Anda di halaman 1dari 12

C.

Gaya Bahasa Jinas; Deskripsi dan Anatominya


Sebelum kita membahas tentang definisi Jinas, akan dipaparkan terlebih dahulu
mengenai gaya bahasa. Gaya bahasa juga dikenal dengan istilah uslub atau style. Menurut
penjelasan dalam kamus linguistik, gaya bahasa diberi pengertian; (1), pemanfaatan atas
kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis, (2), pemakaian ragam tertentu
untuk memperoleh efek-efek tertentu, (3), keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis
sastra.[16] Istilah uslub dalam kamus Mahmud yunus diberi pengertian sebagai cara yang diikuti
oleh seseorang dalam mengungkapkan ide dan perasaannya.[17] Sedangkan al-Hasyimi
memberikan definisi uslub dengan makna yang terdapat dalam kata-kata yang dirangkai dalam
sebuah pembicaraan dengan tujuan tertentu yang disampaikan kepada pendengarnya.[18]
Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik benang merah, diantaranya: uslub atau
gaya bahasa adalah sebuah cara komunikasi seseorang melalui bahasa kepada orang lain dengan
suatu maksud tertentu. Dengan demikian dapat dikategorisasikan bahwa uslub memiliki tiga
unsur, pertama, ide atau pikiran yang akan disampaikan kepada orang lain, kedua, pilihan kata
(diction) yang akan digunakan, ketiga, model, susunan, struktur, atau gaya bahasa yang akan
digunakan ketika menyampaikan.
Jinas diambil dari kata ja-na-sa, yu-ja-ni-su, ji-na-san, mu-ta-ja-ni-sa-tan. Secara
etomologi berarti menyerupai dan menyatu bersamanya dalam satu bentuk.[19] Menurut Rafiq
Khalil Athwi, Jinas diberi definisi tasyabuhu lafdhoini fi al-kitabati wa ikhtilafuhuma fi al-
mana[20] (dua kata yang serupa dan artinya berbeda).
Gaya bahasa Jinas banyak ditemukan dalam ayat-ayat al-Quran, Hadits atau di dalam
kalam Arab, antara lain:

(dan pada hari terjadinya hari qiyamat itu, bersumpahlah orang-orang yang berdosa,
bahwa mereka tinggal di dunia ini hanyalah sesaat saja).[21]
Dalam ayat tersebut terdapat terdapat dua kata yang sama yaitu , meski demikian
dua kata yang sama tersebut memiliki arti yang berbeda; pertama, yang dimaksud adalah hari
akhir (qiyamat), kedua, yang dimaksud adalah jam zamaniyah yang berarti sesaat saja. Contoh
lain adalah seperti perkataan al-Busti seperti yang dikutip Marjoko Idris;[22]
#
(aku telah memahami surat anda, wahai tuanku, maka aku merasa senang. Dan tidaklah
mengherankan kalau aku merasa senang)
Dalam puisi tersebut terdapat dua kata ( )yang sama dalam pengucapan, syakal,
jumlah huruf, dan urutannya. Meskipun demikian, lafad yang pertama memiliki arti aku
memahami, dan lafad yang kedua memiliki arti aku marasa senang.
Perlu ditekankan lagi di sini, bahwa Jinas adalah dua kata yang sama dalam pengucapan
dan memiliki perbedaan arti. Jika saja terdapat dua kata yang sama dan artinya juga sama, maka
hal tersebut bukan dinamakan dengan Jinas. Al-zamakhsyari memberikan contoh beberapa kata
yang sama dalam pengucapan dan memiliki makna yang sama pula.[23]diantara kata itu adalah
kata /dhailun dengan kata /bailun, dalam ungkapan yang berbunyi .
Dua kata yang memiliki keserupaan dalam pelafalan adalah dhailun dan bailun, keduanya
memiliki pengertian yang kecil, yang halus, yang kurus.
Menurut ahli balaghah, Jinas dibagi menjadi dua macam; pertama, Jinas Tam, yaitu
apabila ada dua lafad yang memiliki kesamaan dalam empat unsur; nau al-khuruf (jenis huruf),
syakl al-khuruf (syakal), adad al-khuruf (jumlah), tartib al-khuruf (urutan). Kedua, Jinas
Ghairu Tam, yaitu apabila terdapat perbedaan antara kedua lafad tersebut dalam salah satu dari
empat unsur yang terdapat dalam Jinas Tam. Sebagai contoh Jinas Tam ini adalah seperti
ratapan yang disampaikan oleh seorang penyair ketika meratapi putranya bernama Yahya:
#
(anakku ini telah kuberi nama Yahya, dengan harapan agar dia hidup terus [sampai
tuanya], tetapi tidak ada jalan bagiku untuk menolak ketentuan allah tentang dirinya[kematian]).
Jika dilihat dari aspek diksinya, maka dalam puisi di atas akan ditemukan dua kata yang
sama dalam pelafalannya, namun berbeda dalam maksudnya, yaitu dan . Pertama yang
dimaksud adalah Yahya (nama orang) dan yahya yang kedua adalah hidup. Jika disimak, maka
kedua lafad tersebut mempunyai kesamaan dalam empat unsur diatas. Oleh karenanya
dinamakan Jinas Tam.
Adapun Jinas Ghairu Tam seperti yang sudah disebutkan di atas, maka ia berbeda dalam
salah satu dari empat unsur yang ada dalam Jinas Tam (huruf-syakal-jumlah atau urutannya).
a. Berbeda pada hurufnya
Seperti firman allah dalam Q.S al-Dhuhah; 9-10:

(adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang, dan terhadap
orang yang meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya).
Dua lafad yang serupa dalam pelafalan adalah kata /taqhar dan /tanhar, kata kerja yang
pertama menggunakan huruf /qaf dan yang kedua menggunakan huruf /nun. Kata kerja taqhar
berarti berlaku sewenang-wenang, sedang kata kerja tanhar berarti menghardik.
b. Berbeda pada syakalnya
Seperti puisi Ibnu Farid berikut ini:
#
(hendaklah akalmu itu dapat mencegahmu dari mencela seseorang, ingatlah tidak pernah
dijumpai seorang manusiapun yang tidak pernah ditempa kemelaratan).
Sekilas apabila puisi di atas dilihat, maka ada dua kata yang mengandung keserupaan yaitu ,
namun keduanya dibedakan oleh syakalnya, kata yang pertama dibaca /nahaka dan yang
kedua /nuhaka. Kata kerja yang pertama menggunakan syakal fathah (na) dan yang kedua
menggunakan syakal wawu (nu). Kata nahaka bermakna mencegahmu, sedangkan kata nuhaka
berarti akalmu.
c. Berbeda pada jumlah hurufnya
Seperti firman Allah dalam Q.S al-Qiyamah: 29, sebagai berikut:

(dan bertaut betis kanan dengan betis kiri, kepada tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau).
Dua kata yang serupa dalam pelafalan adalah kata /al-saq dan /al-masaq, keduanya
dibedakan oleh jumlah hurufnya. Kata pertama terdiri dari tiga huruf, sedangkan kata yang kedua
terdiri dari empat huruf, dengan perbedaan satu huruf (mim) pada awak katanya. Kata
berarti betis, sedangkan kata berarti dihalau.
d. Berbeda pada susunannya
Seperti perkataan penyair al-Ahnaf berikut ini:
#
(pada pedangmu itu terletak kemenangan bagi saudara-saudaramu, dan pada tombakmu itu
terletak kematian bagi musuh-musuh).
Dua kata yang serupa dalam pelafalan adalah kata /fathun dan /hatfun. Keduanya
dibedakan oleh susunan atau letak hurufnya. Kata yang pertama tersusun dari huruf (fa-ta-ha)
sedangkan yang kedua tersusun dari (ha-ta-fa). Kata fathun berarti kemenangan, sedangkan kata
hatfun berarti kematian.

