Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEMATIKA PENYUSUNAN MU'JAM BAHASA ARAB


Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah ilmu ma’ajim
Dosen Pengampu : Ustadz Nur Qomari,M.pd

Disusun oleh:
Ali Mahmud (14310035)
Hami Arsyadani (14310078)
Durotun Nafiah (14310046)
                                                     Lailia Nur Janah (14310018)                           
Tri Desi Ambarwati (14310060)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistematika Penyusunan Mu'jam Bahasa Arab”. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Al-Maajim.
Kami  berterima  kasih  kepada Ustadz Nur Qomari,M.Pd selaku  dosen  mata  kuliah 
ilmu maajim yang  telah memberikan bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi
lebih baik dan bermanfaat bagi para pembaca di masa yang akan datang.
Malang, 12 Maret 2016

                                                                                                           Penulis

                           

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mempelajari bahasa Arab merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seorang
muslim. Karena dengan bahasa Arab seseorang akan memahami kandungan ajaran agamanya
yang terkandung dalam al-Quran dan al-Sunnah. Mempelajari bahasa Arab itu wajib untuk
memahami maksud al-Quran dan al-Sunnah serta maksud perkataan Syari’ (Allah). Bahasa Arab
itu merupakan bahasa yang paling terbaik. Memahaminya merupakan bagian dari agama, karena
bahasa Arab itu merupakan alatnya ilmu, kunci untuk memahami agama. Pernyataan tersebut
menegaskan bahwa diantara fungsi bahasa Arab bagi kehidupan itu adalah untuk memahami
ajaran agama islam.
Untuk memhami suatu makna dalam mu’jam tersebut maka diperlukan saran ilmu
tentang cara membuka, menyusun dan memahami karaketerstik setiap mu’jam yang digunakan.
Maka dari itu kami akan memperkenalkan secara sederhana tentang bagaimana cara penyusunan
mu’jam bahasa arab.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian ilmu maajim?
2.      Bagaimana tahapan penulisan kamus bahasa arab
3.      Berikan contoh kamus yang menggunakan sistematika penyusunan mu;jam?
C.     Tujuan
1.      Memahami makna leksikologi bahasa arab
2.      Mengetahui tahapan penulisan kamus bahasa arab
3.      Memahami sistematika kamus arab

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ilmu Maajim
Leksikologi (Ilm Al-Ma’ajim),menurut Dr.Ali Al-Qasimy adalah: ‫علم المعاجم أو علم المفردات هو‬
‫تقاق‬ZZZ‫اس باش‬ZZZ‫ردات من حيث األس‬ZZZ‫ويهتم علم المف‬.‫ات‬ZZZ‫دد من اللغ‬ZZZ‫دة أو في ع‬ZZZ‫ة واح‬ZZZ‫ا في لغ‬ZZZ‫ردات ومعانيه‬ZZZ‫ة المف‬ZZZ‫دراس‬
‫اني‬Z‫دد المع‬Z‫ات وتع‬Z‫ والمترادف‬، ‫طالحية‬Z‫ابير اإلص‬Z‫والتّع‬، ‫ودالالتها المعنوية واإلعرابية‬،‫وأبنيتها‬،‫األلفاظ‬. Leksikologi atau
ilmu kosakata adalah ilmu yang membahas tentang kosakata dan maknanya dalam sebuah bahasa
atau beberapa bahasa.Ilmu ini memprioritaskan kajiannya dalam hal derivasi kata,struktur
kata,makna kosakata,idiom-idiom,sinonim dan polisemi. Leksikologi dalam bahasa inggris
dinamakan “Lexicology” yang berarti ilmu atau studi mengenai bentuk,sejarah dan arti kata-
kata.Sedangkan dalam bahasa arab,leksikologi disebut dengan “Ilm Al-Ma’ajim”, yaitu ilmu
yang mempelajari seluk beluk kamus. Menurut bahasa,lexicology berasal dari kata lexicon yang
berarti:kamus,mu’jam atau istilah dari sebuah ilmu. Menurut istilah,leksikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna /arti kosakata yang telah termuat atau akan
dimuat didalam kamus.
B.     Tahapan penulisan kamus bahasa arab
Ahmad Amin (1878-1954) menyebutkan ada 3 tahap kodifikasi bahasa Arab hingga lahir
kamus-kamus bahasa Arab.
Pertama, tahap kodifikasi non-sistemik, pada tahap ini seorang ahli bahasa biasa melakukan
perjalanan menuju ke desa-desa. Lalu, ia mulai mencari data dengan cara mendengar secara
langsung perkataan warga badui yang kemudian ia catat dilembaran-lembaran tanpa
menggunakan sistematika penulisan kamus. Intinya, mereka mengumpulkan data melalui istima’.
Kedua, tahap kodifikasi tematik, pada tahap kedua ini, para ulama yang telah mengumpulkan
data mulai berpikir untuk menggunakan tehnik penulisan secara tematis. Data yang terkumpul
mereka klasifikasikan menjadi buku atau kamus tematik.
Ketiga, tahap kodifikasi sistematik, pada tahap ketiga, penyusunan kamus mulai
menggunakan sistematika penulisan yang lebih baik dan memudahkan para pemakai kamus
dalam mencari makna kata yang ingin diketahui.

