Anda di halaman 1dari 6

USLUB ADABI DAN USLUB ILMI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Pada Mata Kuliah : Madkhal Ila Al Adabi
Dosen Pengampu : Drs. H. Abdul Hamid, M.Ag

DISUSUN OLEH :

NUR ‘ADILAH (2111020044)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan dan kesempatan
untuk menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Madkhal Ila Al Adabi dengan
judul materi pembelajaraan “Perkembangan Pengertian Kata Adab dari Masa
kemasa dan Unsur-Unsur yang membangun Sastra Arab serta bentuk-bentuk
karya sastra” yang insyaallah telah diselesaikan dengan baik.

Shalawat beserta salam semoga selalu curahkan kepada baginda tercinta yakni
Nabi Muhammad SAW. yang mudah-mudahan kita termasuk umat-nya yang
mendapat syafa’at-nya dihari kiamat kelak, Aamiin yarabbal’alamiin. Atas
tersusunnya Makalah ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
H. Abdul Hamid, M.Ag selaku dosen pengampu .

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan baik dalam pengetikan maupun penyusunannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar sekiranya
penyusunan makalah ini akan bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat, dipahami dan diamalkan bagi pembacanya.

Bandar Lampung, 5 April 2023

penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .......................................................................................4
3. Tujuan .........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Adab pada era Jahiliyah .................................................................. 6
2. Pengertian Adab pada era Awal Islam .................................................................. 7
3. Pengertian Adab pada era Dinasti Umayyah ................................................... 8
4. Pengertian Adab pada era Modern ................................................................... 9
5. ‘Athifah (Emosi) atau Al Tajribah Al-Syi’riyah..........................................9
6. Al Haqiqah atau Al Fikrah.........................................................................10
7. Al Khayal (Imajinasi).................................................................................10
8. Al Ibrah (Uslub).........................................................................................11
9. Puisi/Syair..................................................................................................11
10. Prosa/Naster...............................................................................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
B. Saran...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PEMBAHASAN
Pengertian Adab pada Masa jahiliyah
Pada zaman Jahiliyyah kata "Adab" berarti "‫"ال ط عام إل ي ال دعوة‬
(mengajak makan atau undangan ke perjamuan makan), dan arti ini sudah
jarang digunakan, kecuali pada kata "Ma'dubah" dari akar kata yang sama
yaitu "Adab". Kata "Ma'dubah" berarti jamuan atau hidangan, dengan kata
kerja "Adaba-ya'dibu" yang berarti menjamu atau menghidangkan
makanan. Sebagaimana yang terdapat dalam perkataan Tharafah bin
Abdul Bakri al-Wa'illi:
‫ ال ج ف لي و دعو ال م ش تاة ف ي و حه‬¤ ‫ي ى ت فز ف ي ىا اآلد ب ت زى ال‬
"Pada musim paceklik (musim kesulitan pangan), kami mengundang
orang-orang ke perjamuan makan, dan engkau tidak akan melihat para
penjamu dari kalangan kami memilih-milih orang yang diundang"
Kata "Adab" juga digunakan dalam arti "prilaku yang terpuji atau
terhormat dan sifat-sifat…
Menginjak pada masa Islam yakni pada masa Rasululah SAW,
Khulafaurashidin dan sampai pada Dinasti Ummayyah. Kata adab pada
masa ini terutama masa Rasulullah mengalami pergeseran yang tidak jauh
dari masa jahiliah yakni mempunyai arti Akhlak atau budi pekerti dan
mencakup makna memberikan pendidikan atau pelajaran, begitu juga pada
masa Khulaurashidin sampai masa Dinasti Ummayyah. Ini dinisbatkan
dari sabda Rasuluallah SAW:
‫ت أدي بي ف أح سه رب ي أدب ىي‬
Artinya: Tuhanku telah mendidik akhlaku sehingga ahlakku menjadi baik.
Selanjutnya riwayat lain menyatakan:
‫مأدب ته مه ف ت ع لموا األر ض ف ي هللا مأدب ت ال قزان هذا ن اء‬
Sesungguhnya al-Quran merupakan sumber peradaban Allah di muka
bumi ini, oleh karena itu belajarlah kalian pada sumber peradabannya.

