Anda di halaman 1dari 5

.

PEMBAHASAN
A. Pengertian kinayah
Secara bahasa kinayah berasal dari lafadz ‫ كناية‬-‫ يكنى‬-‫ كنى‬/‫ يكنو‬-‫ كنا‬yang berarti
menerangkan sesuatu dengan perkataan lain atau mengatakan dengan kiasan atau sindiran.[1]

Sedangkan secara istilah kinayah adalah:

[2]‫الكناية هي لفظ أطلق وأريد به الزم معناه مع جواز إرادة المعنى األصلى غالبا‬

“Al kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman maknanya,
disamping boleh juga yang dimaksud pada arti yang sebenarnya.”

Sedangkan Zamakhsyary mengatakan kinayah adalah menyebutkan sesuatu bukan dengan


menggunakan lafadz yang sebenarnya.”[3]
Contoh:
‫ألقى فالنٌ عصاه‬
Fulan telah melemparkan tongkatnya
Contoh:
‫فالنة بعيدة مهوى الق ْرط‬
Si Fulanah adalah wanita yang jauh tempat turun tempat antingnya.

B. Pembagian kinayah
1. Dilihat dari segi maknanya kinayah terbagi menjadi tiga, yaitu:[4]
a. ‫كناية عن صفة‬
Kinayah Sifat adalah kinayah yang berupa sifat. Mukanna ‘anhunya berupa sifat yang
menetap di maushufnya( menentukan sifat untuk maushuf)
Kinayah sifat sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Kinayah qaribah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di kinayahkan
(mukanna‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih) tanpa melalui perantara.
Contoh:
‫ كبير القدم‬,‫ عظيم الرأس‬,‫ وحذاؤه يتّسع لقدميه أي هو طويل القامة‬,‫ وقلنسوته كبيرة‬,‫فالن ثوبه طويل‬
Fulan panjang bajunya, besar songkoknya, dan luas sepatu untuk kakinya yang bermakna
perawakannya tinggi, besar kepala, besar telapaknya.

Contoh dalam firman Allah QS.Nuh ayat 7:


‫ارا‬ ْ ‫ست َ ْك َبروا ا‬
ً ‫ست ْك َب‬ َ َ ‫ست َ ْغش َْوا ث َيا َبه ْم َوأ‬
ْ ‫ص ُّروا َوا‬ َ َ ‫َوإنّي كلَّ َما َدع َْوته ْم لت َ ْغف َر لَه ْم َج َعلوا أ‬
ْ ‫صاب َعه ْم في آذَانه ْم َوا‬
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni
mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya
(ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh:
7)

2) Kinayah ba’idah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di kinayahkan
(mukanna ‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih) melalui perantara.
Contoh:
‫ كثير الرماد‬yang bermakna banyak abunya. Namun yang dimaksud bukanlah makna yang
sebenarnya, melainkan makna lain yang menjadi kelazimannya. Yang dimaksud oleh al Khanza
adalah seorang yang banyak abunya banyak menyalakan api, orang yang banyak menyalakan api
berarti banyak memasak, orang yang banyak memasak berarti banyak tamunya, orang yang
banyak tamunya berarti dermawan.
b. ‫كناية عن موصوف‬
Kinayah maushuf yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya berupa maushuf. Pada kinayah
ini di syaratkan sifatnya harus khusus untuk maushuf.

Contoh:
‫تطورت وسائل االنتقال والسفر من سفينة الصحراء إلى ماخرة البحار ومن ذوات الصهيل إلى بنات‬
‫الهواء‬
“Alat transportasi dan perjalanan kini telah berevolusi dari perahu padang
pasir menjadi pembelah lautan dan dari kendaraan meringkik menjadi anak-anak udara”..
c. ‫كناية عن نسبة‬
Kinayah nisbah yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya atau lafadz-lafadz yang
dikinayahkan adalah maushuf.

‫متقرب من صاحبي فإذا مشت في عطفه الخيالء لم أتقرب‬


“aku (selalu) mendekati sahabatku, namun jika kesombongan mengalir dalam emosinya maka
aku tidak mendekatinya”
Emosi = orangnya.
2. Dilihat dari segi perantara (media) atau kelazimannya, kinayah terbagi menjadi empat,yaitu:[5]
a. Ta’ridh ( ‫) تعريض‬
Yaitu perkataan untuk menunjukkan suatu makna yang tidak disebutkan (tidak terang
maksudnya)
Contoh:
‫المسلم من سلم المسلمون من لسانه‬
”Seorang muslim yang sebenarnya adalah yang tidak mengganggu muslim yang lainnya dengan
lisan dan tangannya”
Contoh tersebut mengisyaratkan tiadanya sifat islam dari orang yang menyakiti.
b. Talwih (‫) تلويح‬
Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhu terdapat media atau
perantara yang banyak.
Contoh:
‫ َجبَان ال َك ْلب َمهْز ْول ا ْلفَصيْل‬# ‫ب فَإنَّى‬ َ ‫َو َما يَك ف َّي م ْن‬
ٍ ‫ع ْي‬
“padaku tidak terdapat aib # Karena aku adalah pengecut anjingnya dan kurus anak sapinya.”

