Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TUJUAN MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI MTs

BERDASARKAN KURIKULUM CBSA, KBK DAN K-13


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Kurikulum Bahasa Arab
Dosen Pengampu: H. Abdul Ghofur, M.Ag.

Disusun Oleh:
1. Laila Safitri (203121011)
2. Arka Sholahudin (203121034)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
JUDUL ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTs berdasarkan kurikulum CBSA . 3
B. Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTs berdasarkan kurikulum KBK ....5
C. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Arab di MTs berdasarkan K-13……
BAB III PENUTUP.....................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami tentang Media Pembelajaran Bahasa Arab. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Dalam proses penyelesaian makalah ini tentunya tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag. selaku pembimbing serta dosen mata kuliah
Pembelajaran Kurikulum Bahasa Arab.
2. Orang tua yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
3. Semua pihak yang sudah mendukung dan membagi sebagia pengetahuannnya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari adanya keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami,
kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya untuk pembaca. Aamiin
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu dewasa ini berkembang
secara pesat, baik secara teoritis maupun praktis. Kurikulum dipersiapkan
dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni
mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.
Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting karena didalamnya
tidak hanya mengandung tujuan dan arah pendidikan, melainkan juga
pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap peserta didik serta
bagaimana mengorganisasikan pengalaman itu sendiri.

Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan,


sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang
dapat mengarahkan pada macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga
pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Kurikulum dituntut untuk adaptif
terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Kurikulum pembelajaran bahasa Arab pada kurikulum 2004


sampai dengan kurikulum 2013 disusun atas dasar pendekatan
komunikatif. Namun pada operasionalnya proses pembelajaran bahasa
Arab di Madrasah Tsanawiyah sejauh pengamatan peneliti, baik dari segi
metode, materi serta penetapan tujuan pembelajaran masih mengalami
kecendurungan terhadap pendeakata struktur yang mengedepankann sisi
aspek linguistik dibandingkan dengan aspek fungsi bahasa.

