Anda di halaman 1dari 9

‫علم النحو‬

‫الجمل التي ليس لها محل في اإلعراب‬

‫مقالة‬

‫مكتوبة من فرقة ثالثة عشر‬

‫نادي رض ات الله محاضر ‪٠٢٠٢٢٠٠٠٢٠٢‬‬


‫محمد فطرة ‪٠٢٠٢٢٠٠٠٢٠٠‬‬

‫قسم تدريس اللغة العربية‬


‫كلية التربية وشؤون التدريس‬
‫جامعة عالء الدين اإلسالمية الحكومية مكاسر‬
‫‪٠٢٠٢‬‬

‫‪i‬‬
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ‫الجمل التي ليس لها محل في‬
‫”اإلعراب‬.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw
yang telah menjadi guru terbaik dan suri tauladan bagi umat Islam diseluruh dunia.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Nahwu. Penulis harap makalah
ini dapat memberikan manfaat, baik untuk penulis maupun para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah membimbing selama proses pembelajaran dan juga kepada seluruh
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
lebih baiknya makalah ini.

Gowa, 10 Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A. Pengertian Jumlah yang Tidak Memiliki Kedudukan I’rab............................ 2

B. Kalimat-Kalimat yang Tidak Memiliki Kedudukan I’rab .............................. 2

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 5

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 5

B. Saran ............................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an, bahasa komunikasi dan informasi


umat Islam. Bahasa Arab juga merupakan potensi yang tidak bisa dipisahkan dari
potensi Islam, sebagaimana Syaikhul Islam, Ibn Taimiyyah, mengatakan:
“Sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama, dan mengetahuinya hukum
fardhu yang diwajibkan. Sebab, memahami al-Kitab dan as-Sunnah hukumnya fardhu.
Sementara semuanya itu tidak bisa dipahami, kecuali dengan memahami bahasa Arab.
Suatu kewajiban yang tidak bisa sempurna, kecuali dengannya, maka ia menjadi
wajib.”1
Dalam memahami bahasa Arab tentunya banyak cabang ilmu bahasa Arab yang
harus dipelajari terlebih dahulu, salah satunya adalah Ilmu nahwu. Mempelajari Ilmu
nahwu dapat memberikan pengetahuan mengenai kaedah bahasa Arab. Salah satu
pembahasan di dalamnya ialah ‫ الجمل التي ليس لها محل في اإلعراب‬, yaitu kalimat-kalimat
yang tidak memiliki kedudukan i’rab. Dengan Pemahaman yang baik tentang konsep
ini, pembaca akan dapat memahami dan menganalisis kalmat-kalimat dalam bahhasa
Arab dengan lebih akurat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis menarik beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat-kalimat yang tidak memiliki kedudukan dalam
i’rab?
2. Apa saja kalimat-kalimat yang tidak memiliki kedudukan dalam i’rab?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian kalimat-kalimat yang tidak memiliki kedudukan


dalam i’rab.
2. Untuk mengetahui kalimat apa saja yang tidak memiliki kedudukan dalam ‘rab

1
Abdurrahman, Hafidz "Mafahim Islamiyyah" (Al-Azhar : Bogor, 2020) hal. 28.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian jumlah yang tidak memiliki kedudukan dalam i’rab

