Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MI

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MI


MAKALAH

OLEH
KELOMPOK 1
                         1.     NUR AWALIYATUL IFADIYAH           (2817133131)
                         2.     NEVI RISKA ISNAINI                            (2817133119)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS  TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2016

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MI


MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Anin Nurhayati M.Pd.I
Oleh
Kelompok 1
1.     Nur Awaliyatul Ifadiyah              (2817133131)
2.     Nevi Riska Isnaini                        (2817133119)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS  TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,
sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pembelajaran Bahasa Arab Di MI ”. Sehingga dengan makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan kita semua mengenai mata kuliah Bahasa Arab.
Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M. Pd selaku rektor IAIN Tulungagung.
2.      Ibu  Dr. Hj. Anin Nurhayati, M.Pd. I selaku dosen pembimbing.
3.      Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Selain itu penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini  masih terdapat
banyak kekurangan, serta tidak terlepas dari berbagai  macam kendala, keterbatasan ilmu, dan
referensi. Oleh karena itu, penulis masih mengharapkan bimbingan dan saran dari berbagai
pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik  lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “Pembelajaran Bahasa Arab Di
MI” ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tulungagung, Februari 2016
             Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR                                                                                   iii
DAFTAR ISI                                                                                                  iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang                                                                               1
B. Rumusan Masalah                                                                          2
C.  Tujuan                                                                                            2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran bahasa arab untuk anak MI                                      3
B.  Pengajaran komponen bahasa arab di MI                                      9
C.  Pengajaran keterampilan bahasa arab di MI                                  10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                   14
DAFTAR RUJUKAN                                                                                                15

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Akhir-akhir ini perhatian masyarakat terhadap pembelajaran bahasa Arab untuk anak-
anak semakin besar. Hal itu diikuti pula oleh berbagai upaya pengembangan yang dilakukan
oleh para ahli bahasa dan guru-guru bahasa. Semakin bertambah banyaknya lembaga
pendidikan usia dini yang didirikan oleh yayasanyayasan yang berbasis Islam turut serta
memberi andil terhadap perkembangan pembelajaran bahasa Arab. Karena pada umumnya
pada lembaga-lembaga tersebut pembelajaran bahasa Arab sudah dimasukkan sebagai bagian
dari materi pelajarannya, walau dalam bentuknya yang sangat sederhana. Perkembangan
positif tersebut semakin menguat dengan kemunculaan beberapa Sekolah Islam Terpadu yang
berkeinginan untuk memadukan antara kurikulum pesantren dan kurikulum sekolah umum.
Sekolah-sekolah tersebut juga sudah memasukkan pembelajaran bahasa Arab ke dalam
muatan kurikulumnya. Pembelajaran bahasa Arab kini tidak lagi hanya menjadi dominasi
madrasah dan pesantren saja. Beberapa fenomena tersebut memberi dampak positif pada
profesi guru bahasa Arab. Kecendrungan positif tersebut berarti bahwa para guru memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk berkarya dan mengembangkan diri karena mereka
dituntut memiliki berbagai keterampilan profesional untuk mampu melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran bahasa Arab yang diberikan sejak anakanak berusia
dini tentu mempunyai karakter dan tuntutan yang berbeda dengan pembelajaran bahasa Arab
untuk murid remaja dan dewasa, seiring dengan perbedaan orientasi pembelajaran dan
perbedaan karakteristik siswa. Perbedaan tersebut akan berdampak pada pemilihan materi,
metode, teknik, media, alat evaluasi, dan tempat pembelajaran.
1
Walau banyak sekolah yang sudah mengambil kebijakan membelajarkan bahasa Arab sejak
usia dini, masih banyak juga sekolah yang berkebijakan sebaliknya, dengan alasan pragmatis-
praktis maupun alasan teoritis-metodologis. Susahnya mencari dan menentukan pengajar,
materi, metode, teknik, media, alat evaluasi, dan tempat pembelajaran yang sesuai dengan
karakter dan gaya belajar bahasa anak-anak menjadi alasan yang sering muncul ke
permukaan. Di sisi lain, meskipun pembelajaran bahasa asing untuk anak-anak sudah
berlangsung sejak lama sampai saat ini belum ada kesepakatan tunggal tentang sejak usia
berapa anak-anak sebaiknya sudah boleh diperkenalkan dengan bahasa asing, disegerakan
atau ditunda saja. Pembelajaran bahasa Arab yang efektif dan efisien sejak dini akan
mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak, walau alasannya memang sangat
ideologis yakni bahwa penduduk Indonesia masih mayoritas beragama Islam.
Akhira-akhir ini gairah keagamaan masyarakat semakin semarak dan kebutuhan akan
pemahaman bahasa Arab untuk mendukung keberagamaan mereka juga meningkat. Namun
demikian kita masih menghadapi banyak problem dalam pengajaran bahasa Arab untuk anak-
anak sebagaimana problematika yang ada dalam pengajaran bahasa Arab untuk remaja dan
orang dewasa. Beberapa problematika tersebut antara lain terkait dengan pengajar, buku
pegangan, dan yang terpenting adalah metode pengajaran. Dengan demikian disini kami akan
membahas mengenai pembelajaran bahasa arab MI.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu :
                     1.      Bagaimana pembelajaran bahasa arab untuk anak MI ?