Pembelajaran bahasa Arab adalah proses interaksi siswa dengan


guru dan sumber belajar berupa mata pelajaran bahasa Arab yang
diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan
membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa
Arab.
Tujuan khusus bahasa Arab untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah
sebagai berikut:
1. Peserta didik menguasai kosakata sederhana dalam bahasa Arab
yang mendukung terkuasainya empat keterampilan berbahasa.
2. Peserta didik dapat menerjemahkan teks-teks berbahasa Arab ke
dalam bahasa Indonesia.
3. Peserta didik dapat membaca, memahami teks-teks berbahasa
Arab.
4. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Arab, baik secara lisan maupun tulisan.
B. Rumusan Masalah
1. Mata pelajaran bahasa arab di MTs kurikulum CBSA
2. Mata pelajaran bahasa arab di MTs kurikulum KBK / 2004
3. Tujuan mata pelajaran bahasa arab di MTs kurikulum K-13 / 2013
D. Tujuan
1. Mengetahui mata pelajaran bahasa arab di MTs berdasarkan
kurikulum CBSA
2. Mengetahui mata pelajaran bahasa arab di MTs berdasarkan
kurikulum KBK / 2004
3. Mengetahui Tujuan mata pelajaran bahasa arab di MTs berdasarkan
K-13 / 2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. CBSA
Pada pengajaran bahasa Arab yang menerapkan CBSA, banyaklah hasil yang
didapatkan. Dan disinilah letak peranan CBSA dalam pengajaran. Secara umum
hasil-hasil yang dicapai dalam pengajaran yang berkadarkan CBSA adalah :
a) Mental siswa menjadi baik
b) Siswa terdidik untuk berani mengemukakan gagasannya dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
c) Siswa terlatih untuk memiliki rasa sosial
d) Menanamkan kedisiplinan pada siswa
e) Prestasi belajar siswa menjadi baik dan meningkat
Pengertian pelajaran Bahasa Arab menurut GBPP Bahasa Arab Tsanawiyah 1994
Adalah:
“Pelajaran Bahasa Arab suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk
mendorong, mengembangkan, dan membina kemampuan berbahasa Arab, baik
secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Arab,
dalam hal ini Bahasa Arab Fusha. Kemampuan berbahasa Arab aktif yaitu
kemampuan berkomunikasi baik secara lisan yaitu dapat berbicara dengan orang
lain maupun secara tertulis seperti membuat karangan. Kemampuan berbahasa
Arab pasif yaitu berkemampuan untuk memahami bacaan. Kemampuan berbahasa
Arab serta sikap positif terhadap Bahasa Arab tersebut sangat penting,karena
sangat membantu siswa dalam memahami sumber agama Islam yaitu Al-Qur’an
dan Hadits.
Tujuan dan Manfaat Belajar Bahasa Arab Secara umum, tujuan utama fungsi
pokok manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebagai
berikut:
a. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
b. Sebagai alat komunikasi
c. Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
d. Sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial.
Pada kurikulum 1964, 1974, dan 1984, bahasa Arab diajarkan dengan
pendekatan parsial (nadhoriatul furu’), baik ilmu bahasa, unsur bahasa bahkan
keterampilan bahasa, artinya dalam kurikulum tersebut antara unsur bahasa dan
keterampilan bahasa masing-masing menjadi mata pelajaran, seperti; Nahwu,
Shorof, balaghoh, adab, Muhadatsah, Muthola’ah, Insyak, Imla’, Khot,
Mahfudhot, dan bahasa Arab itu sendiri, dan masing-masing memiliki tema yang
berbeda-beda.
Maka memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Siswa menjadi lebih memahami secara mendalam mengenai pembelajran
bahasa arab, karena lebih terperincinya setiap mata pelajaran dari ilmu
kebahasaan, unsur unsur kebahasaan, serta keahlian berbahasa.
2. Siswa berpeluang mendapatkan materi menjadi lebih banyak. Mengigat
masih terpisah nya materi materi mengenai, unsur, keahlian, dan ilmu kebahasaan.
3. Siswa lebih mudah untuk berinteraksi dengan menggunakan bahasa arab.
Dan mudah untuk menganalisa.
4. Siswa dapat lebih terampil dan teliti dalam pengucapan dan penulisan
bahasa Arab, karena telah menguasai materi dari setiap mata pelajaran.
5. Wawasan siswa mengenai pembelajaran bahasa arab menjadi lebih luas,
karena semakin banyak nya kesempatan,atau waktu pembelajaran.
Sedangkan dalam kurikulum Tahun 1994, bahasa Arab sudah mulai nampak
diajarkan dengan pendekatan satu kesatuan antara unsur bahasa (Ashwat,
Mufrodat, dan Qowaid) dan keterampilan berbahasa (Istima’, Kalam, Qiro’ah, dan
Kitabah) dengan satu tema (Nadhoriyatul Wahdhah), dan lebih tampak lagi pada
kurikulum tahun 2004, dimana pembelajaran bahasa Arab diarahkan pada
penguasan empat keterampilan bebahasa tersebut.
Dari sisi lain, pada kurikulum 1964, 1974, dan 1984, waktu untuk
