(Inna,Anna,Laita)
Oleh :
RISVILASARI
(21310086)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................i
DAFTAR ISI...................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................1
A. Latar Belakang............................................1
B. Rumusan Masalah...........................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................2
A. Pengertian Inna Wa akhwaatuha............................2
B. Macam-macam Inna Wa akhowatuha...........................2
C. Lam Ibtida’.............................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an dan Hadits. Umat Islam
tidak akan bisa menggali, mengetahui, dan memahami ajaran
Islam yang sesungguhnya tanpa memiliki kemampuan menggali,
mengetahui, memahami, dan menguasai bahasa Arab. Ilmu Nahwu
adalah ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah yang digunakan
untuk mengetahui hukum kalimat berbahasa Arab.
Karena kaum muslimin wajib mempelajari ilmu agama, maka
dengan sendirinya dituntut untuk sedikit banyak mengerti
bahasa Arab. Tanpa memiliki kemampuan berbahasa Arab, umat
Islam akan buta terhadap agamanya sendirinya.
Salah satu problem yang dirasakan umat Islam non Arab,
termasuk Indonesia adalah kesulitan mempelajari bahasa Arab.
Jumlah para sarjana dan kaum intelektual juga masih banyak
yang belum mampu membaca kitab kuning. Padahal kitab kuning
adalah kitab standar dan rujukan dalam mempelajari dan
memahami ajaran agama Islam.
Dalam makalah ini akan dijelaskan sebagian kecil dari ilmu
Nahwu, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan inna dan saudara-
saudaranya.
B. Rumusan Masalah
ّ
1. Apa pengertian ?إن وأخواتها
ّ
2. Apa saja macam-macamnya ?إن وأخواتها
3. Apa itu dimasuki lam ibtida?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian إنّ وأخواتها
ِإ َّن َوَأ َخ َواتُهَا adalah salah satu dari amil nawasib yang dapat
merusak amalnya mubtada’ khobar. ِإ َّن َوَأ َخ َواتُهَا beramal ُصب ِ تَ ْن
اِإل ْس َم َوتَرْ فَ ُع ْال َخبَ َر yaitu menashobkan isim dan merofakan khobar.1
Contoh: ِإ َّن َز ْيدًا قائ ٌم
ِإ َّن َز ْيدًا قَاِئ ٌم asalnya زي ٌد قائ ٌم (susunan mubtada–khobar tanpa )إن
َّ
tetapi setelahdimasuki inna, maka mubtada yang pada awalnya
rofa’ berubah menjadi nashab.
B. Macam-macam إنّ وأخواتها
1. اِ َّن dan َأ َّن bermakna Hللتَّوْ ِك ْيد yaitu mengutkan kandungan
hukum yang dimasuki.
2. لَ ِك ّن bermakna لِاْل ْستِ ْد َراك yaitu memberi keterangan pada
kalam sebelumnya
a. Menghilangkan perkara yang dianggap ada
Contoh: لح َ زَ ْي ٌد عَالِ ٌم لَ ِكنَّهُ َغ ْي ُر
ٍ ِ صا
b. Perkara yang dianggap tidak ada
َ َُز ْي ٌد َجا ِه ٌل لَ ِكنّه
Contoh: صالِ ٌح
3. َلَيْت bermakna للتمنى yaitu:
a. Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi
َ َلَيْتَ ال َّشب "Semoga sifat muda kembali
Contoh: اب يَعُوْ ُد يَوْ ًما
disuatu hari"
b. Mengharapkan sesuatu yang sulit terjadi
Contoh: لَ ْيتَنِى عَالِ ٌم بِ َغي ِْر اِجْ تِهَاٍد فِى التّ َعلُّ ِم "Semoga saya pintar
tanpa sungguh-sungguh dalam belajar"
1
Bahauddin Abdullah Ibn Aqil, Syarah Ibn Aqil Juz 1 (Kairo :Dar Altirots) Hlm. 97
2
4. لَ َع ّل : memiliki dua makna yaitu:
a. لِلتَّ َرجِّى, mengharapkan sesuatu yang disenangi.
Contoh: ْب قَا ِد ٌم َ لَ َع َّل ْا "semoga sang kekasih datang."
