Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 10

METODE AL- ABJADIYAH AL-‘A<DIYAH


(NIDZA<M AL- ALFABA<’I AL-‘A<M)

A. Latar belakang sistem al- Abjadiyah al-‘A<diyah (alfabetis umum)


Sistem alfabetis umum adalah penyusunan kata dalam kamus
berdasarkan urutan huruf hijaiyah yang kita kenal hingga sekarang, sejak
huraf alif hingga ya'. Hanya saja, perbedaan sistem alfabetis umum
dengan sistem alfabetis khusus (sistem ke dua di atas) terletak pada aspek
akar kata (ushu>l al-kalimah).
Di dalam sistem alfebetis umum ini, semua kata harus di-tajri>d
dengan cara mengembalikan pada akar katanya. Jika akar kata telah
ditemukan, lalu kata itu dirujuk pada bagian huruf yang sama dengan
huruf pertama pada kata tersebut. Orang tidak perlu lagi menilai:
"Manakah huruf yang terletak lebih dulu dari kata tersebut?" seperti
dalam sistem alfabetis khusus.
Misalnya, kata ‫ استغاثة‬setelah di-tajrid menjadi ‫( غاث‬akar kata).
Lalu, kata ‫ غاث‬dirujuk pada bagian huruf ‫ غ‬untuk mengetahui makna
kata ‫ استغاثة‬sebab pada bagian itu makna kata ‫ غاث‬dan derivasi kata serta
kata tambahannya telah dihimpun menjadi satu penjelasan. Lain halnya
dengan kamus yang bersistem alfabetis khusus. Pada sistem itu, setelah
akar kata diketahui (‫)غاث‬, kita perlu menilai bahwa dari tiga huruf ini,
huruf alif terletak lebih awal daripada ghain maupun tsa', sehingga kata
itu harus dirujuk pada bab alif.
Nidza>m al-alfaba>'i al-'a>m (sistem alfabetis umum) disebut juga
Nizda>m Awa>'il al-Ushu>l atau sistem yang merujuk pada asal kata (akar
kata). Cikal bakal sistem ini, sebenarnya telah lama dirintis oleh ulama
hadis seperti Imam Bukhari dalam Shahih-nya, Ibnu Qutaibah dalam
kitabnya, Gharib Al-Hadis, atau Al-Syaibani dalam kamusnya, al-Ji>m.
Akan tetapi, sistem penyusunan kata tersebut belum diakui oleh kalangan

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


ahli bahasa sebab karya-karya tersebut tidak sepenuhnya disebut dengan
kamus bahasa.
Para peneliti berpendapat, bahwa sistem alfabetis umum yang
dikenal dalam ilmu leksikologi ini, telah lama diperkenalkan Al-
Zamakhsyari (1074-1143 M) dalam karyanya, Asa>s al-Bala>ghah, namun
sebagian peneliti berpendapat, bahwa orang pertama yang menyusun
kamus dengan sistem alfabetis umum adalah Abul Mu'aly Muhammad bin
Tamim Al-Barmaki (w.1008). Akhirnya, ditemukan benang merah dari
silang pendapat ini, bahwa penemu sistem alfabetis umum tetap Al-
Barmazi, tetapi orang yang menyempurnakan sistem itu menjadi sebuah
kamus adalah Al-Zamakhsyari. (Taufiqurrochman, 2008:259)
Pasca era Al-Barmaki dan Al-Zamakhsyari, kamus-kamus dengan
sistem alfabetis umum terus bermunculan. Akan tetapi, sebagian ahli
bahasa masih tetap memandang sistem qa>fiyah sebagai sistem
penyusunan kata yang paling tepat dalam kamus-kamus bahasa Arab
sebagai wujud dari integrasi antara bahasa dan sastra Arab. Karena itu,
kamus-kamus bersistem qafiyah seperti: Lisa>n Al-Arab,. Al-Shihhah, Al-
Qamus Al-Muhi>th, masih terus dicetak ulang sebagai bahan rujukan
dalam memahami makna kata dan menyusun karya sastra.
B. Asas-asas kamus sistem alfabetis umum
Kamus dengan sistem alfebetis umum dianggap sebagai babak final
dari perkembangan sistem penyusunan kamus bahasa Arab. Sistem ini
dinilai lebih mudah daripada ketiga sistem sebelumnya. Karenanya, asas
yang paling mendasar dalam kamus sistem alfabetis umum hanyalah asas
tajri>d. Sementara asas-asan lain seperti taqli>b al-kalimah, taqsi>m al-bina>'
tidak diperhitungkan dalam kamus sistem alfabetis.
1. Asas Tajri>d. Tajrid adalah mengembalikan sebuah kata ke asal
kata (akar kata) dengan cara menghilangkan huruf-huruf tambahan
yang melekat pada kata itu. Huruf-huruf tambahan yang perlu di-
tajri>d, antara lain:

