Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BALAGOH
I’JAZ,ITHNAB DAN MUSAWAH

Oleh :
SANTRI
YUSRAN DJAMA

Dosen Pengampu
MUHAIMIN

INSTITUT PESANTREN KH ABDUL CHALIM


FAKULTAS DAKWAH DAN USULUDDIN
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
MOJOKERTO
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr,wb.
Segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan, untuk berfikir leluasa dan memikirkan ciptaannya.
Sholawat serta salam kita panjatkan kepada keharibaan baginda Rasullullah
SAW, yang telah memberikan pertolongan pada diri kita baik pertolongan yang telah
jelas kita rasakan pada saat ini yakni jalan kebenaran, dan mudah mudahan
pertolongan yang ke 2 kalinya senantiasa pada diri kita semua di Alam berbeda yaitu
bisyafa’ati Rasulullah SAW, selanjutnya kami banyak berterima kasih atas bimbingan
bapak dosen dan kerjasama teman-teman telah ikut berpartisipasi dalam
terselesaikannya makalah kelompok kami ini dan kata maaf mengakhiri dari sekapur
sirih apabila terdapat celah dalam makalah ini atau jauh dari kata kesempurnaan.

Wasalamualaikum wr,wb

Mojokerto, 19 November 2018

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Balaghah merupakan ilmu yang membahas cara-cara menyusun
kalimat yang baik dan bernilai tinggi menurut sastrawan dan salah satu
tujuannya adalah untuk dapat berbicara atau menulis dengan teratur sesuai
dengan kondisi dan situasi dan dengan cara yang indah.
Keindahan adalah merupakan sifat-sifatnya yang paling menonjol.
Keistimewaan yang nampak dan sasaran keindahannya ialah bahasa yang
menampilkan khayalan indah, gambaran halus, dan menyentuh kepada
bentuk-bentuk penyerupaan yang jauh antara beberapa hal. Dalam makalah
ini, saya akan memaparkan tentang ‘’Ijaz,Ithnab, dan Musawah’.

B. Rumusan Masalah
a. Memahami kalam Musawah
b. Memahami Ithnab
c. Memahami I’jaz

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kalam Musawah

‫املسا وة هى تاد ية املعىن املراد بعبا رة مساوية له‬


Musawah adalah mendatangkan makna yang di maksudkan dengan memakai
perkataan yang menyamainya atau bisa di artikan:

‫املساوة كون الفظ بقدر املعين املرادى مثله‬


Musawah adalah adanya lafadz sesuai dengan kadar (menyamai) makna
yang di kehendaki.1
atau kata lain mendatangkan makna dengan menggunakan lafadz menurut
kadarnya makna (tidak bertele-tele dan tidak terlalu singkat),disebut
Musawah,seperti : kamu berjalanlah dengan selau berdzikir (ingat) kepada Alah swt

‫ذكر‬## # #‫ر ب‬## # #‫ س‬Misalnya keadaan makna sekedar lafadz dan keadaan lafadz juga

sejedar,makana yang di harapkan.sebagaimana tidak melebihi sebagian yang lain.


Inilah yang harus menjadi ukuran. Seperti firman Allah SWT:
ِ ‫وما ُت َقدِّموا أِل َْن ُف ِس ُكم ِمن خ ٍ جَتِ ُدوه ِعْن َد اللَّ ِه هو خيرا وأَعظَم أَجرا و‬
َ‫اسَت ْغفُروا اللَّهَ إِ َّن اللَّه‬
ْ َ ً ْ َ ْ َ ًَْ َ ُ ُ ‫ْ ْ َرْي‬ ُ ََ
)20( ‫يم‬ ِ ‫َغ ُف‬
ٌ ‫ور َرح‬
ٌ
Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh(balasanya)di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya.(QS.al.Muzammil:20)
Ayat tersebut lafadznya adalah sesuai dengan kadar maknanya,tidak kurang dan tidak
lebih.

