Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SEMANTIK KATA SYUKUR DALAM ALQURAN

Mila Fatmawati, Ahmad Izzan


dan Dadang Darmawan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. AH. Nasution 105 Cibiru Bandung
Email : milafatmawati04@gmail.com

_________________________

Abstract
There are many terms in the Qur'an relating to the word syukūr (gratitude). People commonly interpret the
word syukūr with the meaning of praise and gratitude. The syukūr word in its various forms is found 75 times spread
in 69 verses and 37 letters, divided into 18 forms (derivation). The word syukūr becomes an interesting word to be
studied more deeply to reveal the meaning of syukūr in accordance with the meaning mentioned in the Qur'an. The
word will be analyzed by using semantic approach, namely semantic theory of Toshihiko Izutsu. This study uses
qualitative research, which is in the form of library research by using content analysis method to obtain a
conclusion. This study leads to the conclusion that Allah rewards good people with gratitude and bad reply to those
who do not want to be grateful. The reward for the thankful is a double reward, Allah rewards the multiplicity of the
obedience of His few servants. Then reciprocate little obedience with a high degree by His side, and the ultimate
reply for the grateful is Heaven and all the pleasures in it. And a bad reply to those who do not want to give thanks
to Allah is a painful punishment.
.
Keywords:
Semantic, Syukur, Alquran
__________________________

Abstrak
Terdapat banyak istilah dalam Alquran yang berkaitan dengan kata syukūr. Orang lazim mengartikan kata syukūr
dengan makna pujian, memuji dan berterimakasih. Kata syukūr di dalam berbagai bentuknya ditemukan sebanyak
75 kali tersebar dalam 69 ayat dan 37 surat, terbagi ke dalam 18 bentuk (derivasi). Kata syukūr menjadi kata yang
menarik untuk dikaji lebih dalam untuk mengungkap makna syukūr yang sesuai dengan makna yang disebutkan
dalam Alquran. kata tersebut akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan semantik, yaitu teori semantik
Toshihiko Izutsu. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang berbentuk library reseach (penelitian
kepustakaan) dengan menggunakan metode analisis isi untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa Allah memberi balasan yang baik kepada orang-orang yang bersyukur dan balasan
yang buruk kepada mereka yang tidak mau bersyukur. Balasan bagi orang yang besyukur yaitu berupa pahala yang
berlipat, Allah memberikan pahala yang berlipat dari ketaatan hamba-Nya yang sedikit. Kemudian membalas
ketaatan yang sedikit dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, dan balasan yang paling utama bagi orang-orang yang
bersyukur adalah Surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya. Dan balasan yang buruk bagi orang-orang
yang tidak mau bersyukur kepada Allah yaitu berupa azab yang pedih.
Keywords :
Semantik, Syukur, Alquran
___________________

A. PENDAHULUAN dianalisis dengan menggunakan pendekatan


Di dalam Alquran terdapat banyak istilah semantik, yaitu studi analisis terhadap istilah-
atau kata-kata yang sama namun memiliki istilah kunci suatu bahasa dengan suatu
makna yang berbeda. Ada pula terdapat pandangan yang akhirnya sampai pada
banyak kata-kata yang berbeda namun pengertian konseptual atau pandangan dunia
memiliki makna yang sama. Setiap kata dalam masyarakat yang menggunakan bahasa itu,
Alquran perlu di pahami secara benar agar tidak hanya sebagai alat bicara dan berfikir,
tidak menghasilkan makna yang hanya dapat tetapi yang lebih penting lagi, pengkonsepan
di duga-duga. Terdapat banyak istilah dalam dan penafsiran dunia yang melingkupinya
Alquran yang berkaitan dengan kata syukūr. (weltanschauung).1
Orang lazim mengartikan kata syukūr dengan
makna pujian, memuji dan berterimakasih.
Kata syukūr menjadi kata yang menarik untuk 1
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia:
dikaji lebih dalam untuk mengungkap makna Pendekatan Semantik Terhadap Alquran, trans. Agus
syukūr yang sesuai dengan makna yang Fahri Husein, Supriyanto Abdullah dan Amirudin “God
and Man in the Koran: Semantics of the Koranic
disebutkan dalam Alquran. Kata tersebut akan Wacana Yogya, 2003), 3.
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