C.     Garis besar sistematika kamus arab


Ada 2 model penyusunan mu’jam arabiyah yang digunakan para leksikolog, yaitu: (a).
Sistem Makna (Kamus Ma’ani) dan (b). Sistem Lafal (Kamus Alfadz).
Sistem makna (Kamus Ma’ani) adalah model penyusunan kosakata (item) di dalam kamus
yang digunakan seorang leksikolog dengan cara menata kata (entri) kamus secara berurutan
berdasarkan makna atau kelompok kosa kata yang maknanya sebidang (tematik). Dengan kata
lain, pengelompokan entri pada kamus-kamus ma’ani lebih mengedepankan aspek makna yang
terkait dengan topik/tema yang telah ditetapkan oleh leksikolog. Dengan sistematika ini, maka
kamus ma’ani lebih tepat disebut dengan kamus tematik. Kamus-kamus tematik berbahasa Arab,
antara lain: al-Gharib al-Mushannaf karya Abu Ubaid Al-Qasi bin Salam (150-244 H), al-Alfadz
al-Kitabiyyah karya Abdurrahman al-Hamdzani (w.320 H), Mutakhayyir al-Alfadz karya Ibnu
Faris (w.395 H), Fiqh al-Lughah wa Sir al-Arabiyyah karya Abu Mamsyur Al-Tsa’labi (w.429
H), al-Mukhashshah fi al-Lughah karya Ibnu Sydah (398-458 H) dan Kifayah al-Mutahaffidz wa
Nihayah al-Muthalaffidz karya Ibnu Al-Ajdani (w 600 H).
Sistem Lafal (Kamus Alfadz) adalah kamus yang kata-kata (item) didalamnya tersusun secara
berurutan berdasarkan urutan lafal (indeks) dari kosakata yang terhimpun, bukan melihat pada
makna kata. Sejak munculnya kamus bahasa Arab pertama, sistematika penyusunan kamus-
kamus alfadz terus berkembang pesat seiring dengan kebutuhan para pengguna kamus. Pencarian
makna kata dengan cara melihat lafal menjadi Trademark kamus-kamus bahasa Arab. Bahkan,
kamus-kamus tematik hanya dipandang sebagai kitab-kitab yang membahas tafsir makna
sebagaimana kitab-kitab tafsir al-Qur’an dan bukan lagi sebagai kamus bahasa.
Dalam sejarah perkembangan Leksikon bahasa Arab, Paling tidak terdapat 5 model
sistematika (nidzam tartib) yang pernah digunakan leksikolog arab dalam menyusun kamus-
kamus lafal,yaitu: Nidzam al-Shauty (Sistem Fonetik), Nidzam Al-Alfaba’i al-Khas (Sistem
Alfabetis Khusus), Nidzam al-Qafiyah (Sistem Sajak), Nidzam al-Alfaba’i al-‘Aam (Sistem
Alfabetis Umum) dan Nidzam al-Nutqi (Sistem Artikulasi).
a.       Nidzam al-Shauti (sistem fonetik)
Sistem fonetik merupakan model penyusunan kamus pertama yang diperkenalkan oleh Khalil
Bin Ahmad al-Farahidi. Khalil menyusun kata-kata yang berhasil ia kumpulkan dengan cara
mengatur urutan kata-kata secara tertib berdasarkan urutan huruf yang muncul dalam makharij
al-huruf atau tempat keluarnya huruf hijaiyah menurut sistem fonetik dalam ilmu fonologi yang
kemudian lebih dikenal dengan istilah nidham al-shauty.
Faktor yang melatar belakangi Khalil Bin Ahmad menyusun kamus dengan model ini
diantaranya: pertama, menghindari pengulangan kata dalam kamus, kedua, mencakup semua
materi/kata, ketiga, memudahkan pembaca dalam mencari makna kata, keempat, tidak ingin
meniru system urutan huruf hijai (alfabetis) dan obsesinya melahirkan kamus bahasa arab yang
beda dengan kamus-kamus bahasa lainnya.
Dalam sistem fonetik ini terdapat empat kamus yaitu:
1.      ‫العين‬ )  ) Kamus Al-Ainu
Penyususnnya yaitu KHALIL BIN AHAMD FAROHID , OMAN  (718 - 786)
