Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM

BAGI NON ARAB


Rahmaini
Dosen Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sumatera utara
Jl. Williem Iskandar Psr.V Medan Estate-Medan
e-mail: rahmaini652@yahoo.com

‫ا‬ ‫ا‬ ‫ رة ا "!م إ ى ا رات‬$ :


% ‫ ا *ي ( '& إ‬+,- ‫ ا ف‬/012 ‫*ﻩ ا رة‬4 ‫ أن‬78‫ إ‬9 /:; ‫ <ن ا‬، >? ‫@ ن‬A B ‫ا‬
M&L ‫ ت‬L!J ‫ رة ا "!م‬K . CBD‫ ' أو أ‬F G &H ‫ا‬ ‫& ا‬1 $
T$ ‫ ا‬0U VL‫ ا &ا‬7 T" ‫ و‬.(‫ ا "!م‬،‫ ا @ اءة‬، H Q" ‫ ا‬،‫ ع‬1Q O) ‫ي‬ ‫ رات ا‬1H
‫ \ ب‬T$‫ و‬، ] ^_ $‫ ا‬WQ ‫رة ا "!م ا‬ Q ‫ ق ا‬A ‫&ا‬$ WQXY ‫ا ر ن‬
.‫رة ا "!م‬ Q ‫ ق ا‬A TJ ‫ ا رس‬K $ a@' &4 J&L‫ و‬VK‫ا *ي ( ا‬
Abstrak : Keterampilan berbicara dianggap salah satu kemahiran berbahasa yang paling
penting dalam belajar bahasa arab khususnya bagi pembelajar bahasa arab. Karena
berbicara merupakan tujuan dari pembelajaran bahasa arab baik bahasa kedua maupun
sebagai bahasa asing, keterampilan berbicara memilki hubungan yang sanagat erat dengan
keterampilan berbahasa lainnya (mendengar, berbicara, membaca,menulis). Namun
kenyatan menunjukkan bahwa banyak diantara guru-guru bahasa arab yang belum mampu
mengaplikasikan methode pembelajaran berbicara dengan benar, hal ini disebabkan banyak
diantara mereka yang tidak menguasai methode pembelajaran yang memadai.

Kata Kunci: Bahasa Arab, potensi, optimisme, pesimisme, dan globalisasi

A. Pendahuluan lingkungan sekolah, sosial, dan lain-lain,


Bahasa adalah alat komunikasi dalam pembelajaran bahasa terutama
yang paling penting dalam kehidupan. Bahasa Arab, guru memberikan methode
Pembelajaran bahasa yang meliputi dalam pembelajaran keterampilan ber-
empat keterampilan yaitu: mendengar, bicara. Sehingga setidaknya, dengan
berbicara, membaca, dan menulis, methode pembelajaran yang diberikan
merupakan keterampilan pokok yang guru tersebut, peserta didik dapat
dapat menunjang seseorang dalam ber- menerapkan keterampilan tersebut dalam
bagai sektor kehidupan. Dalam pem- ruang lingkup kecil seperti kelas.
belajaran bahasa, peserta didik diharus- Pengajaran bahasa asing, khusus-
kan memiliki keterampilan berbicara nya bahasa Arab berbeda dengan
yang pada hakikatnya merupakan kete- pengajaran mata pelajaran yang lain.
rampilan mereproduksi arus sistem Karena pengajaran bahasa tersebut
bunyi artikulasi untuk menyampaikan mengutamakan beberapa keterampilan
kehendak, kebutuhan perasaan, dan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak
keinginan kepada orang lain. (Iskandar (istima’), keterampilan berbicara
Wassid, 2008: 241). Maka demi (kalam), keterampilan membaca
terciptanya komunikasi yang baik dalam (qiro’ah), dan keterampilan menulis