Dalam Alquran yang perlu diteliti dengan (library research), dengan menggunakan metode
menggunakan pendekatan semantik. Contoh analisis isi untuk memperoleh sebuah
nya terdapat banyak istilah dalam Alquran kesimpulan.
yang bermakna cinta seperti hubb, mawaddah, B. HASIL DAN PEMBAHASAN
rahmah, dan lainnya.2 Ada pula istilah dalam 1. Landasan Teori Semantik
Alquran yaitu kata janna, jinn, jannin, jannah Berbicara mengenai hakikat bahasa, Prof.
dan seterusnya. Kata tersebut sepertinya Anderson mengemukakan adanya delapan
memiliki kedekatan makna karena berasal dari prinsip dasar, yaitu: (1) bahasa adalah suatu
akar kata yang sama, padahal setelah diteliti sistem (2) bahasa adalah vocal (bunyi ujaran)
kata tersebut satu sama lain memilki makna (3) bahasa tersusun dari lambang-lambang
yang berbeda.3 arbitrer (4) setiap bahasa bersifat unik, khas (5)
Terdapat banyak istilah dalam Alquran bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan (6)
yang berkaitan dengan kata syukūr. Kata bahasa adalah alat komunikasi (7) bahasa
syukūr di dalam berbagai bentuknya berhubungan erat dengan budaya tempatnya
ditemukan sebanyak 75 kali tersebar dalam 69 berada (8) bahasa selalu berubah-ubah.5
ayat dan 37 surat, terbagi ke dalam 18 bentuk Charles Morris membedakan bahasa atas pra
(derivasi).4 Salah satunya yaitu kata syukūran bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya bahasa
disebutkan sebanyak dua kali dalam Alquran, itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan
yakni dalam QS. al-Furqan [25]: 62 dan QS. perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
al-Insan [76]:9. Kata syukūr dan Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja:
derivasinya akan dianalisis menggunakan fonologi, morfologis, sintaksis, semantik dan
analisis semantik dengan teori semantik leksikon.6
Toshihiko Izutsu dan teori-teori lainnya Semantik adalah cabang sistematik bahasa
sebagai tambahan. Adapun implementasinya, yang menyelidiki makna atau arti. 7Semantik
penulis tuangkan dalam penelitian yang berasal dari bahasa Yunani, mengandung makna
berjudul: “Analisis Semantik Kata Syukūr to signify atau memaknai. Sebagai istilah teknis,
Dalam Alquran.” semantik mengandung pengertian “studi tentang
Tujuan penelitian ini yaitu untuk makna”. 8Adapun semantik dalam hubungannya
mengetahui analisis semantik kata syukūr dengan sejarah, melibatkan sejarah pemakai
dalam Alquran dan untuk mengetahui bahasa (masyarakat bahasa). Bahasa itu
implikasi makna kata syukūr dalam kehidupan senantiasa selalu berubah, kemudian
sosial. Penelitian ini menggunakan metode berkembang, dan tidak luput dari pengaruh.
penelitian kualitatif, menggunakan sumber Perubahan suatu bahasa dapat dilihat dari segi
data primer dan sumber data sekunder. Pada unsurnya. Perubahan sikap pemakai bahasa dapat
proses pengumpulan data ini penulis tercermin pada ujarannya (tercakup maknanya).9
menggunakan teknik penelitian kepustakaan Adapun pengertian Semantik menurut
Thoshihiko Izutsu adalah kajian analitik terhadap
istilah-istilah kunci suatu
2
Dindin Moh Saepudin, “Relasi Iman & Amal
Saleh Dalam Penafsiran Al-Thabari Dan Al-Sha‟rawi”
5
(Skripsi Program Sarjana S1, Jurusan Ilmu Alquran dan Hendry Guntur Tarigan, Pengajaran
Tafsir Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Kompetensi Bahasa (Bandung: Angkasa, 1990),3.
6
Sunan Gunung Djati Bandung, 2017), 1. Abdul Chaer, Sosiolinguistik (Jakarta: Rineka Cipta,
3
Nuryanti, “Pendekatan Semantik Kata Hubb 2004), 13.
7
Dalam Alquran” (Skripsi Program Sarjana S1, Jurusan J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik
Ilmu Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1995), 9.
8
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2014), 6. Aminuddin, Pengantar Studi Tentang Makna
4
Muhammad Fuad „Abd Al-Baqi, Al-Mu‟jam (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), 15.
9
Al-Mufahras Li Alfazh Al-Quran Al-Karim, (Kairo: Fatimah Djajasudarma, Semantik 1
Dar Al-Hadits, 2007), 385-386. (Pengantar ke Arah Ilmu Makna),15.
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100 91
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

Bahasa dengan suatu pandangan yang Alquran. Adapun tujuannya yaitu untuk
akhirnya sampai pada pengertian konseptual memunculkan tipe ontologi hidup yang dinamik
weltanschauung atau pandangan dunia dari Alquran dengan penelaahan analitis dan
masyarakat yang menggunakan bahasa itu, metodologis terhadap konsep- konsep pokok,
tidak hanya sebagai alat bicara dan berpikir, konsep-konsep yang memainkan peran dalam
tetapi yang lebih penting lagi, pengkonsepan pembentukan visi qurani terhadap alam
dan penafsiran dunia yang melingkupinya.10 semesta.13
Alquran bisa didekati dengan beragam cara 2. Biografi Toshihiko Izutsu
pandang yang berbeda-beda seperti teologi, Toshihiko Izutsu dilahirkan di Tokyo tepat
psikologi, siosiologi, tata bahasa/linguistisk, pada tanggal 4 Mei 1914 dan meninggal di
dan sebagainya. 11Dengan berbagai macam Kamakura pada tanggal 7 Januari 1993. 14Izutsu
cara-cara tersebut Alquran akan menampakan berasal dari keluarga yang taat, sejak kecil ia
sejumlah perbedaan, namun semua aspeknya telah mengamalkan Zen Buddhisme. Bahkan,
sama- sama penting. Adapun metode semantik pengalaman kontemplasi dari amalan Zen sejak
merupakan salah satu cabang dari ilmu ia muda telah ikut mempengaruhi cara berfikir
bahasa/linguistik, yang fokus kajiannya yaitu dan pencariannya akan kedalaman pemikiran
pada tataran makna atau sering kita sebut filsafat dan mistisme.15
dengan „telaah makna‟. Maka penting bagi Setelah dewasa Toshihiko Isutsu berhasil
kita untuk memahaminya secara jelas menjadi seorang cendikiawan Jepang yang
relevansi metodologi semantik dalam banyak menurut buku-buku tentang Islam dan
pengkajian Alquran dan memahami agama-agama yang lainnya. Beliau juga banyak
bagaimana metode ini dalam membantu membaca karya-karya yang ditulis oleh ahli
mengungkapkan visi/tujuan Alquran. mistik Barat. Pengalaman inilah yang
Istilah ilmu semantik Alquran mulai mengantarkan beliau pada pemahaman yang
dikenal semenjak Toshihiko mensajikan bertentangan dengan keyakinan sebelumnya.
karangannya yang berjudul “God and Man in Ketika masa mudanya ia Izutsu terbiasa dengan
the Koran: Semantics of the Koranic spiritualisme Timur, akan tetapi setelah dewasa
weltanschauung”. Toshihiko mencoba ia beralih pada spiritualisme Barat dan
menjelaskan pengertian ilmu semantik mencurahkan perhatinnya pada kajian filsafat
Alquran dengan penjelasan istilah-istilah Yunani.16
kunci yang ada dalam Alquran dengan Toshihiko Izutsu adalah seorang professor
memakai bahasa Alquran agar dapat diketahui yang sangat jenius, ia menguasai banyak bahasa
weltanschauung Alquran, yaitu visi quranik asing, diantaranya bahasa Persia, Cina, Rusia,
terhadap alam sementa.12 Yunani, Sansekerta, dan berbagai bahasa yang
Semantik Alquran memfokuskan pada lainnya, bahkan ada yang menyebutkan bahwa
persoalan-persoalan bagaimana dunia wujud Izutsu sampai menguasai 30 bahasa dunia.
distrukturkan, apa unsur pokok dunia, Bidang penelitian beliau sangat luas, mencakup
kemudian bagaimana kaitannya satu sama lain filsafat Yunani kuno, filsafat Barat abad
menurut pandangan Alquran. pertengahan, mistisme Islam (Arab dan Persia),
Analisis ini akan membentuk ontologi filsafat Yahudi, filsafat India, pemikiran
wujud dan eksistensi pada tingkat konkret Konfusianisme, Taosisme China, dan filsafat
sebagaimana yang tercermin pada ayat-ayat