َ لحبِي
b. لِلتَّ َوقُّ ْع, mengharapakan sesuatu yang tidak disenangi
Contoh: ك ٌ ِهَال ًلَ َع َّل زَ يْدا "semoga zaid mati."
5. َكَأ َّن bermaknaلِلتّ ْشبِ ْي ِه , yaitu menyerupakan perkara satu dengan
perkara yang lain dalam sifat yang khusus.
Contoh: اَ َس ٌد َع ْمرًا َكَأ َّن umar seakan-akan (seperti)
singa2
C. Lam Ibtida
Lam ibtida adalah huruf ghair amilah, yang berada di awal
kalimah (kata). Artinya, ia tidak memiliki pengaruh terhadap
perubahan i'rab dan hanya berfungsi sebagai ta'kid (penegas)
suatu kata yang dimasukinya. Huruf lam ibtida' ini memiliki
posisi yang beragam dalam kalimat, di antaranya yaitu pada
khabar dan isimnya inna.
1. Bolehnya Lam Ibtida Masuk Pada Khabar Inna
Imam Ibnu Malik dalam nadzam Alfiyahnyaberkata:
2
Muhammad Maftuhin Sholih, Awdohul Masalik Fi Tarjamati Alfiyah Ibn Malik Juz 1 (Surabaya:
Putera Jaya) Hlm. 214
3
"Sesungguhnya Zaid orang yang berdiri"
Catatan: Huruf lam ibtida pada dasarnya terletak di awal
kalimat. Namun dalam bab ini jika diletakkan di awal
kalimat maka bertemu dengan huruf inna yang sama-sama
memiliki makna ta'kid (penegas). Sehingga lam ibtida'
dipindah posisinya pada tempat khabar inna.
Mayoritas ulama ahli nahwu sepakat bahwa lam ibtida
hanya bisa masuk pada khabar inna, maka tidaklah shahih
jika lam ibtida masuk pada selainnya (saudara-saudaranya
inna) kecuali itu syadz (keluar dari kaidah). Seperti dalam
syair Arab berikut ini:
ِ ب ليلى عو ِاذىِل و
لكنَّىن ِم ْن ُحبّها لَ َع ِميد ِّ لومونَيِن يِف ُح
َ ََ ُ َي
Artinya: Mereka mencela kalau diriku mencintai Laila, akan
tetapi cintaku tetap tidak tergoyahkan.
Pada syair Arab di atas, lafadzi adalah saudara inna
yang berfungsi sebagai istidrak, yaitu untuk menyusuli
perkataan sebelumnya. Adapun merupakan khabar, dan ini
syadz (keluar dari kaidah) menurut mayoritas ulama nahwu.
Catatan: Ulama kuffah berpendapat bahwa masuknya lam ibtida
pada khabar itu diperbolehkan.
2. Kondisi Tidak Diperbolehkannya Lam Ibtida Masuk Pada Khabar
Inna
Tidak semua kondisi lam ibtida bisa masukpada khabar
inna, ada beberapa tempat dimana lam ibtida3 tidak boleh
menyertai khabar inna. Lebih lanjut, Imam Ibnu Malik dalam
hal ini menjelaskan sebagaimana bait Alfiyah berikut:
3
Umar Bn Isa Bn Ismail Al Haramy, Al Muharror Annahwi Jilid 2, (Kairo:Dar-Alsalam, 2008)
Hlm.604
4
Artinya: "Khabar inna yang disertai huruf nafi tidak boleh
kemasukan lam ibtida. Begitu juga dengan khabar inna berupa
fi'il madhi mutasharrif yang tidak didahului oleh huruf . (
)قدqad"
Pertama, khabar inna yang dinafikan maka tidak boleh
didahului dengan lam ibtida', sesungguhnya اِئ ْمHHHَا قHHHدًا َمHHHِْإ َّن َزي
seperti kalimat Zaid tidak berdiri), maka jangan kamu
dengan adanya lam) اِئ ْمHHHHَدًا لَ َّما قHHHHْ ِإ َّن َزيberkata ibtida). Jika
sebaliknya, maka hukumnya adalah syadz, seperti dalam syair
Arab berikut:
ِ هِب ِ َّ وَأعلَم
ُيما َوَتَر َكان لَاَل ُمتَ َشا َان َواَل َسواء
ً َأن تَ ْسل ُ ْ َ
Artinya: "Ketahuilah, sesungguhnya mengucapkan salam dan
meninggalkan keduanya benar-benar berbeda dan tidak pula
sama."