A. Kalam Ijaz
1. Pengertian

‫اال جياز هو مجع املعاىن املتكا ثرة حتت الفظ القليل الواىف بالغرض مع االبانة واالفصاح‬
Ijaz adalah mengumpul makna cukup banyak dibawah lafadz yang seikit dan
memenuhi kejelasan tujuan. Atau kata lain menghadirkan makna dengan lafadz yang
lebih sedikit dari pada yang dikenal oleh orang-orang yang sedang tingkatanya serta
terpenuhinya kesempurnaan tujuan.2
1
M. Zamroji, Mutiara Balaghoh, Santri salaf press, 2017, hlm. 271

2
Ibid. 273
2. Pembagian ijaz
Ijaz mejadi dua macam ,yaitu:
1) Ijaz Qishor(padat ,ringkas)

‫ما تزيد فيه املعاىن على الفاظ‬


Bentuk susunan kalimat yang makna-maknanya melebihi lafadznya makna
dengan tanpa pembuangan.
Artinya ijaz qishor dengan menggunakan ungkapan pendek yang menyimpan
banyak makna tanpa pembuangan. Dalam mengemukakan contoh ijaz ini ,al quran
mempunyai posisi keluhurunya tidak bisa diungguli. Diantara contohnya adalah
firman Allah swt :
ِ ‫اص حياةٌ يا أُويِل اأْل َلْب‬ ِ
)179( ‫اب لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‬َ َ ََ ِ ‫ص‬ َ ‫َولَ ُك ْم يِف الْق‬
Dan didalam qishos itu ada (jaminan kelangsungan)hidup bagi mu ,hai
orang-orang yang berakal ,supaya kamu bertakwa.(QS.al Baqoroh:179)

Dalam firman diatas maknanya cukup banyak ,namun lafadznya sedikit.


Yang dimaksud adalah bahwa manusia itu apabila telah mengerti jikalau ia
membunuh orang akan dijatuhi hukuman qishos.artinya dibalas bunuh,maka tentulah
ia berhenti dari perbuatan membunuh orang lain. Dalam sikap demikian berarti
membawa akibat ia masih bisa meneruskan kehidupan orang lainpun akan
terpelihara, sebab hukuman qshis itu bisa meniadakan kejahatan pembunuhan.
Dengan alternatif itulah maka usia manusia menjadi panjang tentunya
dimungkinkan keturunanya bertambah banyak, dan setiap orang akan dapat
menghayati manfaat hidupnya. Disamping itu ketertibanya semakin terjaga dan
semakin meningkatlah pembangunan.3
Bagian inilah yang menjadi pandangan sasaran ulama balaqoh. Dan dengan
bagian ini lah tingkatan mereka bisa berbeda-beda ,sehingga sebagian mereka ditanya
tentang balagoh ,lalu mereka menjawab :”balagoh adalah ijaz qishor”
Sementar itu , Akstam bin shaifi,seorang khotib bangsa arab mengatakan :
Balagoh adalah ijaz .
2) Ijaz khadzf
Ijaz khadzf adalah dengan membuang sesuatu pernyataan yang tidak
mencacatkan pemahamn ,disamping itu terdapat qorinah (tanda) yang menunjukan
perkataan yang dibuang. Adapun yang dibuang itu ada kalanya :

3
Ibid. 274
a) Berupa huruf .
b) Berupa isim yang berfungsi sebagai mudhaf
c) Berupa isim yanf berfungsi sebagai mudhof ilaih
d) Berupa isim yang berfungsi sebagai maushuf
e) Berupa isim yang berfungsi sebagai sifat
f) Berupa syarat
g) Berupa jawab syarat
h) Berupa musnad
i) Berupa musnad ilaih
j) Berpa lafadz yang ada keterkaitan
k) Berupa beberpa jumlaha
l) Berupa jumlah