13
Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, 3.
14
Fathurrahman, “Al-Qur‟an dan Tafsirnya dalam
10
Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia,3. Perspektif Toshihiko Izutsu”, ( Jakarta: Tesis pada Jurusan
11
Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia,1. Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Syarif
12
Deden Isa Al-Mubarok, “Makna kata Hidayatullah, 2010),65.
15
Barakah dalam Alquran (kajian semantik Toshihiko Semantik Alquran Perspektif Toshihiko
Isutsu)” (Skripsi Program Sarjana S1, Jurusan Ilmu Izutsu.pdf.46.
16
Alquran dan Tafir Fakultas Ushuluddin Universitas Semantik Alquran Perspektif Toshihiko
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2018), 26 Izutsu.pdf.47.
92 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

Zen. Pengetahuannya begitu luas sehingga dasar dalam analisisnya, yaitu God and Man
dapat memungkinkan lahirnya pandangan in the Koran:a Semantica Analysis of The
yang menyeluruh.17 Koranic Weltanschauung(1964). Dengan semua
Adapun jenjang pendidikan yang ditempuh kata-kata lainnya dalam sistem tersebut.
Toshihiko Izutsu dimulai dari pendidikan penting21 sampai pada pengertian konseptual
dasar sampai perguruan tingga yang ia peroleh atau pandangan dunia (weltanschauung)
di negaranya sendiri, Jepang. Izutsu Mengungkapkan makna dasar dan makna
menempuh pendidikan tinggi di fakultas relasional. Makna „dasar‟ adalah sesuatu yang
ekonomi Unversitas Keiko, Tokyo. Tetapi melekat pada kata itu sendiri dan selalu terbawa
kemudian beliau pindah ke jurusan sastra di mana pun kata itu diletakkan. Sedangkan
Inggris karena ia ingin dibimbing oleh Prof. makna relasional adalah sesuatu yang konotatif
Junzaburo Nishiwaki. Setelah menyelesaikan yang diberikan dan ditambahkan pada makna
pendidikannya, kemudian Izutsu mengabdikan yang sudah ada dengan meletakkan kata itu pada
diri menjadi dosen di lembaga ini, dan posisi khusus dalam bidang khusus, yang berada
mengembangkan profesinya sebagai seorang pada relasi yang berbeda
intelektual yang diakui dunia. Ia mulai Karya terbesar Izutsu ini telah menunjukan
mengajar sejak tahun 1954 sampai dengan kekonsistenannya dalam memperkenalkan salah
1968 dan mendapatkan gelar professor pada satu pendekatan yang dapat dipergunakan oleh
tahun 1950.18 setiap pengkaji Alquran, yaitu semantik.19
Pada tahun 1962-1968 Toshihiko Izutsu Toshihiko Izutsu mengemukakan bahwa
menjadi professor tamu di Universitas semantik lebih menekankan Alquran untuk
MacGill Montreal Canada yaitu atas menafsirkan konsep tersendiri dan berbicara
permintaan Wilfre Cantwell Smith, kemudian tentang dirinya sendiri, yaitu dengan
di tahun 1969-1975 beliau berhasil menjadi memusatkan pembahasannya untuk menganalisis
professor dan mengajar selepas itu pada tahun struktur semantik terhadap kata-kata yang
1975 sampai dengan 1979 berhijrah atas berharga dalam Alquran. 20Dalam penelitian ini
permintaan kolega Seyyed Hossein untuk penulis akan menggunakan pendekatan semantik
menjadi pengajar di Imperial Iranian Academy teori yang dikemukakan oleh Toshihiko Izutsu.
of Philosophy, Iran. Dan akhirnya beliau Adapun langkah-langkah Analisis semantik
menjadi professor emiritus di Universitas Keio Alquran menurut Toshihiko Izutsu adalah
hingga akhir hayatnya. sebagai berikut:
3. Teori Semantik Toshihiko Izutsu Menentukan Istilah kunci, yaitu menentukan
Toshihiko Izutsu merupakan ilmuan yang kata yang akan diteliti dan menjadikan
secara konsisten menerapkan analisis semantik katatersebut sebagai kata fokus yang dikelilingi
dalam kajian Alquran. Karya pertamanya oleh unsur-usur kata yang berada disekeliling
yaitu, ia menulis disertasi doktoralnya yang kata tersebut sehingga pada akhirnya melahirkan
berjudul The Structure of Ethical Termsin in suatu pandangan yang mengungkapkan
the Koran. Kemudian dari disertasinya kesejarahan makna kata, yaitu pada aspek
mengalami perkembangan menjadi sebuah sinkronik dan diakronik. 21Sinkronik adalah sudut
buku, dengan judul Ethico-Religious Concepts pandang yang melintasi garis-garis historis kata-
in The Koran. Kemudian setelah itu munculah
karya yang lebih spesifik, tetapi tetap
mempertahankan semantik sebagai pijakan
19
Yayan Rahtikawati dan Dadan Rusmana, Metodologi
Tafsir Al-Qur‟an (Strukturalisme, Semantik, Semiotik
17
Fathurrahman, “Al-Qur‟an dan Tafsirnya dalam &Hermeneutik (Bandung: Pustaka Setia, 2013),241-242.
20
Perspektif Toshihiko Izutsu”, 52-53. Yayan Rahtikawati dan Dadan Rusmana, Metodologi
18
Fathurrahman, “Al-Qur‟an dan Tafsirnya dalam Tafsir Al-Qur‟an (Strukturalisme, Semantik, Semiotik &
Perspektif Toshihiko Izutsu”, 65. Hermeneutik,249.
21
Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia,12.
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100 93
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

