Anda di halaman 1dari 2

2.2.

4 Tahapan Kodifikasi Bahasa Arab


Ahmad Amin (1878-1954)menyebutkan ada 3 tahap kodifikasi bahasa Arab hingga lahir kamus-
kamus bahasa Arab.
1. Tahap Kodifikasi Non-Sistemik Pada tahap ini seorang ahli bahasa biasa melakukan
perjalanan menuju ke desa-desa.Lalu,ia mulai mencari data dengan cara mendengar secara
langsung perkataan warga badui yang kemudian ia catat dilembaran-lembaran tanpa
menggunakan sistematika penulisan kamus.Intinya,mereka mengumpulkan data melalui istima’.
2. Tahap Kodifikasi Tematik Pada tahap kedua,para ulama’yang telah mengumpulkan data mulai
berpikir untuk menggunakan tehnik penulisan secara tematis.Data yang terkumpul mereka
klasifikasikan menjadi buku atau kamus tematik.
3. Tahap Kodifikasi Sistematik Pada tahap ketiga,penyusunan kamus mulai menggunakan
sistematika penulisan yang lebih baik dan memudahkan para pemakai kamus dalam mencari
makna kata yang ingin diketahui.Kamus bahasa Arab pertama yang menggunakan sistematika
tertentu adalah kamus Al-‘Ain.karya Khalil bin Ahmad Al-Farahidy (718-768 M/100-170
H)Dari Basrah.Beliau menyusun kamusnya dengan sistematika Al-Shawty.

2.2.5 Sistematika Penyusunan Mu’jam


Secara garis besar,ada 2 model penyusunan mu’jam ‘arabiyah yang digunakan para
leksikolog,yaitu:
(a).Sistem Makna(Kamus Ma’ani) dan (b).Sistem Lafal(Kamus Alfadz).

A.Sistem Makna (Kamus Ma’ani) Sistem makna (Kamus Ma’ani) 


ini adalah model penyusunan kosakata (item) didalam kamus yang digunakan seorang leksikolog
dengan cara menata kata (entri) kamus secara berurutan berdasarkan makna atau kelompok kosa
kata yang maknanya sebidang (tematik).Dengan kata lain,pengelompokan entri pada kamus-
kamus ma’ani lebih mengedepankan aspek makna yang terkait dengan topik/tema yang telah
ditetapkan ole leksikolog. 

Dengan sistematika ini,maka kamus ma’ani lebih tepat disebut dengan kamus tematik. Kamus-
kamus tematik berbahasa Arab,antara lain:Al-Gharib Al-Mushannaf karya Abu Ubaid Al-Qasi
bin Salam (150-244 H),Al-Alfadz Al-Kitabiyyah karya Abdurrahman Al-Hamdzani (w.320
H),Mutakhayyir Al-Alfadz karya Ibnu Faris (w.395 H),Fiqh Al-Lughah wa Sir Al-‘Arabiyyah
karya Abu Mamsyur Al-Tsa’labi (w.429 H),Al-Mukhashshah fi Al-Lughah karya Ibnu Sydah
(398-458 H) dan Kifayah Al-Mutahaffidz wa Nihayah Al-Muthalaffidz karya Ibnu Al-Ajdani (w
600 H).

B.Ssistem Lafal (Kamus Alfadz) Sistem Lafal (Kamus Alfadz) 


adalah kamus yang kata-kata (item) didalamnya tersusun secara berurutan berdasarkan urutan
lafal (indeks) dari kosakata yang terhimpun,bukan melihat pada makna kata.Sejak munculnya
kamus bahasa Arab pertama,sistematika penyusunan kamus-kamus alfadz terus berkembang
pesat seiring dengan kebutuhan para pengguna kamus. 

Pencarian makna kata dengan cara melihat lafal menjadi Trademark kamus-kamus bahasa
Arab.Bhkan,kamus-kamus tematik hanya dipandang sebagai kitab-kitab yang membahas tafsir
makna sebagaimana kitab-kitab tafsir Al-Qur’an dan bukan lagi sebagai kamus bahasa. Dalam
sejarah perkembangan Leksikon bahasa Arab,Paling tidak terdapat 5 model sistematika (nidzam
tartib) yang pernah digunakan leksikolog arab dalam menyusun kamus-kamus lafal,yaitu:Nidzam
Al-Shauty (Sistem Fonetik),Nidzam Al-Alfaba’i Al-Khas (Sistem Alfabetis Khusus),Nidzam Al-
Qafiyah (Sistem Sajak),Nidzam Al-Alfaba’i Al-‘Aam (Sistem Alfabetis Umum) dan Nidzam Al-
Nutqi (Sistem Artikulasi).

Anda mungkin juga menyukai