Karakteristik Kamus ini diantaranya :
a)     Kamus pertama dalam sejarah leksikologi bahaa arab.
b)    Kamus di susun sesuai dengan jumlah harus dan setiap  huruf.
c)     Pencarian kata dengan melihat asal usul kata.
d)    Telah diringkas oleh zubaidi dalam kamusnya Mukhtasor Al Ain.
2.      ‫ ))البارع‬Kamus Al-Bari'
Penusunnya yaitu ABU ALI AL QOLY , MANAZJARAD , FURAT (893 - 967)
Karakteristik Kamus ini diantaranya :
a)     Binak setruktur  kata dibagi menjadi 6 binak.
b)    Sistem fonetik ala kholil.
c)     Perhatian dengan bahasa bangsa arab dan tiap ucapan /qoul  dilengkapi perowinya.
3.      ‫))التهذيب اللغة‬ Kamus Al-Tahdzib Al-Lughah
Penyusunya yaitu ABU MANSYUR MUHAMMAD AL AZHAR , HIRAT (895 - 981)
Karakteristik Kamus ini diantaranya :
a)       Ada 6 binak struktur kata.
b)      Kamusnya di bagi menjadi beberapa bab dan kitab ,tiap huruf satu bab dan beberaa bab di
dalam satu kitab
c)       Kritis terhada kata yang muhmil (diabaikan).
d)      Istyshad (argumentasi makna ) banyak menguti dari ayat  dan hadist.
4.      ‫ ))المكم والمحيط األعظم‬Kamus  Al-Muhkam Wa Al-muhith Al-A'dhom
Penyususnnya yaitu IBNU SIDAH , MARSIYAH ,ANDALUS (1007 - 1066)
Karakteristik kamus ini diantaranya :
a)     Tetap dengan 6 binak.
b)    Kamusnya cukup besar.
c)     Huruf hamzah disebut mandiri tana digabung ,huruf  layyinah dikembalikan kedalam bentuk asli
(‫الياء‬ /   ‫(الواو‬
d)    Menghilangakan kata yang bersifat kiyas.
b.      Nidzam al-Alfaba’i al-Khas (sistem alfabetis khusus)
Sistem alfabetis khusus adalah sistem penyusunan kamus lafadz yang diperkenalkan oleh
Abu Bakar Bib Duraid (233-321 H.) memulai kamusnya yang berjudul Jamharah al-
Lughah atau yang lebih dikenal dengan kamus al-Jamharah. Yang dimaksud dengan sistem
alfabetis khusus adalah sistem penyusunan urutan kata-kata dalam kamus berdasarkan urutan
huruf hijaiyah yang telah disusun oleh Nashr Bin Ashim, yaitu urutan huruf sejak alif, ba, ta, tsa,
dan seterusnya hingga huruf ya seperti yang kita kenal saat ini. Urutan alfabetis ini dianggap
lebih mudah dan lebih popular di kalangan masyarakat, berbeda dengan urutan huruf yang
berdasarkan makharij al-huruf yang hanya dikenal oleh orang-orang tertentu yang mengerti
tentang ilmu qiraat (ilmu tajwid).
Ada dua faktor yang melatarbelakangi Ibnu Duraid menyusun kamus sistem alfabai khas ini,
yaitu: pertama, kesulitan dalam mencari makna kata dalam kamus yang menggunakan system
fonetik seperti kamus al-‘Ain karya Khalil dan kamus-kamus lain yang beredar saat itu.
Kesulitan tersebut banyak dialami masyarakat yang tidak mengenal urutan huruf yang
berdasarkan makhraj. Selain itu, beberapa kamus bersistem fonetik dianggap tidak konsisten
dengan urutan huruf yang bersistem fonetik. Kedua, susunan huruf hijaiyah yang berhasil
disusun oleh Nashr Bin Ashim, telah popular dikalangan masyarakat. Apalagi urutan
huruf hijaiyah itu didukung oleh pemerintah dan diakui oleh ulama dan masyarakat sebagai
system baku dalam penyusunan buku-buku islami selain kamus bahasa.
            Dalam sistem fonetik terdapat tiga kamus yaitu :
.1.  Kamus ‫الجمهرة‬
            Penyusunnya adalah Ibnu Duraid, adapun karakteristik kamusnya;
