Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “Macam-macam Tasybih”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca, dan kita semua tentang
macam-macam tasybih beserta penjelasannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita.Amin.

Martapura, 27 september 2019

Kelompok 4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Balaghah yang dinamakan pula Qawaidul Uslub atau Stylistik Ta’limii, merupakan satu
cabang Ilmu Bahasa Arab yang mempelajari qaidah-qaidah mengenai gaya bahasa atau uslub
untuk dipergunakan dalam pembicaraan atau tulisan. Tujuan mempelajarinya yaitu merasakan dan
memahami karya sastra secara mendalam, mengungkapkan segi-segi keindahan seni dalam sastra,
dan sumber pengaruhnya di dalam jiwa, merangsang kemampuan menyusun kalimat yang baik
dan inda menurut pola-pola Balaghah dan merasakan serta memahami ‘ijazul Qur’an dari segi
gaya bahasa atau uslub.
Ilmu Balaghah meliputi tiga bidang ilmu; Ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani dan Ilmu Badie.[1]Ilmu
Bayan adalah ilmu yang membahas tentang tasybih, majaz dan kinayah. AdapunTasybih yang
macam-macamnya akan dibahas dalam makalah ini adalah menghubungkan sesuatu hal dengan
sesuatu hal yang lainnya, dalan suatu sifat dengan menggunakan adat (kata-kata khusus) karena
suatu tujuan.[2]Dan dalam hal ini penulis ingin sedikit membahas tentang macam-macam tasybih,
berikut penjelasannya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian tasbih tamsil, tasybih dhimmi dan tasybih maqlug
2. Contoh tasybih tamsil, tasybih dhimmi, dan tasybih maqlug

Beranda » Balaghah » Macam-macam Tasybih (Tamtsil, Dhimni dan Maqlub)


Macam-macam Tasybih (Tamtsil, Dhimni dan Maqlub)

Macam-Macam Tasybih
akan dibahas pada macam-macam tasybih selanjutnya adalah tasybih tamtsil, tasybih dhimni, dan
tasybih maqlub. Secara sederhananya dapat dijelaskan bahwa tasybih tamtsil adalah tasybih yang
wajah syabahnya berupa rangkaian keadaan. Sedangkan tasybih dhimni adalah tasybih yang
tersirat dan tasybih maqlub adalah tasybih yang terbalik.

1. Tasybih tamtsil
Tasybih tamtsil adalah tasybih yang keadaan wajah syabahnya terdiri dari gambaran yang
dirangkai dari keadaan beberapa hal. Untuk lebih memahaminya, silahkan perhatikan beberapa
contoh berikut disertai penjelasanan
Artinya: “Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.”
Kalau ada suatu pohon namun tidak ada buahnya maka akan terasa kurang afdol begitu pula ilmu
yang tidak diamalkan.