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


1. Dhamir Muttashil (kata ganti sambung)
2. Huruf Mudhara'ah (huruf tambahan dalam fiil mudhari')
3. Alif pada Fill Amr
4. Artikel (‫ التعريف‬- ‫)ال‬
5. Huruf Tatsniyah
6. Huruf Jamak
7. Huruf Nasab
8. Huruf Tashghir
2. Asas Tardi>d, yaitu mengembalikan sebuah kata ke bentuk asal
kata (akar kata) dengan dua cara, yaitu:
a. Mengembalikan huruf-huruf asli dalam kata yang telah
dibuang, seperti: kata ‫ رد‬menjadi ‫ ردد‬kata ‫ يد‬menjadi ‫ يدي‬,
kata ‫ صفة‬menjadi ‫ وصف‬, dan sebagainya.
b. Mengembalikan huruf asli yang telah diganti, seperti: kata
‫ تاع‬menjadi ‫ تيع‬, kata ‫ قال‬menjadi ‫ قول‬, dan sebagainya.
C. Teknik pencarian makna kata
Untuk mencari letak kata dalam kamus bersistem alfabetis umum,
pertama-tama hendaknya diketahui terlebih dahulu 'Apakah kata tersebut
terdiri dari huruf asli, atau ada di antaranya huruf tambahan (za>idah)?".
1. Jika semua hurufnya terdiri dari huruf asli, maka dicari berdasarkan
permulaan dan urutan huruf-hurufnya. Misalnya, kata ‫ قمر‬dicari pada
huruf ‫ ق م ر‬, kata ‫ شمس‬dicari pada huruf ‫ ش م س‬dan seterusnya.
2. Jika di antara huruf-hurufnya terdapat huruf tambahan (za>idah), maka
lebih dahulu harus diketahui mana huruf yang asli (akar kata) dan
mana yang tambahan. Caranya dengan menerapkan teknik tajri>d atau
tardi>d seperti penjelasan terdahulu. Setelah diketahui huruf-huruf
aslinya (akar kata), maka langsung dicari ke bab huruf. Misalnya,
kata ‫ كتاب‬dicari pada bab ‫ ك‬di bagian ‫ ك ت ب‬sebab akar katanya (huruf
aslinya) setelah di-tajri>d adalah ‫ كتة‬berwazan ‫فعل‬.