membelajarkan materi bahasa Arab tersedia sangat banyak, sehingga muatan
materi lebih banyak tersampaikan, dampaknya pada penguasaan dan wawasan
ilmu kebahasaan dan unsur bahasa sangat kuat. Berbeda dengan kurikulum tahun
1994 dan 2004, dimana waktu yang tersedia untuk membelajarkan bahasa Arab
sangat singkat hanya 3 - 4 kali pertemuan kali 45 menit, maka secara otomatis
materi akan berkurang dan wawasan serta kemampuan berbahasa juga berkurang.
B. KBK / 2004
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Pembelajaran pada
hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.Pembelajaran bahasa
Arab di Madrasah tsanawiyah adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa
Arab fashha, dengan memprioritaskan pada kemampuan membaca serta
memahami bahan bacaan. Kemampuan berbicara menyusun kalimat ditujukan
untuk memantapkan kemampuan membaca yang menjadi tujuan utama
pembelajaran, sebagai ·bekal untuk memahami Islam dari al-Qur'an dan Hadits
sebagai sumber aslinya, maupun kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan
dengan studi keislaman. Sebelum pembelajaran berbasis kompetensi
dilaksanakan, langkah-langkah persiapan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Pengembangan bahan pembelajaran berbasis kompetensi yang memiliki
dua dimensi yaitu kecakapan proses dan materi, melalui matrix
pengembangan bahan pembelajaran.
2) Menetapkan aplikasi kompetensi dasar dalam kehidupan sehari-hari. Siswa
belajar dan berlatih dalam konteks lingkungan, sehingga siswa memiliki
kecakapan hidup.
3) Menetapkan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
berbasis kompetensi.
4) Menetapkan sistem evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi yang
dikembangkan berdasarkan matriks pengembangan bahan pembelajaran.
Kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa akan dapat dipenuhi jika siswa
terlibat dalam pembelajaran yang berorientasi pada tujuan yang memiliki dua
dimensi, yaitu dimensi proses (methodological objective) dan dimensi matei
pelajaran (content objective) Pada dimensi proses, pusat pembelajaran tidak lagi
terletak paca guru (teacher centered), tetapi harus menjadikan siswa sebagai pusat
pembelajaran (student centered), dan model pembelajaran yang digunakan harus
menggunakan model pembelajaran siswa aktif (student active learning).
Sedangkan pada dimensi tujuan, tujuan pembelajaran berbasis . kompetensi
menghendaki diterapkannya model pembelajaran tuntas (mastery learning)
Tujuan pembelajaran bahasa Arab pada kurikulum 2004 tidak
mengembangkan dan mengajarkan bahasa dengan fungsi reseptif dan produktif,
dikarenakan hanya pada kemahiran berbicara, membaca dan menulis, kemahiran
menyimak secara spesifik tidak masuk dalam tujuan dan kompetensi pembelajaran
bahasa Arab.
Materi pembelajaran kurikulum 2004 materi unsur unsur bahasa tidak
mengandung unsur bahasa al-ashwat , hal itu menjadikan tidak adanya materi
yang mengembangkan kemahiran menyimak. Dan dari segi kompetensi
komunikatif terlalu banyak kompetensi gramatikal yang diajarkan menjadikan
pembelajaran tidak komunikatif melainkan struktural
C. K-13
Mata Pelajaran Bahasa Arab MTs Kurikulum 2013 Menurut permendikbud
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
(Permendikbud, 2013). Sementara menurut kemenag Standar Isi adalah kriteria
mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Jika dihubungkan dengan pelajaran bahasa Arab, maka standar isi adalah
ruang lingkup dan kompetensi mata pelajaran bahasa Arab yang harus dicapai
oleh setiap peserta didik. standar isi merupakan batas minimal yang harus dicapai
oleh peserta didik dalam ruang lingkup dan kompetensi bahasa Arab. Secara
hirarkis standar isi harus disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional
dalam domain sikap spritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Oleh karena itu, standar isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang
lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang
dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. (Peraturan Menteri Agama RI No.000912 tahun 2013).
Mata pelajaran Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah memiliki tujuan sebagai
berikut:
1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik
lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni
menyimak (LVWLPD·), berbicara (kalam), membaca (TLUD·DK), dan
menulis (kitabah).
2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah
satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam
mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan
budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta
didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri
dalam keragaman budaya.(Permenag RI, 2013)
Kemudahan yang dirasakan oleh guru-guru dalam implementasi
kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Arab antara lain adalah:
1. Dalam implementasi, langkah-langkah proses pembelajaran sudah ada dan
dijelaskan dalam buku panduan untuk guru. Dalam setiap pokok bahasan,
langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh guru dalam mengajar sudah
dijabarkan secara mendetail dalam silabus, sehingga guru tinggal
mengikuti langkah-langkah tersebut. Begitu pula dalam mengajarkan
empat kemahiran bahasa yang ada dalam bahasa Arab, yaitu maharah
istima’, maharah kalam, maharah qira’ah, dan maharah kitabah, semua
langkah-langkahnya sudah ada dalam silabus. Misalnya untuk sebuah
materi yang diajarkan, di antara langkah-langkah yang dijelaskan dalam
silabus adalah:
1. Mengamati.
1) Siswa mendengarkan dan menyimak materi yang diperdengarkan, baik
yang diucapkan oleh guru maupun yang di dengarkan dari kaset.
2) Siswa menirukan pengucapan materi tersebut dengan tepat.
3) Siswa mendengarkan materi yang pengucapannya mirip.
4) Siswa mencocokkan apa yang didengarnya dengan gambar yang ada.
5) Siswa mengamati teks yang didalamnya terdapat materi yang
didengarnya.
2. Menanya
1) Melakukan tanya jawab sederhana tentang materi yang dipelajari.
2) Menjawab pertanyaan dalam materi yang ada secara tertulis atau lisan.
3) Menjawab pertanyaan lisan yang diajukan lawan bicara sesuai dengan
materi yang dipelajari.
4) Menanyakan kalimat yang belum dipahami yang berkaitan dengan
nateri yang dipelajari.
3. Mengeksplorasi
1) Malafalkan kalimat sesuai dengan model ucapan, baik oleh guru atau
kaset atau film.
2) Melafalkan kalimat sesuai dengan yang didengarkan.
3) Mencoba mengungkapkan dan memahami kata yang menggunakan
kaidah yang dipelajari
4. Mengasosiasikan
1) Menemukan makna kata dalam teks sesuai dengan materi yang
dipelajari.
2) Menyimpulkan isi wacana lisan maupun tulisan terkait dengan materi
yang dipelajari.
3) Mencari informasi umum dari suatu wacana lisan/tulisan.
4) Menemukan makna kata dalam teks.
5) Menyimpulkan ini wacana lisan maupun tulisan
5. Mengkomunikasikan
1) Mengungkapkan perintah dan berita.
2) Menyampaikan isi wacana tertulis sesuai tema/topik secara lisan atau
tulisan.
3) Menyusun kara/frasa yang tersedia sehingga menjadi kalimat sesuai
dengan kaidah yang dipelajari.
4) Menyusun karangan sederhana sesuai tema sesuai dengan kaidah yang
dipelajari.
5) Menyampaikan isi wacana sesuai tema secara lisan maupun tulisan.
6) Menghapal kosakata baru sesuai tema. Selain itu, kunci jawaban atas
latihan-latihan yang terdapat dalam buku siswa juga sudah terdapat
dalam buku ajar guru.
2. Materi yang diajarkan akan lebih mudah dipahami oleh siswa karena
materi tersebut lebih sedikit, lebih simple dan lebih jelas. Karena materi
tersebut sedikit dan terus diulang-ulang untuk beberapa kali tatap muka,
maka materi tersebut akan dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.
3. Di beberapa materi terdapat audio berupa CD yang dapat memperkaya
pengetahuan siswa. Siswa tidak hanya mendengarkan materi dari apa yang
diucapkan oleh guru, akan tetapi siswa juga dapat melatih kemampuan
mereka dengan mendengarkan materi langsung dari audio yang diucapkan
oleh native speaker. Dengan terbiasa mendengarkan ucapan dari penutur
asli, maka siswa dapat meniru dan terlatih untuk mengucapkan seperti
halnya penutur asli. Dengan adanya kemudahan-kemudahan yang
dirasakan oleh guru-guru dalam proses pembelajaran bahasa Arab dengan
menggunakan kurikulum 2013 di atas, maka proses belajar-mengajar dapat
berjalan lebih sistematis, terarah, dan diharapkan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
kesulitan dalam implementasi kurikulum 2013 ini adalah:
1. Kesulitan yang berkenaan dengan pedoman pelaksanaan kurikulum
2013. Pedoman pelaksanaan kurikulum adalah sesuatu yang
penting untuk dimiliki oleh guru, karena ia merupakan panduan
dalam pelaksanaan kurikulum tersebut di sebuah lembaga
pendidikan.
2. Kesulitan yang berkenaan dengan bahan ajar. Bahan ajar yang
masih kurang menjadi kendala dalam proses pembelajaran di
sekolah. Buku pelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan
kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama masih
ada yang belum dimiliki oleh sekolah, karena belum ada bantuan
buku pelajaran tersebut dari Kementerian Agama. Misalnya untuk