D. Peta Konstalasi Macam-Macam Gaya Bahasa Jinas:


Berdasarkan pola fariasi Jinas yang terdapat dalam Jinas Tam dan Jinas Ghairu Tam, maka Jinas
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Jinas mumatsil ()
2. Al-jinas mustaufi ()
3. Jinas isytiqaq ()
4. Jinas al-musyabbah bi al-isytiqaq ()
5. Jinas al-mutasyabih ()
6. Al-jinas al-murakkab ()
7. Al-jinas al-lahiq ()
8. Al-jinas al-naqis ()
9. Al-jinas al-muharraf ()
10. Jinas al-qalbu ()
11. Jinas al-mudhaf ()
12. Jinas al-muzdawij al-muraddad ()
13. Jinas al-tashif ()
14. Jinasat tsulatsiyah ()
15. Jinas tsunaiyah antara kalimat-kalimat tsalatsa ()

1. Jinas mumatsil
Adalah gaya bahasa jinas yang kedua kata serupa tersebut terbentuk dari jenis yang sama, seperti
isim dengan isim atau fiil dengan fiil.
- Isim dengan isim
Contoh isim dengan isim ini antara lain perkataan al-Maarri:
#
(kami tidak menjumpai seorang manusiapun selain engkau yang dapat dijadikan tempat
berlindung. Engkau selalu menjadi hiasan bagi mata zaman).
Kedua lafad yang sama dalam pelafalan adalah kata insan. Lafad yang pertama adalah
isim, dan yang kedua juga dari isim. Yang pertama berarti manusia, dan yang kedua berarti
hiasan.
Ahmad hindawi lebih jauh lagi membagi jinas mumatsil ini dengan melihat dari sisi bentuk
katanya- menjadi jinas mumatsil antara isim mufrad dengan isim mufrad, jinas mumatsil antara
isim mutsanna dengan isim mutsanna, jinas mumatsil antara isim jama dengan isim jama, jinas
mumatsil antara isim mufrad dengan isim jama, juga jinas mumatsil antara fiil dengan fiil.[24]
- Fiil dengan fiil
Contoh fiil dengan fiil antara lain lafad dengan lafad dalam firman Allah dalam Q.S
al-Anam:

(dan mereka melarang orang lain mendengarkan al-Quran, dan mereka sendiri menjauhkan
darinya).
Lafad adalah dari fiil yang berarti melarang, sedangkan juga dari fiil yang berarti
menjauhkan diri.

2. Jinas mustaufi
Adalah apabila kedua lafad yang sama dalam pelafalan tersebut berbentuk isim dengan fiil, atau
isim dengan dharaf.
Seperti contoh berikut ini:
- isim dengan fiil
seorang penyair ketika meratapi putranya bernama Yahya:
#
(anakku ini telah kuberi nama Yahya, dengan harapan agar dia hidup terus [sampai tuanya],
tetapi tidak ada jalan bagiku untuk menolak ketentuan allah tentang dirinya[kematian]).
Lafad /yahya adalah isim atau kata benda dan berarti Yahya (nama orang), sedangkan lafad
kedua /yahya adalah fiil atau kata kerja yang berarti hidup.
- Dharaf dengan isim
Contohnya adalah lafad /baina dengan lafad /bani dalam firman Allah Q.S Thaha:

(sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata: kamu telah memecah antara Bani Israil
dan kamu tidak memelihara amanatku).
Lafad yang serupa dalam pengucapan adalah dan yang pertama berbentuk dharaf dan
berarti antara dan yang kedua berbentuk isim dan berarti Bani Israil.

3. Jinas isytiqaq
Adalah apabila dua lafad yang serupa tersebut dari asal kata yang sama.
Contoh jenis jinas ini adalah lafad /aqim dengan lafad /al-qayyim dalam firman allah Q.S
al-Rum; 43 yang berbunyi:

(oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus [islam], sebelum dating dari
Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya, pada hari itu mereka terpisah).
Lafad dan keduanya berasal dari kata yang sama, yaitu . sedangkan artinya berbeda;
yang pertama berarti hadapkanlah, dan yang kedua berarti lurus.

4. Jinas al-musyabbah bi al-isytiqaq


Yaitu gaya bahasa jinas yang kedua lafad yang serupa dari kata awal yang menyerupai isytiqaq.
Contoh dalam Q.S al-Syuara; 168:

(Luth berkata: sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu).
Lafad dan adalah lafad yang hampir serupa, namun keduanya terbentuk dari lafad yang
berbeda, seakan menyerupai isytiqaq. Lafad pertama terbentuk dari kata dan berarti
(perkataan), sedangkan lafad dari kata dan berarti (benci).

