Anda di halaman 1dari 9

FASHAHAH DAN BALAGHAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Yang Tersruktur Pada Mata Kuliah

“Balaghah”

Disusun Oleh

Ashadila Anysa : 2019. 2346

Sri Wahyuni : 2019. 2419

Weni Ariani : 2019. 2428

Dosen Pengampu:

Ilya Husna, Lc., M.A.

PROGRAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN

ILMU AL-QUR’AN (STAI-PIQ)

SUMATERA BARAT

2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tetap
terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya sampai generasi
berikutnya sampai akhir zaman.

Makalah ini bisa terselesaikan atas izin Allah serta bantuan dan dukungan dari dosen dan
teman-teman yang memberikan semangat dan motivasi pada kelompok kami. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, karna keterbatasan kemampuan
dan ilmu kami.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi para pembaca. Kami
mengahrapkan kritikan dan saran sebagai pembelajaran bagi kami semua. Sekian yang dapat kami
sampaikan dan kami ucapkan terima kasih.

Padang, 10 September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang untuk bisa membaca al-Qurandengan baik
dan benar harus melalui kaidah-kaidah atau cara-cara yang telahditetapkan oleh ahli tajwid
sehingga dia bisa membacanya dengan fasih dan benar.Jika tidak memang yang terjadi
adalah kesalahan yang dikhawatirkan akanmengubah makna ayat al-Quran itu sendiri.
Sebagaimana peristiwa yang dialamioleh Abu Aswad al-Du’ali ketika mendengar sebagian
ayat al-Quran hinggamengubah arti dari kalimat dalam al-Quran tersebut.
Menurut bahasa fashahah bermakna jelas atau terang, sedangkan menurut istilah
fashahah ada tiga macam yaitu kalimat fashahah, kalam fasih, dan mutakallim fasih.
Fashahah merupakan bagian dari balaghah, karena kedua nya merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari ilmu bayan.
Didalam pembahasan makalah ini akan dipaparkan mengenai kalimat – kalimat
yang dikatakan fasih dengan tujuan agar mempermudah seseorang memahami suatu teks
atau ucapan khususnya dalam bahasa arab.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fashahah ?
2. Apa saja pembagian dari fashahah ?
3. Apa yang dimaksud dengan balaghah ?
4. Apa saja pembagian dari balaghah ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari fashahah
2. Untuk mengetahui pembagian dari fashahah
3. Untuk mengetahui pengertian dari balaghah
4. Untuk mengetahui pembagian dari balaghah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fashahah
Fashahah dalam arti bahasa mempunyai banyak arti, di antaranya adalah ' 1‫ان‬
ُ َ‫البَي‬
yaitu jelas, fashih dan ‫ الظه ْو ُر‬yaitu nampak. Allah berfirman:
‫سانًا‬ َ ‫َوأَخِ ى َٰ َه ُرو ُن ه َُو أَ ْف‬
َ ‫ص ُح مِ نِى ِل‬
"Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku" [QS. Al-Qashas: ayat 34].

Maksud ayat di atas yaitu perkataannya lebih jelas dariku. Adapun pengertian
fashahah dalam arti istilah yaitu perkataan yang terbentuk dari susunan lafadz yang jelas,
terang benderang, yang membuat pendengar segera paham dengan apa yang dikatakan, dan
juga sangat familiar bagi para pengarang kitab dan juga para pengarang sya'ir karena suatu
kata yang mempunyai sifat fashahah [‫ ]فصاحة‬mempunyai keindahan tersendiri saat ia
dibaca maupun saat didengar.