4
Dari hadist diatas sudah jelas bahwa Al-Quran merupakan sumber
peradabaan Islam yang menekankan pada aspek pengajaran moralitas.
Perlu di ingat bahwa diutusnya nabi itu sebagai makarimal akhlak dan
sudah jadi tugas beliau untuk memberikan pelajaran/ pendidikan akhlak
yang baik mengingat tabia’at akhlak pada masa jahili itu kasar, keras suka
menghina dan saling memeperolok tiap individu satu sama lain, bahkan
tiap kelompok/kabilah saling mengejek maka pada masa itu ada puisi hija’
khusus untuk mengejek kaum ke kaum lewat perwakilan penyair tiap
kaum (kabilah) tidak sedikit berakhir ricuh dan perang antar kabilah ada
juga puisi Fakher yang membanggakan/menyombongkan diri atau
kabilahnya tadi terhadap yang lainnya. Maka dari itulah Islam melalui
risalah nubuwah memperbaiki, meluruskannya pada jalan yang benar dan
Al-Quran dengan Al-Hadist dipandang sebagai kritik sosial terhadap
kebudayaan jahili yang mempunyai nilai kebudayaan tinggi.

Puisi/Sya’ir
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian puisi
atau sajak adalah jenis sastra dengan bahasa yang terikat oleh irama, rima,
serta susunan bait dan larik. Puisi mampu mengungkapkan emosi maupun
pengalaman penulis yang berkesan kemudian dituangkan dengan gaya
bahasa yang berima sehingga semakin menarik untuk dibaca.
Beberapa ahli sastra kenamaan pun menjelaskan pengertian puisi.
Sebut saja H.B. Jassin yang memaparkan bahwa puisi merupakan karya
sastra yang diucapkan dengan perasaan. Puisi juga memiliki pikiran atau
gagasan serta tanggapan terhadap kejadian tertentu.
Selain H.B Jassin, Sumardi juga menjelaskan bahwa puisi sebagai
bentuk karya sastra yang singkat namun padat dengan makna kiasan atau
imajinatif serta diberi irama bunyi. Ini juga menjadikan suatu puisi
memiliki daya pikat tersendiri.

5
Gagasan atau pemikiran penyair (sebutan untuk pembuat puisi) dikemas
menggunakan ragam pilihan kata indah untuk memikat pembaca atau
pendengar. Itulah mengapa puisi memiliki nilai estetika tersendiri, karena
setiap penyair memiliki ciri khasnya masing-masing.

Prosa
Dalam buku Kamus Istilah Sastra yang ditulis oleh Sudjiman,
dijelaskan bahwa prosa adalah cerita rekaan dan kisah yang mempunyai
tokoh dan alur yang dihasilkan dari imajinasi.
Prosa sering juga dikenal dengan fiksi. Oleh karena itu, prosa ini secara
konteks banyak disandarkan atas beberapa karya sastra namun sifatnya
fiktif dan imajinatif.
Secara praktik, prosa termasuk salah satu dari jenis karya sastra yang
sering muncul dalam bentuk cerpen dan novel. Di mana cerita dalam
konteks prosa ini cenderung mengandung alur cerita dan karakter tokoh
yang liar berdasarkan imajinasi liar dari pengarang.
Dari buku Semantik Pengantar Studi Tentang Makna diungkapkan bahwa
prosa memperlihatkan jalan cerita yang diemban oleh pelaku tertentu
dengan pemerannya, latar serta tahapan, dan rangkaian cerita tertentu yang
terkadang bertolak belakang dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga
menautkan suatu cerita.
Prosa merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan pada
kebenaran fakta sosial. Di mana istilah prosa secara umum digunakan
dalam konflik pada realitas sosial. Kemudian, prosa menjadi karangan
bebas yang sifatnya tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku
kata, dan irama.

Anda mungkin juga menyukai