Sebagaimana telah diketahui, bahwa jumlah dalam aspek i’rabnya dibagi


menjadi dua, yaitu: 1) jumlah yang memiliki kedudukan i’rab dan 2) jumlah yang tidak
memiliki kedudukan i’rab. Adapun pengertian jumlah yang memiliki kedudukan i’rab
sudah dibahas sebelumnya. Berikut ialah pengertian jumlah yang tidak memiliki
kedudukan i’rab:
‫ الجملة إن لم يصح تأويلها بمفرد ألنها غير واقعة‬: ‫الجمل التي ليس لها محل لها في اإلعراب هي‬
‫َب إذ ال يصح أن تقول َجا َء الَّذِي كَاتِب‬
َ ‫موقعه لم يكن لها محل من اإلعراب نحو َجا َء الَّذِي َكت‬
Kalimat yang tidak memiliki kedudukan i’rab adalah: Jika jumlah tidak dapat dita’wil
dengan bentuk mufrad karena dia tidak menempati tempat mufrad tersebut, maka dia
َ ‫َجا َء الَّذِي َكت‬
tidak memiliki kedudukan dalam i’rab. Contoh: ‫َب‬
tidak bisa dita’wil menjadi ‫( َجا َء الَّذِي كَاتِب‬karena shilah dari isim maushul harus ada
dhomir yang kembali pada isim maushul tersebut).
َ ‫َجا َء الَّذِي َكت‬
‫َب‬
‫ فعل ماض مبني على الفتح‬: ‫َجا َء‬
‫ اسم موصول مبني على السكون في محل رفع فاعل‬: ‫الَّ ِذي‬
2
َ َ ‫َكت‬
‫ جملة موصولية ال محل لها من اإلعراب‬،‫ فعل ماض مبني على الفتح فاعله مستتيرتقديره هو‬: ‫ب‬

B. Kalimat-Kalimat yang Tidak Memiliki Kedudukan I’rab

Kalimat yang tidak memiliki kedudukan i’rab ada 9. Pada makalah ini hanya akan
membahas 5 jumlah, selebihnya sudah dijelaskan pada makalah sebelumnya. Berikut
ialah uraian dari jumlah yang tidak memiliki kedudukan i’rab:

1. Jumlah Ta’liliyyah ( ُ‫)ال ُج ْملَةُ الـت َّ ْع ِل ْي ِليَّة‬


Jumlah yang terletak dipertengahan kalam sebagai alasan akan kalimat sebelumnya.3

2
Fu’ad ni’ma, “mulakhkhos, qowaidul lughoh al arabiyah” (darul alamiyah : mesir,
2011)

3
Haris, Abdul "Teori Dasar Nahwu dan Sharaf" (Al-Bidayah : Jember, 2017) hl. 216.

2
Contoh:
‫سكَن لَ ُه ْم‬ َ ‫ ِإ َّن‬،‫ص ِل َعلَ ْي ِه ْم‬
َ َ‫ص َالتَك‬ َ ‫َو‬
Artinya: Dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menenangkan bagi
mereka.

ُ ‫)ال ُج ْملَةُ ال َم ْو‬


2. Jumlah Maushuliyyah ( ‫ص ْو ِليَّة‬
Jumlah yang jatuh setelahnya isim maushul
Contoh:
‫قَدْ ا َ ْفلَ َح َم ْن ت َزَ ّٰكى‬
Artinya: “Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)”4
‫الكتاب‬
َ ‫الحمدُ لله الذي أنز َل‬
Kalimat bergaris bawah tidak punya mahall dalam i'rab sebab jatuh setelah isim
maushul (al-ladzi)
َ ‫اب ال َق‬
3. Jawab qasam ( ‫س ِم‬ ُ ‫) َج َو‬
Jumlah yang menjadi jawab qasam atau sumpah
Contoh:
َ ‫َو ْالقُ ْر ٰا ِن ْال َح ِكي ِْم اِنَّكَ لَ ِمنَ ْال ُم ْر‬
َ‫س ِليْن‬
Artinya: “Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah Sungguh, engkau (Muhammad) adalah
salah seorang dari rasul-rasul”
‫والعصر إن اإلنسان لفي خسر‬
Kalimat bergaris bawah tidak memiliki mahall sebab jatuh setelah qasam (sumpah)
4. Jumlah yang menjadi jawab dari adat syarat yang tidak menjazemkan ( ‫اب‬
ُ ‫َج َو‬
َ ‫رط‬
‫غير َج ِازم‬ ِ ‫ش‬َّ ‫)ال‬.
Contoh:
‫ ولوال‬،‫ و لو‬،‫كإذا‬
َ َ‫لَ ْو ا َ ْنزَ ْلنَا ٰهذَا ْالقُ ْر ٰانَ َع ٰلى َجبَ ٍل لَ َرا َ ْيت َهٗ خَا ِشعًا ُّمت‬
ۗ ‫ص ِدعًا ِم ْن َخ ْشيَ ِة اللّٰ ِه‬
Artinya: “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada
Allah.”
ْ ‫لو‬
َ‫دخلتَ في الفص ِل ه ََربْتُ مِ نك‬

