مقالة
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ الجمل التي ليس لها محل في
”اإلعراب.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw
yang telah menjadi guru terbaik dan suri tauladan bagi umat Islam diseluruh dunia.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Nahwu. Penulis harap makalah
ini dapat memberikan manfaat, baik untuk penulis maupun para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah membimbing selama proses pembelajaran dan juga kepada seluruh
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
lebih baiknya makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 5
B. Saran ............................................................................................................... 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis menarik beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat-kalimat yang tidak memiliki kedudukan dalam
i’rab?
2. Apa saja kalimat-kalimat yang tidak memiliki kedudukan dalam i’rab?
C. Tujuan Pembahasan
1
Abdurrahman, Hafidz "Mafahim Islamiyyah" (Al-Azhar : Bogor, 2020) hal. 28.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat yang tidak memiliki kedudukan i’rab ada 9. Pada makalah ini hanya akan
membahas 5 jumlah, selebihnya sudah dijelaskan pada makalah sebelumnya. Berikut
ialah uraian dari jumlah yang tidak memiliki kedudukan i’rab:
2
Fu’ad ni’ma, “mulakhkhos, qowaidul lughoh al arabiyah” (darul alamiyah : mesir,
2011)
3
Haris, Abdul "Teori Dasar Nahwu dan Sharaf" (Al-Bidayah : Jember, 2017) hl. 216.
2
Contoh:
سكَن لَ ُه ْم َ ِإ َّن،ص ِل َعلَ ْي ِه ْم
َ َص َالتَك َ َو
Artinya: Dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menenangkan bagi
mereka.
4
Mustafa al gulayayni, “jamiuddurus al arabiyah”, (Beirut : dar al fikr), hal. 267.
3
Kata bergaris bawah adalah jawab syarath, sementara adath syarathnya (lau) tidak bisa
menjazamkan fi'il setelahnya5
5. Jumlah yang berkedudukan sebagai tawabi’ dan matbu’ yang tidak memiliki
ِ )الت َّابِعةُ ِل ُج ْملَة َل م َح َّل ل َها من اإل ْع َرا
kedudukan i’rab. (ب
Contoh:
ِ ُخ ِذ ال َع ْف َو و أْ ُم ْر ِبال َم ْع ُر ْو
ف
Artinya: Maafkanlah dan serulah dalam kebaikan
5
Nahrub Difan, “Jumlah yang tidak punya mahal I’rab”, Blogspot, Kamis, 13 Januari 2011,
http://nahrubdifan.blogspot.com/2011/01/jumlah-yang-tidak-punya-mahalirab.html
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat yang tidak memiliki kedudukan i’rab adalah kalimat yang tidak dapat
dita’wil dengan bentuk mufrad karena dia tidak menempati tempat mufrad tersebut.
Berikut ialah uraian dari jumlah yang tidak memiliki kedudukan i’rab:
1. Jumlah Ta’liliyyah ( ُ )ال ُج ْملَةُ الـت َّ ْع ِل ْي ِليَّة
ُ )ال ُج ْملَةُ ال َم ْو
2. Jumlah Maushuliyyah ( ص ْو ِليَّة
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, karena penulis juga hanya manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan, semoga dengan adanya makalah ini pembaca mendapat pengetahuan yang
lebih, jika ada kesalahan dari penulisan makalah, saran dan pesan bisa disampaikan ke
penulis.
5
DAFTAR PUSTAKA