Anda di halaman 1dari 2

2.2.

1 Sejarah Leksikologi Bahasa Arab


Sebuah bahasa termasuk bahasa arab,pada awalnya bermula dari bahasa lisan (lughah al-Nutq)
yang digunakan para pemakai bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya,sebelum pada
tahap selanjutnya,bahasa itu dikodifikasi atau dibukukan dalam bentuk bahasa tulis (lughah
kitabah).Asumsi ini diperkuat dengan bukti realistis yang menunjukkan betapa banyak bahasa
yang telah pernah berkembang lalu punah karena belum dikodifikasi dalam catatan. 

Hal itu disebabkan manusia yang belum mengenal budaya tulis menulis sehingga bahasa lisan
mereka lenyap bersamaan dengan eksistensi peradaban mereka. Selain alat komunikasi,bahasa
juga berfungsi sebagai alat berpikir atau media nalar bagi pemakai bahasa itu
sendiri.Perkembangan sebuah bahasa mengikuti perkembangan pemikiran para pengguna
bahasa.Sedang manusia,ia tidak akan mampu menghafal dan mengembang seluruh kata dari
bahasanya sekalipun ia memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

Oleh sebab iu,terkadang seseorang tidak mampu mengingat sebuah kata atau kesulitan untuk
menyebut kosakata yang sesuai dengan yang ia inginkan. Problem diatas menunjukkan urgensi
kamus sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan makna,menghimpun kata,melestarikan
bahasa dan mewariskan peradaban yang bisa dikembangkan.Hal ini yang mendasari manusia
melirik pentingnya bahasa tulis untuk mengkodifikasi bahasa mereka. Bahasa arab merupakan
bahasa yang kaya dengan kosakata.

Kosakata dalam bahasa arab merangkum semua bidang.Ia dapat diperhatikan berdasarkan
kepada kata-kata yang dikodofikasikan didalam kamus-kamus arab.Dalam bahasa
arab,pembentukan satu kata saja bisa menunjuk ke beberapa makna. Contohnya kata ‘Ain yang
memberi makna kepada mata penglihatan,mata air,sebuah negeri,sebuah tempat,ketua
kaum,pimpinan tentara,bermakna diri,bayaran sekaligus secara tunai,sejenis mata uang,pengintip
dan huruf ‘Ain. Selain kebutuhan terhadap kodifikasi bahasa dalam bentuk tulisan dikalangan
bangsa arab,karakter bahasa arab yang memiliki kekayaan kosa kata dan aspek kesamaan makna
dalam beberapa kata,merupakan faktor pendukung yang memudahkan bangsa arab untuk
menyusun kamus. 
Proses kodifikasi,pada akhirnya merubah bahasa arab dari semula yang tidak ilmiah(tidak bisa
dipelajari secara ilmiah) menjadi bahasa ilmiah,bahasa yang tunduk kepada sistem yang juga
diikuti oleh obyek ilmiahnya. Proses pengumpulan dan kodifikasi bahasa bertolak dari
kekhawatiran terjadinya kerusakan bahasa karena menyebarnya dialek yang menyimpang(Lahn)
dalam masyarakat dimana orang arab sebagai kelompok minoritas. Karena terjadinya Lahn yang
disebabkan oleh terjadinya percampuran antara orang arab dan non-arab (mawali) di kota-kota
besar semisal Irak dan Syam,maka wajar jika bahasa arab yang dipandang valid (al-lughah al-
shahihah) dicari dari orang-orang badui khususnya dari kabilah-kabilah yang masih terisolisir
dan masyarakatnya masih memelihara instink dan kemurnian pelafalannya. Karena itu,para
leksikolog lebih mengarahkan periwayatan bahasa kepada orang badui. 

Jadi, pada awalnya proses pemaknaan kosakata dalam bahasa arab bermula melalui metode
pendengaran (al-sima’),yaitu pengambilan riwayat oleh para ahli bahasa dengan cara
mendengarkan langsung perkataaan orang-orang badui.Kemudian,metode pendengaran bergeser
ke metode analogi (qiyas),yaitu pemaknaan kata dengan menggunakan teori-teori tertentu yang
dibuat oleh para ahli bahasa.

Anda mungkin juga menyukai