Pada syi’ir tersebut terdapat ungkapan “‫ ” َجبَانُ الك َْلب‬dan “‫” َم ْه ُز ْو ُل ْالفَصيْل‬. Kedua ungkapan ini
pada dasarnya menggunakan gaya bahasa kinayah. Kedua ungkapan ini bermakna seseorang
yang mulia.

c. Ramz ( ‫) رمز‬
Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhunya terdapat sedikit media
atau perantara.
Contoh:
‫سا َد ْة‬
َ ‫ف َالن عَريْض القَفَا َوعَريْض الو‬
Si fulan lebar tengkuknya dan lebar bantalnya
sebagai kinayah untuk mengungkapkan orang idiot atau bodoh.

d. Imak atau isyaroh ( ‫) اإليماء أو اإلشارة‬


Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhunya tidak banyak terdapat
media atau perantara,dan tidak samar.
Contoh:
(٤٣ : ‫فاصبح يقلب كفيه على ما انفق فيها وهي خاوية )الكهف‬

“maka ia membolak-balikkan kedua telapak tangannya terhadap apa yang ia infakkan,


sedangkan telapak tangannya itu kosong”.

Pada ayat di atas terdapat ungkapan “‫ ”يقلب كفيه‬makna asal ungkapan tersebut adalah
‘membolak-balikkan kedua telapak tangannya’. Ungkapan tersebut merupakan ungkapan
kinayah yang maksudnya menyesal.

C. Tujuan kinayah
Adapun tujuan dari kinayah adalah:
1. Menjelaskan
Kinayah ini digunakan untuk menggambarkan satu peringatan dengan gambaran yang tampak
dan kelihatan, seperti ungkapan dibawah ini:
َ ‫قَ َر‬
‫ع اَحْ َم ٌد سنَّه‬
Ahmad menghentakkan giginya (marah)

2. Meringkas kalimat
Ungkapan kinayah bisa digunakan untuk meringkas suatu kalimat atau ungkapan yang
panjang.
Contoh:
‫ف َالنٌ َمهْز ْول ا ْلفَصيْل‬
Si Fulan itu kurus anak sapinya

Contoh firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 24

)٢٤ : ‫ارة أع َّد تْ ل ْلكَافٍر ْينَ ( البقرة‬ َ َّ‫فَإ ْن لَ ْم ت َ ْفعَل ْوا َولَ ْن ت َ ْفعَل ْوا فَاتَّق ْواالن‬
َ ‫ار الَّتي َوق ْود َها النَّاس َوا ْلح َج‬
Artinya: ”Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya). Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang kafir”

Pada ayat ‫ فَإ ْن لَ ْم ت َ ْف َعل ْوا َو َل ْن ت َ ْف َعل ْوا‬ungkapan diatas merupakan ringkasan dari

.‫فَإ ْن لَ ْم ت َ ْف َعل ْوا َولَ ْن ت َ ْف َعل ْوا اي فإن لم تأتوا بسورة من مثله‬

3. Mengganti dengan kata-kata yang sebanding karena dianggap jelek


Penggunaan kinayah dalam mengungkapkan suatu ide bisa juga bertujuan untuk mengganti
suatu kata yang dianggap jelek untuk diucapkan.
Contoh:
‫هوثقيل السمع‬
Dia berat pendengarannya

4. Memelihara kesopanan (Menghindari kata-kata yang dianggap malu untuk diungkapkan)


Jika seseorang ingin mengungkapkan suatu gagasan dan dia menganggap bahwa kata-kata
yang diucapkannya kotor atau kurang sopan untuk diucapkan, atau karena dia malu
mengungkapkannya, maka bias menggunakan bahasa lain sebagai kinayah atasnya.
َ ّ‫ستم الن‬
Contoh: ‫سا َء‬ َ ّ‫ ا َ ْو َجا َم ْعتم الن‬menurut sebagian tafsir atau َّ‫ اَآلنَ َباشر ْوهن‬yakni
ْ ‫ ا َ ْول َم‬yakni ‫سا َء‬
ّ‫اآلنَ َجامعهن‬

5. Menutupi nama orang


Seperti: ‫ ا َ ْهل الدَّار‬yang artinya penghuni rumah sebagai bentuk kinayah dari istrinya.[6]

Anda mungkin juga menyukai