227
٨٣٥٣ - ٢٤٤٢ : ISSN ٢٠١٥ ‫–د‬ ،٢ ‫د‬ ‫ا‬، ‫و‬ ‫ا‬: òîi‹ÈÛa@õbîyg

(kitabah). Dimana tujuan utama dari Kemahiran berbicara merupakan


pengajaran tersebut adalah untuk salah satu jenis kemampuan berbahasa
menumbuhkan dan mengembangkan yang ingin dicapai dalam pengajaran
keterampilan berbahasa Siswa/i. bahasa modern termasuk pengajaran
(Tarigan, 1987: 22). Untuk mengem- berbicara bahasa Arab. Kegiatan ber-
bangkan keterampilan berbahasa Siswa/i bicara di dalam kelas bahasa mempunyai
maka dibutuhkan suatu methode khusus. aspek komunikasi dua arah, yakni antara
Dengan perkembangan metode penga- pembicara dengan pendengarnya secara
jaran bahasa dari masa ke masa, maka timbal balik. Dengan demikian latihan
timbullah bermacam-macam metode dan berbicara bahasa Arab harus terlebih
pendekatan dalam penga-jaran bahasa, dahulu didasari oleh: (1) kemampuan
dan masing-masing metode tidak dapat mendengarkan, (2) kemampuan meng-
dikatakan mana yang paling baik, karena ucapkan, dan (3) penguasaan (relatif)
setiap metode memiliki landasan teoritis kosa-kata dan ungkapan yang memung-
dan empiris. Diantara metode pengajaran kinkan siswa dapat mengkomunikasikan
bahasa Arab yaitu: Metode gramatika- maksud/fikirannya (Effendy, 2005:112-
terjemah (Thari:qah Al-Qawa’id Wat- 113). Jadi kemahiran berbicara merupa-
Tarjamah), Metode langsung (At-Thari: kan standar keberhasilan berbahasa Arab
qah Al-Muba-syirah), Metode Membaca setelah kemahiran yang lain, yaitu
(At-Thari:qah Al-Qira’ah), Metode mendengar, membaca dan menulis.
Audiolingual (At-Thari:qah As-Sam’iyah B. Pembahasan
Asy-Syafa-hiyyah). Metode komunikatif 1. Urgensi Pengajaran Berbicara
(At-Thari-qah Al-Ittisha:liyah), Metode (Maharah al-Kalam)
Eklektik (At-Thariqah Al-Intiqa:iyyah) Manusia adalah makhluk sosial,
(Effendy, 2005: 29-30). tindakannya yang pertama dan paling
Kemahiran berbahasa bermacam- penting dalam tindakan sosial adalah
macam, ada yang berbentuk lisan dan berkomunikasi. Komunikasi merupakan
tulisan. Ada yang bersifat reseptif, media untuk mempertukarkan penga-
menyimak dan membaca, dan ada juga laman, saling mengemukakan dan mene-
yang bersifat produktif berbicara dan rima pikiran, saling mengutarakan pera-
menulis. (Effendy, 2005:78). saan, atau saling mengekspresikan serta
Kemahiran berbicara sebagai menyetujui suatu pendirian atau keya-
kemampuan yang bersifat produktif ber- kinan.
fungsi sebagai penyampai dan penyebar Maharah al-Kalam secara bahasa
informasi secara lisan (Ahsanuddin, sepadan dengan istilah speaking skill
2007:64-65). Sebagai bentuk peng- dalam bahasa Inggris yang bisa diartikan
gunaan bahasa, berbicara merupakan sebagai keterampilan berbicara. Ber-
kegiatan berbahasa yang penting dalam bicara adalah kemampuan mengucapkan
kehidupan sehari-hari. Sebagaimana ber- bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
bicara merupakan kegiatan yang bersifat untuk mengekspresikan, menyatakan
aktif dan produktif, kemampuan ber- serta menyampaikan pikiran, gagasan,
bicara menuntut penguasaan terhadap dan perasaan.
beberapa aspek dan kaidah penggunaan Selain itu juga, berbicara merupa-
bahasa (Djiwandono, 1996:68). kan suatu bentuk perilaku manusia yang