madrasah tsanawiyah, buku mata pelajaran bahasa Arab terbitan
Kementerian Agama yang ada hanya buku untuk kelas tujuh,
sedangkan untuk kelas delapan dan kelas sembilan masih
menggunakan buku dari penerbit lain. Untuk madrasah aliyah,
buku terbitan Kementerian Agama yang ada hanya buku untuk
kelas sepuluh, sedangkan untuk kelas sebelas dan kelas dua belas
belum ada.. Hal ini menyebabkan sekolah masih menggunakan
buku yang diterbitkan oleh penerbit lain yang materinya mendekati
materi yang ada pada kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa
Arab. Bantuan buku dari Kementerian Agama untuk mata
pelajaran bahasa Arab itu pun terbatas, sehingga tidak semua siswa
dapat menggunakannya.
3. Kesulitan yang berkenaan dengan evaluasi pembelajaran Proses
evaluasi pembelajaran bahasa Arab untuk kurikulum 2013 cukup
membuat guru-guru di madrasah tsanawiyah negeri dan madrasah
aliyah negeri merasa kesulitan. Hal ini karena evaluasi
membutuhkan waktu yang cukup banyak dan biaya yang tidak
sedikit. Evaluasi harus dilakukan pada masing-masing siswa satu
persatu, pada empat kemahiran berbahasa yang ada.aspek penilaian
tersebut adalah:
a. Istima’ Siswa diminta menyebutkan sesuatu berkenaan dengan
apa yang di dengarnya.
b. Kalam
a) Ketepatan makhraj
b) Intonasi
c) Ekspresi
d) Kelancaran ujaran
c. Qira’ah
1) Ketepatan makhraj
2) Kelancaran
3) Ketepatan terjemah
4) Intonasi
d. Kitabah
1) Kebenaran tulisan sesuai dengan kaidah penulisan
2) Kebenaran tulisan sesuai dengan maksud/makna terjemahan Karena
materi evaluasi yang begitu banyak, maka alokasi waktu untuk proses
pembelajaran yaitu tiga jam dalam seminggu masih dirasakan kurang.
Selain waktu, banyaknya materi evaluasi tersebut juga membutuhkan
tambahan biaya untuk pelaksanaannya. Penilaian tersebut terkadang
tidak cukup satu kali, karena apabila siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM), maka harus dilaksanakan remedial
untuk memperbaiki nilai tersebut. Kegiatan remedial tersebut
membutuhkan tambahan waktu dan biaya, sementara waktu yang ada
hanya terbatas 3 jam pelajaran dalam 1 minggu. Selain itu, ketika
siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum sedang
diberikan remedial, siswa yang sudah mencapai KKM diberikan
pengayaan. Kegiatan pengayaan tersebut juga menyibukkan guru
karena mereka harus membuat persiapan tersendiri untuk kegiatan
pengayaan tersebut.
4. Kesulitan yang berkenaan dengan kesiapan guru. Contohnya dalam
penelitian yang dilaksanakan Di madrasah tsanawiyah negeri yang
ada di Kota Bengkulu, masih ada guru yang merasa kesulitan
dalam melaksanakan kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa
Arab. Hal ini disebabkan karena mereka belum mendapatkan
pelatihan kurikulum 2013 khusus untuk mata pelajaran bahasa
Arab, sehingga mereka belum memahami secara utuh
implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Arab.
5. Kesulitan yang berkenaan dengan input siswa. Input siswa yang
berbeda-beda latar belakang pendidikannya menimbulkan kesulitan
bagi guru dalam proses belajar mengajar. Di madrasah tsanawiyah
negeri, ada input siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI)
dan ada siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD). Mereka
diletakkan di dalam kelas yang sama. Begitu pula di madrasah
aliyah negeri, terdapat siswa yang berasal dari Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dan ada siswa yang berasal dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP), mereka pun diletakkan di kelas yang
sama. Bagi siswa yang yang berasal dari MI atau MTs, mereka
tidak mengalami kesulitan yang cukup berarti dalam pembelajaran
bahasa Arab, karena mereka pernah menerima materi itu, dan di
madrasah ini mereka tinggal melanjutkan materi yang telah mereka
pelajari. Sedangkan untuk siswa yang berasal dari SD atau SMP,
mereka mengalami kesulitan dalam menerima materi, karena
mereka belum pernah menerima dan mempelajari bahasa Arab.
Mereka harus memulai proses pembelajaran bahasa Arab mereka
dari nol. Hal ini menimbulkan masalah, karena siswa yang berasal
dari SD atau SMP akan tertinggal dari siswa yang berasal dari MI
atau MTs.
D. Secara umum
Tujuan umum belajar bahasa Arab adalah agar peserta didik menguasai dan bisa
mempraktekan 4 keterampilan bahasa, yaitu : Istima’ (Mendengar/Listening),
Kalam (Berbicara), Qiro’ah (Membaca), dan Kitabah (Menulis). Selain itu,
peserta didik juga harus menguasai 3 komponen bahasa, mencakup : Ashwaat
(Fonologi), Mufrodat (Kosakata), dan Qowa’id/Tarkib (Tatabahasa)