a)      Dinilai sebagai kamus pertama dengan sistem alfabetis
b)      Tetap memakai teknik taqlibul kalimah ala khalil
c)      Mulai memperkenalkan urutan aksara hijaiyah
d)     Dalam hal bina’, ikut cara khalil
2. Kamus ‫المجمل‬
            penyusun kamus ini adalah Ibnu Faris, Abul Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya bin
Hubaib Al-Qazwini Al-Razi (329-395 H/941-1004 M).
karakteristik kamus ini ;
a)      Tiap huruf disusun dalam satu kita, tiap kitab terdiri dari tiga bab (tsunai, tsulatsi, dan fauqo
tsulasi)
b)      Syarah penjelasan makna cukup ringkas
c)      Urutan huruf disambung dengan huruf sesudahnya seperti kamus jamharoh, tetapi jika sambung
kembali kehuruf ya’, ia sambung kembali kehuruf hamzah.
3        Kamus ‫مقايس اللغة‬
Penyusun kamus ini adalah ibnu faris lahir di qazwin pada tahun (329-395 H/941-1004 M),
adapun karakterirstik beliau yaitu :
a)      Sistem urutan, asas-asas kamus dan teknik pencarian kata sama dengan kamus mujmal
b)      Tiap materi disajikan lebih ringkas.
c.       Nidzam al-Qafiyah (Sistem Sajak)
Munculnya kamus-kamus bahasa Arab yang menggunakan system qafiyah merupakan
perubahan besar-besaran dalam hal sistem. Dinamakan sistem qafiyah sebab penyusunan urutan
kata dalam kamus didasarkan pada urutan huruf terakhir dari sebuah kata seperti sajak-sajak
dalam syair. Pencarian makna kata dalam kamus tidak lagi berdasarkan urutan huruf
dalam makharij al-huruf atau sistem alfabetis khusus, tetapi didasarkan pada huruf yang terakhir.
Orang yang pertama memperkenalkan sistem qafiyah adalah Ismail Bin Ahmad al-Jawhari
(w. 1003 M.) dari Basrah dengan kamusnya yang berjudul al-Shihhah Fi al-Lughah atau yang
dikenal dengan kamus al-shihhah.
Ada empat faktor yang melatarnelakangi munculnya kamus bersistem qafiyah, yaitu: pertama,
obsesi al-Jawhari untuk mewujudkan kamus inovatif dengan sistem baru, mengingat sistem-
sistem penyusunan kamus yang telah ada sebelumnya tidak konsisten, kedua, kebutuhan
masyarakat sastra terhadap kamus-kamus yang bisa menghimpun kumpulan kata yang memiliki
sajak yang sama, ketiga, kata dalam bahasa Arab tidak bisa lepas dari proses derivasi
(isytiqaq), keempat, munculnya banyak karya-karya sastra seperti puisi, prosa, qasidah, lagu,
peribahasa dan sebagainya yang memakai sajak-sajak atau berakhiran huruf yang sama.
      Ada empat kamus yang menggunakan sistem al-qafiyah;
1.      Kamus Al-shohahu
Ismail Al-Jawhari, Farab,Turki (w. 1003), karakteristiknya;
a)      Kamus pertama dengan sistem qafiyah
b)      Tiap huruf dibagi menjadi beberapa bab, dan tiap bab terdiri dari beberapa pasal
c)      Huruf waw dan ya’ dijadikan satu bab
d)     Banyak membahas kata yang maknaya dha’if, radi’, matruk
e)      Banyak mengkaji bahasa amiyah, muwallad dan mu’rob
2.      Kamus Lisan Al-Arab
Ibnu Manzur, Mesir, (1232-1311), karakteristiknya:
a)      Kamus bahsa terbesar dan terlengkap, karena disertai syair, bahasa, ilmu qiraat, tatabahasa, dan
lain sebagainya, sehingga lebih dikenal sebagai ensiklopedia
b)      Dilengkapi syawahid (dalil) dalam memaknai kata
c)      Dijadikan referensi oleh sastrawan dan linguis
