kata
tersebut dalam struktur kalimat atau frase, atau karena adanya kata tugas (al ‘awamil) yang
mendahuluinya. (Munip: 48). Ism (kata benda) beri’rab adalah isim yang mengalami perubahan
pada syakal akhirnya sesuai dengan kedudukannya dalam struktur kalimat. Sedangkan fi’il (kata
kerja) yang beri’rab adalah fi’il mudhari’ yang tidak bersambung dengan nun niswah atau nun
taukid secara langsung (Ni’mah: 24-27). Contoh kata ٌ‫ محمد‬,bisa menjadi ‫ اًمحمد‬atau ٍ‫محمد‬
tergantung kedudukan kata tersebut dalam struktur kalimat. Begitu pula kata ‫ ُ یفعل‬dapat berupah
menjadi ‫ ْ یفعل‬atau ‫ یفع َل‬tergantung amil apa yang mendahului kata kerja tersebut dan selama kata
kerja tersebut tidak bersambung dengan nun niswah ( ‫ َ یفعلن‬atau ‫ َ ( تفعلن‬dan nun taukid (‫نَ ْ یف َّن‬
atau ‫( عل‬. ‫ یفع\\ل‬Dengan demikian harakat suatu kata dapat berubah sesuai dengan amil yang
mendahului atau dikarenakan perbedaan kedudukan kata tersebut dalam struktur kalimat bahasa
Arab.

B. PENGERTIAN MU’RAB
Mu’rab adalah kelompok kata yang berubah-ubah kondisi akhirnya mengikuti kaidah
i’rab. Perubahan kata dalam Bahasa Arab terbagi menjadi empat. Empat macam i’rab ini
didasari oleh 4 harakat dalam Bahasa Arab, yaitu dhammah, fathah, kasrah, dan sukun. Akan
tetapi, tidak semua kata berubah-ubah harakatnya. Ada kata yang harakatnya tetap tetapi
hurufnya yang berubah-ubah. Oleh karena itu digunakan istilah lain untuk mewakili 4 macam
perubahan ini. Empat macam i’rab yang dimaksud adalah:
1. Rafa’ ‫ال َّر ْف ُع‬
Rafa’ mewakili mu’rab dengan tanda asal dhammah. Kata yang menduduki kedudukan rafa’
disebut marfu’. Baik fi’il maupun isim bisa datang dalam keadaan rafa’
2. Nashab ُ‫اجَّصْ ب‬

2
Nashab mewakili mu’rab dengan tanda asal fathah. Kata yang menduduki kedudukan
nashab’ disebut manshub. Baik fi’il maupun isim bisa datang dalam keadaan nashab.
3. Jar / Khafadh ُ‫ اﻟﺨَ ْفض‬/ ُّ‫اﻟﺠر‬
َ
Jar mewakili mu’rab dengan tanda asal kasrah. Kata yang menduduki kedudukan jar disebut
majrur. Jar merupakan tanda khusus isim karena fi’il tidak akan majrur selamanya (Abu
Razin & Ummu Razin, 2015: 245).
4. Jazm ‫اﻟﺠ ْز ُم‬
َ
Jazm mewakili mu’rab dengan tanda asal sukun. Kata yang menduduki kedudukan jazm
disebut majzum. Jazm merupakan tanda khusus fi’il karena isim tidak akan majzum
selamanya (Abu Razin & Ummu Razin, 2015: 246).