5. Jinas al-mutasyabih
Adalah jinas yang apabila dua lafadnya memiliki kesamaan dalam bentuk tulisan, namun
dibedakan oleh bentuk strukturnya. Pertama dari satu kata, dan yang lainnya tersusun dari dua
kata.
Contoh puisi busti berikut ini:
#
(apabila seorang raja tidak memiliki jiwa bermurah hati, tinggalkan dia, dan kekuasannya segera
sirna).
Dua lafad yang serupa adalah lafad , kata yang pertama berarti dermawan, dan yang kedua
berarti hancur. Kedua kata tersebut bila dilihat dari asal kata, adalah sebagai berikut;
(dermawan) berasal dari dua kata, yaitu (mempunyai) dan (pemberian). Sedangkan yang
kedua berasal dari satu kata, yaitu isim fail dari kata (pergi). Dengan kata lain, yang
pertama itu susunannya idhafah, dan yang kedua mufrad.

6. Al-jinas al-murakkab
Yaitu jinas yang salah satu dari dua lafad yang serupa tersusun dari dua lafad (murakkab). kedua
lafadnya memiliki kesamaan dalam empat hal (huruf-syakal-jumlah-urutan), namun dibedakan
oleh asal bentuk tulisan yang ada.
Contoh puisi busti berikut ini:
#
(apabila seorang raja tidak memiliki jiwa bermurah hati, tinggalkan dia, dan kekuasannya segera
sirna).
Perhatikan kata yang pertama (terpisah antara kata yang satu dengan yang lainnya) dan
(bersambung), karena memang satu kata. Kedua lafad tersebut kendati berbeda dalam
penulisannya, namun dari sisi bacaannya sama.

7. Al-jinas al-mudhari
Yaitu gaya bahasa yang kedua lafadnya hampir serupa dalam pelafalan, namun dibedakan oleh
hanya satu huruf, huruf yang berlainan tersebut berdekatan makhraj-nya.
Contoh firman Allah Q.S al-Anam; 26:

(dan mereka melarang orang lain mendengarkan al-Quran, dan mereka sendiri menjauhkan
darinya).
Lafad yang serupa dalam pelafalan adalah dan keduanya dibedakan oleh huruf ()
dengan (). Huruf yang berbeda tersebut berdekatan makhraj. Lafad berarti mereka
melarang, sedangkan lafad berarti menjauhkan diri.
Sekiranya perbedaan itu lebih dari satu huruf, maka bukan termasuk dalam gaya bahasa jinas.
Ahmad handawi mengatakan jika perbedaan itu terjadi lebih dari satu huruf, maka kalimat
tersebut bukan dinamakan gaya bahasa jinas, ini mengingat telah jauhnya kesamaan antara kedua
lafadnya.[25]
Dalam jinas mudhari (antara bentuk mufrad dengan mufrad) kadang perbedaannya terjadi pada
huruf pertama, dan terkadang pada huruf tengahnya. Jinas al-mudhari terkadang terjadi antara
dua lafad yang sama-sama bentuk mutsanna, sedang perbedaannya berada pada huruf pertama,
kadang pada huruf di tengahnya. Jinas al-mudhari terkadang terjadi antara dua lafad yang sama-
sama bentuk jama (plural), kadang antara dua lafad yang satu jama dan satunya mufrad. Jinas
al-mudhari terkadang terjadi antara dua lafad yang sama-sama bentuk fiil, sedangkan
perbedaannya berada pada huruf pertama, terkadang pada huruf di tengah dan kadang berada di
akhir kalimatnya.[26]

8. Al-jinas al-lahiq
Yaitu gaya bahasa yang kedua kata yang serupa dalam pengucapannya tersebut dibedakan oleh
satu huruf, huruf yang berlainan tersebut berjauhan makhraj-nya.
Contoh firman Allah Q.S al-Humazah;1:

(kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela).
Kata /humazah dengan /lumazah hanya dibedakan oleh satu huruf, dan keduanya
berjauhan makhrajnya. Kata berarti pengumpat, dan kata berarti pencela. Kedua lafad
jinas tersebut berbeda pada huruf pertamanya.
Jinas al-lahiq ini adakalanya terjadi antara dua isim mufrad yang berbeda huruf pertamanya,
adakalanya terjadi di tengah kalimat, dan adakalanya terjadi di akhir kalimat. Jinas al-lahiq juga
kadang terjadi antara dua isim jama (plural) yang berbeda pada huruf pertamanya, dan kadang
berbeda di tengah kalimatnya. Jinas al-lahiq juga kadang terjadi antara dua fiil yang berbeda di
awal hurufnya, dan kadang di tengah kalimat.[27]