kata tersebut, 22atau penulis simpulkan sebagai berterima kasih kepadamu oleh sebabnya
analisis bahasa berdasarkan kurun waktu (nikmat).27
tertentu. Sedangkan Diakronik adalah Rāghib al-Ishfahānī dengan karyanya
pandangan terhadap bahasa yang lebih menitik Mufradāt Fī Gharīb Alqurān mengatakan syukūr
beratkan pada unsur waktu. berdasarkan tiga adalah menggambarkan nikmat dan
periode yaitu periode pra-Qur‟anik, periode menampakannya, menurut suatu pendapat:
Qur‟anik dan pasca-Qur‟anik.23 syukūr adalah kebalikan dari kasyru
Menjelaskan pandangan dunia yang (memecahkan) yaitu membuka atau menyingkap,
dimiliki oleh Alquran. Pandangan dunia lawan kata syukūr adalah kufūr yaitu melupakan
(welthaunchaung) ini merupakan langkah nikmat dan menutupinya. 28Abu al-Husaini
terakhir dan yang paling utama dalam kajian dalam karyanya Maqāyīs Lughah mengatakan
semantik. Dalam langkah ini Izutsu seolah- bahwa syukūr memiliki empat makna dasar yang
olah mengarahkan kita untuk mempertanyakan saling berkaitan. Yang pertama adalah syukru:
bagaimana Alquran memakai kata itu ketika pujian terhadap manusia berupa kebaikan.
disandingkan dengan kata-kata yang lain, apa Hakikat dari syukūr adalah mudah merelakan
fungsinya, posisinya, dan implikasinya (ridho), mereka berkata farasun syakūrun (kuda
terhadap kehidupan sosial di masyarakat.24 yang kuat) yaitu kuda yang cukup diberikan
4. Analisis Semantik Kata Syukur Dalam makanan yang sedikit tetapi dapat kembali kuat.
Alquran Kemudian perumpamaan: asykaru min
a. Makna Dasar barwaqah yaitu bahwa tumbuhan itu dapat
Toshihiko Izutsu mengatakan bahwa makna tumbuh hijau di bawah mendung tanpa adanya
dasar adalah makna yang selalu melekat pada hujan. Yang kedua adalah syukūr dalam artian
kata itu sendiri dan selalu terbawa di mana sesuatu yang terisi penuh dan berlimpah.
pun kata itu diletakkan 25, meskipun kata itu Dikatakan bahwa halubah syakirah (air susu
diambil di dalam maupun di luar konteks yang berlimpah), kemudian dikatakan asykara
Alquran. Adapun kata syukūr adalah bentuk al-qaum yaitu mereka akan mendapatkan susu
mashdar dari kata kerja yang berlimpah, dikarenakan keberadaan susu
syakara-yasykuru-syukran wasyukūran- yang sangat berlimpah ruah. Kemudian yang
wasyukrānan ( – ‫ شكرا – وشكىرا‬-‫)وشكرانا شكر – يشكر‬. ketiga adalah yang berarti sangat atau lebih.
Kata kerja ini berakar dari huruf syin (‫)ش‬, Dikatakan asy-syakir min an-nabat adalah
kaf (‫)ك‬, dan ra‟ (‫)ر‬. 26Dalam kamus Lisan al- tumbuhan yang tumbuh dari betis atau akar
Arab dijelaskan bahwa asy-syukru adalah pohon, sebesar genggaman yang tertutup. Maka
mengetahui kebaikan dan tumbuhan tersebut tumbuh pada tumbuhan lain
menyebarkannya. Tsa‟lab yaitu tumbuhan pertama yang tumbuh. Dan yang
berpendapat bahwa asy-syukru lahir dari keempat adalah syukūr dalam artian
karunia yang diterima Ibnu Sidah berkata: hal nikah/pernikahan. Dikatakan bahwa syakru al-
ini menunjukan bahwa syukūr tidak akan mar‟ah adalah kelamin perempuan.29
terwujud kecuali karena diberi nikmat, Makna syukūr terkait dengan penjelasan-
maksudnya adalah tidaklah setiap orang yang penjelasan diatas selalu disandingkan dengan
kau berikan kepadanya nikmat ia akan nilai sesuatu yang penuh, berlimpah, lebih,
sangat, dan juga kebaikan yang banyak. Apabila

22
Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, 34.
23
Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, 33.
24 27
Esti Fitriani, “Makna Zhann dalam Alquran Ibn Mandzūr, Lisān al-„Arāb (Kairo: Dār al- Ma‟ārif,
(Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)” (Skripsi 1999), 2305.
28
Program Sarjana S1, Jurusan Ilmu Alquran dan Tafir Al-Rāghib al-Ishfahānī, Al-MufradātFī
Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gharīb Alqurān, (Markaz Dirōsāt Wal
Gunung Djati Bandung, 2017), 40. Buhūts: Maktabah Nazār Musthafā al-Bāz,
25
Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, 10. (t.t.)),350.
26 29
Shihab, Ensiklopedia Alquran: Kajian Kosakata Abu al-Husaini Ahmad bin Fāris bin Zakariyā,
(Jakarta: Lentera Hati, 2007), 964. Maqāyīs Lughah (Beirut: Dār al-Fikr, t.t.), 207-208.
94 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

