PENDAHULUAN
Ilmu balaghah adalah sebuah ilmu yang harus dipelajari dan dikuasai oleh orang Islam
dalam rangka untuk memahami keindahan teks-teks Arab, salah satunya Al Qur’an.
Dalam ilmu balaghah sendiri terdapat 3 macam pembahasan, yakni ilmu bayan, ilmu
ma’ani dan ilmu badi’. Ilmu bayan adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengemukakan
suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi, yang dapat secara detail membahas isi dalam
kandungan Al Qur’an. Dalam ilmu bayan terdapat banyak pembahasan salah satunya kinayah.
Keberadaan kinayah menjadi penting karena banyak sekali teks-teks arab yang
menggunakan kinayah untuk memperindah makna.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian kinayah
Secara bahasa kinayah berasal dari lafadz كناية- يك نى- ك نى/ يكن و- كن ا yang berarti
menerangkan sesuatu dengan perkataan lain atau mengatakan dengan kiasan atau sindiran.[1]
]2[الكناية هي لفظ أطلق وأريد به الزم معناه مع جواز إرادة المعنى األصلى غالبا
“Al kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman maknanya,
disamping boleh juga yang dimaksud pada arti yang sebenarnya.”
Kinayah Sifat adalah kinayah yang berupa sifat. Mukanna ‘anhunya berupa sifat yang
menetap di maushufnya( menentukan sifat untuk maushuf)
Kinayah sifat sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Kinayah qaribah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di kinayahkan
(mukanna‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih) tanpa melalui perantara.
Contoh:
كبير القدم, عظيم الرأس, وحذاؤه يتّسع لقدميه أي هو طويل القامة, وقلنسوته كبيرة,فالن ثوبه طويل
Fulan panjang bajunya, besar songkoknya, dan luas sepatu untuk kakinya yang bermakna
perawakannya tinggi, besar kepala, besar telapaknya.
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni
mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya
(ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh:
7)
2) Kinayah ba’idah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di kinayahkan
(mukanna ‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih) melalui perantara.
Contoh:
كث ير الرم ادyang bermakna banyak abunya. Namun yang dimaksud bukanlah makna yang
sebenarnya, melainkan makna lain yang menjadi kelazimannya. Yang dimaksud oleh al Khanza
adalah seorang yang banyak abunya banyak menyalakan api, orang yang banyak menyalakan api
berarti banyak memasak, orang yang banyak memasak berarti banyak tamunya, orang yang
banyak tamunya berarti dermawan.
b. كناية عن موصوف
Kinayah maushuf yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya berupa maushuf. Pada kinayah
ini di syaratkan sifatnya harus khusus untuk maushuf.
Contoh:
بنات الهواء إلى ذوات الصهيل ومن ماخرة البحار إلى سفينة الصحراء تطورت وسائل االنتقال والسفر من
Kinayah nisbah yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya atau lafadz-lafadz yang
dikinayahkan adalah maushuf.
Pada ayat َن َت ْف َعلُ ْوا ْ فَِإ ْن لungkapan diatas merupakan ringkasan dari
ْ َم َت ْف َعلُ ْوا َول
4. Memelihara kesopanan (Menghindari kata-kata yang dianggap malu untuk diungkapkan)
Jika seseorang ingin mengungkapkan suatu gagasan dan dia menganggap bahwa kata-kata
yang diucapkannya kotor atau kurang sopan untuk diucapkan, atau karena dia malu
mengungkapkannya, maka bias menggunakan bahasa lain sebagai kinayah atasnya.
Contoh: اء ِ
َ ِّس
َ لم ْستُ ُم الن
َ اَ ْو yakni اء
َ ِّس
َ اَ ْو َج َام ْعتُ ُم الن menurut sebagian tafsir atau اَآل َن بَاش ُر ْو ُه َّن yakni اآل َن
َج ِامعُ ُه ّن
IV. PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Kinayah secara bahasa yaitu menerangkan sesuatu dengan perkataan lain atau mengatakan
dengan kiasan atau sindiran
Sedangkan secara istilah kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah
kelaziman maknanya, disamping boleh juga yang dimaksud pada arti yang sebenarnya.
2. Pembagian kinayah
Dilihat dari maknanya:
a. كناية بعيدة, كناية قريبة: كناية عن صفة
b. Penutup
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna, banyak kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat pemakalah harapkan demi kebaikan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Akkafi, In’am Fawwal, ‘Al Mu’jamul ufasshal fi Ulumil Balaghah, Beirut: Darul Kutub Ilmiah,
2006.
Al Maidani, Abdurrahman Habanakata, Al Balaghah Al Arabiyyah, Damaskus: Daarul Qalami,
1993.
At Tarmisy, Dimyati, Syarah Al Jawahir Al Maknun fi Ilmi Al Bayan, Pacitan: Pengurus Islam
Pondok Termes, Tth.
Hasymi, Ahmad, Jawaahir Al Balaghah, Beirut: Darul Fikri, 1994.
Qalasy, Ahmad, Taisir Al Balaghah (Madinah al Munawwarah: at thabi’ah ats tsaniyah,1995.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidayah Karya Agung, 1990
[1] Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, ( Jakarta: Hidayah Karya Agung, 1990),
hlm.384.
[2] Ahmad Qalasy, Taisir Al Balaghah, (Madinah al Munawwarah: at thabi’ah ats
tsaniyah,1995), hlm.122.
[3] In’am Fawwal ‘Akkafi, Al Mu’jamul ufasshal fi Ulumil Balaghah, ( Beirut: Darul
Kutub Ilmiah, 2006), hlm. 383-384.
[4] Ahmad Hasymi, Jawaahir Al Balaghah, ( Beirut: Darul Fikri, 1994), hlm.297-299.
[5] Abdurrahman Habanakata Al Maidani, Al Balaghah Al Arabiyyah, ( Damaskus:
Daarul Qalami, 1993), hlm.140-141.
[6] Dimyati At Tarmisy, Syarah Al Jawahir Al Maknun fi Ilmi Al Bayan, (Pacitan:
Pengurus Islam Pondok Termes,Tth), hlm.48.