d)     Hingga kini tetap populer
3.      Al-Kamus Al-Muhith
Al-Fairuzabady Karzin, Iran (1329-1415), karakteristiknya;
a)      kamus ini mengkritik kamus Al-Shihah karya Al-Jauhari. Beberapa kekurangan Al-
Shihah dilengkapi di kamus ini
b)      menghilangkan nama perawi dan bait syair
c)      menggunakan teknik khusus dalam merancang performance kamus dengan pemberian tinta
merah pada materi kata
d)     kamus ini dikritik oleh Al-Syidyaq di bukunya Al-Jassus ala Al-Qamus
4.      Kamus Taj Al-Arus
Murtadha Al-Zabidy Zabid, yaman (1145-1205), karakteristiknya;
a)      termasuk kamus besar
b)      semua sistem kamus mengikuti kamus yan populer di jaman itu
c)      mencantumkan kembali syawahid dan perawi yang kala itu ulai dilupakan
d.      Nidzam al-Alfaba’i al-‘Aam (Sistem Alfabetis Umum)
Sistem alfabetis umum adalah penyusunan kata dalam kamus berdasarkan urutan
huruf hijaiyah yang kita kenal hingga sekarang, sejak huruf alif hingga ya. Hanya saja,
perbedaan sistem alfabetis umum dengan system alfabetis khusus terletak pada aspek akar kata
(ushul al-kalimah).
Nidzam al-Alfaba’i al-‘Aam disebut juga nidzam awail al-ushul atau sistem yang merujuk pada
asal kata (akar kata). Cikal bakal sistem ini, sebenarnya telah lama dirintis oleh ulama hadis
seperti Imam Bukhari dalam shahih-nya, Ibnu Qutaibah dalam kitabnya gharib al-hadits, atau al-
Syaibani dalam kamusnya al-jiim. Akan tetapi, sistem penyusunan kata tersebut belum diakui
oleh kalangan ahli bahasa sebab karya-karya tersebut tidak sepenuhnya disebut dengan kamus
bahasa.
Para peneliti berpendapat, bahwa sistem alfabetis umum yang dikenal dalam ilmu leksikologi
ini, telah lama diperkenalkan oleh al-Zamakhsyari (1074-1143 M). dalam karyanya, asas al-
balaghah. Namun sebagian peneliti berpendapat, bahwa orang pertama yang menyusun kamus
dengan sistem alfabetis umum adalah Abu Al-Mu’aly Muhammad Bin Tamim Al-Barmaki (w.
1008). Akhirnya, ditemukan benang merahnya dari silang pendapat ini, bahwa penemu sistem
alfabetis umum tetap al-Barmaki, tetapi orang yang menyempurnakan sistem itu menjadi sebuah
kamus adalah al-Zamakhsyari.
Kamus yang menggunakan sistem alfabetis umum diantaranya;
1. (‫ )أساس البالغة‬Kamus Asas Al- Balaghoh
Penyusun kamus Asas Al-Balaghoh yaitu Mahmud bin Umar Al-Zamakhsary, nama terakhir Al-
Zamakhsary tersebur diambil dari kota kelahirannya yaitu Zamakhsar.
Karakteristik Kamus Asas Al-Balaghoh :
a)      Dikenal sebagai kamus pertama dengan sistem alfabetis umum
b)      Kamus yang perhatian dengan makna majazi dan makna hakiki
c)      Beberapa kaidah tata bahasa kuno dikritik
d)     Pemaknaan kata banyak mengambil dari karya sastra untuk memahami penggunaan kata dan
konteks kalimat.
2.( ‫محيط‬ ‫المحيط‬ ) Kamus Muhith Al-Muhith
Penyusun Kamus ini yaitu Butrus Al-Bustani yang lahir di kota Dibyah, Libanon. Masa
hidupnya dari tahun 1819-1883.
Karakteristik kamus muhith Al-Muhith :
a)      Periwayatan makna banyak berasal dari sastrawan kontemporer si era itu
b)      Banyak mengambil hujjah dari Al-FairuzAbadi
c)      Bahasa kata kerja (fi'il) dimasukkan dalam bab khusus
d)     Kamus ini disingkat dalam kamus Qatr Al-Muhith

