Anda di halaman 1dari 10

KINAYAH

A.Pengertian Kinayah
Secara bahasa, kinayah berasal dari lafadz‫كنى – يكنى‬/‫كنا – يكنو‬

‫ كناية‬-yang berarti menerangkan sesuatu dengan perkataan lain

atau mengatakan dengan kiasan atau sindiran. 1 Sedangkan


secara istilah, kinayah ialah2:
‫لفظ أريد به الزم معناه مع جواز إرادة ذلك المعنى‬

“Kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud


adalah kelaziman maknanya, disamping boleh juga yang
dimaksud pada makna yang sebenarnya.”

Contoh:
‫علٌّي كثي الَّر اِد‬
‫ُر َم‬
Artinya: “Zaid banyak abunya.”
Maksudnya, Zaid itu orangnya dermawan (pemurah).
‫۞َو اْم َر َأُتُه َح َّم اَلَة اْلَح َطِب‬

1
Mahmus Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Hidayah karya agung, 1990), 384.
2
Syekh Muhammad Yasin al-Fadani, Husnus Shiyaghoh Syarah Durusul balaghoh (Rembang: al-Barokah, 2007),
116.
Artinya: “Dan (begitu pula) istrinya (istri Abu Lahab),
pembawa kayu bakar.” (QS. al-Lahab: 4)
Pembawa kayu bakar diartikan penyebar fitnah. Istri Abu
Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu
menyebarkan fitnah untuk menjelek-jelekkan Nabi saw. dan
kaum muslim.
B.Macam-macam Kinayah
Dilihat dari segi maknanya, kinayah dibagi menjadi 33:
1. ‫كناية عن صفة‬

Kinayah ‘an shifah ialah kinayah yang berupa sifat yang


menetap pada maushuf.
Kinayah ‘an shifah terbagi menjadi 2:
a. Kinayah Qaribah
Yaitu kinayah yang perpindahan makna mukanna
‘anhu kepada mukanna bih tanpa melalui perantara.
Contoh:
‫زيد عظيُم الَّر أِس‬

Artinya: “Zaid besar kepala”

3
Ibid, 116-117.
‫َو ِإِّني ُك َّلَم ا َدَعْو ُتُه ْم ِلَتْغِف َر َلُه ْم َجَعُلوا َأَص اِبَعُه ْم ِفي آَذاِنِه ْم َو اْس َتْغَش ْو ا ِثَياَبُه ْم َو َأَص ُّر وا‬

‫۞َو اْسَتْك َبُر وا اْس ِتْك َباًر ا‬

“Dan sesungguhnyasetiap kali aku menyeru mereka


(kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka,
mereka memasukkan anak jari mereka kedalam
telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan
mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri
dengan sangat.” (QS. Nuh: 7)
b. Kinayah Ba’idah
Yaitu kinayah yang perpindahan maknanya melalui
perantara. Perantara disini tidaklah seperti ‘adat dan
tasybih, melainkan sebab atau peristiwa tertentu yang
menghubungkan kedua makna tersebut. Contoh:
‫كث= ==ي الَّر م= ==اِد‬yang bermakna banyak abunya. Namun yang
‫ُر‬
dimaksud bukanlah makna yang sebenarnya, melainkan
makna lain yang menjadi kelazimannya. Maksudnya
adalah seseorang yang banyak abunya itu banyak
menyalakan api, orang yang banyak menyalakan api
berarti banyak memasak, orang yang banyak memasak
berarti orang yang banyak tamunya, berarti ia dermawan.
2. ‫كناية عن موصوف‬

Kinayah ‘an maushuf adalah kinayah yang mukanna


‘anhunya berupa maushuf atau sesuatu yang disifati.
Contoh:
‫هو حاِر ُس على ماِله‬

Artinya: “Dia penjaga hartanya”


Maksudnya adalah irang yang kikir
3. ‫كناية عن نسبة‬

Kinayah ‘an nisbah ialah kinayah yang disebutkan sifatnya


namun tidak disandarkan kepada dzat atau orang yang
memiliki sifat tersebut tetapi disandarkan kepada sesuatu
yang berkaitan erat atau merupakan kemestian dari dzat
tersebut. Kinayah nisbah adalah yang mukanna ‘anhunya
adalah maushuf. Contoh:
‫المْج ُد َيْتَبُع ِظ ّله‬

Artinya: “Kemuliaan mengikuti bayangannya”


Sifat ( ‫ )المْج ُد‬atau kemuliaan tidak disandarkan kepada orang

yang memiliki sifat mulia, tapi disandarkan kepada sesuatu


yang berkaitan dengannya yaitu bayangannya.
Dilihat dari segi perantara, kinayah dibagi menjadi 4:4
1. Ta’ridh ( ‫) تعريض‬

Yaitu perkataan untuk menunjukkan suatu makna yang


tidak disebutkan (tidak terang maksudnya)
Contoh:
‫المسلم من سلم المسلمون من لسانه‬

”Seorang muslim yang sebenarnya adalah yang tidak


mengganggu muslim yang lainnya dengan lisan dan
tangannya”
Contoh tersebut mengisyaratkan tiadanya sifat islam dari
orang yang menyakiti.
2. Talwih (‫) تلويح‬

Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna


‘anhu terdapat media atau perantara yang banyak.
Contoh:
‫ َجَباُن الَك ْلِب َمْه ُزْو ُل اْلَف ِص ْيِل‬# ‫َو َما َيُك ِفَّي ِم ْن َعْيٍب َفِإ َّنى‬

4
Abdurrahman Habanakata Al Maidani, Al Balaghah Al Arabiyyah, ( Damaskus: Daarul Qalami, 1993), hlm.140-
141.
“padaku tidak terdapat aib # Karena aku adalah pengecut
anjingnya dan kurus anak sapinya.”
Pada syi’ir tersebut terdapat ungkapan “ ‫ ”َجَباُن الَك ْلِب‬dan “

‫”َمْه ُزْو ُل اْلَف ِص ْيِل‬. Kedua ungkapan ini pada dasarnya

menggunakan gaya bahasa kinayah. Kedua ungkapan ini


bermakna seseorang yang mulia.
3. Ramz ( ‫) رمز‬

Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna


‘anhunya terdapat sedikit media atau perantara.
Contoh:
‫ُفاَل ُن َعِر ْيُض الَقَف ا َو َعِر ْيُض الِو َس اَد ْة‬

Si fulan lebar tengkuknya dan lebar bantalnya


sebagai kinayah untuk mengungkapkan orang idiot atau
bodoh.
4. Imak atau isyaroh( ‫)اإليماء أو اإلشارة‬

Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna


‘anhunya tidak banyak terdapat media atau perantara,dan
tidak samar.
Contoh:
‫َو ُأِح يَط ِبَثَم ِر ِه َفَأْص َبَح ُيَق ِّلُب َك َّف ْيِه َعَلى َما َأْنَف َق ِفيَه ا َو ِه َي َخ اِو َيٌة َعَلى ُعُر وِش َه ا َو َيُقوُل َيا‬

‫۞َلْيَتِني َلْم ُأْش ِر ْك ِبَر ِّبي َأَح ًد ا‬

“maka ia membolak-balikkan kedua telapak tangannya


terhadap apa yang ia infakkan, sedangkan telapak tangannya
itu kosong”.(QS. al-Kahfi: 42)
Pada ayat di atas terdapat ungkapan “‫ ”يقلب كفيه‬makna asal

ungkapan tersebut adalah ‘membolak-balikkan kedua telapak


tangannya’. Ungkapan tersebut merupakan ungkapan kinayah
yang maksudnya menyesal.

C.Tujuan Kinayah
Adapun tujuan kinayah adalah5:
1. Menjelaskan
Kinayah ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
tampak dan kelihatan. Contoh:
‫َقَر َع أحمد ِس َّنة‬

Artinya: “Ahmad menghentakkan giginya (marah).”


2. Meringkas kalimat

5
Syekh Abdurrohman bin Muhammad al-akhdhori, Al-Jawahir Al-Maknun juz 2 (Jombang: Pustaka Al-Muhibbin,
2014) 18.
Yakni untuk meringkas suatu kalimat atau ungkapan yang
panjang. Contoh:
۞ ‫َفِإ ْن َلْم َتْف َعُلوا َو َلْن َتْف َعُلوا َفاَّتُقوا الَّناَر اَّلِتي َو ُقوُدَه ا الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة ُأِع َّد ْت ِلْلَك اِفِر يَن‬

)۲٤ :‫(البقرة‬

Artinya: “Maka jika kamu tidak dapat membuatnya dan


pasti kamu tidak akan dapat membuatnya.
Periharalahdirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.”
Pada ayat ‫َفِإ ْن َلْم َتْف َعُلوا َو َلْن َتْف َعُلوا‬ungkapan diatas merupakan

ringkasan dari ‫ َتْف َعُلوا َو َلْن َتْف َعُلوا‬.‫َفِإ ْن َلْم اى َفِإ ْن َلْم تأتوا بسورة من مثله‬

3. Menghindari ungkapan yang dianggap jelek atau buruk.


Yakni untuk mengganti suatu kata yang dianggap jelek
untuk diucapkan. Contoh:
‫هو ثقيل الَّس ْم ِع‬

Artinya: “Dia berat pendengarannya.”


4. Memelihara kesopanan.
Menghindari kata-kata yang dianggap tabu atau malu untuk
diungkapkan. Contoh:
... ) ٤۳ :‫ (النساء‬...‫َأْو اَل َمْس ُتُم الِّنَس اَء‬
Artinya: “...atau kalian menyentuh perempuan
(berhubungan suami istri).”

5. Menyembunyikan.
Contoh:
‫أهل الّد ار‬

Artinya: “Penghuni rumah (istrinya)


D.Kesimpulan
Secara bahasa, kinayah berarti menerangkan sesuatu
dengan perkataan lain atau mengatakan dengan kiasan atau
sindiran. Sedangkan menurut istilah, kinayah adalah lafadz
yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman
maknanya, disamping boleh juga yang dimaksud pada makna
yang sebenarnya.
 Pembagian kinayah
Dilihat dari segi maknanya:
1. ‫كناية عن صفة‬

2. ‫كناية عن موصوف‬

3. ‫كناية عن نسبة‬

Dilihat dari segi perantara:


1. Ta’ridh
2. Talwih
3. Ramz
4. Imak atau isyaroh
 Tujuan Kinayah:
1. Menjelaskan
2. Meringkas kalimat
3. Menghindari ungkapan yang dianggap jelek atau buruk.
4. Memelihara kesopanan.
5. Menyembunyikan.

Anda mungkin juga menyukai