Anda di halaman 1dari 18

Mubtada dan Khobar

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu Nahwu)

DISUSUN OLEH :
ISNA ALFIANI HASIBUAN (11190210000009)
NOVITA SARI (11190210000026)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. A. Asdari, M.Ag

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Adab dan Humaniora
Bahasa dan Sastra Arab
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehimgga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Nahwu ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada mata
kuliah Ilmu Nahwu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pengertian Ilmu Nahwu bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucap terima kasih kepada Bapak Dr. A. Asdari, M.Ag selaku Dosen mata kuliah Ilmu
Nahwu yang telah memberikan tugas sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang study yang kami tekuni.

Kami juga mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Ciputat, 5 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1. Latar Belakang masalah ..................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
3. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

1. Definisi Mubtada dan Khobar ........................................................................... 2


2. Kriteria Mubtada dan Khobar ........................................................................... 4
3. Pembagian Mubtada dan Khobar ......................................................................10

BAB II PENUTUP .......................................................................................................14

A. Kesimpulan .......................................................................................................14
B. Penutup .............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari struktur dan juga sebagai alat ilmu pengantar
dalam pembelajaran bahasa Arab, karena Ilmu Nahwu mengajarkan kita untuk mengetahui
susunan kata dan kalimat bahasa Arab yang baik dan benar dan yang pastinya sesuai dengan Al-
qur‟an dan Hadits.

Dalam bahasa Arab sering pula kita jumpai kalimat sempurna dan kalimat tidak
sempurna, misalnya kalimat yang didahului oleh isim dan berada diawal kalimat yang biasa
disebut Mubtada dan bagian yang melengkapinya disebut Khobar. Mubtada dan Khobar sering
juga disebut dasar-dasar kalimat jumlah ismiyah dan keduanya merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, jika Mubtada sebagai subjek, maka
khobar sebagai predikat yang menjadi pelengkap kalimat sebelumnya, tanpa khobar maka tidak
akan menjadi kalimat yang sempurna.

Berdasarkan latar belakang diatas maka kita harus mempelajari kaidah Ilmu Nahwu
secara mendalam dan memahami bagaimana cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di dalam latar belakang, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1) Apa pengertian Mubtada dan Khobar?
2) Apa saja Kriteria Mubtada dan Khobar?
3) Sebutkan Pembagian Mubtada dan Khobar?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Memahami pengertian Mubtada dan Khobar.
2) Mengetahui Kriteria Mubtada dan Khobar.
3) Mengetahui pembagian Mubtada dan Khobar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Mubtada dan Khobar


a. Pengertian mubtada dan khobar menurut Al-Ajurumiyyah

‫ ًو اإلسم ادلرفوع العاري عن العوامل اللّفظيّة‬:‫المبتدأ‬


“ Mubtada adalah isim yang dibaca rafa‟ yang sepi atau kosong dari amil-amil
lafadz.”‫ثثث‬

‫ ًو اإلسم ادلرفوع ادلسود إليي‬:‫الخبر‬


“ Khobar adalah isim yang dibaca rafa‟ yang disandarkan pada mubtada.”

b. Menurut Nahwu Wadih

‫ ًو اإلسم ادلرفوع يف ّأول اجلملة‬:‫المبتدأ‬


“ Mubtada adalah isim yang dirafa‟kan yang berada diawal jumlah.”

ّ ‫ ًو اإلسم ادلرفوع‬:‫الخبر‬
‫يكون مع ادلبتدأ مجلة مفيدة‬
“ Khobar adalah isim yang dirafa‟kan, yang bersama mubtada ia membentuk kalimat
sempurna.”

c. Menurut Al-Fiyah ibnu malik

Mubtada: adalah isim yang dirafa‟kan yang berada diawal kalimah yang sepi dari
pada „amil lafadz dan hukumnya rafa‟.

Khabar: adalah isim yang disebutkan setelah mubtada yang dirafa‟kan.”