C. PENANDA I’RAB PADA VERBA


Fi’il memiliki tiga macam i’rab yaitu; rafa’, nashab, dan jazm. ecara garis besar i’rab dalam
bahasa Arab ada empat, yaitu; rafa’, nashab, jar, dan jazm kemudian tanda i’rab dibagi menjadi
dua yaitu dengan huruf dan harakat (syakal). Tanda-tanda i’rab dengan huruf memiliki empat
macam huruf, yaitu; alif (‫ ا‬,(nun (‫ ن‬,(wawu (‫ و‬,(dan ya’ (‫ ي‬.(Sedangkan tanda-tanda i’rab dengan
harakat juga memiliki tiga macam, yaitu; dhammah (◌ُ ), fathah (◌َ ), dan kasrah (◌ِ ),119 serta
sukun (◌ْ ) (Ni’mah: 141).
1. Tanda i’rab rafa’ Untuk i’rab rafa’ sendiri memiliki tiga tanda, yaitu; dhammah, wawu, alif,
dan nun (Al-Ghalayaini, 1983:20). Dhammah digunakan sebagai tanda rafa’ bagi isim
dalam tiga hal, yaitu; mufrad, jamak muannats salim, dan jamak taksir. Sedangkan bagi fi’il
dhammah digunakan sebagai tanda rafa’ bagi fi’il yang memiliki kata ganti orang pertama(
‫ نحن و أنا‬,(orang kedua tunggal lai-laki(‫ انت‬,( َ dan kata ganti orang ketiga laki-laki dan
perempuan (‫ ھي و ھو‬.(Tanda alif digunakan sebagai tanda rafa’ hanya pada ism mutsanna
(katagori kata benda ganda). sedangkan tanda wawu dapat digunakan sebagai tanda rafa’
bagi ism jamak mudzakkar salim (kata benda dengan kategori banyak dan laki-laki) dan
asma’ al khaomsah (kata benda yang lima).
2. Tanda i’rab nashab I’rab nashab memiliki lima tanda, yaitu; fathah, alif, ya’, kasrah, dan
hadzfu nun (membuang huruf nun). Fathah menjadi tanda nashab bagi isim di dua tempat,
yaitu; mufrad, dan jamak taksir. Fathah menjadi tanda nashab digunakan pada fi’il yang
memiliki kata ganti orang pertama(‫ نحن و أنا‬,(orang kedua tunggal lailaki(‫ انت‬,( َ dan kata ganti
orang ketiga laki-laki dan perempuan (‫ ھي و ھو‬. Alif digunakan sebagai tanda nashab hanya

3
pada asma’ al khaomsah (kata benda yang lima). Huruf ya’ menjadi tanda nashab pada ism
mutsanna dan jamak mudzakar salim. Harakat kasrah menjadi tanda nashab hanya terjadi
pada jamak muannats salim. Sedangkan hadzfu nun (membuang huruf nun) menjadi tanda
i’rab nashab pada af’al al khamsah (kata .‫ و تفعلین‬,‫ تفعلون‬,‫ یفعلون‬,‫ تفعالن‬,‫; یفعالن‬yaitu), lima kata
kerja.
3. Tanda i’rab jar Seperti telah dijelaskan di atas bahwa i’rab jer hanya terjadi pada ism (kata
benda). Adapun tanda-tanda i’rabjar adalah; kasrah, ya’ dan fathah. Kasrah menjadi tanda jar
ketika dalam bentuk ism mufrad, jamak muannats salim dan jamak taksir. Huruf ya’ menjadi
tanda jar ketika ism (kata benda) dalam bentuk mutsanna, jamak mudzakkar salim, dan
asma’ al khomsah. Sedangkan harakat fathah menjadi tanda jer hanya terjadi pada ism
ghairu munsharif yaitu ism yang tidak bisa menerima harakat tanwin(◌ٌ ◌ٍ ◌ً ).
4. Tanda i’rab jazm Begitupun juga dengan jazm, i’rab ini hanya terjadi pada fi’il mudhari’.
Adapun tanda yang mengiringi i’rab jazm adalah; sukun, hadzfu nun, dan hadzfu harf illat
(membuang huruf illat ‫( اوي‬. Harakat sukun menjadi tanda jazm terjadi pada fi’il yang
memiliki kata ganti orang pertama(‫ نحن و أنا‬,(orang kedua tunggal lakilaki(‫ انت‬,( َ dan kata
ganti orang ketiga laki-laki dan perempuan (‫( ھي و ھو‬yang tidak diakhiri dengan huruf illat.
Sedangkan pembuangan huruf nun menjadi tanda i’rab jazm ketika fi’il mudhari’ dalam
bentuk af’al al khomsah. pembuangan huruf i’llat menjadi tanda i’rab jazm apabila fi’il
mudhari’ memiliki huruf ‘illat dibelakang hurufnya.

D. AMIIL FI’IL (HARF NASOB, JAZM)


1. Amil Nashab
Amil nashab merupakan huruf yang mengubah fi’il mudhor’i menjadi dibaca nashab atau
manshub yakni fathah. Huruf yang dapat menashabkan fi’il mudhori tersebut ada tujuh
jumlahnya yaitu ‫ َأ ْن‬,‫ ِإ َذ ْن‬,‫لَ ْن‬   ‫ َحتَّى‬, ‫الَ ُم ال ُجحُوْ ِد‬ ,‫الَ ُم َك ْي‬ ,‫ َك ْي‬ 
Amil nashab akan menashabkan/menjadikan fathah fi’il mudhori yang berada di
belakangnya atau yang mengikutinya. Salah satu tanda sebuah kata kerja dibaca manshub
adalah sebelumnya ia memiliki akhiran harakat zhammah lalu berubah menjadi fathah.
Meski demikian, tanda ini tidak dapat diaplikasikan pada semua kasus. Pada kasus tertentu,
fi’il yang dibaca nashab ini tidak memiliki akhiran fathah, namun huruf nun-nya yang ada
pada akhir kata kerja tersebut dihapus.