B. Kalam ithnab
1. Pengertian

‫االطناب زيا دة الفظ على املعىن لفادة او هو تادية املعىن بعبا رة زاادة عن متععارف‬

‫األوساط لفاءدة تقويته وتوكيده‬


Ithnab adalah menambahkan lafadz melebihi atas maknanya karena suatu
faedah. Dalam pengertian lain ithnab adalah menyampaikan makna dengan ungkapan
yang melebihi apa yang telah dikenal oleh orang yang sedang tingkatanya karena
untuk faedah menguatkan atau mengukuhkanya .
Comtoh :

‫س َشْيبًا‬ َّ ‫ب إِيِّن َو َه َن الْ َعظْ ُم ِميِّن َوا ْشَت َع َل‬


ُ ْ‫الرأ‬ ِّ ‫قَ َال َر‬
ia berkata : ya tuhan ku ,sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah

ditumbuhi uban . (QS.al Maryam:4)

maksud ayat diatas adalah : saya udah tua, faedah susunan kalimat diatas
adalah sesungguhnya ketetapan selalu mengetuk pintu rahmat Allah SWT tidak akan
berfaedah (berhasil) tanpa pemeliharaan atau penjagaan Allah SWT.
Apabila penambahan lafdz itu tidak ada faedahnya ,maka diistilahkan dengan”
tathwil “ jika tambahanya tidak tertentu ,dan disebut “khosywu”bila tambahanya
tertentu .
a) Tathwil
seperti ucapan Addi Al Ubbadi tentang juzaimah AL-Abrasy
‫وقددة االديم لرهشيه‬
‫والف قولها كذبا ومينا‬
Si za’ba telah memotong kulit hingga mencapai dua urat hastanya. si
juhaimah menunjukan ucapannya dusta dan dusta belaka .

Pada contoh tersebut ,lafadz ‫ مينا‬dan ‫ كذبا‬adalah satu makna ,namun tidak
terlihat secara sepesifik mana yang menjadi tambahan dari keduanya .
sebab,mengathofkan dengan wawu tidak memberikan faedah arti tertib ,
tidak mengiringi dan tidak juga bersamaan .

b) Hasywu
Macam-macam Ithnab
Ithnab itu dapat ditemui dalam beberapa bentuk ,diantaranya adalah ;
1. Menjelaskan makna yang dikehendaki mutakallim setelah sebelumnya
disamarkan, kerana rasa penasaran pendengar untuk mengetahuinya ,
untuk memberikan kemantapan pada hati atau jiwa pendengar.
2. Iqhal
3. Tadzyil
4. Takrir
5. I’tiradl
6. Takmil (yang dinamakan juga dengan ithras)
7. Tatmim
8. Menuturkan makna yang memiliki kehususan kepada yang umum
9. Menuturkan makna yang memiliki keumuman kepada yang yang khusus

Macam Pembagian ithnab cukup banyak diantaranya:


1. Menjelaskan kesamaran untuk menetapkan makna dihati pendengar dengan cara
menyebutkan dua kali.satu kali secara samar dan global,dan yang lain diperinci
dan dijelaskan.
Firman Allah SWT :
ِ ‫َن دابِر هؤاَل ِء م ْقطُوعٌ م‬ ِ
َ ‫ضْينَا إِلَْي ِه ذَل‬
َ ‫صبِح‬
)66( ‫ني‬ ْ ُ َ ُ َ َ َ َّ ‫ك اأْل َْمَر أ‬ َ َ‫َوق‬
Dan telah kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan
ditumpas habis diwaktu shubuh.(QS.al-Hijr:66)

‫َن َدابَِر َه ُؤاَل ِء‬


َّ ‫ أ‬adalah tafsiran dan penjelasan bagi lafadz ‫َمر‬
ْ ‫اأْل‬
َ ‫ك‬ ِ
َ ‫ َذل‬faedahnya
adalah memuliakan kedudukan makna yang jelas ,dan menetapkanya dalam hati.
2. Ighal adalah menutup kalimat dengan sesuatu yang memberi faedah yang tanpa
denganya makna yang dikehendaki telah sempurna ,seperti kata mubalagoh dalam
ucapan al-Khansa’ :

‫وإن صخرا لتا مت اهداة به‬

‫كان علم ىف رأسه نار‬


Sesungguhnya para pemberi petunjuk mengikuti sharkr.seolah-olah ia sebuah
bendera yang ada api diatasnya

Ucapan Al-Khansa’ ‫كانه علم‬adalah sudah memenuhi maksud tetapi ia

menambah kan kata ‫نار‬ ‫ ىف رأسه‬untuk tujuan mubalagoh .


3. Tadzyil adalah mengiringi suatu jumlah (kalimat) dengan jumlah (kalimat) lain

yang tersendiri yang kandungan maknanya untuk tujuan mengukuhkannya.


Seperti firman Allah SWT :

‫ق ا ْلبَا ِط ُل إِنَّ ا ْلبَا ِط َل َكانَ َزهُوقًا‬ ُّ ‫وقُ ْل َجا َء ا ْل َح‬


َ ‫ق َو َز َه‬
Dan katakanlah: “yang benar telah datang dan yang batil islam lenyap”.
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al-isra’ : 18)

َ ‫اه ْم ب َما َك َف ُروا َو َه ْل نُ َجا ِزي إِاَّل الْ َك ُف‬


‫ور‬ َ ِ‫َذل‬
ِ ُ َ‫ك َج َز ْين‬

Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka,


dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada
orang-orang yang kafir. (QS. Saba’ :73)
4. Mengulang – ulang yaitu menyebutkan lafadz dua kali atau lebih karena beberapa
tujuan :
a. Untuk mengukuhkan. Contoh :
ِ ُ‫اش الْم ْبث‬
)4( ‫وث‬ ُ ‫) َي ْو َم يَ ُكو ُن الن‬3( ُ‫اك َما الْ َقا ِر َعة‬
َ ِ ‫َّاس َكالْ َف َر‬ َ ‫َو َما أَ ْد َر‬
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibay perbutanmu itu). Dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (QS. At-takatsur: 3-4)
b. untuk memanjangkan kalimat supaya tidak terputus sehingga tidak
memupunyai keindahan. Contoh :
‫على مثل هذا إنه لكريم‬ ‫وإن مرأدامت مواثق عهده‬
dan sesungguhnya orang yang berpedoman pada beberapa ikatan janjinya. Atas
hal yang seperti ini, sungguh ia orang yang mulia.
c. Untuk menjelaskan secara merata. Contoh :
‫قرأت الكتاب بابا بابا – فمهمته كلمة كلمة‬
d. Lebih mendorong dalam memaafkan. Seperti firman allah SWT :

ْ َ‫وه ْم َوإِ ْن َت ْع ُفوا َوت‬


‫ص َف ُحوا‬ ُ ‫اح َذ ُر‬ ِ ِ ‫يا أ َُّي َها الَّ ِذين آَمنُوا إِ َّن ِمن أَ ْزو‬
ْ َ‫اج ُك ْم َوأ َْواَل د ُك ْم َع ُد ًّوا لَ ُك ْم ف‬ َ ْ َ َ َ

‫يم‬ ِ ‫وَتغْ ِفروا فَِإ َّن اللَّه غَ ُف‬


ٌ ‫ور َرح‬
ٌ َ ُ َ
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu
terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengamouni (mereka) maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha
Penyayang.
e. Menarik simpati mukhatab agar mau menerima khitab. Contoh :
f. Mengagungkan kedudukan mukhatab. Contoh :
Sesungguhnya orang mulia putera orang mulia, putera orang mulia, adalah
Nabi Yusuf putera Nabi ya’qub, putera Nabi ibrahim
g. Tardid, yaitu mengulang lafadz yang menjadi sandaran bagi selain lafadz
bersandar sejak semula. Contoh :
h. Merasa lezat dengan menyebut suatu lafadz, .
i. Memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih utama.