                     2.      Bagaimana pengajaran komponen bahasa arab di MI ?

                     3.      Bagaimana pengajaran keterampilan bahasa arab di MI ?

C.       Tujuan
Dalam penulisan makalah ini sebagaimana masalah yang telah penulis rumuskan, penulis
memiliki beberapa tujuan, yaitu :
                     1.      Untuk memaparkan pembelajaran bahasa arab untuk anak MI.

                     2.      Untuk memaparkan pengajaran komponen bahasa arab di MI.

                     3.      Untuk memaparkan pengajaran keterampilan bahasa arab di MI.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak MI


Sebagai guru bahasa arab untuk anak MI, maka kita harus mengetahui bagaimana
kesiapan siswa dalam belajar, bagaimana karakteristik siswa, dan kita harus mengetahui
bagaimana cara pengajaran bahasa arab yang baik untuk anak MI.
a.       Kesiapan Anak-Anak Mempelajari Bahasa Arab
Pembelajaran bahasa Arab untuk anak- anak yang dimaksud dalam pembahasan  ini
adalah pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing. Artinya sebagai bahasa tambahan
yang dipelajari oleh seseorang diluar bahasa asli yang menjadi bahasa komunikasinya sehari-
hari . Dan yang dimaksud dengan anak- anak adalah mereka yang berusia antara 6 sampai 12
tahun , yaitu sampai mereka mencapai penghujung “Masa Sekolah Bahasa Ibu” . Masa
sekolah bahasa ibu adalah istilah yang diperkenalkan oleh Johan Amos Comenisus yang
membagi masa-masa perkembangan manusia berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki
anak itu sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Di
antara berbagai faktor mempengaruhi kesiapan siswa mempelajari bahasa asing adalah faktor
usia . Terkait dengan faktor usia ini, yang pasti disepakati oleh banyak pihak adalah tingkat
kematangan berbahasa anak yang diidentikkan dengan tingkat usia mempunyai pengaruh
besar terhadap penguasaan bahasa asing.[1]
 

b.    Karakteristik Siswa MI/SD Sebagai Pembelajar Pemula Bahasa Arab (Asing)