4
a. Amil Nashab ‫ َأ ْن‬Huruf ini berfungsi untuk memisahkan dua fi’il. Jadi, amil nashab ‫َأ ْن‬
ini tidak memiliki arti khusus.
b. Amil Nashab ‫‘ لَ ْن‬tidak akan’. Jika sebuah fi’il didahului oleh ‫ لَ ْن‬, maka ia akan dibaca
nashab. Kata tersebut akan berubah menjadi berakhiran fathah atau akhiran nun-nya
dihilangkan.

ُ‫ال َك ْسالَن‬ ‫لَ ْن يَ ْن َج َح‬ Arti dari contoh tersebut adalah ‘tidak akan lulus/berhasil orang
yang malas.’ Pada contoh ini, fi’il dibaca manshub dengan ciri khas akhiran fathah-
nya.

c. Amil Nashab ‫ ِإ َذ ْن‬tersebut adalah ‘kalau begitu’ atau juga dapat diartikan sebagai ‘jika
demikian’. Di samping itu, amil ini juga berguna untuk menyimpulkan sesuatu yang
sebelumnya dibahas. Apabila digunakan dalam membuat kalimat, maka contohnya
adalah seperti di bawah ini.

‫ ِإ َذ ْن تَ ْن َج َح‬Contoh tersebut berarti ‘kalau begitu, pasti kamu lulus.’ Kalimat tersebut
kemungkinan besar dikatakan oleh si A ketika mendengar si B mengatakan bahwa si
B saat ini sedang belajar giat untuk menghadapi ujian sekolah.

d. Amil Nashab ‫ َك ْي‬Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, amil nashab ‫ َك ْي‬ini
bermakna ‘supaya’ atau ‘agar’. Dengan kata lain, amil ini juga berfungsi untuk
menyatakan sebuah tujuan. Pengaplikasian amil tersebut dapat Sahabat Muslim
amati dalam contoh ini:

   ‫ َك ْي اَل َأ ِج ْي َع‬ ‫ت ال ُخ ْب َز‬


ُ ‫= أ َك ْل‬aku makan roti agar aku tidak lapar.

e. Amil Nashab ‫ الَ ُم َك ْي‬bermakna ‘supaya.’ Selain itu, huruf ini juga dapat diartikan
menjadi ‘untuk.’ Amil nashab tersebut berguna untuk memberikan alasan. Contoh
dari huruf ini adalah:

‫أِل تَ َعلَّ َم‬ ‫ت‬


ُ ‫ ِجْئ‬Arti dari contoh kalimat tersebut adalah ‘aku datang untuk belajar.’ Dari
kalimat ini, Sahabat Muslim dapat melihat bahwa amil nashab ‫ أِل‬mendahului fi’il ‫تَ َعلَّم‬.

5
Fi’il tersebut memiliki akhiran fathah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
hur\uf ‫ أِل‬tersebut membuat fi’il dibaca manshub.

f. Amil Nashab ‫ الَ ُم ال ُجحُوْ ِد‬Jenis amil nashab ini tidak memiliki arti khusus, seperti juga
amil nashab ‫َأ ْن‬. Pada pengaplikasiannya, lam juhud tersebut digunakan untuk
menyangkal sesuatu. Di samping itu, penggunaan amil nashab ini biasanya diawali
dengan ‫ لَ ْم يَ ُك ْن‬atau َ‫ َما َكان‬.

Contoh: ‫لِيُ َع\\ ِّذبَهُ ْم‬ ُ‫ َم\\ا َك\\انَ هللا‬Arti dari kalimat ini adalah ‘Allah tak akan menyiksa
mereka.’ Dari contoh tersebut terlihat bahwa huruf lam didahului oleh ‫ َما َكان‬.

g. Amil Nashab ‫ َحتَّى‬ini berarti ‘hingga’ atau juga dapat dimaknai ‘sampai.’ Selain
membuat fi’il dibaca nashab, amil tersebut juga berfungsi menghubungkan dua
klausa.