‫ إن قلت زيد عاذر من اعتذ‬# ‫ مبتدأ زيد وعاذر خرب‬:‫القواعد‬

2
d. Menurut „imrity

‫رلرد‬
ّ ‫كل لفظ عامل‬
ّ ‫ عن‬# ‫ادلبتدأ اسم رفعي مؤيّد‬
“ Mubtada adalah isim yang dibaca rafa‟ yang disepikan dari amil-amil lafdziyah.”

‫ مطابقا يف لفظي للمبتدأ‬# ‫واخلرب اسم ذوارتفاع أسود‬


“ Khabar adalah isim yang dibaca rafa‟ yang disandarkan pada mubtada (sebagai
penyempurna makna mubtada).”
e. Menurut Mulakhos
Mubtada: adalah isim marfu‟ yang terletak diawal kalimah.
Khabar: adalah segala yang menyempurnakan makna mubtada (yaitu bagian yang
ketika bersama mubtada maka kalimat tersebut menjadi sempurna.

f. Menurut ‫اإلعراب‬ ‫ادلعجم يف‬


‫ ًو اسم أسودت إليي صفة او عمل‬:‫مبتدأ‬
‫ ًو الصفة او العمل ادلسود إىل ادلبتدأ‬:‫الخبر‬1
g. Menurut Jami‟ud Durus

‫ مل يسبقي عامل‬,‫ ًو ادلسود إليي‬:‫المبتدأ‬


“ Mubtada adalah musnad ilaih (yang disandarkan), tidak didahului oleh „amil atau
perintah.”

ّ ‫ وًو الّذي‬,‫ ما أسود إىل ادلبتدأ‬:‫الخبر‬


‫تتم بي مع ادلبتدأ فائدة‬
“ Khabar adalah apa yang disandarkan kepada mubtada, yaitu yang
menyempurnakan mubtada sehingga menjadi sempurna."

Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan:

 Mubtada adalah isim yang terletak diawal kalimah dan dibaca rafa‟ yang sepi dari amil-
amil lafdziyah.
 Khobar adalah isim yang dibaca rafa‟ yang disebutkan sesudah mubtada yang berfungsi
sebagai penyempurna makna mubtada.

Ahmad Bachmid, ‫اإلعراب‬ ‫المعجم في‬, Pertama (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2018).
1

3
Dan suatu jumlah yang tersusun dari mubtada dan khobar disebut dengan jumlah
ismiyyah.

Contoh mubtada dan khobar beserta ‘irobnya:

‫اإلعراب‬ ‫الخبر‬ ‫المبتدأ‬ ‫رقم األمثلة‬


‫ادلبتدأ مرفوع وعمامة رفعي ممة ااًرة يف خخرى نأهي‬ ‫زلمد‬ ‫زلمد حامر‬ 1
‫اسم مفرد‬
‫اخلرب مرفوع بضمة ااًرة يف خخرى نأهي اسم مفرد‬ ‫حامر‬
‫ادلبتدأ (اذلاء حرف التوبيي وذا اسم اإلشارة مبين على‬ ‫ًذا‬ ‫ًذا زيد‬ 2
)‫السكون‬
‫اخلرب مرفوع بضمة ااًرة يف خخرى نأهي اسم مفرد‬ ‫زيد‬
‫ادلبتدأ مرفوع وعمامة رفعي ألف نأهي اسم تثوية‬ ‫الزيدان قائمان الزيدان‬ 3
‫اخلرب مرفوع بألف نأهي اسم تثوية‬ ‫قائمان‬

B. Kriteria Mubtada dan Khobar


1. Kriteria mubtada:
a. Berupa kalimah isim. Hal ini mencakup dua macam, yaitu:
 Kalimah isim yang shorih (yang sudah jelas bentuk lafalnya)