Pada umumnya karakteristik siswa MI/SD senang belajar sesuatu yang baru , termasuk
belajar bahasa dengan cara melakukan sesuatu (learning by doing), misalnya dengan bermain,
bernyanyi, dan menggerakkan anggota tubuh . Pada umumnya anak-anak memiliki
sikap egocentric, yaitu ada kecenderungan mereka suka menghubungkan apa yang mereka
pelajari dan apa yang mereka lakukan dengan diri mereka sendiri. Mereka akan menyukai
segala hal dalam pelajaran bahasa yang ada hubungannya dengan kehidupan mereka dengan
dunia sekelilingnya . Misalnya, akan lebih mudah untuk mempelajari materi atau bahan yang
menggunakan kata atau frasa, seperti : ‫ هذا قلمي‬,.............‫ عندي‬,..... ....... ‫اسمي‬......        
Dalam proses perkembangannya anak akan mengalami perubahan. Perubahan fisik
karena mereka tumbuh dan perubahan sifat dan perilakunya. Menginjak usia 10 tahun (kelas
4) mereka mengalami proses perubahan yang tadinya egocentric menuju kehubungan timbale
balik, yaitu tidak hanya berpusat pada dirinya, tetapi sudah memperhatikan orang lain yang
tadinya berfokus pasa dirinya (‫دي‬RR‫ عن‬,.....‫ا‬RR‫ان‬.....) sekarang mulai terbuka untuk yang lain,
misalnya sudah memperhatikan) ‫انت‬ ( yaitu temannya.
Waktu memperkenalkan bahasa Arab kepada anak-anak, sebaiknya diawali dengan hal-
hal yang kongkret lebih dahulu. Kemudian menuju ke hal-hal yang bersifat abstrak . Pada
tingkat permulaan sebaiknya tidak hanya mengandalkan kata-kata dan bahasa lisan saja,
tetapi perlu dilengkapi dengan contoh nyata. Banyak objek atau benda nyata dan gambar
yang bisa digunakan. Benda-benda yang ada disekitar anak-anak, misalnya kursi (‫كر سي‬ (,
pintu (‫اب‬RR‫)ب‬, Almari (‫)خزانة‬, merupakan contoh benda kongkret yang dengan mudah dapat
diperkenalkan kepada siswa dalam bahasa Arab.[2]
Ketika usia anak sudah bertambah, mereka sudah bisa membedakan antara fakta dan
fiksi dan mulai bisa mengerti hal-hal yang abstrak . Beberapa ahli menyatakan bahwa anak
adalah pembelajar aktif ( active learners ). Anak-anak yang pada dasarnya aktif akan
menyukai pembelajaran melalui permainan-permainan, cerita maupun lagu. secara tidak
langsung mereka akan lebih termotivasi untuk belajar bahasa Arab.
Pada usia 10-12 tahun anak-anak sudah dapat bekerja sama dengan temannya. Mereka
dapat diberi kegiatan untuk dikerjakan bersama-sama. Walaupun ada anak yang sudah dapat
berkonsentrasi lebih lama, variasi kegiatan masih diperlukan. Kerja kelompok dapat berupa
membuat daftar, melengkapi kalimat, mengisi teka- teki silang dan masih banyak yang lain.
Kehidupan anak-anak dipenuhi dengan warna . Kegiatan dan tugas-tugas yang disertai
gambar-gambar yang cukup besar dan berwarna- warni dapat membuat mereka lebih
gembira. Kegiatan mewarnai gambar tentu akan dikerjakan dengan gembira sambil mengenal
nama-nama dalam bahasa Arab dan benda yang ada pada gambar tersebut.
Muhaiban menjelaskan beberapa karakteristik lain anak-anak seperti berikut ini :[3]
a)      Memiliki kecenderungan suka bermain dan bersenang-senang.
b)      Memahami hal-hal di sekitarnya secara holistik (utuh) tidak secara analitik.
c)       Belajar bahasa melewati suatu masa yang disebut periode bisu (fatroh al-shumti) , dimana
mereka hanya dapat mendengar, belum dapat berbicara.
d)     Cenderung belajar bahasa melalui pemerolehan, yaitu suatu pengembangan kemampuan
berbahasa secara alamiah, bukan mempelajari bahasa secara formal dengan mengkaji aturan-
aturan bahasa.
e)      Pada usia sekolah dasar pada umumnya berada pada taraf berfikir secara kongkret.
Para ahli pembelajaran bahasa untuk anak, di antaranya Scott, Lee, dan Borridge
mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan dalam pengajaran
bahasa untuk anak-anak, yaitu sebagai berikut : [4]
1)      Pembelajaran bahasa berpijak pada dunia anak, yaitu keluarga, rumah, sekolah, mainan dan
teman bermain.
2)      Pembelajaran bahasa berangkat dari sesuatu yang sudah diketahui dan dekat dengan atau
mudah dijangkau oleh siswa ke sesuatu yang belum diketahui atau jauh dari jangkauan
mereka. Misalnya, dari lingkungan rumah kelingkungan luar rumah, dilanjutkan ke
lingkungan teman sejawat, kemudian ke lingkungan sekolah.
3)      Bahan pembelajaran merupakan kombinasi antara sesuatu yang bersifat fiksi dan non-
fiksi/kongkret.
4)      Materi pembelajaran diorientasikan kepada pengembangan keterampilan bahasa.
5)      Pokok- pokok pembelajaran dan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan usia pembelajar.