“Sungai yang memisahkan taman bunga itu pada kedua pinggirnya, bagaikan baju sulaman yang
dihamparkan, sedangkan di atasnya tergeletak sebilah pedang yang telah terhunus dari sarungnya.”
Contoh di atas merupakan tasybih tamtsil karena menyerupakan keadaan air sungai yang berada di
tengah taman yang dihiasi oleh bunga-bunga warna-warni dengan pedang berkilau yang dihunus
dan diletakkan di atas kain sutera yang bersulamkan aneka warna.
Penyerupaan kedua contoh di atas bukan hanya satu perkara saja, melainkan serangkaian keadaan
atau peristiwa. Karena itu, kedua contoh di atas termasuk tasybih tamtsi
Contoh tasybih tamtsil dalam Al-Qur’an
“Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang
disangka air oleh orang-orang yang dahaga tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapati
sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau seperti
gelap gulita di lautan yang dalam yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombak pula di atasnya
lagi awan; gelap gulita yang tindih-bertindih apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia
dapat melihatnya.“ (QS. an-Nur [24]: 39-40)
Contoh lain dalam al-Qur’an disebutkan
Artinya: “Perumpamaan mereka (orang-orang munafik) adalah seperti orang yang menyalakan
api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.“ (QS. al-Baqarah [2]: 17-
19)
2. Tasybih Dhimni
Pengertian Tasybih Dhimni:
Tasybih dhimni adalah tasybih yang musyabbah dan musyabbah bihnya tidak disebutkan secara
gamblang tapi dapat difahami dari konteks kalimat.
Biasanya dalam tasybih dhimni ada dua kalimat yang berdiri sendiri dan tidak ada kaitan makna
secara langsung. Biasanya kalimat yang kedua menjadi hujjah atau argumen untuk rasionalisasi
kalimat yang pertama. Cotoh
"Engkau mengharap kesuksesan tetapi engkau tidak jalani jalan menuju keberhasilan itu.
Sesungguhnya kapal laut tidak mungkin berjalan di atas tanah keringan
"Jika engkau berhasil mengungguli manusia lain dan engkau adalah bagian dari mereka.
Sesungguhnya minyak misk (minyak kasturi) dibuat dari campuran darah kijang.
"Jika Allah hendak menebarkan anugrah-Nya, Dia biarkan lidah orang-orang yang dengki untuk
berkata-kata. Jika api itu tidak membakar yang di dekatnya, niscaya tidak akan dikenal harumnya
kasturi
"Jika engkau salah memperlakukan seseorang, hati-hati terhadap permusuhannya,Barangsiapa
yang menanam duri niscaya dia tidak mungkin akan menuai/memanen anggur."
Dari semua contoh di atas, tidak ada hubungan makna secara langsung antara kalimat yang
pertama dengan yang kedua, namun apabila diperhatikan lebih jauh bahwa kalimat pertama
dianalogikan kepada kalimat kedua. Kalimat yang kedua berupa pernyataan yang lebih mudah
difahami maknanya dan dijadikan dalil untuk kalimat yang pertama.
3. Tasybih Maqlub
Pengertian Tasybih Maqlub
Tasybih maqlub adalah menjadikan posisi musyabbah sebagai musyabbah bih dengan anggapan
wajah syabah pada musyabbah lebih kuat.
Maqlub artinya terbalik, jadi posisi musyabbah menduduki musyabbah bih dan sebaliknya.
Sekarang coba perhatikan contoh yang sederhana ‫هه‬
Bagaikan angin sepoi-sepoi (semilir) akhlaknya pada kehalusannya.
Sebelum dijadikan tasybih maqlub, susunan kalimatnya
Akhlaknya bagaikan angin sepoi-sepoi pada kehalusannya.
Contoh selanjutnya:‫ه‬
Bagaikan air tabiatnya pada kejernihannya.
Sebelumnya berbunyi Tabiatnya bagaikan air pada kejernihannya.
Contoh tasybih maqlub dalam syair:
"Sudah muncul sinar waktu subuh, bagaikan permulaan kemunculannya. Muka khalifah ketika
dipuji/disebut kebaikann
"Bagaikan kolam ketika mengalir airnya dengan deras. Tangan Khalifah manakala mengalir
pemberiannya."

BAB III
Penutup
Kesimpulan
Tasybih disebut sebagai tasybih tamstsil bilamana wajah syibeh-nya berupa gambaran yang
dirangkai dari keadaan beberapa hal, dan disebut tasybih gahair tamtsil bila wajah syibeh-nya
tidak demikian.
Tasybih dhimni adalah tasybih yang kedua tharaf-nya tidak dirangkai dalam bentuk tasybih yang
telah kita kenal, melainkan keduanya hanya berdampingan dalam susunan kalimat. Tasybih jenis
ini didatangkan untuk menunjukan bahwa hukum (makna) yang disandarkan kepada musyabbah
itu mungkin adanya.

DAFTAR PUSTAKA

Situs Web:
· http://maron11materikuliah.blogspot.com/2014/01/majaz-atau-tasybih-al-balaghah-
dalam.html Dikutip sebagian (hanya untuk pendahuluan saja).

Anda mungkin juga menyukai