Tujuan pembelajaran tersebut bisa dicapai dengan beberapa indikator


pembelajaran. Contoh indikator keberhasilan pembelajaran bahasa Arab, dari
beberapa aspek keterampilan/unsur bahasa.

1. Mufrodat (Kosakata)
a. Melengkapi kalimat-kalimat dengan memilih mufrodat yang
disediakan dengan benar.
b. Menyebutkan mufrodat baru sesuai gambar yang disediakan.
c. Menjodohkan (matching) kata-kata/mufrodat baru dengan tepat.
d. Menjodohkan ungkapan-ungkapan baru menjadi kalimat-kalimat
lengkap.
2. Istima’ (Mendengar) :
a. Mengidentifikasi bunyi kata-kata yang diperdengarkan.
b. Mengidentifikasi bunyi ungkapan yang diperdengarkan.
c. Mengidentifikasi bunyi kalimat yang diperdengarkan.
d. Memilih kata sesuai dengan makna ungkapan/kalimat yang
diperdengarkan.
e. Memilih ungkapan sesuai dengan makna ungkapan/kalimat yang
diperdengarkan.
f. Memilih jawaban yang disediakan sesuai dengan pertanyaan yang
diperdengarkan.
3. Kalam/Hiwar (Berbicara) :
a. Bertanya jawab secara berpasangan dengan menggunakan kata tanya
yang disediakan.
b. Bertanya jawab secara berpasangan dengan menggunakan struktur
kalimat yang diprogramkan.
c. Bertanya jawab secara berpasangan dengan menggunakan ungkapan
komunikatif yang diprogramkan.
d. Bertanya jawab secara berpasangan dalam hiwar seperti contoh yang
disediakan
e. Menjawab beberapa pertanyaan yang disediakan.
f. Mendeskripsikan gambar yang disediakan dengan menggunakan
struktur kalimat yang diprogramkan.
4. Qiro’ah (Membaca) :
a. Membaca nash qiro’ah dengan makhraj serta intonasi yang baik dan
benar.
b. Menjawab beberapa pertanyaan tentang kandungan teks qira’ah.
c. Menyatakan benar (‫حيح‬NN‫ )ص‬atau salah (‫اء‬NN‫ )خط‬kalimat-kalimat yang
disediakan dari segi makna.
d. Membetulkan pernyataan-pernyataan yang salah dari segi makna.
5. Tarkib (Tatabahasa) :
a. Membedakan bentuk-bentuk sharfi (seperti : isim fa’il, isim maf’ul,
fi’il mudhore’, fi’il amr, dll).
b. Membuat bentuk-bentuk sharfi (seperti : isim fa’il, isim maf’ul, fi’il
mudhore’, fi’il amr, dll).
c. Menyebutkan fungsi kata-kata dalam kalimat/paragraf yang disediakan
(seperti : mubtada, khobar, fa’il, maf’ul bih, na’at, mudhof-mudhof
ilaih, dll).
d. Menggunakan suatu tarkib dalam kalimat/paragraf.
e. Menggunakan adawat dalam kalimat/paragraf (seperti ‫ أن‬atau ‫)الم التعليل‬.
f. Menyusun kalimat yang mengandung bentuk-bentuk sharfi tersebut.
g. Menyusun kalimat yang mengandung fungsi-fungsi kata tersebut (ilmu
nahwu).
6. Kitabah (Menulis) :
a. Menyusun kata-kata/ungkapan acak menjadi kalimat.
b. Menyusun kalimat-kalimat (jumlah) acak menjadi paragraf.
c. Menjawab beberapa pertanyaan untuk menyusun paragraf dengan
struktur kalimat yang diprogramkan.
d. Menyesuaikan paragraf yang disediakan dengan beberapa pelaku
dhomir yang diprogramkan
e. Melengkapi kalimat dengan memilih ungkapan yang tepat.

Ruang Lingkup Materi pelajaran Bahasa Arab Mts dalam Struktur


Kurikulum 2013

Menurut KMA nomor 165 (2014) , Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Arab
Mts meliputi tema-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan
atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan
keluarga, rumah, hobi, profesi, kegiatan keagamaan, dan lingkungan.

Secara logika antara tujuan pembelajaran dengan ruang lingkup materi harus
saling terkait. Dalam arti bahwa untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka
harus didukung oleh materi yang relevan. Ruang lingkup materi tersebut lebih
dititikberatkan pada pencapaian tujuan pembelajaran bahasa arab yang kedua yang
leboh diarahkan agar peserta didik mampu menggunakan bahasa arab sebagai alat
utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran islam.

Munculnya kelemahan yang sangat menganga tersebut, nampak jelas adanya


ketidakcocokan antara rumusan tujuan dengan ruang lingkup materi. Disadari atau
tidak bahwa sumber ajaran Islam adalah al-Qur’an hadits dan pendapat ahli
bidang al-Qur’an hadits, sementara cakupan materi pelajaran bahasa arab tidak
ada sedikitpun yang mengarah kepada kajian tersebut. Oleh karena itu, perlu
ditinjau ulang mengenai rumusan tujuan pembelajaran bahasa arab, atau rumusan
cakupan ruang lingkup materi pelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mata pelajaran bahasa Arab berdasarkan kurikulum CBSA ini, antara
unsur bahasa dan keterampilan bahasa masing-masing menjadi mata
pelajaran. Dan waktu untuk belajar tersedia sangat banyak sehingga
penguasaan dan wawasan ilmu kebahasaan dan unsur bahasa sangat kuat.
2. Mata pelajaran bahasa Arab berdasarkan kurikulum KBK tidak
mengajarkan bahasa dengan fungsi reseptif dan produktif. Materi
pembelajaran bahasa arab pada kurikulum KBK, unsur-unsur bahasa tidak
mengandung unsur bahasa al-Ashwat, yang menjadikan tidak adanya
materi yang mengembangkan kemahiran menyimak.
3. Mata pelajaran bahasa Arab berdasarkan kurikulum 2013 memiliki tujuan
antara lain : mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai
salah satu bahasa asing, mengembangkan pemahaman tentang saling
keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.
DAFTAR PUSTAKA
CHALIMI, A. (2016). PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA
ARAB. Academia.

Hidayat, N. (2018). KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA ARAB.


Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.

Minabari, K. H. (2020). Pengembangan Tujuan Kurikulum Pembelajaran Bahasa


Arab. Jurnal Kajian Sosial, Agama dan Pendidikan.

Rosyidi, A. W. (2018). MENENGOK KEMBALI KURIKULUM BAHASA


ARAB. Academia.

Anda mungkin juga menyukai