2. Amil Jazm

Huruf jazm adalah huruf yang me-majzumkan fi'il mudhari' yakni mejadikan sukun huruf
akhir fi'il mudhari'. Huruf jazm adalah dibawah ini:

ْ =jika - ‫ = لَ ْم‬tidak - ‫ = لَ َّما‬belum - ‫ = الَ ُم اَأل ْم ِر‬lam perintah - ‫ = الَ ُم النَّه ِْي‬lam larangan
- ‫إن‬

ٌ ‫ار‬
Huruf-huruf di atas letaknya sebelum fi'il mudhari' (‫ع‬ ِ ‫ض‬َ ‫) فِ ْع ٌل ُم‬.

 Bentuk-bentuk majzum pada fi'il mudhari

b. fi'il mudhari yang huruf akhirnya shahih (‫ص ِح ْي ُح اَأل ِخ ُر‬ ُ ‫ار‬
َّ ‫ع ال‬ ِ ‫ض‬َ ‫)ال ُم‬

Bentuknya adalah huruf akhir menjadi sukun.

Contoh: - Marfuu' = ُ‫ يَ ْش َرب‬- Majzuum = ْ‫لَ ْم يَ ْش َرب‬

c. Fi'il mudhari yang lima (ُ‫)اَأل ْف َعا ُل ال َخ ْم َسة‬

Bentuknya adalah = menghilangkan huruf nun yang terakhir.

6
- Marfuu' = ‫ يَ ْذهَبَا ِن‬- Majzuum = ‫ = لَ ْم يَ ْذهَبَا‬lam yadzhabaa

d. Fi'il mu'talul akhir waw (huruf akhirnya ‫)و‬

ُ ‫لَ ْم يَ ْد‬
- Marfuu' = ْ‫ يَ ْد ُعو‬- Majzum = ‫ع‬

Bentuknya adalah = menghilangkan huruf waw

e. Fi'il mu'talul akhir ya (huruf akhirnya ‫)ي‬

- Marfuu' = ْ‫ يَ ْه ِدي‬- Majzuum = ‫لَ ْم يَ ْه ِد‬

Bentuknya adalah menghilangkan huruf ya

f. Fi'il mu'talul akhir alif (huruf akhirnya ‫ ا‬atau ‫)ى‬

َ ْ‫لَ ْم يَر‬
َ ْ‫ يَر‬- Majzuum = ‫ض‬
- Marfuu' = ‫ضى‬

 Bentuknya adalah menghilangkan huruf alif

a. ْ‫َأجْ لِس‬  ْ‫ = ِإ ْن تَجْ لِس‬Jika kamu duduk, saya akan duduk. Catatan = huruf jazm "in" ini
membuat dua fi'il mudhari menjadi majzuum.

b. ‫يَضْ ِر ْبنِ ْي‬ ‫لَ ْم‬ = Dia tidak memukulku.

c. ‫لَ َّما يَ ُع ْد‬ ‫َب ال َولَ ُد َو‬


َ ‫ َذه‬ =Anak itu pergi dan belum kembali.

d. ْ‫ = لِيَجْ لِس‬hendaklah ia duduk. Catatan = harf jazm "lam" ini adalah sebagai
perintah untuk orang ketiga.

e. ْ‫ = الَ تَجْ لِس‬jangan duduk! Catatan = harf jazm "lam" ini adalah sebagai larangan
kepada orang yang diajak bicara (orang kedua).

E. KASUS MARFU, MANSHUB DAN MAJZUM

Fi’il mudhari adalah bentuk fi’il atau kata kerja yang memiliki makna sedang atau akan
berlangsungnya sebuah pekerjaan. Fi’il mudhari sendiri bisa ber-i’rab marfu’, manshub dan
7
majzum, ia tidak akan menempati i’rab mahfudz karena i’rab mahfudz hanya untuk kalimat isim
sebagaimana telah dibahas pada tulisan sebelumnya. Fi’il mudhari marfu akan ditandai dengan
i’rab dhammah, manshub akan ditandai dengan i’rab fathah dan majzum akan ditandai dengan
i’rab sukun. Berikut ini adalah contoh fiil mudhari marfu manshub dan majzum beserta artinya:

Contoh Fi’il Mudhari

Arti Majzum Manshub Marfu

Menolong ْ‫لَ ْم يَ ْنصُر‬ ُ ‫لَ ْن يَ ْن‬


‫ص َر‬ ُ ‫يَ ْن‬
‫ص ُر‬

Memukul ْ‫لَ ْم يَضْ ِرب‬ َ ‫لَ ْن يَضْ ِر‬


‫ب‬ ُ‫يَضْ ِرب‬

Membuka ْ‫لَ ْم يَ ْفتَح‬ ‫لَ ْن يَ ْفتَ َح‬ ‫يَ ْفتَ ُح‬

Baik ‫لَ ْم يَحْ س ُْن‬ َ‫لَ ْن يَحْ سُن‬ ُ‫يَحْ ُسن‬

Memulyakan ‫لَ ْم يُ ْك ِر ْم‬ ‫لَ ْن يُ ْك ِر َم‬ ‫يُ ْك ِر ُم‬

Berkumpul ‫لَ ْم يَجْ تَ ِم ْع‬ ‫لَ ْن يَجْ تَ ِم َع‬ ‫يَجْ تَ ِم ُع‬

Membunuh ْ‫لَ ْم يُقَاتِل‬ ‫لَ ْن يُقَاتِ َل‬ ‫يُقَاتِ ُل‬

Membahagiakan ْ‫لَ ْم يُفَ ِّرح‬ ‫لَ ْن يُفَرِّ َح‬ ‫يُفَ ِّر ُح‬

Berbicara ‫لَ ْم يَتَ َكلَّ ْم‬ ‫لَ ْن يَتَ َكلَّ َم‬ ‫يَتَ َكلَّ ُم‬

Menjauh ‫لَ ْم يُ ْب ِع ْد‬ ‫لَ ْن يُ ْب ِع َ\د‬ ‫يُب ِْع ُد‬

Pada dasarnya i’rab dari fi’il mudhari adalah marfu, jika dimasuki amil nawashib maka ia
menjadi manshub dan jika dimasuki amil jawazim maka ia menjadi majzum.

F. AF’ALUL KHAMSAH
Af’al khamsah merupakan rangkaian dua kata terdiri dari af’al yaitu kata kerja dan
khamsah artinya lima. Maksudnya adalah lima buah kata kerja yang memiliki karakteristik
khusus dalam struktur bahasa Arab. Af’al khamsah ini bentukan dari fiil mudhori yang ditambah
dengan alif tastniyah (‫ مها‬،‫ أنتم\\ا‬,(wawu jamak (‫ هم‬،‫( أنتم‬dan ya` muannats mukhathabah (‫) أنت‬
(Nurdianto, 2018: 103)

Jadi kata kerja yang lima itu adalah sebagai berikut:


‫تَ ْف َعاَل ِن‬   = Kamu berdua (laki-laki) sedang mengerjakan

8
‫يَ ْف َعاَل ِن‬  = Dia berdua (laki-laki) sedang mengerjakan
َ‫تَ ْف َعلُون‬  = Kalian (laki-laki) sedang mengerjakan
َ‫يَ ْف َعلُوْ ن‬   = Mereka (laki-laki) sedang mengerjakan
َ‫تَ ْف َعلِ ْين‬   = Kamu (wanita) sedang mengerjakan
Alamat I'rob Af'alul Khomsah
a. Contoh kalimat af'alul khomsah yang dibaca rofa’:
 ً ‫صبَاحا‬ ِ َ‫ت َْذهَب‬ ‫َأ ْنتُ َما‬
َ ‫إلى ال َم ْد َر َس ِة‬ ‫ان‬
“kamu berdua berangkat ke sekolah pagi-pagi” 
Kenapa ia dibaca rofa’? karena ia menjadi ‫' َخبَر‬khobar' dan setiap khobar (predikat) harus
dibaca rofa’, dan tanda rofa’ bagi af'alul khomsah adalah tetapnya huruf nun.
b. Contoh kalimat asmaul khomsah yang dibaca nashob:
ِ ‫ِإلَى ال َمس‬ ‫يَ ْذهَبَا‬ ‫َأ ْن‬ ‫َان‬
   ‫ْج ِد‬ ِ ‫ي ُِريد‬ ‫ُم َح َّم ٌد َو َمحْ ُموْ ُد‬
“Muhammad dan Mahmud hendak pergi ke masjid”
Kata ‘yuriidaani’ yang disambung dengan huruf alif dan nun merupakan af'alul khomsah
yang dibaca rofa' karena ia menjadi khobar (predikat), nah, sedangakan kata 'yadzhabaaa'
yang bertanda merah merupakan af'alul khomsah yang dibaca nashob karena sebelumnya
terdapat huruf yang menasobkan yaitu ' ْ‫'َأن‬. Dan ketika af'alul khomsah dibaca nashob
maka huruf nun nya harus dihilangkan, karena tanda i'rob nashob untuk af'alul khomsah
adalah hadzfu nuun (dihilangkannya huruf nun).
c. Contoh kalimat asmaul khomsah yang dibaca jazm:
  ‫ِإلَى ال َم ْس ِج ِد؟‬ ‫ت َْذهَبَا‬ ‫لَ ْم‬ ‫لِ َما َذا‬
“Mengapa kamu berdua (laki-laki) belum berangkat ke masjid”
Kata ‘tadzhabaaa’ adalah majzuum (dibaca jazm), kenapa dibaca jazm? karena
sebelumnya terdapat huruf jazm yaitu ‘‫’لَ ْم‬, maka kata ‘tadzhabaa’ dalam keadaan jazm.
dan tanda jazm bagi af'alul khomsah adalah huruf nun nya harus dihilangkan, karena
tanda i'rob jazm untuk af'alul khomsah adalah hadzfu nuun (dihilangkannya huruf nun)

