Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AQSAMUL JUMLAH ( ‫) اقسام الجملة‬


Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Mukhlisin Ibnu Muhtarom, M.Pd

Oleh :
Nandia Khoirunnisa : 21221009
Rifa Hamidah : 21221090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH BOGOR
Jl Argapura RT/RW 02/03 Desa Argapura Kecamatan Cigudeg
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia
2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah dengan judul “Aqsamul Jumlah ( ‫اقس))ام‬
‫ ”) الجملة‬tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana


ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Bogor, 15 November 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian Jumlah.............................................................................................3
B. Macam-macam Jumlah......................................................................................3
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa di buat bingung oleh pengertian-
pengertian dari bahasa arab Al-Qur’an dan Hadits yang memakai atau menggunakan
bahasa Arab standar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab. Bahasa Arab adalah
Bahasa AlQur’an. Salah satu pembahasan dalam ilmu nahwu yang sangat mendasar
adalah mubtada’ dan khabar. Ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu dasar
kalimat, baik kalimat sempurna maupun tidak. Dalam bahasa arab kalimat terbagi
menjadi dua, yaitu Jumlah Ismiyah adalah kalimat yang didahului oleh isim yang
berada di awal kalimat tersebut dinamakan Mubtada dan bagian yang melengkapinya
di namakan Khabar yang mana hukum nya dalam I’rab harus mengikuti Mubtada.
Dan Jumlah Fi’liyah, yaitu kalimat yang di dahului oleh fi’il. Sebagaimana yang kita
ketahui, mubtada’ dan khabar salah satu unsur terpenting dalam konteks bahasa arab.
Mubtada dan Khobar adalah bentuk kalimat yang saling berkaitan satu sama lainnya,
sehingga belumlah menjadi kalimat yang sempurna jikalau mubtada belum dilengkapi
oleh khobar. Di dalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjadisangat mutlak
karena dalam penggunaan bahasa arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun
contoh dari nominal yang seringkali digunakan adalah mubtada’ dan khobar.

Akan tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat bingung oleh
pengertian-pengertian dari bahasa arab, apa itu mubtada’ dan bagaimanakah khabar
itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita para pemuda yang baru belajar bahasa
arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab pada dasarnya terdiri atas dua pola,yaitu
jumlah ismiyah atau disebut kalimat nominal dan jumlah fi’liyah atau disebut kalimat
verbal. Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokok mubtada
dan khabar (dimulai dengan isim /kata benda), jadi jumlah ismiyah atau kalimat
nominal adalah kalimat yang dimulai dengan nomin (isim). Oleh karena itu di dalam
makalah ini akan dijelaskan bangaimana penjelasan mengenai jumlah ismiyyah dan
fi’liyah.

B. Rumusan Masalah

1
1. Apa itu jumlah?
2. Apa saja macam macam jumlah?
3. Bagaimana penjelasan mengenai jumlah Ismiyyah?
4. Bagaimana penjelasan mengenai jumlah Fi’liyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang Jumlah
2. Untuk mengetahui macam-macam jumlah
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang Jumlah Ismiyyah
4. Untuk mengetahui penjelasan tentang Jumlah Fi’liyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jumlah( ‫) الجملة‬


Jika kita membuka kamus al-wasith, kita akan temukan bahwa ia mempunyai
beberapa arti, diantaranya:

ً‫ َوبَا َعهُ ُج ْملَة‬،ً‫ أَ َخ َذ ال َّش ْي َء ُج ْملَة‬:ُ‫ َويُقَال‬،‫ َج َما َعةُ ُك ِّل َش ْي ٍء‬: ُ‫ْال ُج ْملَة‬
ْ adalah “kumpulan sesuatu”, dikatakan: “seseorang mengambil sesuatu
Jumlah ( ُ‫)ال ُج ْملَة‬
secara keseluruhan”, dan “seseorang menjualnya secara keseluruhan”
.ٌ‫ َو َج ْم ُعهَا ُج َمل‬.‫ ُكلُّ كَاَل ٍم ا ْشتَ َم َل َعلَى ُم ْسنَ ٍد َو ُم ْسنَ ٍد إِلَ ْي ِه‬: َ‫َو ْال ُج ْملَةُ ِع ْن َد ْالبَاَل ِغيِّ ْينَ َو النَّحْ ِويِّ ْين‬
Adapun Jumlah ( ُ‫)ال ُج ْملَة‬ ْ menurut ahli balaghah dan ahli nahwu ialah: “setiap kalam
(ucapan) yang terdiri dari musnad (khabar atau fi’il) dan musnad ilaih (mubtada’ atau
fa’il)”. Bentuk jamaknya adalah (ٌ‫) ُج َمل‬
B. Macam-macam jumlah
Di dalam bahasa arab, kalimat (ُ‫ ) ا ْل ُج ْملَة‬ada 2 macam, yaitu jumlah ismiyah (‫ا ْل ُج ْملَة‬
ُ‫س ِميَّة‬
ْ ‫ ) ا ِإل‬dan jumlah fi’liyah ( ُ‫) ا ْل ُج ْملَةُ ا ْلفِ ْعلِيَّة‬.
1. Jumlah ismiyah (ُ‫س ِميَّة‬
ْ ‫) ا ْل ُج ْملَة ا ِإل‬