228
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psiko- (1).Membutuhkan paling sedikit dua
logis, neurologis, semantik, dan linguis- orang, seorang pembicara dan pen-
tik sedemikian ekstensif, secara luas dengar, (2). Mempergunakan suatu sandi
sehingga dapat dianggap sebagai alat linguistik yang dipahami bersama, (3).
manusia yang paling penting bagi Adanya penerimaan atau pengakuan atas
kontrol sosial. suatu wilayah referensi umum, (4).
Oleh karena itu, keterampilan Merupakan suatu pertukaran antara
bahasa (Maharah al-Kalam) adalah pertisipan, (5). Menghubungkan setiap
kemampuan seseorang untuk mengucap- pembicara dengan yang lainnya dan
kan artikulasi bunyi-bunyi Arab (ash- kepada lingkungannya dengan segera,
wath ‘arabiyyah) atau kata-kata dengan (6). Berhubungan atau berkaitan dengan
aturan-aturan kebahasaan (qawa’id masa kini, (7). Melibatkan organ atau
nahwiyyah wa sharfiyyah) tertentu untuk perlengkapan yang berhubungan dengan
menyampaikan ide-ide dan perasaan. suara/ bunyi bahasa dan pendengaran
Karena itu pengajaran bahasa Arab bagi (vocal and auditory appartus), (8). Tidak
non-Arab pada tahap awal bertujuan, pandang bulu menghadapi dan mem-
antara lain, supaya siswa bisa meng- perlakukan apa yang nyata dan apa yang
ucapkan bunyi-bunyi Arab dengan benar diterima sebagai dalil dalam pelam-
(khususnya yang tidak ada padanannya bangan dengan bunyi.
pada bahasa lain) dan dengan intonasi Seorang berbicara karena adanya
yang tepat, bisa melafal-kan bunyi-bunyi dorongan untuk berinteraksi dengan
huruf yang berdekatan, bisa mem- orang lain dalam rangka memenuhi
bedakan pengucapan harakat panjang kebutuhan atau untuk mengungkapkan
dan pendek, mampu mengung-kapkan apa yang ada dalam dirinya kepada
ide dengan kalimat lengkap dalam orang lain. Maka untuk itu, seseorang
berbagai kondisi, mampu ber-bicara harus memiliki empat kompetensi dasar.
dengan kalimat sederhana dengan nada berikut: (1). Kompetensi gramatikal atau
dan intonasi yang sesuai, bisa berbicara kompetensi linguistik. (2). Kompetensi
dalam situasi formal dengan rangkaian sosiolinguistik. (3). Kompetensi wacana.
kalimat yang sederhana dan pendek, (4). Kompetensi strategi.
serta mampu berbicara dengan lancar 2. Petunjuk Umum Pengajaran
seputar topik-topik yang umum. Berbicara
(Fachrurrozi 2011: 129-130). Selain dari Secara umum tahapan dalam
urgensi di atas, zaman Globalisasi pembelajaran bahasa seperti halnya
menuntut berkomunikasi lisan (disam- pengajaran materi yang lain mengikuti
ping tulisan) dalam berbagai sektor alur perencanaan, pelaksanaan, dan
kehidupan. Maka demikian, keteram- evaluasi pembelajaran. Dalam konteks
pilan berbicara (maharah al-kalam/ pengajaran Maharah al-Kalam, paling
speaking skill) menjadi keterampilan tidak ada empat aspek yang harus
khusus dan utama untuk berkomunikasi. dipertimbangkan oleh guru ketika
(Nawawi, 2009: 14). merencanakan pelajaran yaitu: 1) Siapa
Beberapa prinsip umum atau faktor yang akan diajar; 2) Apa yang perlu
yang mendasari kegiatan berbicara. diajarkan; 3) Bagaimana cara mereka
(Mahyuddin, 2011 : 139) antara lain:

229
٨٣٥٣ - ٢٤٤٢ : ISSN ٢٠١٥ ‫–د‬ ،٢ ‫د‬ ‫ا‬، ‫و‬ ‫ا‬: òîi‹ÈÛa@õbîyg

akan diajar; 4) Dengan alat bantu apa 7) Melengkapi kalimat (ikmal al-
mereka akan diajar. jumlah/completation)
Terdapat beraneka macam teknik 8) Menjawab pertanyaan (al-ijabah
yang bisa digunakan untuk menciptakan ‘ala al-as’ilah/answering the
konteks penuh makna untuk praktek questions)
berbicara dalam bahasa Arab, teknik- 9) Bertanya (taqdim al-as’ilah/
teknik pengajaran kalam dapat diklasi- giving the questions)
fikasikan dalam pengajaran kalam untuk b. Teknik Pengajaran Maharah al-
tingkat pemula, tingkat menengah, dan Kalam Tingkat Menengah
tingkat lanjut. Beberapa petunjuk umum 1) Apa yang akan kamu lakukan?
dalam pengajaran berbicara antara lain (madza ta’mal?/what will you
sebagai berikut (Mahyuddin,2011 : 140): do?)
(1). Pengajaran berbicara berarti melatih 2) Apa komentarmu? (madza
siswa berbicara, (2). Siswa hanya ber- taqulu?/what do you say?)
bicara mengenai sesuatu yang dipahami- 3) Pertanyaan berantai (al-as’ilah al
nya, (3). Siswa dilatih untuk selalu musalsalah)
menyadari apa yang dibicarakannya, (4). 4) Reka cerita gambar (ta’bir
Guru tidak boleh memotong pembicara- mushawwar)
an siswa atau terlalu banyak mengoreksi 5) Bayangkan (takhayyal/imagine)
kesalahan siswa, (5). Guru tidak menun- 6) Mendeskripskan
tut siswa mampu berbicara persis seperti 7) Membuat ikhtisar (talkhish al-
orang Arab, (6). Objek atau topik pem- nash/taking summary)
bicaraan adalah sesuatu yang bermakna 8) Pertanyaan menggali
bagi siswa. 9) Melanjutkan cerita
Setelah mengetahui petunjuk 10) Cerita berantai
umum pengajaran keterampilan ber- 11) Menceritakan kembali
bicara di atas, latihan berbicara dikelom- 12) Percakapan (muhadatsah/
pokkan menjadi tiga tingkatan dengan conversation)
teknik pengajaran yang berbeda-beda. 13) Dramatisasi
(Mahyuddin, 2011 : 161) 14) Bermain peran
a. Teknik Pengajaran Maharah al- c Teknik Pengajaran Maharah al-Kalam
Kalam Tingkat Pemula Tingkat Lanjut
1) Ulang-ucap (isma’ wa raddid/ 1) Mengarang lisan (ta’bir syafawi/
listen and repeat). oral composition) atau berpidato
2) Lihat dan ucapkan (undzur wa (khatabah)
uzkur/see and say) 2) Bercerita (sard al-qishash/telling
3) Model Dialog (hiwar/dialogue) story)
4) Tanya jawab (su’al wal jawab/ 3) Menceritakan peristiwa atau
question and answer) pengalaman berkesan (khibrah
5) Praktek pola kalimat (tadrib mutsirah/interesting experience)
anmath/pattern practice) 4) Laporan pandangan mata
6) Berbagi informasi (akhbir jarak/ 5) Wawancara (muqabalah
share yours) syakhshiyyah).
6) Diskusi (munaqasyah)

230
7) Memberi petunjuk. dahulu disadari oleh (1). Kemampuan
8) Debat dan berbicara bebas mendengar, (2). Kemampuan mengucap-
tentang suatu masalah yang kan, (3). Penguasaan relatif kosa kata
diusulkan. dan ungkapan yang memungkinkan
Tujuan keterampilan berbicara Mahasiswa dapat mengkomunikasikan
akan mencakup pencapaian hal-hal bagi maksud, gagasan atau fikirannya.
setiap individu sebagai berikut: (1). 4. Perbedaan Berbicara dan Tanya-
Kemudahan berbicara, (2). Kejelasan, Jawab
(3). Bertanggung jawab, (4). Membentuk Di bawah ini adalah perbedaan
pendengaran yang kritis, (5). Mem- berbicara dan tanya jawab, yaitu:
bentuk kebiasaan. (Sunendar, 2008: 242) (Nawawi, 2008: 15-18) Berbicara
Selain dari itu, terdapat hambatan Tanya-jawab : (1). Topik tidak terbatas,
atau kesulitan yang dihadapi pengajar (2). Banyak sekali alternatif bentuk
dan peserta didik, adalah: (1). Distorsi bahasa yang dapat digunakan sehingga
fonem sebagai masalah artikulasi, (2). tidak dapat diramalkan sebelumnya, (3).
Masalah gagap yang lebih bersifat Unsur-unsur paralinguistik (missal-nya.
individual, (3). Pengacauan artikulasi Mimik, gestur) kadang dianggap cukup
kata-kata karena terlalu cepat keluarnya, untuk memahami makna, (4). Siswa
(4). Kesuliatan pendengaran yang bisa mempelajari bentuk-bentuk bahasa
disebabkan oleh suara terlalu keras dalam konteks, (5). Siswa mencontoh
ataupun terlalu lembut, (5). Peserta didik bagaimana guru menggunakan bahasa
berbicara sendiri secara formal kepada dalam berbagai aspeknya yang meliputi:
pengajar atau peserta didik lainnya tekanan, intonasi, jeda, dan kecepatan
dengan suara lirih ataupun dengan suara normal Topik terbatas (misalkan.
terlalu keras. Mengenai isi bacaan) Bentuk bahasa
3. Hakikat Berbicara yang digunakan hampir selalu sama, (6).
Berbicara adalah dialog bebas Makna disampaikan melalui bentuk
yang berlangsung secara spontan antara verbal bahasa, (7). Bentuk bahasa yang
pihak tertentu mengenai topik tertentu. digunakan sering terlepas dari konteks,
(Nawawi, 2008: 15). Kemahiran ber- (8). Kurang memperdulikan aspek-aspek
bicara merupakan salah satu jenis ke- suprasegmental bahasa.
mampuan berbahasa yang ingin dicapai 5. Tujuan Pengajaran Berbicara
dalam pengajaran bahasa modern ter- Diantara tujuan pengajaran
masuk bahasa arab. Berbicara merupa- berbicara adalah: (1). Mengawali
kan sarana utama untuk membina saling Percakapan, (2). Menumbuhkembang-
pengertian, komunikasi timbal balik kan, (3). perbendaharaan kebahasaan,
dengan menggunakan bahasa sebagai (4). Mendayagunakan pengetahuan keba
medianya. hasaannya (kosakata dan struktur), (5).
Menurut Effendy (2009:139-140) Bersikap kreatif dan inovatif dalam
kegiatan berbicara di dalam kelas mem- memilih respon yang sesuai konteks
punyai aspek komunikasi dua arah, lingkungannya, (6). Memahami konsep-
yakni antara pembicara dengan pen- konsep komuni-kasi dan menerapkannya
dengarnya secara timbal balik. Dengan secara efektif dengan penutur asli bahasa
demikian latihan berbicara harus terlebih