Contoh: ‫زيد قائم‬


 Kalimah isim yang muawwal (fiil mudhore yang mengandung salah satu

dari kata‫ل‬ ,‫ لن‬,‫ أن‬,‫)أ ّن‬

Contoh: ‫ وأن تصوموا خًن لكم‬dita‟wili ‫صومكم خًن لكم‬


(Gabungan ‫ أن‬+ ‫ تصوموا‬sebenarnya adalah mempunyai arti yang sama

dengn masdarnya yaitu ‫ صومكم‬. Syaratnya hanya satu yaitu harus diawali

4
dengan ‫ أن‬dan disambung dengan mudhore, maka susunan tersebut bisa
diganti menjadi isim.)2
b. Dibaca Rafa‟ (Al Marfu‟)
Yang merofakan mubtada adalah ibtida (yang menjadi permulaan) yang disebut

dengan ‫عمل معووى‬ Dasarnya: #‫ورفعوا مبتدأ باإلبتدا‬


c. Disepikan dari amil-amil lafdziyah
Yaitu yang bukan zaidah dan bukan serupa zaidah, sedang amil lafadz yang
zaidah atau yang serupa zaidah bisa masuk pada mubtada. Contoh:

a) Zaidah ‫حبسبك درًم‬ (kecukupan adalah satu dirham)

b) Serupa zaidah ‫لعل أيب ادلغوار موك قريب‬


ّ (mudah-mudahan Abu Migwar dekat

padamu)
 Amil Zaidah yaitu amil yang wujudnya di dalam kalam sama denga tidak
wujudnya, karen tidak memiliki makna.
 Amil Sibih Zaidah yaitu amil-amil lafadz yang wujudnya di dalam kalam
tidak seperti tidak adanya, karena memiliki makna, namun tidak memiliki
ta‟alluq (hubungan makna) dengan lafadz lain.

d. Terletak diawal kalimah. Tetapi terkadang juga diakhirkan (‫مأخر‬ ‫ )مبتدأ‬yaitu jika

isim sifatnya tasniah dan sesudahnya juga tasniah, maka isim sifat= ‫خرب مقدم‬

dan sesudahnya= ‫ مبتدأ مأخر‬contoh: 3‫أقام الزيدان – أقائماة ًودات‬

Dasarnya:‫استقر‬ ‫ إن يف سوى اإلفراد طبقا‬#‫والثاين مبتدا وذا الوصف خرب‬

2
Sholihuddin Shofwan, Pengantar Memahami Al-Ajurumiyyah (Lirboyo: Darul Hikmah, 1999).
3
Abu Ahmad AL-Murtajim, Terjemah Mulakhos (Jakarta, 2015).

5
e. Mubtada harus ma‟rifat (definit/diketahui), kecuali pada keadaan-keadaan:

a) Apabila disifati, contoh: ‫رجل كرمي عودها‬ (ada lelaki mulia disisi kami).

Mubtada= ‫ رجل‬: Nakiroh karena disifati.

b) Apabila di idofahkan pada isim nakiroh. Contoh: ‫طالب إحسان وافق‬

(Seorang pencari kebaikan berdiri). Mubtada= ‫طالب‬ : Nakiroh

diidofahkan pada nakiroh.

c) Apabila didahului oleh penafi. Contoh: ‫مااامل هاجح‬ (orang dzolim tidak

akan berhasil). Mubtada= ‫ اامل‬: Nakiroh karena didahului oleh penafi.

d) Apabila didahului oleh istifham. Contoh: ‫ًل رجل فيكم؟‬ (apakah ada

seorang laki-laki diantara kalian? ). Mubtada= ‫رجل‬ : Nakiroh karena

didahului oleh istifham.


f. Mubtada boleh dibuang apabila sudah diketahui (sudah ma‟lum), contoh
membuang mubtada yaitu:

a) Didalam menjawab pertanyaan. Contoh: ‫كيف زيد؟‬ dijawab ‫دهف‬ (ia

sakit) asalnya ‫زيد دهف‬ (Zaed dibuang karena sudah ada dalam

pertanyaan).4 Dasarnya: ‫ تقول زيد بعد من‬#‫وحذف مايعلم جائز كما‬

‫عودكما‬

‫ فزيد استغىن عوي إذ عرف‬#‫ويف جواب كيف زيد قل دهف‬


4
‫ دار األمين‬:‫ ألفية ابن مالك (جومبانج‬,‫محمد جمال الدين ابن مالك‬, t.t.).
6
b) Biasanya mubtada dihapus dari judul-judul, seperti judul buku, cerita,

koran dan seterusnya. Contoh: ‫حاالت رفع اإلسم‬ (posisi rofa‟nya isim).