َ ْ‫ْال ُج ْملَةُ اإْل ِ ْس ِميَّةُ ِه َي الَّتِي تُ ْبدَأُ بِاس ٍْم أَو‬


‫ َو َخبَ ٍر‬t‫ض ِمي ٍْر َوتَ ُكوْ نُ ُم َر َّكبَةً ِم ْن ُم ْبتَ َدأ‬
Jumlah ismiyah adalah kalimat yang diawali dengan isim atau dhamir, dan
ia tersusun dari mubtada’ dan khabar. Sesuai namanya, jumlah ismiyah adalah
jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda), kalimat ini terdiri dari
susunan mubtada' dan khabar.
Mubtada' merupakan subyek dalam bahasa Arab, karena menjadi subyek
maka mubtada' mempunyai beberapa sifat yaitu: pertama, harus berupa ma'rifat
(kata khusus/tertentu/spesifik, bukan umum. Contoh: nama orang, kemasukan
huruf alif+lam). Kedua, tanda i'robnya adalah rofa'.
Sedangkan khobar merupakan predikat, yaitu bertugas menjelaskan atau
menerangkan keadaan mubtada' (subyek), khobar bisa berupa kata atau anak

3
kalimat. Sifat khobar yaitu : satu, harus nakiroh (kata umum). Kedua, khobar
juga mempunyai  tanda i'rob rofa'. Mubdata' dan khobar harus mempunyai sifat
yang sama, ketika mubdata' nya mudzakar maka khobar juga harus mudzakar,
antara mubtada' dan khobar juga harus sama-sama mufrad, tasniyah, atau jamak.
Contoh jumlah ismiyah :

Arti Jumlah Ismiyah

Zaid berdiri ‫َز ْي ٌد قَائِ ٌم‬

Segala puji hanya milik Allah


َ‫ال َح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ال َعالَ ِم ْين‬
pencipta alam semesta

Dua orang muslim berdiri ‫ال ُم ْسلِ َما ِن قَائِ َما ِن‬
 Penjelasan :
 Contoh pertama, kata 'zaidun' sebagai mubdata' dan kata 'qooimun' sebagai
khobar sama-sama isim mufrad (kata benda tunggal) dan mudzakar (kata
benda berjenis kelamin laki-laki).
 Contoh kedua, kata 'al-hamdu' sebagai mubtada' (subyek), sedangkan
khobarnya (predikatnya) adalah berupa susunan anak kalimat yaitu 'lillahi
robbil 'aalamiina'. yang jelas adalah, jumlah (kalimat) ini termasuk  jumlah
ismiyah karena diawali dengan isim (kata benda) yaitu 'al-hamdu'
(bagaimana bisa tahu 'al-hamdu' adalah isim? karena ia kemasukan alif lam
 Contoh ketiga, kata 'muslimaani' sebagai mubtada' (subyek) dan kata
'qooimaani' sebagai khobar sama-sama isim tasniyah (kata benda yang
menunjukan arti dua).
 Nah, dari ketiga contoh di atas, semuanya adalah jumlah ismiyah karena
diawali dengan kata benda (isim).
Contoh lain dari jumlah ismiyah :

4
Suatu penjelasan tanpa disertai dengan contoh akan terasa hambar. Karena ia juga
berfungsi untuk memahamkan audien. Oleh sebab itu berikut ini saya sebutkan beberapa
contoh jumlah ismiyah:

Ali sakit ‫ْض‬


َ ‫َعلِ ٌّي َم ِري‬
Anak itu sedang membaca al
َ‫ْال َولَ ُد يَ ْق َرأُ ْالقُرْ آن‬
qur’an
Qasim belajar geografi ‫اسم يَ ْدرُسُ ْال ُج ْغرافِيَا‬
ِ َ‫ق‬
Kantin adalah tempat untuk
ْ َ ‫ان لِ ِش َرا ِء اأْل‬
‫ط ِع َم ِة‬ َ ‫ْال َم ْق‬
ٌ ‫صفُ َم َك‬
membeli berbagai makanan
Lapangan adalah tempat untuk
‫ض ِة‬ ٌ ‫ْال َم ْي َدانُ َم َك‬
َ ‫ان لِل ِّريَا‬
olahraga
Rumah muhammad besar dan
ُ ‫بَي‬
ٌ ‫ْت ُم َح َّم ٍد َكبِ ْي ٌر َو نَ ِظي‬
‫ْف‬
bersih
Segala puji bagi Allah Tuhan
َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
semesta alam
Kitab ini (al-Qur’an) tidak ada
َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬
‫ْب فِي ِه‬ َ ِ‫َذل‬
keraguan didalamnya
Merekalah yang mendapat
َ ِ‫أُولَئ‬
‫ك َعلَى هُدًى ِم ْن َربِّ ِه ْم‬
petunjuk dari Tuhannya
Dan merekalah orang-orang yang
َ ِ‫َوأُولَئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬
beruntung
Allah akan mengolok-olok mereka
dan membiarkan mereka
ُ ‫هَّللا ُ يَ ْستَه ِْز‬
َ‫ئ بِ ِه ْم َويَ ُم ُّدهُ ْم فِي طُ ْغيَانِ ِه ْم يَ ْع َمهُون‬
terombang ambing dalam
kesesatan
Sesungguhnya Allah tidak malu
membuat perumpamaan seekor ً‫ة‬t‫ُوض‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْستَحْ يِي أَ ْن يَضْ ِر‬
َ ‫ا بَع‬tt‫ب َمثَاًل َم‬
nyamuk atau yang lebih kecil ‫فَ َما فَوْ قَهَا‬
darinya.
Kata yang berwarna merah adalah mubtada’, sedangkan kata yang berwarna biru
adalah khabarnya. Sebagai pelengkap, disini juga saya sebutkan contoh jumlah ismiyah
dalam al-Qur’an:

5
2. Jumlah fi’liyah ( ُ‫) ا ْل ُج ْملَةُ ا ْلفِ ْعلِيَّة‬

ِ َ‫ب ف‬
‫اع ٍل‬ ِ َ‫ْال ُج ْملَةُ ْالفِ ْعلِيَّةُ ِه َي الَّتِ ْي تُ ْبدَأُ بِفِع ٍْل َوتَ ُكوْ نُ ُم َر َّكبَةً ِم ْن فِ ْع ٍل َوف‬
ِ ِ‫ أَوْ ِم ْن فِ ْع ٍل َو نَائ‬،‫اع ٍل‬
Jumlah fi’liyah adalah kalimat yang diawali dengan fi’il, dan ia tersusun
dari fi’il dan fa’il atau fi’il dan na’ibul fa’il.
Atau, Jumlah fi'liyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi'il
(kata kerja), sama dengan namanya. kalimat ini biasanya tersusun dari fi'il (kata
kerja) dan fa'il (subjek).
Fi'il (kata kerja) disini biasanya berupa fi'il madhi (kata kerja lampau), tapi
bisa juga jika menggunakan fi'il mudhore (yang sedang dilakukan).
Fa'il (subjek) dalam jumlah fi'liyah bisa nampak (dhohir/biasanya ditandai
dengan nama orang atau suatu benda), bisa juga secara tidak nampak
(dhomir/biasanya jumlah fi'liyah dengan fa'il (subjek) yang tidak nampak ini
berada di tengah-tengah paragraf karena dhomirnya sudah disebutkan di awal
paragraf)
Contoh jumlah fi’liyah :

Arti Jumlah Fi’liyah


Zaid telah berdiri ‫قَا َم َز ْي ٌد‬

Allah menciptakan manusia َ َّ‫ق هَّللا ُ الن‬


‫اس‬ ُ ُ‫يَ ْخل‬

Zaid dipukul, pelajaran ditulis ‫س‬ ُ ‫ يُ ْكت‬, ‫ض ِر َب َز ْي ٌد‬


ُ ‫َب الد َّْر‬ ُ

Penjelasan :
 Contoh pertama: kata 'qooma' sebagai fi'il (kata kerja), jika dilihat dari
segi waktunya, maka fi'il nya adalah fi'il madhi (sudah dilakukan) dan

6
jika dilihat dari segi jenisnya fi'il ini merupakan fi'il lazim (kata kerja
yang tidak membutuhkan objek). sedangkan kata 'zaidun' menjadi
fa'ilnya (subjek/pelakunya), keduanya sudah termasuk kalimat karena
tersusun dari fi'il (kata kerja) dan fa'il (subjek) walaupun hanya dua kata.
 Contoh kedua: kata 'yahluqu' sebagai fi'il, yaitu fi'il mudhore (kata kerja
yang sedang dilakukan), jika dilihat dari jenisnya fi'il ini adalah fi'il
muta'adi (kata kerja yang membutuhkan objek), kata 'Allahu' sebagai
fa'il (subjek) dan kata 'an-naasa' menjadi maf'ul bih (objeknya). nah, jika
tidak ada objeknya maka kalimat ini tidak sempurna karena fi'il
'yahluqu' yang artinya 'menciptakan' itu membutuhkan objek.
 Contoh ketiga: kata 'dhuriba' dari kalimat 'dhuriba zaidun' menjadi fi'il,
yaitu  jenis  fi'il majhul (kata kerja yang tidak disebutkan pelakunya atau
kata kerja pasif), maka dari itu kata 'zaidun' dinamakan 'naibul fa'il'
(pengganti subjek) jadi jika diterjemah menjadi 'zaid dipukul'.
Dari contoh-contoh di atas merupakan jumlah fi'liyah karena diawali dengan
fi'il (kata kerja).
Contoh lain jumlah fi’liyah :