c.       Karakter Guru Bahasa Arab di MI


Mengingat peran guru/pengajar yang sedemikian besar dalam menentukan keberhasilan
kegiatan pembelajaran, maka seorang guru/pengajar harus dituntut untuk memiliki
seperangkat kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi profesional, personal maupun
sosial. Kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru berbunyi:
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.”[5]
Apabila kompetensi-kompetensi di atas dimiliki oleh guru bahasa Arab, maka seorang
guru bahasa Arab memiliki karakteristik-karakteristik khusus atau  syarat-syarat utama yang
dapat menunjang keberhasilannya dalam pembelajaran.
Karakteristik-karakteristik yang harus dimiliki guru bahasa Arab adalah sebagai berikut:
a)      Mengetahui hal-hal yang perlu diajarkan, sehingga dia harus belajar dan mencari informasi
tentang materi yang diajarkan.
b)       Menguasai seluruh materi agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
c)      Harus mampu berbahasa Arab dengan baik, begitu juga dalam penyampaian materi.
d)     Harus memiliki wawasan yang luas atas materi ajar dan bahasa Arab.
e)      Harus mampu mengarahkan dan membimbing, baik dalam kelas maupun di luar kelas
Karakteristik di atas merupakan cerminan karakter guru bahasa Arab yang ideal yang
diharapkan dapat dimiliki oleh guru bahasa Arab, sehingga proble-matika-problematika
pembelajaran bahasa Arab yang bersumber dari guru dapat di atasi atau dieliminir, bahkan
dapat dihilangkan.[6]

Guru harus memiliki syarat-syarat utama atau syarat paedagogis yang dimiliki sebelum
menjadi guru atau sebelum melaksanakan pembelajaran. Syarat-syarat ini bersifat umum bagi
semua guru termasuk guru bahasa Arab, yaitu:
a.       Mengetahui tujuan pendidikan yang dianut negaranya.
b.      Mengenal peserta didik dengan baik.
c.       Bersedia membantu peserta didik dengan penuh kesabaran.
d.      Mampu menyesuaikan diri dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan;
e.       Memiliki prinsip dalam penggunaan alat atau media pendidikan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi.
f.       Mampu bermasyarakat.
g.      Menguasai materi.
h.      Mampu menciptakan suasan kelas yang kondusif, agar terwujud interaksi edukatif yang baik.
[7]
Syarat-syarat di atas mesti dimiliki oleh guru bahasa Arab jika tujuan pembelajaran ingin
dicapai, karena guru memiliki peran terbesar dalam proses pembelajaran. Guru laksana
nahkoda bagi sebuah bahtera dalam mengarungi samudera. Oleh karena itu, guru harus
memahami dengan baik peranannya  dalam pembelajaran. Peranan guru dalam pembelajaran
bukan hanya saat proses pembelajaran tapi meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
[8]
Di dalam pembelajaran itu juga terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
yakni : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Jadi seorang guru harus faham akan hal
tersebut, karena itu sangat berpengaruh pada pembelajaran.[9]
B.     Pengajaran Komponen Bahasa Arab Di MI
Dalam pengajaran komponen bahasa kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa (qowaid)
kita harus mengerti terlebih dahulu bagaimana karakteristik siswa yang akan kita ajar, dan
materi yang akan diajarkan haruslah menarik. Dan tehnik yang dapat digunakan atau dipilih
oleh seorang guru dalam dalam proses pembelajaran kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa
(qowaid) antara lain :
1.      Teknik pembelajaran kosakata (mufradat)
Teknik pembelajaran kosakata (mufradat) dapat dilakukan dengan dua
cara. Petama, direalisasikan melalui proses latihan kontekstual,
sedangkan kedua, diimplementasikan melalui proses latihan non kontekstual.
a.     Latihan kontekstual

Latihan kontekstual ini dapat diaktualisasikan oleh pendidik melalui dua jalur,  yaitu jalur
tanya jawab dan jalur dialog.

a)      Jalur Tanya jawab

b)      Jalur dialog

b.      Latihan non-kontekstual
Latihan kontekstual ini bisa dilakukan oleh pendidik untuk menjelaskan makna kata yang
sulit dijelaskan melalui jalur kontekstual, yaitu dengan menggunakan media berikut:[10]
1)        Gambar dan foto.

2)         Definisi.

3)         Sinonim dan antonin.

4)         Terjemah

2.      Teknik pembelajaran gramatika (Qawa’id)

Gramatika dalam proses pembelajarannya bisa dilakukan melalui al Taqrib al-


Lughawi   (Latihan Bahasa). Dan teknik pembelajaran Gramatika ini memiliki tujuan sebagai
berikut:

a.         Melatih peserta didik menggunakan kalimat dan lafal yang benar.

b.        Membentuk kebiasaan peserta didik berbahasa yang baik melalui proses peniruan.

c.         Pendidik memperkaya peserta didik dengan lafal dan struktur bahasa.


d.        Peserta didik mampu mengetahui benar dan salah satu pembicaraan yang diekspresikan atau
ditulis.
e.         Pendidik mengajarkan beberapa problema gramatika secara praktikal.

Dengan demikian, maka ada tiga teknik pembelajaran gramatika (qawa’id) melalui
proses al-Tadrib al-Lughawi, yaitu latihan teknik dialogis. Latihan teknik simulasi bahasa,
latihan tknik komunikasi kolektif dengan menggunakan kartu.
a.       Latihan teknik dialogis.
b.      Latihan tehnik simulasi bahasa.
c.       Latihan tehnik komunikasi kolektif dengan menggunakan kartu.[11]

C.     Pengajaran Keterampilan Berbahasa Lisan dan Keterampilan Tulisan Di MI


Dalam pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing pertama yang diperkenalkan
kepada siswa, guru adalah model yang ditiru siswa dalam menggunakan bahasa arab. Oleh
karena itu, keterampilan bahasa lisan dan keterampilan tulisan dalam pembelajaran bahasa
arab harus diajarkan untuk menghindari salah pengertian dan juga untuk memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengunakan bahasa arab.
1.        Pengajaran Keterampilan menyimak Bahasa Arab Di MI
Setelah mengetahui bagaimana pentingnya melatih siswa dalam menggunakan bahasa
arab secara lisan (menyimak dan berbicara), untuk tercapainya tujuan pembelajaran bahasa
lisan maka hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah memilih tehnik yang tepat. Tehnik
yang akan dipilih harus sesuai dengan kemampuan guru, tingkat pemahaman siswa, serta
karakteristik kelas.
Beberapa tehnik yang bisa digunakan dalam pengajaran keterampilan menyimak
antara lain :
1)    Latihan pengenalan ( identifikasi)
2)    Mendengarkan dan menirukan
3)    Latihan pengucapan intonasi
4)    Menyanyi
5)    Dan lain-lain.[12]

2.      Pengajaran keterampilan berbicara Bahasa Arab di MI


Dalam keterampilan berbicara ini guru harus membangun rasa percaya diri pada siswa
agar mereka berani mengucapkan atau berbicara dengan bahasa arab yang pastinya untuk
kelas rendah dimulai dari yang mudah dan seterusnya.
Guru juga harus memperhatikan beberapa hal seperti berikut :
a.          Membina hubungan yang baik/positif dengan siswa.
b.          Menciptakan suasana yang aman dan nyaman.
c.         Memberi dukungan dan penghargaan terhadap pencapaian siswa.
d.         Menyediakan sumber belajar yang menarik.
Selain hal-hal diatas tersebut, terkait dengan pengajaran keterampilan berbicara guru
juga perlu ingat akan hal-hal berikut ini :
a)    Keterampilan berbicara dalam bahasa arab merupakan keterampilan yang tidak mudah untuk
dikuasai.
b)   Keterbatasan pengetahuan tentang bahasa arab, siswa akan memakai bahasa indonesia di
sela-sela mereka berbicara bahasa arab.
c)    Kesempatan berbicara dalam bahasa arab diluar kelas sangat kurang bahkan tidak ada, oleh
sebab itu, guru perlu memberi kesempatan yang cukup ketika mereka berada di dalam kelas.
Sedangkan tehnik yang digunakan misalnya dengan menggunakan model dialog, ada
beberapa langkah yang harus kita gunakan dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa
arab di MI, antara lain :
1)   Anak-anak mendengarkan sebuah dialog yang berisi kosakata kunci yang menjadi fokus
pelajaran.
2)   Guru membimbing para siswa untuk melatih pengucapan kata-kata. Mereka mengulangi
setiap kata dan kalimat dalam dialog, secara klasikal dan individual.
3)   Kata-kata tertentu dalam dialog dapat digunakan sebagai dasar untuk latihan tanya jawab.
Drill ini pertama-tama dipraktekkan secara bersama-sama lalu secara individual.[13]

3.      Pengajaran Keterampilan Membaca Bahasa Arab Di MI


Disadari atau tidak, membaca memiliki peranan sosial yang sangat urgen dalam
kehidupan manusia sepanjang masa. Mengapa demikian? Karena membaca merupakan
medium komunikasi. Dan dalam pembelajaran membaca untuk anak-anak, ada dual hal yang
harus diperhatikan, yaitu penentuan materi dan pemilihan tehnik pembelajaran yang sesuai.
Materi yang diajarkan untuk anak bisa dengan menggunakan  kartu-kartu bacaan,
kamus bergambar, dll . Dan dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa arab bisa
menggunakan beberapa tehnik, yaitu:
a.       Membaca Nyaring.
b.      Membaca Dalam Hati.
c.       Membaca Intensif.
d.      Membaca Ekstensif.

4.      Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Arab Di MI


Berbeda dengan keterampilan berbicara, keterampilan menulis relatif lebih sulit untuk
dipelajari dan dikembangkan. Meskipun sulit dipelajari, keterampilan menulis tetap
merupakan bagian yang penting, yang bermanfaat, yang menyenangkan. Dan dalam
keterampilan menulis dapat menggunakan beberapa tehnik, yaitu : menyalin, menjodohkan
dan lain-lain.[14]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.       Sebagai guru bahasa arab untuk anak MI, maka kita harus mengetahui bagaimana kesiapan
siswa dalam belajar, bagaimana karakteristik siswa, dan kita harus mengetahui bagaimana
cara pengajaran bahasa arab yang baik untuk anak MI.
2.      Dalam pengajaran komponen bahasa kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa (qowaid) kita
harus mengerti terlebih dahulu bagaimana karakteristik siswa yang akan kita ajar, dan materi
yang akan diajarkan haruslah menarik.
3.      Dalam pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing pertama yang diperkenalkan kepada
siswa, guru adalah model yang ditiru siswa dalam menggunakan bahasa arab. Oleh karena
itu, keterampilan bahasa lisan dan keterampilan tulisan dalam pembelajaran bahasa arab
harus diajarkan untuk menghindari salah pengertian dan juga untuk memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk mengunakan bahasa arab.

14
 

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah No, 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Pasal 3 Ayat
(2)
As’aril Muhajir. (2004). Psikologi Belajar Bahasa Arab. Jakarta, PT Bina Ilmu
B Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta, Rineka Cipta
Tafsir Ahmad. (1994). Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam. Bandung, Remaja Rosdakarya
Muna Wa. (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta, Teras
Zulhanan. (2014). Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta, PT Raja Gradindo
Persada
Pembelajaran Bahasa Arab (PDF). Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah. Direktoral
Jendrl Pendidikan Islam
Ahmad Nazrul,
“Umur Yang Layak Dalam  Pembelajaran” ,   dalam http://nazrulahmad05.blogspot.com/ / D
iakses pada 22 Februari 2016 pukul 11.40.
14
15
 

[1] Aziz Fachrurrozi Dan Erta Mahyudin, “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab” , (Jakarta:Lembaga
Bahasa Yassarna YBMG, 2011) hal 106

[2] Nazrul Ahmad,
“Umur Yang Layak Dalam Pembelajaran” ,  dalam http://nazrulahmad05.blogspot.com/ / Diakses
pada 22 Februari 2016 pukul 11.40.
[3] Ibid.., http://nazrulahmad05.blogspot.com/ /
[4] Ibid.., http://nazrulahmad05.blogspot.com/ /
[5] Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah No, 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Pasal 3 Ayat
(2)” Hal 5-8
[6] Muhajir As’aril, “Psikologi Belajar Bahasa Arab” , (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal 24-25
[7]  B. Suryosubroto, “Proses Belajar Mengajar di Sekolah” , (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) , hal 163-
164
[8] Ahmad Tafsir, “Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994),
hal 86.
[9]  Wa Muna, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab”, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal 7
[10] Zulhanan, “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”, (Jakarta: PT Raja Gradindo Persada,
2014), hal 109
[11] Ibid , “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”..  hal 113
[12] Ibid, “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”..  hal 116
[13] Pembelajaran Bahasa Arab, “Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah”, Direktoral
Jendrl Pendidikan Islam, PDF, hal 359-360
[14] Ibid.., “Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah”..  hal 369

Anda mungkin juga menyukai