Judul tersiratnya: ‫ًذى حاالت رفع اإلسم‬ (ini adalah posisi-posisi

rafa‟nya isim). Mubtadanya telah dihapus.


c) Mubtada dihapus apabila khobar berupa masdar yang mengganti fiilnya,

contoh:‫مجيل‬ ‫صرب‬ (Surat Yusuf: 18)5

Tersiratnya: ‫موقفوا صرب مجيل‬ (sikap kami adalah bersabar dengan sabar

yang indah)
2. Kriteria khobar
a. Berupa kalimah isim. Hal ini mencakup 2 macam:
 Kalimah isim yang shorih (jelas).

 Kalimah isim yang muawwal, contoh: ‫شأن زيد أن يفعل كذا‬

(kelakuan/kebiasaan zaid itu apabila melakukan hal ini). Ditawil: ‫فعل كذا‬

b. Keserasian mubtada dan khobar dalam hal jumlah (Mufrod, tasniah dan jama‟)
dan jenis (mudzakar dan muanats) contoh:

‫احملسوون ممدحون‬-‫الكتاب جديدان‬-‫ادلدرس حامر‬


ّ
‫ اخلرب يطابق ادلبتدأ يف اإلفراد والتّثوية واجلمع والتّذكًن والتّأهيث‬:‫القواعد‬
“ Khobar itu harus sesuai dengan mubtada dalam mufrad, tasniah, jama‟,
mudzakar dan muanatsnya.”

‫اذا كان ادلبتدأ مجعا لغًن عاقل جيوز االخبار عوي باجلمع وبادلفرد ادلؤهّث‬

5
AL-Murtajim, Terjemah Mulakhos.

7
“ Jika mubtada berupa jama‟ muanats tidak berakal, maka khobarnya boleh
berupa jama‟ dan mufrod muanats.”
6
Contoh:‫مورقات‬ ‫الشجرات‬
ّ atau ‫الشجرات مورقة‬
ّ

c. Khobar harus bisa menyempurnakan pada ma‟na mubtada. Contoh:‫شرس‬ ‫الوّمر‬

d. Dibaca rafa‟. Yang merofakan khobar adalah mubtada ) ‫لفظ‬ ‫عمل‬ (

Dasarnya: ‫كذاك رفع خرب بادلبتدا‬


e. Berbentuk Nakiroh (identitif/belum diketahui)
f. Terletak setelah mubtada. Tetapi terkadang juga diawalkan, dengan syarat:
 Mubtada dan khobarnya sama-sama ma‟rifat/nakiroh. Contoh:

‫افضل موك افضل من زيد‬ ‫ افضل من زيد افضل موك‬Penjelasan:

(sama-sama Nakiroh) ‫افضل موك‬ = mubtada dan ‫افضل من زيد‬ = Khobar

‫ابو يوسف ابو حويفة‬ ‫ ابو حويفة ابو يوسف‬Penjelasan:

(sama-sama Ma‟rifat) ‫ = ابو يوسف‬mubtada dan ‫ = ابو حويفة‬Khobar


Ini boleh dibalik (Khobar didahulukan) karena ada petunjuk, maksudnya
ingin menyamakan Abu Yusuf pada Abu Hanifah. Dasarnya:

‫ عرفا وهكرا عادمى بيان‬#‫فاموعي حٌن يسوى اجلزءان‬

 Apabila dari mubtada ada dhomir yang dikembalikan pada khobar.