syukūr dikaitkan dengan hewan tunggangan: banyak, penuh, bertambah, lebih, sangat dan
menjadi hewan yang menjadi kuat walaupun berlimpah. Berdasarkan tinjauan diatas maka
hanya dengan makan yang sedikit, seakan- makna dasar kata syukūr adalah „balasan yang
akan ia bersyukur atas makanan tersebut banyak atas kebaikan yang sedikit‟.
walaupun hanya sedikit. Apabila syukūr b. Makna Relasional Pra-Quranik
dikaitkan dengan al- misykar dari susu: Makna relasional adalah sesuatu yang
menjadi hewan yang deras air susunya sedang konotatif yang diberikan dan ditambahkan pada
bagian pengembalaannya sedikit. Kemudian, makna yang sudah ada dengan meletakkan kata
apabila syukūr di ikuti dengan kata rajul yaitu itu pada posisi khusus dalam bidang khusus,
menjadi rajulun syakurun. adalah seseorang berada pada relasi yang berbeda dengan semua
yang dermawan setelah kepelitannya. kata- kata penting lainnya dalam sistem tersebut.
33
Kemudian isytakarat ar- Makna dasar kata syukūr pra- Quranik diambil
riyahu maksudnya adalah angin yang dari bahasa yang lahir sebelum Alquran
bertiup dengan membawa air hujan, isytakarat diturunkan, yaitu dapat penulis temukan dalam
ar-rihu maksudnya adalah angin yang bertiup syair-syair Arab Jahiliyah. Kata syukūr pra-
sangat kencang.30 Quranik disandingkan dengan empat makna
Dalam Alquran, selain kata syukūr relasional di antaranya yaitu: kata syukūr
ditemukan juga kata syakur. Al-Ghazali direlasikan dengan kenikmatan, balasan,
mengartikan syakur sebagai sifat Allah adalah kesabaran dan terselamatkan dari siksaan.
bahwa Dia yang memberikan balasan yang Adapun salah satu contohnya dalam syair Arab
banyak terhadap pelaku kebaikan atau Jahiliyah yaitu:
ketaatan yang sedikit, Dia menganugerahkan Sya‟ir Zuhair Bin Abi Sulami
kenikmatan yang tidak terbatas waktunya
untuk amalan-amalan yang terhitung dengan
،،‫ و ذي نعمةتممتها وشرتها‬،،‫ذلك خاذلدة‬
hari-hari tertentu yang terbatas. 31Manusia
yang bersyukur kepada manusia/makhluk lain ،،‫يكاد يغلب الحق باطله‬ ،‫وخسم‬
adalah dia yang memuji kebaikan serta ‫دفعت‬
membalasnya dengan sesuatu yang lebih baik “Tidak akan menarik senjatanya kembali
atau lebih banyak dari apa yang telah seorang muslim untuk mundur dari tempatnya.
diberikan/dilakukan oleh yang Maka tidak ada yang melakukan hal itu kecuali
disyukurinya, syukūr yang demikian juga seorang pengecut. Maka kamu memiliki
merupakan bagian dari Syukūr kepada Allah kenikmatan yang sangat sempurna. Wahai yang
Swt. sebab, berdasarkan hadis Nabi “siapa mendapat nikmat, sempurnakanlah nikmat itu
yang tidak mensyukuri manusia maka dia dan syukurilah. Sekali pun musuh terkadang
tidak mensyukuri Allah” (HR. Abu Daud dan mengalahkan kebenaran dengan kebatilannya.
At-Turmudzi).32 Maka kamu harus membela kebenaran dengan
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa perkataan yang benar.”34
kamus seperti Lisan al-Arab , Maqayis Syair di atas berbicara tentang seseorang yang
Lughah, al-Mufradhat Fi Gharib Alquran berperang dalam melawan kebatilan/kejahatan.
dan sumber lainnya, penulis Maka seakan-akan dia mendapatkan kenikmatan
menyimpulkan bahwa kata syukūr yang berada yang sempurna, dan kenikmatan tersebut
di luar maupun di dalam konteks Alquran hendaknya ia syukuri. Maka kata syukūr
selalu diikuti dengan sesuatu yang bernilai direlasikan dengan kenikmatan.
c. Makna Relasional Pasca-Quranik

30
Ibn Mandzūr, Lisān al-„Arāb, 2305-2306.
31 33
Shihab, Ensiklopedia Alquran: Kajian Kosakata , Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia,Hlm. 10.
34
966. Abdurrahmān Al-Mustawīl, Dīwān Zuhair bin Abī
32
Shihab, Ensiklopedia Alquran: Kajian Kosakata, Sulamī (Beirut: Dār Maerefah, 2004), Hlm,35.
966.
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100 95
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

Makna relasional pasca-Quranik pada kata Kata syukur digandengkan dengan istilah-
syukūr adalah adanya keterkaitan dengan kata istilah/kata dalam Alquran yang berkaitan
lain yang melingkupi kata syukūr di dalam dengan cara bersyukur kepada Allah, diantaranya
Alquran Adapun Klasifikasi ayatnya penulis yaitu: kata syukur digandengkan dengan
membaginya ke dalam empat bagian „mengingat nikmat Allah‟, kemudian
diantaranya yaitu: digandengkan dengan „berbuat kebaikan‟,
Kata syukur digandengkan dengan istilah- kemudian digandengkan dengan „menyembah
istilah/kata dalam Alquran yang berkaitan Allah‟, kemudian digandengkan dengan
dengan sebab-sebab manusia harus bersyukur „bersabar kepada Allah‟, kemudian
kepada Allah, yaitu diantaranya: kata syukur digandengkan dengan „berbuat baik kepada
digandengkan dengan kata „nikmat‟, kemudian kedua orang tua‟. Salah satucontoh ayatnya
digandengkan dengan kata „rezeki‟, kemudian yaitu mengenai kata
digandengkan dengan kata „karunia‟, syukur yang dikaitkan
kemudian digandengkan dengan „petunjuk‟, dengan „berbuat baik kepada kedua orang
kemudian dikaitkan dengan „penciptaan tua:
manusia‟, kemudian dikaitkan dengan “Dan Kami perintahkan kepada manusia
„pergantian siang dan malam‟, kemudian (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
dikaitkan dengan „membangkitkan dari ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan
kematian‟, kemudian digandengkan dengan lemah yang bertambah- tambah, dan
kata „memberi maaf‟. menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
Salah satu contoh ayatnya yaitu mengenai kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
kata syukur yang digandengkan dengan kata hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqmān
„rezeki‟: [31]: 14).
“...Sesungguhnya yang kamu sembah selain Quraish Shihab mengatakan bahwa ayat ini
Allah itu tidak menunjukan betapa
mampu memberikan rezeki kepadamu; Maka penghormatan dan kebaktian kepada kedua
mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah orang tua menempati tempat kedua setelah
Dia dan bersyukurlah kepada-Nya... ) QS. Al- pengagungan kepada Allah Swt. Ayat ini lebih
Ankabūt [29]: 17). menekankan pada jasa ibu. Ini disebabkan ibu
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak
hanya Allah lah yang dapat memberikan karena kelemahan ibu. Karena setelah
rezeki kepada manusia, tidak ada selain Allah pembuahan, semua proses kelahiran anak dipikul
yang mampu mendatangkan rezeki, maka sendirian oleh ibu. Bukan hanya sampai
hendaklah manusia bersyukur kepada Allah kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan,
atas segala nikmat yang dianugerahkan-Nya bahkan lebih dari itu. Memang ayah pun
kepada manusia. Akan tetapi, amat sedikit bertanggung jawab. Menyiapkan dan membantu
orang yang mau bersyukur, ibu agar beban yang dipikulnya tidak terlalu
padahal Allah telah memberikan nikmat berat, tetapi ayah tidak secara langsung
yang banyak dengan memberi kecukupan menyentuh anak, berbeda dengan peranan ibu.
hidup di dunia dengan berbagai macam Namun, meskipun peranan ayah tidak sebesar
kenikmatan di antaranya diberikan-Nya peranan dalam proses kelahiran anak jasanya
makanan, minuman, tanaman, binatang ternak, tidak diabaikan, karena itu anak berkewajiban
burung, ikan dan yang lainnya. Tetapi manusia berdoa untuk ayahnya sebagaimana berdoa untuk
tidak banyak bersyukur sesuai dengan ibunya.36
banyaknya pengambilan manfaat dari Kata syukur digandengkan dengan istilah-
nikmat- nikmat tersebut.35 istilah/kata dalam Alquran yang berkaitan