9. Al-jinas al-naqish
Adalah gaya bahasa yang kedua lafadnya serupa dalam pengucapan dan dibedakan oleh jumlah
hurufnya. Dinamakan jinas naqish ini lebih disebabkan karena lafad yang satu kurang dari lafad
yang lainnya. Perbedaan tersebut mungkin terjadi pada permulaan kalimat, tengah, maupun di
akhir kalimat.
Contoh tambahan di awal kata, seperti dalam firman Allah Swt dalam Q.S al-Qiyamah; 29:

(dan bertaut betis kiri dengan kanan, kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau).
Kata yang berdekatan dalam pelafalan adalah dan . lafad berarti betis, sedangkan
lafad berarti dihalau.
Contoh tambahan di tengah kata, seperti dalam ungkapan yang berbunyi:

Lafad berarti sedangkan berarti .
Contoh tambahan di akhir kata, seperti dalam syair Abu Tamam berikut ini:
#
(mereka berdiri tegak dengan tongkat yang kuat, sedang anda melompat dengan pedang terhunus
lagi tajam).
Kata yang berdekatan dalam pelafalannya adalah dan , juga kata dan .
lafad berarti pedang, sedangkan lafad berarti tajam.

10. Al-jinas al-mukharraf


Ahmad Hindawi memberikan definisi jinas macam ini apabila terdapat dua lafad yang sejenis
mempunyai kesamaan dalam jumlah huruf, macamnya, serta urutan hurufnya dan berbeda pada
harakatnya: harakat maupun sukun-nya.[28] Mahmud Allan memberi nama jinas ini dengan
menyebutnya sebagai jinas al-takhrif, al-mukhtalif, al-mukharrif dan juga al-mughayyir.[29]
Seperti dalam puisi shalahuddin al-shafadi berikut ini:
#
(keberuntungan itu terletak pada kesungguhan, dan kemelaratan itu terletak pada kemalasan.
Berjibakulah, engkau akan mendapatkan cita-citamu segera).
Kata yang berdekatan pengucapannya adalah (al-jaddu) dan (al-jiddi), yang pertama
berarti keberuntungan, dan yang kedua berarti kesungguhan. Kedua lafad tersebut dibedakan
oleh harakat huruf ( )yang pertama berharakat fathah, sedangkan yang kedua berharakat
kasrah.

11. Jinas al-qalbu


Adalah kedua lafad yang serupa dalam pengucapannya dibedakan oleh letak susunan huruf yang
ada. Nama lain dari jinas ini adalah jinas al-aksu.
Contoh firman Allah dalam Q.S al-Mudatstsir; 3:

(dan tuhanmu agungkanlah)
Dua lafad /rabbuka dengan lafad /kabbir tersebut mempunyai kesamaan dalam macam
hurufnya, namun dibedakan oleh letak hurufnya. Lafad rabbuka tersusun dari ra-b-bu-ka,
sedangkan lafad kabbir tersusun dari ka-b-bi-r. lafad yang pertama berarti (tuhanmu), sedang
lafad yang kedua berarti (agungkanlah).

12. Jinas al-mudhaf


Adalah jinas yang kedua lafad yang serupa diidhafahkan pada kata yang berlainan.
Seperti dalam ungkapan berikut ini:
:
(wahai para pemuda hari ini: muliakanlah tokoh-tokoh hari ini, lantara mereka mewariskan
kemuliaan dan keagungan).
Dua kata yang diidhafahkan adalah kata , yang satu berbunyi dan berarti pemuda
hari ini, lafad yang kedua dan berarti tokoh-tokoh hari ini.

13. Jinas al-muzdawij


Adalah jinas kedua kata yang serupa dalam pelafalannya, datang secara berurutan.
Seperti dalam ungkapan ( barang siapa mencari, dan bersungguh-sungguh, maka
dia akan mendapatkan apa yang diiginkan). Kata yang sama dalam pelafalan adalah kata
/wajadda dan /wajada, yang pertama berarti (dan bersungguh-sungguh), yang lainnya
berarti (dapat). Kedua lafad yang serupa dalam pelafalan tersebut datang secara berurutan.