contoh:‫صاحبها‬ ‫يف ال ّدار‬

Dasarnya: ‫خيرب‬ ‫ ممّا بي عوي مبيوا‬#‫كذا إذا عاد عليي مضمر‬

6
Ali Al-Jarim dan Musthofa Amin, Nahwu Wadih Jilid 3 (Rembang: Al-Hidayah Surabaya, 2002).

8
 Apabila hendak menonjolkan makna khobar. Contoh:

‫ممووع التّدخٌن‬ (Dilarang merokok) penjelasan: ‫ = ممووع‬Khobar muqadam

marfu‟ dengan dhamah - ‫التّدخٌن‬ = Mubtada muakhar marfu‟ dengan

dhamah.
 Apabila mubtada dan khobar didahului oleh huruf nafi/istifham dan

khobarnya berupa sifat. Contoh: ‫اقائم أهت؟‬ (apakah kamu berdiri?)

penjelasan: Hamzah= huruf istifham - ‫قائم‬ = khobar muqadam marfu‟

dengan dhamah - ‫أهت‬ = dhamir mabni pada posisi rafa‟ mubtada

muakhor.
 Apabila khobar berupa Syibhi Jumlah dan mubtadanya ma‟rifat. Contoh:

‫السمامة‬
ّ ‫عين‬
ّ ّ‫(يف الت‬pada kehati-hatian itu ada keselamatan) penjelasan:
‫عين‬
ّ ّ‫ = يف الت‬Jar wa majrur khobar muqadam ‫السمامة‬
ّ = mubtada muakhor
marfu‟ dengan dhamah.
g. Khobar boleh dibuang. Contoh membuang khobar yaitu didalam menjawab
pertanyaan, contoh:

))‫ ((زًرة رلتهد‬:‫ ((زًرة)) أي‬:‫ فيقال يف اجلواب‬,))‫ ((من رلتهد؟‬:‫ وتقول‬7
h. Khobar wajib dibuang dibeberapa tempat:

 Apabila mubtada setelah ‫ لوال‬contoh: ‫لوالالطّبيب ماشفي ادلريض‬


(Kalau tidak ada dokter niscaya pasien itu tidak sembuh). Tersiratnya:

7
‫ جامع الدروس العربية‬,‫( مصطفى الغاليينى‬Kairo: 7002 ,‫)شركة القدس‬.
9
‫لوالالطّبيب موجود ماشفي ادلريض‬
 Apabila mubtada menunjukan sumpah secara jelas. Contoh:

‫( لعمرك إ ّن احلياة كفاح‬Demi umurmu, sesungguhnya hidup ini

perjuangan). Tersiratnya: ‫احلياة كفاح‬ ‫لعمرك قسمي إ ّن‬

 Apabila mubtada di athofkan dengan ‫و‬ yang menunjukan makna

Mushababah (kebersamaan).contoh:‫وسماحي‬ ‫جودي‬ ‫ كل‬Tersiratnya:


ّ
‫كل جودي وسماحي مقرتهان‬
C. Pembagian mubtada dan khobar
1. Pembagian mubtada
a) Mubtada isim dzohir, yaitu mubtada yang berupa lafadz yang menunjukan pada
musammanya (sesuatu yang dinamaninya) tanpa diqayyidi takallum, khitob dan
ghoibah. Contoh:

 ‫زيد قائم‬ (Zaid berdiri) Mubtada= ‫زيد‬


 ‫الزيدان قائمان‬
ّ (2 Zaid berdiri) Mubtada= ‫الزيدان‬
ّ
 ‫الزيدون قائمون‬
ّ (Banyak Zaid berdiri) Mubtada= ‫الزيدون‬
ّ
b) Mubtada isim dhomir. Mubtada isim dhomir hanya diperbolehkan dari dhomir
munfasil saja, karena untuk dhomir muttasil hanya bisa berada ditengah, sebagai
mubtada itu harus diawal kalimah dan mubtada yang berupa dhomir munfasil ada
12 (2 mutakalim, 5 ghoib dan 5 mukhotob).8 Yaitu:

‫ حنن‬,‫ اها‬,‫اهنت‬
ّ ,‫ اهت‬,‫ اهتم‬,‫ اهتما‬,‫ اهت‬,‫ًن‬
ّ ,‫ ًي‬,‫ ًم‬,‫ مها‬,‫ًو‬
Contoh: ‫اها قائم – ًو مدرس – ًي مدرسة‬
ّ ّ

8
Shofwan, Pengantar Memahami Al-Ajurumiyyah.

10
2. Pembagia khobar.