35
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al- Maragi,
36
Jilid 8, Trans. Bahrun Abu Bakar, dkk., (Semarang: Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 10 (Jakarta:
Karya Toha Putra, 1993), Hlm.190-192. Lentera Hati, 2012),Hlm.299-302.
96 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

dengan balasan bagi orang-orang yang Kata syukur digandengkan dengan istilah-
bersyukur, diantaranya yaitu: kata syukur di istilah/kata dalam Alquran yang berkaitan
gandengkan dengan „pahala yang berlitpat‟, dengan balasan bagi orang-orang yang tidak
kemudian digandengkan dengan „mendapat bersyukur, diantaranya yaitu: kata syukur
pertolongan‟, kemudian digandengkan dengan disandingkan dengan „azab yang pedih‟.
„terselamatkan dari siksaan‟, kemudian Sebagaimana dalam firman- Nya: “Dan(ingatlah
digandengkan dengan „keridhoan Allah‟ atas juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
orang-orang yang bersyukur. Salah satu "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
contoh ayatnya yaitu mengenai kata syukur akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
yang dikaitkan dengan „balasan kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
/pahala‟:“Sesuatu yang bernyawa tidak akan Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.
mati melainkan dengan izin Allah, sebagai Ibrahim [14]:7)
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Ayat diatas menyampaikan bahwa, jika kita
barang siapa menghendaki pahala dunia, bersyukur terhadap pemberian Allah, maka Allah
niscaya Kami berikan kepadanya pahala akan melipatgandakan kenikmatan itu. Namun,
dunia itu, dan barang siapa menghendaki sebaliknya jika kita tidak mau bersyukur maka
pahala akhirat, Kami berikan (pula) penderitaan yang berat akan menimpa diri kita.
kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan d. Medan Semantik
memberi Balasan kepada orang-orang yang Kata syukūr Pasca-Quranik memiliki
bersyukur.” (QS. Āli-„Imrān [3]: 145). tambahan makna relasi yang lebih banyak.
Kemudian dalam firman-Nya yang lain Ketika Pra-Quranik ditemukan empat makna
Allah menyebutkan: relasional terhadap kata syukūr, seperti kata
“Dan Dia memberi Balasan kepada mereka balasan, kenikmatan, selamat dari siksaan dan
karena kesabaran mereka (dengan) surga dan limpahan kesabaran. Kata-kata tersebut selalu
(pakaian) sutera.” (Al-Insān [77]: 12). “di bergandengan dengan kata syukūr, seperti yang
dalamnya mereka duduk bertelakan di atas digunakan pada syair-syair Arab Jahiliyyah
dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya sebelum Alquran turun. Setelah Alquran
(teriknya) matahari dan tidak pula dingin diturunkan, maka makna relasional terhadap kata
yang bersangatan.” (Al-Insān [77]: 13). “dan syukūr semakin berkembang, namun tidak juga
naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di meninggalkan makna relasi yang terdahulu.
atas mereka dan buahnya dimudahkan Ketika Alquran diturunkan kata/istilah-istilah
memetiknya semudah-mudahnya.” (Al-Insān yang terdahulu juga digunakan di dalamAlquran,
[77]: 14). “dan mereka dikelilingi oleh namun mengalami penambahan makna relasi
pelayan-pelayan muda yang tetap muda. yang lebih banyak dari pada sebelumnya.
apabila kamu melihat mereka, kamu akan Adapun medan semantik kata syukur
mengira mereka, mutiara yang bertaburan.” berdasarkan pemaparan makna relasional yang
(Al-Insān [77]: 19). telah penulis sebutkan di atas jika di tulis dalam
Demikian balasan Allah bagi orang-orang sebuah skema/bagan maka dapat menghasilkan
yang bersyukur dan bagi mereka yang berbuat kesimpulan yaitu terdapat 4 aspek yang dapat
kebaikan di sisi- Nya tanpa mengharap dicapai dari kata syukūr dalam Alquran,
balasan dari makhluk, hanya mengharap diantaranya yaitu: Pertama, mengenai sebab-
keridhoan Allah semata. Atas keridhoan-Nya sebab yang menjadikan manusia harus
terhadap mereka, maka Allah berikan balasan bersyukur.Kedua, mengenai cara-cara bersyukur
yang baik untuk mereka berupa surga dan kepada Allah. Ketiga, mengenai balasan-balasan
kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya bagi orang-orang yang bersyukur kepada Allah
yang tidak pernah mereka rasakan saat di Swt. Dan yang keempat, mengenai balasan
dunia. Allah menganugerahkan kenikmatan terhadap orang-orang yang tidak mau bersyukur
yang tidak terbatas atas kebaikan manusia kepada Allah Swt.
yang sedikit. e. Konsep Syukur Dalam Alquran
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100 97
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