231
٨٣٥٣ - ٢٤٤٢ : ISSN ٢٠١٥ ‫–د‬ ،٢ ‫د‬ ‫ا‬، ‫و‬ ‫ا‬: òîi‹ÈÛa@õbîyg

Arab, (7). Memahami aspek-aspek 7. Petunjuk Umum Pengajaran


psikologis percakapan; Berbicara
6. Tahapan Keterampilan Berbicara Diantara petunjuk umum penga-
a. Tingkat Pemula jaran berbicara adalah: (1). Memperhati-
Pada tingkat dasar ini siswa kan linguistik siswa, (2). Topik perca-
hanya terbatas pada pola-pola kapan diberikan secara berjenjang, (3).
mengahafal percakapan Arab saja. Tidak terjebak untuk memberikan
Topik percakapannya pun terbatas ungkapan-ungkapan yang sudah klise,
hanya seputar perkenalan, profesi (4). Senantiasa menumbuhkembangkan
dan sebagainya. Teknik penyajian- kemampuan berbahasa siswa, (5). Guru
nya diawali dengan pengucapan berusaha membuat siswa memiliki rasa
materi percakapan oleh guru untuk sopan santun dalam berbicara, (6). Ber-
diotirukan, diperagakan dan dihafal- usaha menghantarkan siswa agar dapat
kan oleh siswa.Guru tidak boleh melakukan percakapan dalam masyara-
memperlihatkan bentuk tulisan dari kat, (7). Memperhatikan tingkat kesu-
percakapan yang sedang diperaga- litan struktur kalimat, (8). Mengembang-
kan oleh siswa.Guru juga dapat kan seni menyampaikan materi perca-
memberikan alternative vbentuk kapan, (9). Memberikan alternatif bentuk
bahasa sesuai kemampuan siswa. bahasa Arab yang tepat dengan tetap
b. Tingkat Menengah mem-perhatikan prinsip-prinsip psiko-
Setelah melewati tingkat dasar logis agar tidak berdampak negatif bagi
sebagai pemula, dilanjutkan naik siswa.
pada tingkat yang lebih kompleks. 8. Teknik Operasional Pembelajaran
Percakapan yang dilakukan di ting- Hiwar (Berbicara)
kat menengah topik yang diusung Ada beberapa teknik operasional
lebih luas dan lebih kompleks. yang harus diperhatikan oleh guru
Misalnya, memperbincangkan sebelum melaksanakan pembelajaran
pokok-pokok pikiran dari teks baik Hiwar (berbicara). Mula-mula diberikan
yang berupa lisan maupun tulisan. pengantar atau ilustrasi singkat
Guru hanya menuliskan dan mengenai mengenai topik yang akan
mengingatkan hal-hal yang diang- didialogkan dengan mengajukan bebe-
gap penting misalnya nama- nama rapa pertanyaan relevan dengan topik.
orang yang terlibat di dalam per- Pengantar ini diikuti dengan langkah-
cakapan dan dialog yang diper- langkah berikut.
dengarkan dan kosakata serta bentuk Pertama, siswa mendengarkan
bahasa yang diduga sulit bagi siswa. materi hiwar melalui taape recorder
c. Tingkat Lanjutan dengan penuh perhatian; sementara itu
Tahapan ini adalah tahap yang buku mereka ditutup, agar perhatian
paling atas dan wujud percakapan mereka sepenuhnya terkonsentrasi pada
yang sebenarnya. Guru berfungsi bunyi dialog yang didengarkan. Kedua,
sebagai pengarah daripada per- pengulangan istima’ (mendengarkan)
cakapan tersebut. sambil memahami isi hiwar dengan
melihat gambar yang tertera dalam buku.
Tulisan hiwar dalam hal ini masih belum

232
boleh dilihat. Ketiga, Pengulangan Ainin, M, 2011. Pembelajaran Bahasa
mendengar dengan dibarengi peniruan Arab Analis Kesalahan
secara kolektif (bersama-sama). Berbahasa Asing, Malang:
Keempat, pengulangan mendengarkan Misykat.
sekali lagi dengan diikuti peniruan Anshârî, Farîd, “Ishlâh al-Ta’lîm wa
secara berkelompok tertentu lalu secara Azmah al-Lughah al-‘Arabiyyah
individual. Kelima, Pembacan teks hiwar fi al-‘Âlam al-Islâmî,” diakses
(buku dibuka) oleh semua siswa, dari http//:www.albayan-
kelompok atau oleh individu-individu. magazine.com/Dialogues/12.htm,
Keenam, Sebagian siswa secara ber- 20 mei 2013.
pasang-pasangan diminta untuk melaku-
kan dramatisasi dan bermain peranan Effendy, M. Fuad, 2009. Metode
sesuai dengan teks hiwar, Setelah isi Pembelajaran Bahasa Arab,
hiwar dipahami, barulah ditindaklanjuti Malang: Misykat.
dengan bahasan berikutnya; tadribat, Fachrurrozi, Aziz dan Mukhshon
qawaid, qira’ah, insya’, dan sebagainya.
Nawawi. 2010. ‫ر‬ ‫أ‬
C. Penutup ّ ‫ا‬ ‫رات ا‬ ‫ ا‬, Jakarta.
Pengajaran Berbicara dan Ber- Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyuddin.
bicara dalam mata kuliah Metode 2011. Teknik Pembelajaran
Khusus Pendidikan Bahasa Arab Bahasa Arab. Tangerang.
sebagaimana yang telah dijelaskan pada Makruf, Imam. 2009. Strategi
bab sebelumnya, dapat disimpulkan Pembelajaran Bahasa Arab
bahwa dalam pengajaran berbicara dan Aktif, Yogjakarta: Needs Press.
berbicara terdapat poin-poin penting
yang harus dketahui dan dipahami oleh Syakur, M. Nazri, 2010. Revolusi
para calon guru bahasa Arab. Diantara Pembelajaran Bahasa Arab,
poin-poin penting itu adalah: (1). Jakarta: PT. Rineka Cipta
Urgensi Pengajaran Berbicara (Maharah Syâhîn, ‘Abd al-Shabûr, 2006. Al-
al-Kalam), (2). Petunjuk Umum Tahaddiyât al-lati Tuwâjihu al-
Pengajaran Ber-bicara, (3). Hakikat Lughah al-‘Arabiyyah”, dalam
Berbicara, (4). Perbedaan Berbicara dan al-Tuwaijirî (Ed.), al-Lughah al-
Tanya-Jawab, (5). Tujuan Pengajaran ‘Arabiyyah… ila aina?, Rabâth:
Berbicara, (6). Tahapan Keterampilan Isesco.
Berbicara, (7). Petunjuk Umum
Widia Astuti, Tuti, 2007. Komunika
Pengajaran Berbicara, (8). Teknik
Lembaga Ilmu Pegetahuan
Operasional Pembelajaran Hiwar
Indonesia, Vol. 10, No 2.
(Berbicara).
Iskandar Wassid, dan Dadang Sunendar,
DAFTAR PUSTAKA Strategi Pembelajaran Bahasa.
2008. Bandung.
Aziz Fachrurrozi, dan Erta Mahyuddin,
2011. Teknik Pembelajaran
Bahasa Arab. Tangerang.

233

Anda mungkin juga menyukai