Dasarnya: ‫ حاوية معىن الّذي سيقت لي‬# ‫ومفردا يأيت ويأيت مجلي‬
a) Khobar mufrod

‫مثىن أو رلموعا‬
ّ ‫وًو ماليس مجلة والشبيها هبا ولو كان‬
“ Yaitu khobar yang tidak berupa jumlah atau yang serupa jumlah (dzorof/jer
majrur), walaupun berupa isim tasniah atau jama‟.”
Catatan: Mufrod disini adalah tunggal, tetapi bukan tunggal secara makna
melainkan secara jumlah kata tersebut. Contoh:

 ‫زيد قائم‬ (Zaid berdiri) Khobar = ‫قائم‬


 ‫الزيدان قائمان‬
ّ (2 Zaid berdiri) Khobar = ‫قائمان‬
 ‫الزيدون قائمون‬
ّ (Banyak Zaid berdiri) Khobar = ‫قائمون‬
Khobar mufrod dibagi menjadi 2, dasarnya:

‫يشتق فهو ذو ممًن مستكن‬


ّ # ‫وادلفرد اجلامد فارغ وإن‬
1) Khobar mufrod jamid, yaitu khobar yang tidak berupa lafadz-lafadz yang

musytaq, dan khobar yang tidak bisa ditasrif. Contoh: ‫ ًذا باب‬serta kata yang

lafadznya sepi dari dhomir yang kembali pada mubtada. Contoh: ‫زيد اخوك‬
2) Khobar mufrod musytaq, yaitu khobar yang berupa lafadz-lafadz yang
tercetak dari masdar seperti isim fail, maful dan lainnya. Khobar ini wajib
mengandung dhomir yang ruju‟ (kembali) pada mubtada yang wajib disimpan.

Contoh: ‫ زيد قائم‬, taqdirnya: ‫زيد قائم ًو‬


b) Khobar ghairu mufrod

‫وًو ادلراد بغًن ادلفرد اجلملة أو شببها‬


“ Yang dimaksud ghairu mufrod yaitu jumlah atau sesamanya.”
Khobar ghairu mufrod terbagi menjadi 2:

1) Jumlah: ‫إسوهدي افاد أم مل تفد‬


ّ ‫كل مرّكب‬
ّ ‫وًي‬
11
“ Yaitu setiap lafadz yang disusun secara isnadi, berfaidah/tidak.”
Jumlah terbagi menjadi 2:
 Jumlah ismiyyah, yaitu khobar yang terdiri dari susunan mubtada dan

khobar. Contoh:‫ذاًبة‬ ‫زيدجاريتي‬ (Zaid pembantunya bepergian).

Penjelasan: Dalam contoh tersebut, lafadz ‫ جاريتي ذاًبة‬yang merupakan


susunan mubtada khobar, kedudukannya sebagai khobar jumlah, mahalnya
rofa‟.
 Jumlah fi’liyyah, yaitu khobar yang terdiri dari susunan fiil dan fail.

Contoh: ‫زيد قام ابوى‬ (Zaid ayahnya berdiri). Penjelasan: Dalam contoh

tersebut, jumlah ‫قام ابوى‬ yang tersusun dari fiil dan fail, kedudukannya

sebagai khobar jumlah, mahalnya rofa‟.


2) Shibih jumlah. Terbagi menjadi 2, dasarnya:

‫ هاوين معىن كائن أو استقر‬# ‫وأخربوا بظرف أو حبرف جر‬


 Jar majrur. Disyaratkan berupa jar majrur yang tam, yaitu maknanya
bisa difahami tanpa menyebutkan mutaallaqnya (lafadz yang

dihubungi). Contoh: ‫زيد يف ال ّدار‬ (Zaid didalam rumah). Penjelasan:

‫يف ال ّدار‬ adalah jar majrur yang kedudukannya sebagai khobar shibih

jumlah, mahalnya rofa‟. Catatan: Sedangkan jar majrur yang Naqis,


yaitu maknanya tidak bisa difahami tanpa menyebutkan mutaallaqnya,

maka tidak bisa dijadikan khobar. Contoh: ‫ زيد بك‬. Penjelasan: lafadz
ini tidak bisa difahami maknanya jika tidak menyebutkan

mutaallaqnya. seperti: ‫زيد واثق بك‬ (Zaid percaya padamu).