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


D. Kelebihan dan kekurangan kamus alfabetis umum
Nilai lebih dari kamus yang bersistem alfabetis umum adalah relatif
lebih mudah bagi pengguna kamus dalam mencari makna kata, bila
dibandingkan dengan kamus-kamus yang bersistem fonetik, alfabetis khusus,
maupun qa>fiyah. Hilangnya asas-asas seperti tarti>b al-huru>f, taqsi>m al-bina>’
dan taqli>b al-kalimah, terbilang cukup inovatif. Kamus bersistem alfabetis
umum ini, praktis hanya menyisakan asas tajri>d dan tardi>d yang berfungsi
untuk mengetahui asal-usul kata (akar kata) dan fungsi ini telah lama
diterapkan oleh para ahli tatabahasa dalam penyusunan kamus-kamus bahasa
Arab dengan sistem apapun.
Adapun kekurangan dari kamus yang menggunakan sistem alfabetis
umum adalah masih adanya kesulitan bagi pengguna kamus dalam mencari
makna kata. Sebab, untuk mengetahui akar kata, sekalipun telah ada teknik
tajri>d-tardi>d, tetap saja hal itu menyulitkan bagi pengguna awam yang tidak
memahami ilmu sharaf, terutama bagi non-Arab.
Problem ini yang terus mendorong para leksikolog untuk terus
membuat terobosan baru dengan berusaha melahirkan sistem yang lebih
mudah, efektif dan bersifat universal sehingga bisa dipahami oleh semua
kalangan, baik bagi orang yang mengerti tata bahasa maupun orang awam
atau non-Arab.
E. Kamus-kamus alfabetis umum
Kamus-kamus yang menggunakan sistem alfabetis umum, ada yang
termasuk kamus kuno (qadim) dan ada yang tergolong kamus baru (hadis).
Berikut ini kamus kuno yang masyhur menggunakan sistem alfabetis umum.
1. Asa>s Al-Bala>ghah
Kamus Asa>s Al-Bala>ghah disusun oleh Mahmud bin Umar Al-
Zamakhsari (467-538 H.). Ada dua faktor yang mendorong penyusunan
kamus ini. Pertama, faktor agama yang membuat Al-Zamakhsari ber-
obsesi untuk memperkenalkan mukjizat Al-Qur'an melalui gaya bahasa
orang-orang Arab yang mengandung bahasa hakiki (makna sebenarnya)

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


dan majazi (konotasi). Kedua, faktor besarnya animo masyarakat
terhadap ilmu balaghah (ilmu tentang estetika bahasa) yang kebetulan
sesuai dengan kemampuan Al-Zamakhsari di bidang itu. Karena itu,
dalam kamusnya yang beijudul Asa>s Al-Bala>ghah (pondasi ilmu
balaghah) ini, Al-Zamakhsari kerap kali memaknai kosakata bahasa Arab
dengan cara menyebut makna yang hakiki dan majazi, sehingga kamus
ini lebih dikenal sebagai buku pedoman ilmu bala>ghah daripada buku
leksikologi.
Leman Kamus Asa>s Al-Balaghah Karya Al-Zamakhsyari dalam
CD Maktabah Syamilah

2. Muhkta>r Al-Shihhah
Penyusunnya adalah Muhammad bin Abu Bakar AI-Razi, (w. 666
H.). Sesuai dengan namanya, Muhkta>r al-Shihhah ( kata-kata pilihan
dalam kamus Al-Shihhah), kamus ini memuat ringkasan dari kamus
al-Shihhah karangan Al-Jawhari dengan sedikit komentar dan
tambahan makna dari penyusunnya. Dalam hal metodologi, Al-Razi
lebih memilih untuk mengikuti metode kamus Asa>s al-Bala>ghah karya
Al-Zamakhsari.
3. Al-Mishbah Al-Munir

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


Penyusunnya adalah Ahmad bin Muhammad al-Muqri Al-Fayyumi
(w. 770 H.). Kamus ini memuat penjelasan (syarah) dari kata-kata
asing dalam karya al-Rafi’i di bidang ilmu fiqih, sehingga kamus ini
lebih tepat bagi kalangan pelajar yang ingin membaca istilah-istilah
operasional di bidang hukum (fiqih). Al-Fayyumi juga menambahkan
derivasi kata dan beberapa bab khusus memuat kata kerja (fi’il) dan
kata plural (jamak). Kamus ini juga membahas panjang lebar tentang
kaidah ilmu bahasa (linguistik), ilmu sharaf (morfologi) dan ilmu
nahwu (sintaksis).
Leman Kamus Misba>h al-Muni>r Karya Al-Fayyumi dalam CD
Maktabah Syamilah

Sedangkan kamus baru yang bersistem alfabetis antara lain:


1. Muhi>th al-Muhith
Kamus ini selesai disusun pada tahun 1286 H./1869 M. oleh
Butrus bin Bulis bin Abdullah Al-Bustani (1819-1883 M.) Al-Bustani
berpedoman pada kamus al-Muhi>th karya Al-Fairuzabadi dalam hal
materi kamus. la hanya menambah sedikit kosakata bahasa Arab yang
belum dimuat dalam karya Al-Fairuzabadi, dan juga tidak
memasukkan beberapa hal seperti: nama tempat tinggal, nama orang,
nama kabilah dan beberapa kosakata yang tidak lagi dipakai di
kalangan bangsa Arab. Hal baru yang ada di kamus Muhi>th al-Muhi>th

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


adalah penambahan kosakata bahasa ammiyah (pasaran), istilah
ilmiah dan filsafat.
2. Al-Munjid
Kamus yang dirilis pada tahun 1908 M. ini disusun oleh Louwis bin
Naqula Dhahir Al-Ma'luf (1867-1946M). Dinamakan al-Munjid karena
sebuah kamus berfungsi sebagai penolong bagi orang yang hendak
mengetahui makna sebuah kata atau informasi lainnya. Sebenarnya,
nama Al-Munjid pernah digunakan sebagai nama kamus oleh Kura'
Al-Naml (w. 921 M.) yang juga menyusun kamus dengan nama yang
sama.
Hingga kini, Kamus al-Munjid masih tetap populer dan dicetak
berulang-ulang. Pada tahun 1981, kamus ini telah mencapai cetakan
ke-24 pada penerbit Da>r Al-Masyriq di Beirut Libanon. Pada tahun
1956, tepatnya pada cetakan ke-15, Mr. Ferdinan Tutel memberi
penambahan di kamus Munjid berupa biografi tokoh-tokoh di negara
timur dan barat hingga kamus Munjid dianggap lengkap dan serupa
dengan ensiklopedi. Kemudian, nama kamus al-Munjid dikenal
dengan Al-Munjid fi al-Lughah wa al-Adab wa al-Ulu>l (kamus bantu
ilmu bahasa, sastra dan sains).
Dari sisi materi, kamus Munjid banyak meringkas dari kamus Muhi>th
al-Muhi>th karya al-Bustani dan dari sisi interpretasi pemaknaan kata,
kamus Munjid lebih condong mengikuti penafsiran makna dalam
kamus Ta>j al-'Aru>s karya Al-Zabidy. Sebagai kamus modern,
kelebihan kamus Munjid terletak pada tata letak dan perwajahan
kamus di mana kata-kata yang termuat telah dicetak dengan tinta
merah dan dilengkapi dengan gambar-gambar seperti: gambar tokoh,
peta, tabel, hewan, tumbuhan, alat musik, alat transportasi dan
sebagainya. Bahkan, kamus Munjid juga memuat beberapa ilustrasi
gambar beberapa nabi yang kemudian mengundang kritik dari

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


berbagai pihak. Mengingat, menggambar wajah nabi dalam pandangan
ulama fiqih adalah haram.
3. Matan Al-Lughah
Kamus ini disusun pada tahun 1958 oleh Ahmad Ridha Al-'Amily,
mantan anggota Majma' al-Lughah (lembaga bahasa) di Damaskus.
Secara morfologis, kamus Matan al-Lughah disusun dengan
sistematika yang tepat dengan cara mendahulukan materi kata kerja
daripada kata benda. Lalu, penjelasan kata kerja dimulai dengan kata
kerja yang mujarrad sebelum mazid.
Ada enam kamus besar yang menjadi rujukan Matan Al-Lughah
dalam memaknai kata, yaitu: kamus Lisa>n al-'Arab (Ibnu Mandzur),
Al-Qamu>s Al-Muhi>th (Al-Fairuzabadi), Ta>j Al-'Aru>s (Al-Zabidy),
Asa>s Al-Bala>ghah (Al-Zamakhsari), Mukhtar Al-Shihhah (Al-Razi)
dan Misbah al-Munir (Al-Fayyumi).
Karakter yang melekat pada kamus ini adalah tidak adanya
ikhtilaf /(perbedaan) dalam hal ungkapan kalimat. Tampaknya,
Ahmad Ridha berusaha menghilangkan istilah-istilah yang ambigu
dan mengedepankan kata yang maknanya arbitrary (disepakati).
Selain itu, kamus ini juga memuat kosakata bahasa ammiyah
(pasaran) yang bisa ditransfer ke bahasa fushah (resmi), sehingga
kamus ini berusaha untuk menghilangkan celah antara bahasa
ammiyah dan fushah, sekaligus meminimalisir penggunaan bahasa
ammiyah.
4. Al-Mu'jam Al-Wasith
Kamus al-Wasith termasuk kamus modern yang diproduksi oleh
Majma' Al-Lughah (Lembaga Bahasa) di Kairo, Mesir. Tim penyusun
Al-Wasith cetakan pertama pada tahun 1380 H. terdiri dari Ibrahim
Mustafa, Ahmad Hasan Al-Ziyat, Hamid Abdul Qadir dan
Muhammad Ali Al-Najjar. Tim penyusun Al-Wasit cetakan kedua

