Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BAHASA ARAB

( TAUKID )
Dosen Pengampu : Safitri, M.H.

Disusun Oleh :
 Yana Mulyana
 Siti Nurul Hidayah
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI BINAMADANI
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya, Sehingga penulis telah menyelesaikan makalah salah satu
tugas mata kuliah Bahasa Arab.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
Atas segala bantuan dari segala pihak semoga Allah SWT membalas dengan
pahala yang berlipat ganda. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.

Tangerang, Mei 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Taukid merupakan pembahasan dalam ilmu nahwu yang menjelaskan
tentang pengukuhan dalam perilaku/perkataan seseorang supaya dapat
menjadikan kepercayaan bagi orang yang mendengarnya.

2. Tujuan pembuatan makalah


 Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab
 Agar lebih memahami tata bahasa Arab dengan baik dan benar
 Agar tidak salah pemahaman dalam menulis dan berbicara bahasa
Arab
BAB II
AT – TAUKID ( ‫) اَلتَّوْ ِكي ِد‬
( menekankan atau menguatkan )

A. DEFINISI TAUKID

ِ ‫يت أَ ْم ٍر فِى نَ ْف‬


‫س السَّا ِم ِع‬ ُ ِ‫تَثب‬
suatu penetapan yang dilaksanakan pada orang-orang yang mendengar-nya.
Redaksi lain :
ِ ِ‫اَلتَّوْ قِ ُد ه َُو التَّابِ ُع اَلرَّافِ ُع ل‬
‫الحْ تِ َما ِل‬
Tabi’ (lafazh yang mengikuti) yang berfungsi untuk melenyapkan anggapan lain
yang berkaitan dengan lafazh yang ditaukidkan.
Misalnya :
ُ‫ َجا َء زَ ْي ٌد نَ ْف ُسه‬: ( Zaid telah datang sendiri)
Lafazh ُ‫ نَ ْف ُسه‬berkedudukan sebagai taukid yang mengukuhkan makna Zaidun,
sebab kalau tidak memakai ُ‫نَ ْف ُسه‬, maka ada kemungkinan yang datang itu utusan
Zaid-nya dan sebagainya .
Adapun Taukid itu dengan memakai lafazh-lafazh yang telah ditentukan.
Lafazh nafsu (diri), seperti dalam contoh :
ُ‫ َجا َء َع ْم ٌر نَ ْف ُسه‬: ‘Amar telah datang sendiri

B. PEMBAGIAN TAUKID
AT-TAUKID dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Taukid lafzy (lafaz yang mentaukidkan) ialah pengukuhan ulangan dengan lafaz.
Adapun taukid lafzi terbagi menjadi 6 bagian :
 Isim dhohir seperti : ‫َجا َء األُ ْستَا ُذ االُ ْستَا ُذ‬
 Isim Dhomir seperti : َ‫قَ َر ْأتَ قَ َر ْأتَ أَ ْنت‬
 َ ‫َب َذه‬
Fi’il seperti : ‫َب‬ َ ‫َذه‬
 Haraf seperti :‫اِ َّن تِ ْل ِميذاًاِ َّن تِ ْل ِميْذاً نَائِ ٌم‬
 Jumlah seperti : ‫اط ُل‬ ِ َ‫اط ُل ظَهَر الب‬ ِ َ‫ظَهَ َرالب‬
 Isim mutarodhif seperti : ٌ‫قِطٌّ = ه َُريْرة‬
kata yang bersamaan artinya, baik isim dhohir (kata, nama jelas), kata ganti nama
( isim dhomir) , haraf ( kata, tugas) maupun jumlah ( susunan ayat).

2. Taukid ma’nawi, artinya : pengukuhan disegi maknanya saja.


Adapun lafadz lafadz yang digunakan pada taukid lafdzi adalah
 Lafazh nafsu (diri),
contoh : ُ‫ ( َجا َء زَ ْي ٌد نَ ْف ُسه‬zaid telah datang sendiri )
 Lafaz ‘ain (diri),
contoh ُ‫ ( َجا َء زَ ْي ٌد َع ْينُه‬zaid telah datang sendiri)
 Lafazh kullu (semua),
contoh : ‫ ( َجا َء ْالقَوْ ُم ُكلُّهُ ْم‬kaum itu telah datang semuanya)
 Lafazh ajma’u (seluruh)
contoh : َ‫ ( َجا َء ْالقَوْ ُم اَجْ َمعُوْ ن‬kaum itu telah datang seluruhnya )

َ ‫َجا َء القَوْ ُم اَجْ َمعُوْ نَ اَ ْكتَعُوْ نَ اَ ْبتَعُوْ نَ اَب‬


 Lafazh yang mengikuti ajma’u َ‫ْصعُوْ ن‬

Faedah memakai lafazh-lafazh itu ialah, untuk menambah maksud taukid saja
agar tidak diragukan.
Seperti perkataan :
ُ‫ = قَا َم زَ ْي ٌد نَ ْف ُسه‬zaid telah berdiri sendiri,
‫ْت ْالقَوْ َم ُكلُّهُ ْم‬
ُ ‫ = َرأَي‬aku telah melihat kaum itu semuanya

َ‫ت بِ ْالقَوْ ِم اَجْ َم ِع ْين‬


ُ ْ‫ = َم َرر‬aku telah bersua dengan seluruh kaum itu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Taukid merupakan suatu penetapan yang dilaksanakan pada orang-orang yang
mendengarnya. Supaya orang-orang tersebut lebih percaya dan yakin terhadap
pembicaraannya.
Adapun Taukid terbagi dua :
1. Taukid lafzy (lafaz yang mentaukidkan) ialah pengukuhan ulangan dengan lafaz
2. Taukid ma’nawi, artinya : pengukuhan disegi maknanya saja

B. SARAN
Agar pembaca lebih berhati-hati dalam melakukan percakapan maupun penulisan
bahasa arab.

Anda mungkin juga menyukai