12
Dhorof. Disyaratkan berupa dhorof yang tam, yaitu yang maknanya
bisa difahami tanpa menyebutkan mutaallaqnya. Contoh: ‫زيد عودك‬
(Zaid disisimu), ini adalah contoh dhorof makan. Catatan: Isim
zaman tidak boleh dijadikan khobar kalau mubtadanya isim dzat,
contoh: ‫خالد ليما‬ (ini tidak bisa karena tidak bermanfaat/ tidak

berfaidah). Kalau berfaidah maka bisa dibuat khobar, contoh: ‫اذلمال‬


‫ اللّيلة‬. Dasarnya: ‫ عن جثّة وإن يفد فأخربا‬# ‫واليكون اسم زمان خربا‬

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mubtada adalah isim yang terletak diawal kalimah dan dibaca rafa‟ yang sepi dari amil-amil
lafdziyah. Sedangkan khobar adalah isim yang dibaca rafa‟ yang disebutkan sesudah
mubtada yang berfungsi sebagai penyempurna makna mubtada. Dan suatu jumlah yang
tersusun dari mubtada dan khobar disebut dengan jumlah ismiyyah.

Kriteria Mubtada ada 6, diantaranya: Berupa kalimah isim, dibaca rofa‟, disepikan dari amil-
amil lafdziyah, terletak diawal kalimah, mubtada harus ma‟rifat dan mubtada tidak boleh
dibuang apabila sudah diketahui.

Kriteria Khobar ada 8, diantaranya: Berupa kalimah isim, keserasian mubtada dan khobar
dalam hal jumlah (Mufrod, tasniah dan jama‟) dan jenis (mudzakar dan muanats), Khobar
harus bisa menyempurnakan pada ma‟na mubtada, dibaca rafa‟, berbentuk Nakiroh
(identitif/belum diketahui), terletak setelah mubtada, Khobar boleh dibuang dan khobar wajib
dibuang dibeberapa tempat tertentu.

Mubtada dibagi menjadi 2, yaitu mubtada isim dzohir dan mubtada isim dhomir. Sama
halnya dengan mubtada khobarpun terbagi menjadi 2, yaitu khobar mufrod (jamid dan
musytaq) dan khobar ghairu mufrad (dzorof, jer majrur, jumlah ismiyah dan jumlah fi‟liyah).

B. Saran

Maka dengan adanya materi “ Mubtada dan Khobar”. Marilah kita memahami mendalam
tentang Ilmu Nahwu, agar lebih memahami bahasa Al-Qur‟an, karena pada dasarnya Ilmu
Nahwu adalah sebagai alat pengantar dalam pembelajaran Bahasa Arab.

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari
segi penulisan. Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca ynag membangun demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
umumnya bag para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jarim, Ali, dan Musthofa Amin. Nahwu Wadih Jilid 3. Rembang: Al-Hidayah Surabaya,
2002.
AL-Murtajim, Abu Ahmad. Terjemah Mulakhos. Jakarta, 2015.
Bachmid, Ahmad. ‫اإلعراب‬ ‫ادلعجم يف‬. Pertama. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2018.
Shofwan, Sholihuddin. Pengantar Memahami Al-Ajurumiyyah. Lirboyo: Darul Hikmah, 1999.
‫ دار انأمٌن‬:‫ جومباهج‬.‫ ألفية ابن مالك‬.‫ زلمد مجال الدين‬,‫ابن مالك‬, t.t.
‫ جامع الدروس العربية‬.‫ مصطفى‬,‫الغماييىن‬. Kairo: 7002 ,‫شركة القدس‬.

15

Anda mungkin juga menyukai