Disusun
Yusril Arifa’i
Dosen Pengampu :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
segalanya, kemudian shalawat beserta salam masih tetap beralir pada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Karena beliau merupakan lentera atas segala dimensi kegelapan. Sehingga telah memberikan ruang
keterbukaan bagi kita dalam memasuki pintu-pintu keilmuan. Sebagaima kita dapat mengikuti mata
kuliah Balaghah.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. H, Mukmin Lc. M.Pd. I, selaku dosen pengampu mata
kuliah Balaghah , karena berkat beliaulah materi mata kuliah Balaghah dapat kami rasakan. Dan
terimakasih yang kedua kalinya kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, dan memberikan dukungan baik moril maupun materi, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Harapan kami, semoga apa yang ditulis dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi para pembaca dan penulis. Besar harapan kami adalah semoga dapat memberikan manfaat bagi siapa
saja dalam rangka berbagi kebaikan. Dan tak lupa, kritik dan saran selalu kami harapkan sebagai salah
satu bahan evaluasi dalam penyempurnaan selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Balaghah yang dinamakan pula Qawaidul Uslub atau Stylistik Ta’limii, merupakan
satu cabang Ilmu Bahasa Arab yang mempelajari qaidah-qaidah mengenai gaya bahasa atau uslub
untuk dipergunakan dalam pembicaraan atau tulisan. Tujuan mempelajarinya yaitu merasakan
dan memahami karya sastra secara mendalam, mengungkapkan segi-segi keindahan seni dalam
sastra, dan sumber pengaruhnya di dalam jiwa, merangsang kemampuan menyusun kalimat yang
baik dan inda menurut pola-pola Balaghah dan merasakan serta memahami ‘ijazul Qur’an dari
segi gaya bahasa atau uslub.
Ilmu Balaghah meliputi tiga bidang ilmu; Ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani dan Ilmu Badie. Ilmu
Bayan adalah ilmu yang membahas tentang tasybih, majaz dan kinayah. Dan dalam hal ini
penulis ingin sedikit membahas tentang التشبيه المقلوب, berikut penjelasannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tasybih maqlub adalah tasybih di mana musyabbah didakwakan dibalik menjadi musyabbah bih,
dan sebaliknya, musyabbah bih menjadi musyabbah. Dalam taasybih ini diserupakan sesuatu dengan
sesuatu yang lain, tapi kemudian makna tasybih itu diselewengkan karena wajh syibh lebih utama atau
lebih kuat daripada musyabbah.
: األمثلة
Artinya :
Keterangan :
Asal di dalam uslub tasybih, المشبه بهhendaklah lebih kuat dan lebih nyata dibandingkan dengan
المشبه, ini agar nilai estetika terpenuhi. Sebagai contoh ; ( هذا الكالم كالعسلperkataan ini bagaikan madu),
pembicara telah menyamakan manisnya perkataan dengan manisnya madu. Kita tahu bahwa manisnya
madu lebih kuat dan nyata bila dibanding dengan manisnya apa saja. Demikian juga ketika kita
menyamakan antara seorang dengan samudra ; (أنت كالبحر في العلمandabagaikan samudra dalam kepintaran).
Tentu akan segera kita ketahui bahwa samudra lebih luas dari apa yang dimiliki oleh manusia. Bahkan
ulama balaghah sepakat bahwa; musyabbah bih hendaknya lebih kuat dan nyata disbanding dengan ,
musyabbah, ini agar uslub tasybih terpenuhi dan benar.
Tapi kadang para sastrawan keluar dari kebiasaan ini, mereka menyamakan yang besar dengan
yang kecil, yang jauh dengan yang dekat, yang sedikit dengan yang banyak, atau yang lemah dengan yang
kuat. Seperti ungkapan; ( البدر يشبه وجهكrembulan itu bagaikan wajahmu). Kebiasaanya berbunyi وجهك
( يشبه البدرwajahmu bagaikan rembulan), dengan alasan bahwa rembulan itu lebih kuat cahayanya
disbanding wajah, atau lebih banyak cahayanya disbanding wajah seseorang. Namun mengingat
pembicara sangat mencintai kekasihnya, atau terlalu kagum dengan kecantikanya, maka dibaliklah
persamaannya. Maka dibuatlah yang besar menjadi kecil, yang kecil menjadi besar, hingga dikatakan شبه
( البدر بوجه حبيبتهrembulan itu bagaikan wajah kekasihnya).
Gaya bahasa tasybih yang didalamnya terdapat pembalikan peran, dinamakan tasybih maqlub.
Majdi Wahbah memberikan definisi tasybih maqlub dengan :
هو وضع المشبه مكان المشبه به بزعم أن وجه الشبه فيه أقوى منه في المشبه به
(adalah meletakkan musyabbah pada tempat musyabbah bih, dengan suatu praduga
bahwa musyabbah lebih kuat disbanding dengan musyabbah bih).
Contoh Lainnya :
Dalam kalimat ini, darah disamakan dengan kecap, padahal seharusnya kebalikannya. Hal ini adalah
untuk menberi kesan si pembaca tidak menyukai kecap.
(Telah terbit fajar, sahaya seolah olah wajah khalifah ketika menerima pujian).
Pada syair ini terangnya fajar terangnya fajar di ibaratkan wajah khalifah, padahal semestinya
sebaliknya.Hal ini untuk memberi gambaran bahwa wajah khalifah lebih hebat, lebih cemerlang daripada
fajar yang sedang menyingsing.
(Berlayarlah kapal bawalah kami kesuatu lautan yang seperti pemberian tuan; disertai bulan
purnama yang bagaikan ketampanan wajah tuan).
KESIMPULAN
Pengertian Ilmu bayan adalah kaidah-kaidah untuk mengetahui cara menyampaikan suatu pesan
dengan berbagai macam cara yang sebagian nya berbeda dengan sebagian yang lain, dalam menjelaskan
segi penunjukan terhadap keadaan makna tersebut.
Objek kajian ilmu bayan adalah tasybih, majaz, dan kinayah, Melalui ketiga bidang ini kita akan
mengetahui ungkapan-ungkapan bahasa Arab yang fasih baik dan benar, serta mengetahui ungkapan-
ungkapan yang tidak fasih dan tidak cocok untuk diucapkan. llmu ini dapat membantu kita juga untuk
mengungkapkan suatu ide atau perasaan melalui bentuk kalimat dan ushlub yang bervariasi sesuai dengan
muqtadha al-hal.