B. Pembagian Fashahah
1. Fashahah kalimah
Adapun yang dimaksud dengan kalimat fashahah yaitu apabila terhindar dari
beberapa hal-hal berikut ini :
a. ُ‫ تنافرُالحروف‬sukar diucapkan
Yaitu kalimat yang terasa berat di lidah dan sulit untuk diucapkan. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan hurufnya saling berdekatan makhrajnya.
Contoh :
• ُ‫(الظش‬tempat yang kasar)
• ‫( الهعخع‬tanaman yang dimakan unta)
• ‫( النقاخ‬air jernih dan tawar)
b. ‫غرابة‬
Yaitu kalimah yang tidak jelas maknanya, maksudnya adalah lafaz arab tersebut
asing di telinga, tidak menggunakan bahasa arab yang sering beredar

1 Rumadani Sagala,Balaghah(Lampung: Dekan IAIN Raden Intan Lampung , 2016)hal. 10


dikalangan orang arab, sehingga lafaz arab yang asing tersebut diucapkan akan
menyebabkan pendengar tidak paham dengan apa yang dimaksudkan.2
Contoh :
• ‫( تكأكأ‬berkumpul)
• ‫( اف ُرنقع‬bubar)
c. ‫مخاُلفةُالقياس‬
Yaitu kalimah yang tidak mengikuti kaidah-kaidah ilmu sharf.
Contoh :
• ‫ األجلل‬dimana bentuk bakunya berdasarkan bentuk ilmu sharf adalah
‫ األجل‬sebagaimana disebutkan dalam sebuah syair : ُ‫الحمدهللُ العليُ األججلل‬
‫ الواحدالفردالقديمُ األول‬segala puji bagi Allah yang Maha tinggi lagi Maha
Agung yang Maha Esa, Maha Kekal lagi Maha Permulaan.

2. Fashahah Kalam
Yaitu sebuah kalam / ucapan itu harus jelas, terang dan mempunyai makna yang
bisa di pahami langsung oleh pendengar dan lafazh-lafazhnya juga mudah dimengerti
serta mengikuti aturan penulisan sharf yang benar, susunan kata yang juga harus
mengikuti kaedah nahwu. Sehingga fashahah kalam adalah kalam yang harus terhindar
dari hal-hal berikut :
a. ‫تنافرالكلمات‬
Yaitu susunan kalimah yang ketika berkumpul sulit diucapkan karena
makhrajnya yang berdekatan atau penyebutan huruf yang berulang-ulang dalam
suatu kalam. Seperti dalam sebuah syair yang bercerita tentang letak kuburan
hafb ibn Umayyah : ُ‫وقبرحربُبمكانُقفرُوليسُقربُقبرُحربُقرب‬
“Kuburan Harb di tempat yang tandus tidak ada dekat kuburan Harb kuburan”
Lafazh ‫ُفق ُرقب ُر‬,‫ُحرب‬, aslinya tidak sulit diucapkan dan tidak terasa berat di lidah,
namun ketika lafazh-lzfazh tersebut berkumpul terasa berat di lidah.
b. ‫ضعفُالتأُليف‬

2
Mardjoko Idris,Ilmu Balaghah antara Al-Bayan dan Al-Badi’(Yogyakarta: Teras,2007)hal.2
Yaitu adanya suatu kalimat yang tidak mengikuti kaedah ilmu nahwu yang
disepakati oleh jumhur ulama.
Contoh : ُ‫ “ جزىُبنوهُأباُالغيالنُعنُكبر‬Anak itu membalas kebaikan Abu Al-Ghailan
di waktu tua”.
Peletakan dhamir ‫ ه‬pada lafazh ‫ بنوه‬menurut mayoritas ulama dalah salah, karena
marji’nyaُُ‫ ابا ُُالغيالن‬berada dibelakan, tapi oleh sebagian ulama ada yang
memperbolehkannya.
c. ‫التعقي ُد‬
Yaitu kalam yang tidak jelas apa maksudnya dan sulit untuk dipahami. Ta’qid
terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Ta’qid al-lafzhi
Yaitu kalam yang samar penunjukan maknanya atau sulit
dipahami, sebab adanya pendahuluan lafazh yang semestinya
diakhir aatau sebaliknya.
Contoh : ُ‫ماقرأُاالُواحداُمحمدُمعُكتباُأخيه‬
Susunan kalimat ini salah karena tidak disusun berdasarkan
rangkaian makna yang sesuai. Susunan yang benar adalah :
‫ماُقرأُمحمدُمعُأخيهُاالُكتباُواحدا‬.
2) Ta’qid Ma’nawi
Yaitu penggunaan kata majas atau kinyah yang tidak tepat
(tidak seperti biasanya).
Contoh : ُُ‫“ نشرُ الملكُُألسنتهُ فىُ المدينة‬raja itu mengarahkan lidah-
lidahnya”. Maksudnya adalah mengarahkan telik sandi, kemudian
dibuatkan majasnya “lidah-lidah” tapi majasnya tidak tepat. Karena
biasanya telik sandi majasnya adalah mata-mata, bukan lidah-lidah
. Majas yang benar adalah : ‫نشرُالملكُعيونه‬
3. Fashahah Mutakallim
Yaitu cara ia menyampaikan dengan tutur kata yang mudah dipahami, fasih,
pemilihan kata (diksi) yang baik dan mudah dipahami, kata yang ia ucapkan harus
sesuai dengan ilmu sharf, susunan katanya juga rapi sesuai dengan kaedah ilmu nahwu
dan tidak ada kerancuan pada ucapannya, sehinga pendengar paham dengan apa yang
ia ucapkan.

