Makalah
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Tugas
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PBA
Oleh:
FAJRIANI ISLAMIAH
80400222028
Fajriani Islamiah
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
A. Kesimpulan .................................................................................................. 18
B. Implikasi....................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group,
2008. h. 151.
2
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara, 2009. h. 118.
1
munculnya serangkaian fenomena para lulusan pendidikan yang secaramoral
cenderung merosot. Jika fenomena tersebut benar adanya, maka baik langsung
maupun tidak langsung akan terkait dengan peranan guru sebagai pendidik
professional.3
Berlatar belakang hal tersebut di atas, maka disusunlah suatu karya berupa
makalah yang mengangkat tema Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum
yang kemudian diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan telaah bagi yang
membacanya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, h. 152.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
Anas Salahuddin, Filsafat Pendidikan (Bandung: Penerbit Setia Pustaka, 2011), h. 219.
6
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 37.
7
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, h. 158
3
Sedangkan syarat yang lainnya adalah kemampuan guru dalam menerapkan
metodologi mengajar dalam proses pengajaran. 8
8
Ad Rooijakkers, Mengajar Dengan Sukses, (Jakarta: Penerbit PT. Grasindo, 1993), h. 95.
9
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam. Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya, 2005. h. 107.
10
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, h. 155
11
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan. h. 219
12
Ida Rosyidah, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Penerbit UIN Press, 20130), h. 24
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Secara umum
profesi seorang guru dalam garis besarnya ada tiga, diantaranya:
Unsur ketenagaan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tenaga
profesional dan tenaga dari masyarakat. Tenaga professional meliputi tenaga
kependidikan guru, tenaga kependidikan non guru dan organisasi professional.
Adapun tenaga dari masyarakat meliputi tokoh masyarakat, orang tua, komite
sekolah atau dewan sekolah, pihak industri dan bisnis, lembaga sosial masyarakat,
instansi pemerintah atau departemen dan non-departemen, serta unsur-unsur
masyarakat yang berkepentingan terhadap pendidikan.13
Kurikulum memiliki dua sisi yang sama penting, yaitu kurikulum sebagai
dokumen dan kurikulum sebagai implementasi yang dapat bermanfaat bagi setiap
orang yang membutuhkan. Sebagai sebuah dokumen, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai implementasi merupakan realisasi dari
dokumen dalam bentuk kegiatan pembelajaran di kelas. Keduanya merupakan dua
hal yang tidak terpisahkan, ada kurikulum berarti ada pembelajaran dan sebaiknya
ada pembelajaran ada kurikulum.
13
Uranus Zamili, Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum, Vol. 6 No. 2 Mei 2020,
h. 313
14
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana Prenada2008), h. 28
1. Sebagai Implementers
15
Uranus Zamili, Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum, h. 313
16
Faridah Alawiyah, Peran Guru dalam Kurikulum 2013, Vol. 4 No. 1 Juni 2013, h. 68
17
Martinis Yasmin, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi Ktsp. (Jakarta: Gaung Persada,
2009), h. 49.
f. Mengelola kelas dengan baik dan sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia.
g. Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan.
h. Berkonsultasi dengan kepala Madrasah/ Pengawas untuk mengatasi
kendala.
i. Membantu kesulitan siswa dalam proses belajar.18
2. Sebagai Adapter
Guru tidak hanya sebagai pelaksana kurikulum akan tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik, kebutuhan siswa dan kebutuhan
daerah. Guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah
ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.19 Dalam fase ini, tugas
pertama seorang guru adalah memahami dengan baik karakteristik sekolahnya,
tugas kedua adalah mengakomodir kebutuhan‐kebutuhan masyarakat dan
daerahnya, dan tugas ketiga adalah membuat desain kurikulum sekolah sesuai
kebutuhan madrasah dan masyarakat lokal.
3. Sebagai Developers
18
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. (Bandung:
Alfabeta, 2009), h.156
19
Uranus Zamili, Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum, h. 313
mengukur keberhasilannya melalui pemilihan alat evaluasi untuk pencapaian
hasil belajarnya.20
4. Sebagai Researchers
Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas professional guru yang
memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam
peran ini guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen
kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektivitas
program, strategi maupun model pembelajaran, termasuk mengumpulkan data
tentang keberhasilan siswa mencapai target kurikulum.21
20
Faridah Alawiyah, Peran Guru dalam Kurikulum 2013, h. 68
21
Uranus Zamili, Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum, h. 314
adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau
kelompok (dapat dengan sesama guru di satu sekolah, dengan guru di sekolah
lain atau dengan kepala sekolah dan personel pendidikan lain seperti
pengawas). Dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum
tersebut sebelum dilaksanakan.22
Berdasarkan uraian dan pendapat para pakar di atas, peran guru atau staf
pengajar sangat menentukan dalam pencapaian hasil belajar atau harapan yang
diinginkan kurikulum. Sebagai implementator dan pengembang kurikulum,
guru/staf pengajar berfungsi serta berperan untuk memperkaya kurikulumdan
meningkatkan relevansi kuurikulum dengan kebutuhan anak, masyarakat serta
peerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
22
Rafflis Kosasi Soetjipto, Profesi Keguruan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 149
1) Guru sebagai Ukuran Kognitif
23
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, h. 185-186
24
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Penerbit PT. Bumi
Aksara, 2008. h. 262-264
Pada hakikatnya, tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung
jawab yang besar dan penting karena pada tatanan operasionalnya pendidikan
merupakan pemberian bimbingan, pertolongan dan bantuan dari orang dewasa
atau orang yang bertanggung jawab atas pendidikan kepada anak yang belum
dewasa. Pendidikan merupakan bagian dari proses pendewasaan rohaniyah dan
jasmaniyah. Guru sebagai tenaga pendidik bertanggung jawab melaksanakan
administrasi, mengelola, mengembangkan, mengawasi dan melayani secara
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.25
25
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, h. 213
memegang pensil dengan benar. Guru pula yang memberi dorongan agar
peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk
bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya.
Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa. Guru juga harus
berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi
seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan
memposisikan diri sebagai berikut:
a. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
b. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik.
c. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan dan melayani
peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakat.
d. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untukdapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan
saran pemecahannya.
e. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab .
f. Membiasakan peserta didik untuk saling bersilaturahim dengan
orang lain secara wajar.
g. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antara peserta didik,
orang lain dan lingkungannya.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Menjadi pembantu ketika diuperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan di atas, guru harus mampu memaknai
pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan
kompetensi dan kepribadian kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan
tersebut, dengan memperhatikankajian Pullias dan Young (1988), Manan
(1990), serta Yelon dan Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya 15
peran guru, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih,
penasehat, pembaharu kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin,
pemindah kemah, actor, dan evaluator.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidik atau lebih popular dikatakan sebagai Guru adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Adapun profesi guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan
kata lain adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang kaya di bidangnya.
2. Dalam arti luas, guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran kognitif,
sebagai agen moral, innovator, dan kooperatif. Sedangakan dalam arti sempit
guru memiliki peran diantaranya sebagai (1) pendidik, (2) sebagai pengajar, (3)
sebagai pembimbing, (4) sebagai pelatih, (5) sebagai penasehat, (6) sebagai
pembaharu kreativitas, (7) sebagai model teladan, (8) sebagai pribadi, (9)
sebagai peneliti, (10) sebagai pendorong kreatifitas, (11) sebagai pembangkit
pandangan, (12) sebagai pekerja rutin, (13) sebagai pemindah kemah, (14)
sebagai actor, (15) sebagai evaluator. Guru sebagai tenaga pendidik
bertanggung jawab melaksanakan administrasi, mengelola, mengembangkan,
mengawasi dan melayani secara teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan
B. Implikasi
18
berdiskusi. Sehingga tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga
memberikan stimulus untuk berpikir serta menganalisis.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam. Bandung: Penerbit
Remaja Rosdakarya.
Alawiyah, Faridah. Peran Guru dalam Kurikulum 2013. Vol. 4 No. 1 Juni 2013
Arifin, Muzayyin, 2009. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Daradjat, Zakiah, 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara.
Muhaimin, 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Penerbit
Pustaka Pelajar.
Mulyasa, 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit
Remaja Rosdakarya.
Zamili, Uranus. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum, Vol. 6 No. 2 Mei
2020
20