G. AWAMIIL I’RAB DAN AWAMIL JAR


ْ َ‫ف تَجُرُّ ااِل ْس َم فَق‬
‫ و ِه َي تِ ْس َعةَ َع َش َر َحرْ فًا‬: ‫ط‬ ٌ ْ‫ ُحرُو‬: ‫ع االَ َّو ُل‬
ُ ْ‫فاالنَو‬
Makna nahwu: (Bermula pembagian yg pertama itu beberapa huruf, yang men-jar-kan
ianya beberapa huruf akan isim saja. Dan bermula ianya huruf menjar isim itu 19, apa sembilan
belas? huruf)

9
Na'u pertama huruf yg men-jar-kan isim saja ada sembilan belas huruf diantaranya adalah:
1. Dengan: ‫ب‬
2. Dari: ‫من‬
3. kepada - hingga-ke: ‫إلى‬
4. -dalam – pada-di: ‫فى‬
5. Dari – tentang: ‫عن‬
6. Demi: ‫و‬
7. Demi: ‫ب‬
8. Demi: ‫ت‬
9. Untuk - milik - bagi: ‫ل‬
10. Kadang-kadang - barangkali - acapkaliًّ‫َرب‬
11. yang sama maknanya denga‫و رب‬ 
12. Diatas: ‫على‬
13. Seperti: ‫ك‬
14. Sejak - semenjak - sedari: ‫مذ‬
15. Sejak - semenjak - sedari: ‫منذ‬
16. Sehingga - sebelum - sampai: ‫حتى‬
17. Selain - kecuali - melainkan: ‫حاشا‬
18. Selain - kecuali - melainkan: ‫عدا‬
19. Selain - kecuali - melainkan: ‫خال‬
I’rob Awamil Nau pertama: 'Irab Kitab Awamil Pembagian Pertama
Fa Huruf tafsir. Tiada mahal bagi irab
ُ ْ‫ النَّو‬: 
‫ع‬
Ke Mubtada’. Hukum mubtada’ adalah marfu’. Tanda rafa’ dhammah yang
ُ ْ‫ النَّو‬adalah isim mufrad. Hukum isim mufrad adalah
dhahir(nampak) pada akhirnya, karena ‫ع‬
dirafa’ dengan dhammah, dinashab dengan fathah dan di-jar-kan dengan kasrah.
: ‫اَأْل َّو ُل‬
ُ ْ‫النَّو‬, Hukum sifat mengikuti mausuf (yg disifati), disifat kepada
Awwalu disifat kepada ‫ع‬
yang marfu’, maka iapun marfu’. Alamat rafa’ dhommah yang dhahir (nampak) padanya (akhir
kalimat).

10
Karena ‫ اَأْل َّو ُل‬Isim mufrad. Hukum isim mufrad dirafa’ dengan dhammah, dinashab
dengan fatah dan di-jar-kan dengan kasrah.
ٌ ْ‫حُ رُو‬  
:‫ف‬
 Ke Khabar. Hukum khabar adalah marfu’. Alamat rafa’ dhammah yg dhahir pada
ٌ ْ‫ ُحرُو‬ jama’ taksir. Hukum jamak taksir adalah saat dirafa’ dengan dhammah,
akhirnya, karena ‫ف‬
saat dinashab dengan fathah, dan saat di-jar-kan dengan kasrah.
: ُّ‫تَجُر‬ 
Tajurru Fi’il mudhari’ yang marfu’ karena ia sunyi dari amil naashib dan amil jaazim.
Alamat rafa’ dhommah yg dhahir pada akhir kalimat. Karena ُّ‫ تَجُر‬adalah fi’il mudhari’ shahih
akhir.
 Hukum fi’il mudhari’ shahih akhir adalah Bila dirafa’ ia dengan dhammah, saat dinashab
dengan fathah dan dijazam dengan sukun.
‫اِإل ْس َم‬:
Isma Ke Maf’ul. Hukum maf’ul adalah manshub. Alamat nashab fathah yang dhahir pada
akhir klaimat, karena ‫ اِإل ْس\\ َم‬merupakan isem mufrad. Hukum isim mufrad dirofa’ dengan
dhommah, dinashab dengan fathah dan di-jar-kan dengan kasrah.
‫فقط‬:
Irab huruf faqad adalah sebagai berikut:
Huruf Fa sebagai jawab dari syarat yg ditaqdirkan. ‫ قط‬adalah kabar dari mubtada yang
dibuang maka takdirnya adalah:
 ‫ا َذا َع َر ْفتَ ذلك فَ ِهي حسبك‬
 ‫ و ِه َي‬: 
Waw isti'naf, hiya Isim dhamir. Dibina atas fatah pada mahal rafa’ dijadikan mubtada’.