Ali telah sakit ‫ض َعلِ ٌّي‬


َ ‫َم ِر‬
Anak itu sedang membaca al
َ‫يَ ْق َرأُ ْال َولَ ُد ْالقُرْ آن‬
qur’an
Bapakku menanam kurma ُ ‫يَ ْز َر‬
‫ع أبِ ْي التَّ ْم َر‬

Burung berkicau diatas pohon َ ْ‫َر َد الطَّي ُْر قَو‬


‫ق ال َّش َج َر ِة‬ ِ ‫غ‬

Saudaraku memanen tomat ِ ‫ص َد أَ ِخ ْي الطَّ َم‬


‫اط َم‬ ُ ْ‫يَح‬
Aku membeli sebuah ayam di
‫ق‬ ُ ‫اِ ْشتَ َر ْي‬
ِ ْ‫ت َد َجاجًا فِ ْي السُّو‬
pasar
Katakanlah yang baik atau diam َ‫قُلْ خَ ْيرًا أَوْ لِيَصْ ُمت‬
Saudara perempuanku pergi ke
‫يُ َسافِ ُر أ ُْختِي إِلَى َم ِد ْينَ ِة َجاكَرْ تَا‬
kota jakarta

Kata yang berwarna merah adalah fi’il, sedangkan kata yang berwarna biru
adalah fa’il.

7
Sebagai pelengkap, disini juga saya sebutkan contoh jumlah fi’liyah dalam al-Qur’an:

Tunjukilah kami jalan ang lurus ‫ص َراطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬


ِّ ‫ا ْه ِدنَا ال‬

Allah telah mengunci hati mereka ‫خَ تَ َم هَّللا ُ َعلَى قُلُوبِ ِه ْم‬
Mereka menipu Allah dan orang-
orang yang beriman, padahal ‫ َد ُعونَ إِاَّل‬t‫ا يَ ْخ‬tt‫وا َو َم‬ttُ‫ ا ِد ُعونَ هَّللا َ َوالَّ ِذينَ آ َمن‬t َ‫يُخ‬
mereka menipu diri sendiri tanpa َ‫أَ ْنفُ َسهُ ْم َو َما يَ ْش ُعرُون‬
mereka sadari
Hampir-hampir kilat menyambar
َ ‫ق يَ ْخطَفُ أَ ْب‬
‫صا َرهُ ْم‬ ُ ْ‫يَ َكا ُد ْالبَر‬
penglihatan mereka
Dan Dia mengajari adam
alaihissalam semua nama-nama ‫َو َعلَّ َم آ َد َم اأْل َ ْس َما َء ُكلَّهَا‬
(benda)
Dan kerjakanlah sholat, dan
َّ ‫وا‬tt‫َوأَقِي ُم‬
‫ َع‬t‫وا َم‬tt‫اةَ َوارْ َك ُع‬tt‫وا ال َّز َك‬ttُ‫اَل ةَ َوآت‬t ‫الص‬
tunaikanlah zakat, dan rukuklah
َ‫الرَّا ِك ِعين‬
bersama orang-orang yang rukuk

BAB III
PENUTUP

8
A. Kesimpulan
ْ adalah “kumpulan sesuatu”, dikatakan: “seseorang mengambil
Jumlah ( ُ‫)ال ُج ْملَة‬
sesuatu secara keseluruhan”, dan “seseorang menjualnya secara keseluruhan”.
Jumlah atau kalimat dalam bahasa arab dibagi menjadi 2 yaitu jumlah ismiyah
dan jumlah fi’liyah. Jumlah ismiyah adalah kalimat yang diawali dengan isim atau
dhamir, dan ia tersusun dari mubtada’ dan khabar. Sesuai namanya, jumlah ismiyah
adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda), kalimat ini terdiri dari
susunan mubtada' dan khabar. Sedangkan, Jumlah fi'liyah adalah jumlah (kalimat)
yang diawali dengan fi'il (kata kerja), sama dengan namanya. kalimat ini biasanya
tersusun dari fi'il (kata kerja) dan fa'il (subjek).

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan di
dalamnya dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun kami harapkan kepada pembaca agar ke depannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/

9
https://jurnal.stiq-amuntai.ac.id/

10

Anda mungkin juga menyukai