14. Jinas al-tashkhif


Adalah gaya bahasa jinas yang kedua lafadnya sama dalam hurufnya, namun dibedakan oleh
letak titiknya.
Seperti firman Allah dalam Q.S al-Kahfi; 94:

(yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan
mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya).
Lafad pertama dibaca yahsabunna, sedangkan lafad yang kedua dibaca yuhsinuna.
Kedua lafad tersebut, mempunyai kesamaan dalam macam hurufnya, dan hanya dibedakan oleh
satu huruf, yaitu huruf (al-bau) mempunyai titik di bawah, dan (al-nun) mempunyai titik di atas.
Lafad berarti mereka mengira, sedangkan lafad mempunyai arti berbuat dengan
sebaik-baiknya.

15. Jinasat tsulatsiyah


Adalah gaya bahasa yang didalamnya terdapat tiga lafad yang sama atau hampir sama dalam
pelafalan, namun berbeda maknanya.[30]
Seperti dalam puisi al-Tsaalibi berikut ini:
#
Lafad yang pertama berbentuk jama (plural) dari kata yang berarti , lafad
yang kedua bentuk jama (plural) dari kata yang berarti , sedangkan lafad
yang ketiga bentuk jama (plural) dari kata yang berarti .

16. Jinas tsunaiyah antara kalimat-kalimat tslatsa


Yang dimaksud dengan jinas ini adalah adanya tiga lafad, lafad yang pertama sama atau hampir
sama dalam pelafalan dengan lafad yang kedua, dan lafad yang yang kedua sama dengan lafad
yang ketiga, namun berbeda artinya. Istilah yang digunkan oleh Ahmad Hindawi ketika
menjelaskan jinas ini adalah dan
bukan lafad yang pertama dan ketiga. Ini untuk menghindari adanya perbedaan huruf lebih dari
satu.
Contoh jinas ini seperti lafad -- dalam ungkapan yang berbunyi
. lafad yang pertama memiliki kesamaan dalam pelafalan
dengan kedua , dan lafad kedua mempunyai kesamaan dalam pelafalan dengan
lafad yang ketiga . Antara lafad dan lafad adalah gaya bahasa jinas, karena
hanya dibedakan oleh salah satu rukun dari rukun-rukun yang empat, yaitu perbedaan huruf
pada tengah kalimat. Antara lafad dan lafad adalah gaya bahasa jinas , karena
hanya dibedakan oleh satu rukun dari rukun-rukun yang empat, yaitu perbedaan huruf pada
tengah kalimat. Sedangkan antara lafad kesatu dan lafad ketiga tidaklah
dinamakan jinas, dikarenakan huruf yang berbeda lebih dari satu.
Penutup
Kajian jinas termasuk dalam kajian muhassinat al-lafdziyah (Ilmu Badi) yang terdapat
dalam Ilmu Balaghah. Jinas merupakan gaya bahasa yang terdiri dari dua kata yang bisa
dikatakan hampir- serupa dalam pelafalan dan berbeda maknanya. Jinas dalam kajian linguistik
umum sama dengan homonimi. Jinas dibedakan dengan al-tauriyah dengan dibedakan melalui
beberapa hal. Al-tauriyah dalam linguistik umum sama dengan polisemi.
Jinas seperti dalam pandangan al-Zamakhsyari dalam bukunya Asas al-Balaghah dibagi
menjadi ada dua macam Tam dan Ghairu Tam. Dari dua macam ini kemudian dirinci menjadi
beberapa bagian, diantaranya: Jinas mumatsil, al-Jinas mustaufi, Jinas isytiqaq, Jinas al-
musyabbah bi al-isytiqaq, Jinas al-mutasyabih, al-Jinas al-murakkab, al-Jinas al-lahiq, al-Jinas
al-naqis, al-Jinas al-muharraf, Jinas al-qalbu, Jinas al-mudhaf, Jinas al-muzdawij al-muraddad,
Jinas al-tashif, Jinasat tsulatsiyah, Jinas tsunaiyah antara kalimat-kalimat tsalatsa. Wallahu
alam

Anda mungkin juga menyukai