‫تِ ْس َعةَ َع َش َر‬:


 Isim adat murakkab (bilangan susunan) Dibina di atas fathah pada mahal rafa’, ke khabar
mubtada’ dari hiya. Isim adat murakkab Tugasnya menashab isim nakirah jadi tamyiiz.
ً ‫ َحرْ فا‬:
Harfan ke Tamyiz. Hukum tamyiz adalah manshub. Alamat nashab fathah yang
dhahir(nampak) pada akhir kalimat, karena ً ‫حرْ فا‬ isim
َ mufrad. Hukum isim mufrat (lihat lagi ke

11
atas)
I’rab huruf Jar
‫الب\\\اب‬  sampai ‫خال‬ Merupakan isim ‫( على س\\\بيل الحكاية‬hikayah lafadz) Dibina atas ِ‫م\\\ا ك\\\ان عَل ْيه‬
Berposisi pada mahal (tempat )rafa’ dibadal  kepada Tis’ata ‘Asara (mubdal minhu).

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a) I’rab adalah perubahan yang dipengaruhi oleh ‘amil atau perubahan di akhir kata yang
dipengaruhi oleh amil yang kemudian menjadikan kata tersebut menjadi rafa’, nashab,
jar, atau jazm tergantung bentuk amil yang mempengaruhi kata tersebut.
b) Mu’rab adalah kelompok kata yang berubah-ubah kondisi akhirnya mengikuti kaidah
i’rab. Perubahan kata dalam Bahasa Arab terbagi menjadi empat. Empat macam i’rab ini
didasari oleh 4 harakat dalam Bahasa Arab, yaitu dhammah, fathah, kasrah, dan sukun.
Akan tetapi, tidak semua kata berubah-ubah harakatnya. Ada kata yang harakatnya tetap
tetapi hurufnya yang berubah-ubah.
c) Penanda I’rob pada Fi’il
a. Tanda i’rab rafa’: bagi fi’il dhammah digunakan sebagai tanda rafa’ bagi fi’il yang
memiliki kata ganti orang pertama(‫ نحن و أنا‬,(orang kedua tunggal lai-laki(‫ انت‬,( َ dan
kata ganti orang ketiga laki-laki dan perempuan (‫ ھي و ھو‬.(Tanda alif digunakan
sebagai tanda rafa’ hanya pada ism mutsanna (katagori kata benda ganda).
b. Tanda I’rob nashob: Fathah menjadi tanda nashab digunakan pada fi’il yang memiliki
kata ganti orang pertama(‫ نحن و أنا‬,(orang kedua tunggal lailaki(‫ انت‬,( َ dan kata ganti
orang ketiga laki-laki dan perempuan (‫ ھي و ھو‬. Sedangkan hadzfu nun (membuang
huruf nun) menjadi tanda i’rab nashab pada af’al al khamsah (kata .,‫ یفعلون‬,‫ تفعالن‬,‫یفعالن‬
‫ و تفعلین‬,‫; تفعلون‬yaitu), lima kata kerja.
c. Tanda I’rob jazm: Harakat sukun menjadi tanda jazm terjadi pada fi’il yang memiliki
kata ganti orang pertama(‫ نحن و أنا‬,(orang kedua tunggal lakilaki(‫ انت‬,( َ dan kata ganti
orang ketiga laki-laki dan perempuan (‫( ھي و ھو‬yang tidak diakhiri dengan huruf illat.
Sedangkan pembuangan huruf nun menjadi tanda i’rab jazm ketika fi’il mudhari’
dalam bentuk af’al al khomsah. pembuangan huruf i’llat menjadi tanda i’rab jazm
apabila fi’il mudhari’ memiliki huruf ‘illat dibelakang hurufnya.

d) Amil Fi’il (Hafr Nashob dan Harf Jazm)

13
a. Amil nashab merupakan huruf yang mengubah fi’il mudhor’i menjadi dibaca nashab
atau manshub yakni fathah. Huruf yang dapat menashabkan fi’il mudhori tersebut
ada tujuh jumlahnya yaitu: ‫ َأ ْن‬,‫ ِإ َذ ْن‬,‫لَ ْن‬   ‫ َحتَّى‬, ‫الَ ُم ال ُجحُوْ ِد‬ ,‫الَ ُم َك ْي‬ ,‫ َك ْي‬ 

b. Huruf jazm adalah huruf yang me-majzumkan fi'il mudhari' yakni mejadikan sukun
huruf akhir fi'il mudhari'. Huruf jazm adalah dibawah ini: ‫إن‬ ْ =jika ‫ = لَ ْم‬tidak ‫= لَ َّما‬
belum ‫ = الَ ُم اَأل ْم ِر‬lam perintah ‫ = الَ ُم النَّه ِْي‬lam larangan.

e) Kasus marfu’ , manshub dan majzum adalah Fi’il mudhari adalah bentuk fi’il atau kata
kerja yang memiliki makna sedang atau akan berlangsungnya sebuah pekerjaan. Fi’il
mudhari sendiri bisa ber-i’rab marfu’, manshub dan majzum, ia tidak akan menempati
i’rab mahfudz karena i’rab mahfudz hanya untuk kalimat isim sebagaimana telah dibahas
pada tulisan sebelumnya. Fi’il mudhari marfu akan ditandai dengan i’rab dhammah,
manshub akan ditandai dengan i’rab fathah dan majzum akan ditandai dengan
i’rab sukun.
f) Af’al khamsah merupakan rangkaian dua kata terdiri dari af’al yaitu kata kerja dan
khamsah artinya lima. Maksudnya adalah lima buah kata kerja yang memiliki
karakteristik khusus dalam struktur bahasa Arab. Af’al khamsah ini bentukan dari fiil
mudhori yang ditambah dengan alif tastniyah (‫ مها‬،‫ أنتما‬,(wawu jamak (‫ هم‬،‫( أنتم‬dan ya`
muannats mukhathabah (‫) أنت‬
g) Makna nahwu: (Bermula pembagian yg pertama itu beberapa huruf, yang men-jar-kan
ianya beberapa huruf akan isim saja. Dan bermula ianya huruf menjar isim itu 19, apa
sembilan belas? huruf). I’rab huruf Jar: ‫الباب‬  sampai ‫خال‬ Merupakan isim ‫على سبيل الحكاية‬
(hikayah lafadz) Dibina atas ِ‫م\\ا ك\\ان عَل ْيه‬Berposisi pada mahal (tempat )rafa’ dibadal 
kepada Tis’ata ‘Asara (mubdal minhu).

14
DAFTAR PUSTAKA

Al Ghalayaini, Musthafa, 1983. Jami’ al Durus al ‘Arabiyyah. Beirut: Maktabah al ‘Ashriyyah.


Munip, Abdul. 2008. Strategi dan Kiat Menterjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Ni’mah, Fuad, Tanpa Tahun. Mulakhkhas Qawaid al Lughah al ‘Arabiyyah. Beirut: Daru al-
Tsaqafah al-Islamiyyah.
Nurdianto, Talqis. 2018. ILMU NAHWU BAHASA ARAB. Yogyakarta: LP3M Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Razin, Abu dan Razin, Ummu. 2015. Ilmu Nahwu Untuk Pemula. Pustaka BISA.

http://arabunaa.blogspot.com/2017/04/pengertian-af-khomsah-dalam-ilmu-nahwu.html?m=1
(diakses pada 28 februari 2022 pukul 10.50 WIB)

http://belajar-nahwushorof.blogspot.com/2013/11/bahasa-arab-dasar-37-amil-amil-pada-
fiil.html?m=1 (diakses pada 28 februari 2022 pukul 10.33 WIB)

https://ainiyamulyana.blogspot.com/2016/05/10-contoh-fiil-mudhari-marfu-manshub.html?m=1
(diakses pada 29 februari 2022 pukul 11.07 WIB)

https://tadqiq.blogspot.com/2020/02/awamil-100-huruf-jar-isim-dan-irob-awamil.html (diakses
pada 28 februari 2022 pukul 12.03 WIB)

http://belajar-nahwushorof.blogspot.com/2013/11/bahasa-arab-dasar-37-amil-amil-pada-
fiil.html?m=1

https://tadqiq.blogspot.com/2020/02/awamil-100-huruf-jar-isim-dan-irob-awamil.html

15

Anda mungkin juga menyukai