Konsep syukūr yang disebutkan dalam bersyukur kepada mereka, karena mereka
Alquran berdasarkan yang telah penulis sebagai perantara hadirnya kita di pentas bumi
paparkan di atas terdapat 4 aspek yang dapat ini. Oleh karena itu, orang tua memiliki hak
dicapai dari kata syukūr dalam Alquran, agung yang wajib dipenuhi oleh sang anak
diantaranya yaitu: Pertama, mengenai sebab- sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah dan
sebab yang menjadikan manusia harus balas budi kepada keduanya. Berbakti kepada
bersyukur. Kedua, mengenai cara-cara orang tua tidak hanya sebatas pada saat
bersyukur kepada Allah. Ketiga, mengenai keduanya masih hidup di dunia, melainkan harus
balasan-balasan bagi orang-orang yang terus dilakukan setelah keduanya meninggal,
bersyukur kepada Allah Swt. Dan yang yaitu minimal dengan cara mendoakan kebaikan
keempat, mengenai balasan terhadap orang- untuk keduanya, karena bisa jadi hal itu
orang yang tidak mau bersyukur kepada Allah merupakan sebab kita mendapatkan keridhoan
Swt. Allah Swt. dan mendapatkan surga-Nya.
Berdasarkan klasifikasi yang telah Allah menganugerahkan sebuah energi yang
dipaparkan, dapat dipahami bahwa sebab- positif di dalam diri setiap
sebab yang menjadikan manusia harus manusia, yaitu kekuatan dan kemampuan
bersyukur yaitu karena beberapa faktor yang seseorang untuk menjadi hamba yang pandai
telah disebutkan dalam Alquran, diantaranya bersyukur. Allah berfirman di dalam Alquran:
yaitu karena adanya penciptaan manusia. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
Maha baik Allah yang telah menakdirkan kita memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
diciptakan menjadi seorang manusia yang bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
sempurna, mungkin tak pernah kita kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-
membayangkan bagaimana seandainya jika Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat
kita tidak pedih". (QS. Ibrahim [14]:7)
diciptakan menjadi seorang manusia, Ayat diatas menyampaikan bahwa, jika kita
melainkan menjadi tumbuhan, hewan, atau bersyukur terhadap pemberian Allah, maka Allah
makhluk yang lainnya. Kemudian dengan akan melipatgandakan kenikmatan itu. Namun,
adanya pergantian siang dan malam yang sebaliknya jika kita tidak mau bersyukur maka
menjadikan manusia bisa beristirahat di penderitaan yang berat akan menimpa diri kita.
malam hari dan menjadikan siang hari sebagai Demikian balasan Allah terhadap orang-orang
sarana untuk mencari karunia-Nya di muka yang bersyukur, diantaranya yaitu mendapat
bumi. Selain itu, Allah pula yang memberikan pahala/balasan yang berlipat di sisi Allah,
petunjuk, rezeki, serta nikmat yang tiada henti terselamatkan dari siksaan, mendapatkan
kepada setiap hamba-Nya, bahkan Allah pertolongan, dan mendapatkan keridhoan di sisi
senantiasa selalu terbuka untuk Allah. Demikian balasan Allah bagi orang-orang
mengampunihamba-Nya, memberi maaf dan yang bersyukur dan bagi mereka yang berbuat
mengampuni mereka yang berbuat dosa. kebaikan di sisi-Nya tanpa mengharap balasan
Kemudian Alquran menyebutkan dari makhluk, hanya mengharap keridhoan Allah
bagaimana caranya manusia bisa bersyukur semata. Allah memberi balasan/pahala yang
kepada Allah, yaitu dengan cara menyembah berlipat kepada orang yang bersyukur. Allah
Allah semata, berbuat baik kepada sesama, memberikan pahala yang berlipat dari ketaatan
mengingat nikmat- nikmat yang Allah berikan hamba yang sedikit. Kemudian membalas
dengan melalui lisan, pikiran, hati dan anggota ketaatan yang sedikit dengan derajat yang tinggi
badan lainnya, dan bersabar saat ditimpa ujian di sisi-Nya, dan balasan yang paling utama bagi
maupun saat medapatkan kenikmatan. orang yang bersyukur adalah Surga dan segala
Kemudian dengan cara berbuat baik kepada kenikmatan yang ada di dalamnya. Dan balasan
kedua orang tua, karena mereka telah bersusah yang buruk bagi orang-orang yang tidak mau
payah merawat dan membesarkan anaknya bersyukur kepada Allah yaitu azab yang pedih.
selama masih dalam kandungan ibunya hingga f. Implikasi Dalam Kehidupan.
ia lahir ke dunia, maka hendaknya kita
98 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

Allah menghendaki kita untuk menjadi bersyukur kepada Allah yaitu berupa azab yang
manusia yang pandai bersyukur adalah supaya pedih.
kita bisa menjadi magnet kebaikan bagi diri C. SIMPULAN
kita sendiri. Itulah sebabnya Allah Konsep syukūr dalam Alquran berdasarkan
memerintahkan kita untuk bersyukur atas yang telah dipaparkan menghasilkan kesimpulan
nikmat yang kita perolehsehingga bahwa Allah memberikan balasan yang baik bagi
konsekwensi dari sikap bersyukur itu adalah mereka yang bersyukur, dan balasan yang buruk
datangnya nikmat yang lebih banyak, lebih bagi mereka yang tidak mau bersyukur. Allah
baik, lebih manfaat dan lebih berkah. Ketika menjadikan pahala bagi mereka yang selalu
kita bersyukur, maka kita menjadi magnet bagi bersyukur dan berbuat kebaikan, Allah
banyak kebaikan yang akan datang senantiasa mensyukuri hamba-hamba-Nya yang
menghampiri kita.37 Maka Alquran mengawal berbuat kebaikan dan membalasnya dengan
kita agar senantiasa bersyukur senantiasa pahala yang berlipat dari ketaatan hamba-Nya
berterimakasih atas hal-hal yang baik. Karena yang sedikit. Kemudian Allah membalas
tentunya berterimakasih itu mengarah kepada ketaatan yang sedikit dengan derajat yang tinggi
hal yang baik pula. Kalaupun yang datang itu di sisi-Nya, dan balasan yang paling utama bagi
tidak baik atau kurang baik, maka dibuatnya orang yang bersyukur adalah Surga dan segala
orang yang pandai bersyukur akan bisa secara kenikmatan yang ada di dalamnya. Dan balasan
kreatif mengubahnya untuk menjadi kebaikan, yang buruk bagi orang-orang yang tidak mau
yaitu dengan cara bersabar kepada Allah. Oleh bersyukur kepada Allah yaitu berupa azab yang
karena itu, syukur dan sabar itu selalu pedih.
beriringan dan tidak bisa dipisahkan. DAFTAR PUSTAKA
Tujuan bersyukur dalam Alquran secara Ahmad, Abu al-Husaini bin Fāris bin Zakariyā.
umum adalah suatu upaya untuk Maqāyīs Lughah. Beirut: Dār al-Fikr, t.t.
meningkatkan kebaikan di sisi Allah Ahmad HP dan Alek Abdullah. Linguistik
mewujudkan perdamaian dengan menolong Umum. Jakarta: Erlangga, 2012.
sesama yang sedang membutuhkan, selalu Aminuddin. Semantik (Pengantar Studi Tentang
merasa cukup dengan segala yang Allah Makna). Bandung: Sinar Baru Algesindo,
berikan. Begitu pun sebaliknya, orang yang 2011.
tidak mau bersyukur terhadap nikmat Allah, Asghari, Basri Iba. Solusi Alquran. Jakarta:
berapa pun dan sebanyak apa pun nikmat yang Rineka Cipta, 1994.
Allah berikan kepadanya, mereka tidak pernah Bintu Syāthi‟, Aisyah Abdurrahman. Manusia
merasa cukup, selalu merasa kurang dan (Sensitivitas Hermeneutika Alquran).
berharap diberikan sesuatu yang lebih. Syukur Translated by M. Adib al- Arief. Yogyakarta:
dalam Islam menjadi unsur yang sangat LKPSM, 1997.
penting dalam kehidupan setiap manusia, Al-Baqi, Muhammad Fuad „Abd. Al-Mu‟jam Al-
karena dengan bersyukur manusia akan Mufahras Li Alfazh Al-Quran Al- Karim.
mampu mengendalikan segala nafsu yang Kairo: Dar Al-Hadits, 2007.
tidak seharusnya menguasai dirinya dari Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka
segala kepuasaan yang ia inginkan. Begitu Cipta, 2007.
pentingnya mewujudkan rasa syukur dalam . Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta,
setiap keadaan yang sedang kita hadapi. 2004.
Karena begitu mulianya orang yang selalu Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar
bersyukur, sehingga Allah pun memberikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa,
pahala yang besar bagi mereka yang mau 2008.
bersyukur, dan pahala yang paling utama bagi Djajasudarma, Fatimah. Semantik 1 (Pengantar
mereka yaitu Surga dan kenikmatan yang ada ke Arah Ilmu Makna). Bandung: Refika, 1999.
di dalamnya. Dan pahala yang buruk . Semantik 2. Bandung: Refika Aditama,
diperuntukan bagi mereka yang tidak mau 2008.
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100 99
Mila Fatmawati, Dadang Darmawan Analisis Semantik Kata Syuku>r Dalam
dan Ahmad Izzan Alquran