)35( ‫َك فَأ َْولَى‬


َ ‫) ثُ َّم أ َْولَى ل‬34( ‫َك فَأ َْولَى‬
َ ‫أ َْولَى ل‬
Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu. Kemudian
kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu.

5. I’tiradh, I’tiradh, yaitu mengadirka di tengah-tengah kalimat, atau antara dua


kalimat yang bersambung maknanya suatu jumls (kslimat yang menghalangi satu
jumlah (kalimat) atau lebih yang tidak mempunyai kedudukan i’rab.
a. Mendoakan
b. Mengingatkan terhadap kutamaan ilmu
c. Mensucikan
d. Menambah pengukuhan
e. Memohon belas kasih mengejutkan
6. Ihtiras dan disebut juga dengan takmii yaitu mengganti kalimat yang
menimbulkan dugaan yang berlainan dengan maksud, sesuatu yang bisa
menghindarkan dugaan tersebut. Jadi, ihtiras itu dijumpai ketika mutakallimin
menghadirkan suatu makna yang dimungkinkan akan dicela, lalu ia mengerti dan
mengganti dengan suatu makna yang menghindarkannya, baik itu terletak di
tengah kalimat seperti :

‫فسق ديارك غري مفسدها * صوب الربيع ودمية هتمي‬


Semoga menyiramlah di kampung-kampungmu, dengan tanpa merusakannya. Awan
di musim semi, dan hujan yang tetap mengalir.
Ucapan penyair : ‫ غير مفسدها‬adalah berfaedah ihtiras. Atau terketak di akhir kalimat,
seperti firman allah SWT :

)8( ‫يما َوأ َِس ًريا‬ِ ِ ِِ ِ


ً ‫يُطْع ُمو َن الطَّ َع َام َعلَى ُحبِّه م ْسكينًا َويَت‬
dan mereka memberikan makanan yang disukainny kepada orang miskin, anak yatim
dan orang yang ditawan (QS. Al-insan : 8)
Artinya mereka memberikan padahal menyukainya dan menginginkannya, dan yang
demikian itu merupakan bukti sangat dermawan. Dan seperti ucapan seorang wanita badui
kepada seorang lelaki.

‫عدو لك اال نفسك‬


ٌّ ‫اذل اهلل كل‬
“semoga allah menghinakan setiap musuhmu kecuali dirimu”
7. Tatmiin, yaitu menambhakan suatu kata atau lebih yang meweujudkan keindahan dalam
makna yang sekirannya kalau kata tersebut di buang, maka kalimat menjadi rendah
nilainya seperti ucapan Ibnu mu’taz yang menyifati kuda :

‫صببنا عليها ظلمني سيطنا * فطارت هبا ايد سراع وارجل‬


kami memukulkan cambuk kami, kepada nya secara aniaya.* maka ia diterbangkan oleh
tangan-tangan yang cepat dan kaki
apabila lafadz ‫ ظلمين‬dibuang ,sudah tentu kalimat menjadi hina artinya .tak ada
kelembutan dan keindahan , dan kalimat itu menimbulkan salah sangka bahawa kuda
tersebut bodoh dan berhak dipukuli.

8. Menuturkan makna yang khusus setelah makna yang umum ,seperti firman Allah SWT :
ِِ ِ ِ ُ‫ات والصَّاَل ِة الْوسطَى وق‬
ِ َّ ‫حافِظُوا علَى‬
238( َ ‫وموا للَّه قَانت‬
‫ني‬ ُ َ ُْ َ ‫الصلَ َو‬ َ َ
Peliharalah semua shalatmu ,dan (peliharalah) shalat wustha .(QS al-Baqaoroh:238)
faedah macam ini adalah untuk mengingatkan terhadap keutamaan yang khusus,
sehingga seolah-olah karena keutamaan dan keluhuranya merupakan bagian lain yang
berbeda dengan sebelumnya
9. Menuturkan makna yang umum setelah makna yang khusus.seperti firman Allah SWT

28( ‫ني إِاَّل َتبَ ًارا‬ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ َّ ‫ب ا ْغ ِفر يِل ولِوالِد‬


َ ‫ني َوالْ ُم ْؤمنَات َواَل تَ ِزد الظَّالم‬
َ ‫ي َول َم ْن َد َخ َل َبْييِت َ ُم ْؤمنًا َول ْل ُم ْؤمن‬ َ َ َ ْ ِّ ‫َر‬

Ya tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk k rumahku de ngan ber-
iman dan semoa orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah enkau
.tambhakan bag iorang-orang dzhalim itu selain kebinasaa

Faedah itnabh macam kedua ini adalah untuk menunjukan keseluruhan pada
semua satuan memeperhatikan makna khusus karena disebut duakali dalam judul Makna
yang umum, setelah disebutkan dalan bentuk khusu pada permulaanya .
: Ithnab dinilai bagus dalam penggunaanya jika dipakai dalam hal-hal sebagai berikut
1. Saling memafkan sesama keluarga
2. Menyanjung
3. Mencela dan mengejek
4. Menasehati dan memeberi petunjuk
5. Pidato dalam urusan umum
6. Ucapan selamat
7. Siaran pemerintah kepada umat
8. Surat-surat kepada raja tentang berita penting yang terjadi dihadapan mereka.
Utama dari pada ijaz argumentasinya, ucapan adalh penjelasan dan penjelasan
sudah tentu lengkap. Penjelsan yang mememuaskan tentulah lebih bisa diterima
disamping itu,sebaik-baik kalimat adalah yang paling jelas yaitu yang lebih mencakup
makna yang dimaksudkan, dan tidaklah mencakup makna yang sempurna kecuali
dalam rangkaian yang penuh akan tetapi kebutuhan pada ithnabh dan ijaz sangat
mendesak dan masing-masing memiliki temapat tersendiri yang tidak bisa ditempeti
oleh salah satunya dengan demikian naluri sehatlah yang memiliki keputusan dalam
permasalahan ini.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kalam Musawah
Musawah adalah mendatangkan makna yang di maksudkan dengan memakai
perkataan yang menyamainya atau bisa di artikan: Musawah adalah adanya lafadz
sesuai dengan kadar (menyamai) makna yang di kehendaki.
Kalam Ijaz

‫اال جياز هو مجع املعاىن املتكا ثرة حتت الفظ القليل الواىف بالغرض مع االبانة واالفصاح‬
Ijaz adalah mengumpul makna cukup banyak dibawah lafadz yang seikit dan
memenuhi kejelasan tujuan. Atau kata lain menghadirkan makna dengan lafadz yang
lebih sedikit dari pada yang dikenal oleh orang-orang yang sedang tingkatanya serta
terpenuhinya kesempurnaan tujuan. Dsan pembagian ijaz ada 2.
Kalam ithnab

‫االطناب زيا دة الفظ على املعىن لفادة او هو تادية املعىن بعبا رة زاادة عن متععارف‬

‫األوساط لفاءدة تقويته وتوكيده‬


Ithnab adalah menambahkan lafadz melebihi atas maknanya karena suatu
faedah. Dalam pengertian lain ithnab adalah menyampaikan makna dengan ungkapan
yang melebihi apa yang telah dikenal oleh orang yang sedang tingkatanya karena
untuk faedah menguatkan atau mengukuhkanya .

DAFTAR PUSTAKA
M. Zamroji, M.pd, Mutiara balghoh jauharul Maknun, (Penerbit : Santri salaf
press. 2017 )

Anda mungkin juga menyukai