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


pada tahun 1392 H. terdiri dari Ibrahim Anis, Abdul Halim Muntashir,
Atiyah Al-Shawalihy dan Muhammad Khalfullah Ahmad.
Kelebihan kamus Al-Wasi>th terletak dengan adanya penambahan
istilah-istilah ilmiah modern, baik istilah dakhi>l (serapan), muhaddats
(modern) dan muwallad. Kamus setebal 1.000 halaman lebih ini
memuat sebanyak 7.000 mated, 450.000 kata dan 600 gambar.
Leman Mu’jamal-Wasi>th Karya Majma’ al-Lughah dalam CD
Maktabah Syamilah

5. Al-Mu 'jam Al-Lughawi Al-Tarikhi


Penyusun kamus Al-Lughawi Al-Tarikhi (bahasa historis)
adalah seorang orientalis berkebangsaan Jerman bernama
Fisher. Sayangnya, sebelum kamus ini selesai disusun, Fisher
meninggal dunia. Sekalipun demikian, mukaddimah kamus ini
telah menampakkan ide cemerlang dari seorang Fisher. Dalam
kamusnya ini, ia mengambil dari berbagai sumber seperti: al-
Qur'an, al-Hadis, syair, peribahasa, buku sejarah, geografi,
sastra, teknologi dan sebagainya. Hal mendasar dalam kamus
ini adalah penjelasan yang lengkap antara kata yang 'araby
(arab) dan 'ajamy (non-arab).

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.


6. Al-Mu'jam Al-Kabir
Kamus Al-Kabir (besar) diproduksi oleh Majma' Al-
Lughah (Lembaga Bahasa) di Kairo, Mesir. Kamus ini
bertujuan untuk mengklasifikasikan makna yang dimuat dalam
kamus-kamus bahasa Arab sepanjang masa. Karena itu, ia
dinamakan "Kamus Besar" yang dirilis secara bertahap. Tahap
pertama, Juz I (huruf hamzah) tahun 1970; Tahap kedua, Juz II
(huruf ba’) tahun 1982; Taham ketiga, Juz III (huruf ta’ dan
tsa) tahun 1992, dan tahap keempat, Juz IV (huruf jim) tahun
2000.

Daftar Pustaka

Lajnah Tansi>q al-Lughah al-‘Arabiyyah. 1998. Al-Lughah al-Arabiyyah al-


Khamisah. Malaysia: al-‘A<m al-Ja>mi‘

Nas}s}a>r, Husain. 1968. Al-Mu’jam al-Araby; Nasy’atuhu wa Tat}awwuruhu. Kairo:


Maktabah Misr.

Taufiqurrochman. 2008. Leksikologi Bahasa Arab. Yogyakarta: UIN Malang


Press

Ya’ku>b, Imi>l. 1985. al-Ma‘a>jim al-Lughah al-‘Arabiyyah Bida>atuha wa


Tat}awwuruha. Bayru>t: Da>r ‘Ilm lil Mala>yi>n.

Program Maktabah Syamilah Versi II, http://www.al-warra>q.com.

LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB │ ZUHRIAH, S.S., M.Hum.

Anda mungkin juga menyukai