3.(‫أفرب‬ ‫الموارد‬ ) Kamus Aqrob Al-Mawarid


Penyusun kamus ini yaitu Said Al-Syirtuni yang lahir di kota Syirtun, Libanon. Masa hidup
Beliau dari Tahun 1849-1912.
Karakteristik kamus Aqrob Al-Mawarid :      
a)      Menggunakan simbol-simbol untuk artikulasi kata
b)      Penjelasan makna kosakata disertai banyak contoh
c)      Menghindari terjadinya pengulangan kata

4.      (‫ )البستان‬Kamus Al-Bustan


Nama kamus ini diambil dari nama Penyusun Kamus Al-Bustan yaitu Abdullah Al-Bustani.
Yang lahir di Dibyah. Masa hidupnya pada tahun 1854-1930.
Karakteristik Kamus Al-Bustan :
a)      Materi kamus ini sama dengan kamus Muhith Al-Muhith karya Bustani dengan beberapa
penambahan makna dan sebagainya.
b)      Sedangkan ibarat (ungkapan kata) banyak mengutip dari kamus Taj al-'Aruus karya Al-Zabidi
c)      Banyak memuat istilah populer
d)     Kamus ini diringkas oleh penyusunnya sendiri dalam Fakihah Al-Bustan.

5.      (‫ )المنجد‬Al-Munjid
Penyusun kamus Al-Munjid yaitu Lewis Al-Ma'luf yang lahir di Zahlah. Masa hidup Beliau dari
tahun 1867-1946.
Karakteristik Kamus Al-Munjid :
a)      Kamus bahasa Arab terbaik dalam hal susunan kata, wajah kamus (performance)
b)      Menggunakan gambar-gambar, peta, dsb
c)      Beberapa gambar yang dinilai kontroversi menuai kritik
d)     Menghilangkan syawahid dan riwayat
e)      Memberi nomor pada kata-kata derivasi untuk memudahkan pengguna
f)       Lebih teliti daripada kamus Muhith Al-Muhith
g)      Menggabungkan antara kamus kuno dan kamus asing.
6.      Kamus Al-Mu'jam Al-Wasith
Penyusun kamus Al-Mu'jam Al-Wasith yaitu penyusun Majma’ Lughah Arabiyah
Kairo.  Karakteristik Kamus Al-Mu'jam Al-Wasith:
a)      Urutan kamus ini, lebih mengutamakan akan fiil dari pada isim, mujarrod dari pada mazid, lazim
dari pada mutaaddi, makna fisik dari pada makna abstrak, hakiki dari pada majazi
b)       Syawahid dipakai hanya saat darurat
c)       Dilengkapi kata serapan dan kata yang diarabkan.
7.      Kamus Al-mu’jam
Penyusun Kamus ini yaitu Abdullah Al-'Ulayali yang Lahir di Bairut.Karakteristik kamus ini
diantaranya :
a)      Kamus yang membahas berbagai kata pada berbagai bidang studi