Kedua, khabar inna berupa fi'il madhi mutasharrif (kata
kerja lampau yang memiliki kata turunan) yang tidak
didahului huruf qad, maka tidak boleh disertai dengan lam
ِ ( ِإ َّن زَ ْيدًا لَ َرsesungguhnya Zaid itu
ibtida. Contohnya sepertiض َي
telah merasa ridha), maka tidak diucapkan (dengan lam
ibtida).
Catatan: Menurut Imam Kisa'i dan Hisyam khabar inna yang
berupa fi'il madhi mutasharrif boleh disertai lam ibtida
meski tidak didahului huruf qad ()قد.
Dari penjelasan di atas, maka bisa diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
a. Jika khabar inna berupa fi'il madhi mutasharrif yang
didahului huruf qad, maka boleh disertai lam ibtida.
Sebagaimana penjelasan bait Alfiyah dan terkadang
khabar) ... ْدHَ َع قH يَلِ ْيهَا َمfi'liyah yang disertai qad seperti
lafadz boleh diiringi dengan lamض َي
ِ َر: ibtida...).
5
b. Jika khabar inna berupa fi'il madhi jamid, maka boleh
didahului lam ibtida', seperti lafadz dan. Contohnya:
ُلHHHُدًا لَنِ ْع َم ال َّرجHHHْ( َزيsesungguhnya Zaid adalah sebaik-baiknya
laki-laki).
c. Jika khabar inna berupa fi'il mudhari baik itu
mutasharrif ataupun ghairu mutasahrrif, diperbolehkan
menyertainya dengan lam ibtida. و ُمHHHُدًا لَيَقHHHْ ِإ َّن َزيContohnya
kalimat (sesungguhnya Zaid akan berdiri). Tetapi
sebagian ulama nahwu ada yang berpendapat tidak
bolehnya lam ibtida menyertai khabar inna berupa fi'il
mudhari' apabila ia didahului huruf . َ َسوْ فatau س
6
c. Isim inna yang diakhirkan mendahulukan khabarnya.
Seperti kalimat ٌدH ار لَزَي
ِ َّدH إن فِى ال
َّ Sesungguhnya Zaid di dalam
rumah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ّ
1. إن وأخواتها merupakan bagian dari amil nawasikh yang dapat
merusak susunan mubtada dan khobar. Amal ّ
dari إن
وأخواتها adalah menashabkan isim dan merofa’kan khobar.
2. ِإ َّن و! َأ َّنbermakna لِلتَّوْ ِك ْي ِد
لَ ِك َّنbermakna ك
ِ لِِإْل ْستِ ْد َرا
َ لَيْتbermakna لِلتَّ َمنِّي
لَ َع َّلbermakna لِلتَّ َر ِّجي\لِلتَّ َوقَّ ْع
َكَأ َّنbermakna لِلتَّ ْشبِ ْي ِه
3. Lam ibtida adalah huruf ghair amilah, yang berada di awal
kalimah (kata). Artinya, ia tidak memiliki pengaruh
terhadap perubahan i'rab dan hanya berfungsi sebagai ta'kid
7
(penegas) suatu kata yang dimasukinya. Huruf lam ibtida'
ini memiliki posisi yang beragam dalam kalimat, di
antaranya yaitu pada khabar dan isimnya inna.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kami susun. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Al Ghalayaini, Musthafa, Jami’ Durus Al Arabiyyah, Bairut:
Maktabah As Syuruqu Ad Dauliyyah, 1944.
Al Haramy, Umar Bn Isa Bn Ismail, Al Muharror Annahwi Jilid 2,
Kairo:Dar-Alsalam, 2008.
Ibn Aqil, Bahauddin Abdullah, Syarah Ibn Aqi L Juz 1,
Kairo :Dar Altirots Tth.
Sholih, Muhammad Maftuhin, Awdohul Masalik Fi Tarjamati Alfiyah
Ibn Malik Juz 1, Surabaya: Putera Jaya , Tth.
Arra’ini, Muhammad Syamsuddin, Mutammimah Ajjurumiyyah, Al-
Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2001.