Falihatun, Nur. “Penafsiran Ayat-ayat Syukur 1993.


(Kajian Terhadap Kitab al-Ibriz Li Mahfud, Choirul. “The Power Of Syukur (Tafsir
Ma‟rifati Tafsir Alquran Al-„Aziz Karya Kontekstual Konsep Syukur dalam al-
Bisyri Mustafa.” Skripsi Program Sarjana Alquran).” Lembaga Kajian Agama dan
S1, Jurusan Ilmu Alquran dan Tafir Sosial (LKAS) Surabaya 2, no. 2 (2014).
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Mahmud, Mani‟ Abd Halim. Metodologi Tafsir.
Universitas Negeri Sunan Kalijaga Jakarta: Raja Grafindo, 2006.
Yogyakarta, 2017. Mandzūr, Ibn. Lisān al-„Arāb. Kairo: Dār al-
Fathurrahman. “Al-Qur‟an dan Tafsirnya Ma‟ārif, 1999.
dalam Perspektif Toshihiko Izutsu.” Tesis Maulana, Muhammad Iqbal. “Konsep Jihad
Program Pascasarjana, Jurusan Pendidikan dalam Alquran.” Skripsi Program Sarjana S1,
Bahasa Arab Pascasarjana Universitas Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas
2010. Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Fitriani, Esti. “Makna Zhann dalam Alquran 2015.
(Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)”. Al-Mubarok, Deden Isa. “Makna kata Barakah
Skripsi Program Sarjana S1, Jurusan Ilmu dalam Alquran (kajian semantik Toshihiko
Alquran dan Tafir Fakultas Ushuluddin Isutsu).” Skripsi Program Sarjana S1, Jurusan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Ilmu Alquran dan Tafir Fakultas Ushuluddin
Djati Bandung, 2017. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Hidayat, Komaruddin. Dahsyatnya Syukur. Bandung, 2018.
Jakarta: Qultum Media, 2009. Al-Mustawīl, „Abdurrahmān,. Dīwān Zuhair bin
Al-Ishfahānī, Al-Rāghib. Al-Mufradāt Fī Abī Sulamī. Beirut: Dār Maerefah, 2004.
Gharīb Alqurān. Markaz Dirōsāt Wal Ni‟mah, Khoirun. “Analisis Semantik Kata
Buhūts: Maktabah Nazār Musthafā al- Bāz, Majnun dalam Tafsir Departemen Agama
t.t. RI.” Skripsi Program Sarjana S1, Fakultas
Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia: Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam
Pendekatan Semantik Terhadap Alquran. Negeri Walisongo Semarang, 2016.
Translated by Agus Fahri Husein, Pateda, Mansoer. Semantik Leksikal. Jakarta:
Supriyanto Abdullah dan Amirudin “God Rineka Cipta, 2001.
and Man in the Koran: Semantics of the Al-Qaṭṭān, Mannā‟ Khalīl. Studi Ilmu-ilmu
Koranic Weltanschauung”. Cetakan2. Quran. Translated by Mudzakir
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003. Fakultas Ushuluddin Uin Bandung, 2008.
J.D Parera. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga, Tarigan, Hendry Guntur. Pengajaran
2004. Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa,
J.W.M. Verhaar. Pengantar Linguistik. 1990.
Yogyakarta: Gajah Mada University, 1995. . Pengajaran Semantik. Bandung:
Khoiriyah. “Jin dalam Alquran.” Skripsi Angkasa, 1995.
Program Sarjana S1, Jurusan Ilmu Alquran Ubaid, Ulya Ali. Sabar dan Syukur. Jakarta:
dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Amzah, 2011.
Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Wahid, Ramli Abdul. Ulummul Quran.
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun, 2016. Jakarta: Raja Grafindo, 1996
Al-Maragi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al- .
Maragi. Jilid 8. Translated by Bahrun Abu Zainurrofieq. The Power Of Syukur. Jakarta:
Bakar, dkk. Semarang: Karya Toha Putra, Spirit Media, 2015.

100 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018): 90-100

Anda mungkin juga menyukai