b)      Menambah kosakata baru
c)      Menjelaskan istilah asing
d)     Membahas kata mazid
e.       Nidzam al-Nutqi (Sistem Artikulasi)
Sistem kamus artikulasi adalah pencarian makna kata berdasarkan huruf pertama yang
terucap dan kata yang dicari langsung bisa diketahui dalam materi kamus, tanpa harus menuntut
seseorang untuk mencari akar kata.
Kamus yang menggunakan sistem Artikulasi yaitu :
1.(‫ )المراجع‬Kamus Al-Maraji'
Penyusun kamus Al-Maraji; ini yaitu Abdullah Al-Ulayali, Lahir di Bairut.
Karakteristik kamus ini diantaranya :
a)      Materi kamus ini sama dengan Al-Mu'jam karya Al-Ulayali sendiri, hanya beda sistematika.
b)      Mengabaikan tashrif fiil karena mengikuti artikulasi kata
2.(‫ )الراشد‬Kamus Al-Rasyid
Penyusun kamus Al-Rasyid ini yaitu Jibran Mas'ud (1930-).
Karakteristik kamus Al-Rasyid ini diantaranya :
a)      Tiap penjelasan makna kata diberi nomor, makna yang lebih penting didahulukan
b)      Makna-makna kata yang bersifat lama, mulai diterjemahkan dengan makna baru/populer
c)      Menambah ratusan materi kata dan istilah baru.

BAB III
PENUTUP
Leksikologi atau ilmu kosakata adalah ilmu yang membahas tentang kosakata dan maknanya
dalam sebuah bahasa atau beberapa bahasa. Dalam terapan kamus bahasa arab ada tiga tahap
kodifikasi bahasa Arab hingga lahir kamus-kamus bahasa Arab diantaranya: tahap kodifikasi
non-sistemik, tahap kodifikasi tematik, dan tahap kodifikasi sistematik. Ada 2 model
penyusunan mu’jam arabiyah yang digunakan para leksikolog, yaitu: (a). Sistem Makna
(Kamus Ma’ani) dan (b). Sistem Lafal (Kamus Alfadz). Dalam sejarah perkembangan Leksikon
bahasa Arab, Paling tidak terdapat 5 model sistematika (nidzam tartib) yang pernah digunakan
leksikolog arab dalam menyusun kamus-kamus lafal,yaitu: Nidzam al-Shauty (Sistem
Fonetik), Nidzam Al-Alfaba’i al-Khas (Sistem Alfabetis Khusus), Nidzam al-Qafiyah (Sistem
Sajak), Nidzam al-Alfaba’i al-‘Aam (Sistem Alfabetis Umum) dan Nidzam al-Nutqi (Sistem
Artikulasi).

Daftar Pustaka
Taufiqurrachman, Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN Malang Press, 2008

Anda mungkin juga menyukai