4
Mustafa al gulayayni, “jamiuddurus al arabiyah”, (Beirut : dar al fikr), hal. 267.

3
Kata bergaris bawah adalah jawab syarath, sementara adath syarathnya (lau) tidak bisa
menjazamkan fi'il setelahnya5
5. Jumlah yang berkedudukan sebagai tawabi’ dan matbu’ yang tidak memiliki
ِ ‫)الت َّابِعةُ ِل ُج ْملَة َل م َح َّل ل َها من اإل ْع َرا‬
kedudukan i’rab. (‫ب‬
Contoh:
ِ ‫ُخ ِذ ال َع ْف َو و أْ ُم ْر ِبال َم ْع ُر ْو‬
‫ف‬
Artinya: Maafkanlah dan serulah dalam kebaikan

5
Nahrub Difan, “Jumlah yang tidak punya mahal I’rab”, Blogspot, Kamis, 13 Januari 2011,
http://nahrubdifan.blogspot.com/2011/01/jumlah-yang-tidak-punya-mahalirab.html

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat yang tidak memiliki kedudukan i’rab adalah kalimat yang tidak dapat
dita’wil dengan bentuk mufrad karena dia tidak menempati tempat mufrad tersebut.
Berikut ialah uraian dari jumlah yang tidak memiliki kedudukan i’rab:
1. Jumlah Ta’liliyyah ( ُ ‫)ال ُج ْملَةُ الـت َّ ْع ِل ْي ِليَّة‬
ُ ‫)ال ُج ْملَةُ ال َم ْو‬
2. Jumlah Maushuliyyah ( ‫ص ْو ِليَّة‬

َ َ‫) َج َوابُ الق‬


3. Jawab qasam ( ‫س ِم‬
4. Jumlah yang menjadi jawab dari adat syarat yang tidak menjazemkan ( ‫رط‬
ِ ‫ش‬َّ ‫َج َوابُ ال‬
ِ ‫) َغير َج‬.
‫ازم‬
5. Jumlah yang berkedudukan sebagai tawabi’ dan matbu’ yang tidak memiliki
ِ ‫)الت َّا ِبعةُ ِل ُج ْملَ ٍة َال م َح َّل ل َها من اإل ْع َرا‬
kedudukan i’rab. (‫ب‬

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, karena penulis juga hanya manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan, semoga dengan adanya makalah ini pembaca mendapat pengetahuan yang
lebih, jika ada kesalahan dari penulisan makalah, saran dan pesan bisa disampaikan ke
penulis.

5
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Hafidz "Mafahim Islamiyyah" (Al-Azhar : Bogor, 2020) hal. 28.


Haris, Abdul "Teori Dasar Nahwu dan Sharaf" (Al-Bidayah : Jember, 2017) hl. 216.
Fu’ad ni’ma, “mulakhkhos, qowaidul lughoh al arabiyah” (darul alamiyah : mesir,
2011)
Mustafa al gulayayni, “jamiuddurus al arabiyah”, (Beirut : dar al fikr), hal. 267.
Nahrub Difan, “Jumlah yang tidak punya mahal I’rab”, Blogspot, Kamis, 13 Januari 2011,
http://nahrubdifan.blogspot.com/2011/01/jumlah-yang-tidak-punya-
mahalirab.html

Anda mungkin juga menyukai