C. Balaghah
Balaghah berasal dari kata arab yaitu ‫ بلغ‬yang memiliki arti sama dengan kata ُ‫وصل‬
, artinya sampai. Makna tersebut sesuai dengan firman Allah surah Al-kahfi ayat 90.

‫علَ َٰى قَ ْو ٍم لَّ ْم نَ ْجعَل لَّ ُهم ِمن دُونِ َها ِستْ ًرا‬ ْ ‫ش ْم ِس َو َج َدهَا ت‬
َ ‫َطلُ ُع‬ ْ ‫َحتَّ َٰ ٰٓى ِإذَا بَلَ َغ َم‬
َّ ‫ط ِل َع ٱل‬

“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia
mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi
mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,”
Balaghah adalah kesesuaian antara konteks ucapan dengan situasi dan kondisi
lawan bicara yang disertai dengan penggunaan kalimat atau bahasa yang fasih, jelas dan
mudah di pahami.

D. Pembagian Balaghah
1. Balaghah Kalam
Yaitu ucapan yang sesuai dengan keadaan lawan bicara di sertai dengan fasihnya
lafazh-lafzh pada ucapan tersebut, baik itu perkata maupun susunan kalimatnya.
Contoh : jika seseorang mengucapkan ‫ُالصالةُعلىُوقتها‬kepada mukhatab atau orang yang
diajak bicara yang bertanya mutakalim tentang waktu shalat.maka ucapannya itu
termasuk dalam kategori balaghatul kalam,karena ia ucapkan sesuai dengan maksud
lawan bicara dan keadaaanya,ucapannya juga disampaikan dengan fasih dan jelas
sehingga pendengar cepat paham.
2. Balaghah Mutakalim
Yaitu keahlian seorang dalam berucap dengan fasih dan jelas untuk mengutarakan
apa yang ingin ia katakan dari hatinya sesuai dengan kondisi dan situasi lawan
bicaranya.3

3
http://arabunaa.blogspot.com/2020/06/pengertian-fashahah-dan-balaghah-dalam.html
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
1. Fashahah adalah jelas dan fasih serta perkataan yang mudah dimengerti dan
pahami oleh pendengarnya. Sedangkan balaghah adalah kesesuaian antara
lafazh dan kondisi dan situasi.
2. Fashahah terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Fashahah Kalimah
b. Fashahah Kalam
c. Fashahah Mutakallim
3. Balaghah terbagi dua, yaitu :
a. Balaghah Kalam
b. Balaghah Mutakallim

B. SARAN
Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan memiliki banyak kekurangan dalam penulisan. Kami sangat
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca supaya kami semakin baik
kedepannya, kami selaku pemakalah mohon maaf atas semua kesalahan dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Rumadani . 2016. Balaghah. Lampung : Dekan IAIN Raden Intan Lampung .
Idris, Mardjoko. 2007. Ilmu Balaghah antara Al-Bayan dan Al-Badi’. Yogyakarta:
Teras
http://arabunaa.blogspot.com/2020/06/pengertian-fashahah-dan-balaghah-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai