Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AL MA’ANI

Dosen Pengampu: Za’imatil Ashfiya, S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun oleh :

1. ABDUL MALIK FAIZ


2. SALSABILA ISMI MAHADEWI

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

BAHASA DAN SASTRA ARAB 3

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami haturkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Al Ma’ani” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

    
                                                                                Probolinggo, 05 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Qashr.................................................................................5


2.2 Bentuk Uslub Qshr.............................................................................6
2.3 Pembagian Qashr................................................................................7
2.4 Contoh Analisis Qashr pada Ayat-ayat Al-Qur’an.............................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya. Dari bahasa


tersebut lahir banyak ilmu-ilmu maupun disiplin-disiplin ilmu. Ilmu-ilmu
yang muncul dari bahasa arab adalah bukti bahwa Bahasa Arab merupakan
bahasa yang kaya.

Ilmu-ilmu yang muncul dari bahasa arab beragam sekali. Seperti


ilmu Nahwu, Shorof, Balaghoh dll. Salah satu ilmu yang muncul dari Bahasa
Arab yaitu lmu Balaghoh yang merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
kefasihan bicara, dengan kriteria isi yang mencakup ilmu ma’ani, bayan dan
badi’.
Ilmu ini bertugas mengkaji Bahasa Arab dalam ruang lingkup
konteks, yaitu dalam hal ma’na dan kandungan. Adapun tujuan ilmu tersebut
untuk menemukan atau mengetahui rahasia-rahasia Bahasa Arab, bersesuai
dengan keadaan atau  tidak ,dan sebagainya.
Dalam pembahasan ini kita menyinggung tentang seputar qashr.
Yang mana qashr ini adalah cabang dari pembahasan ilmu balaghoh yang
faedahnya bertujuan untuk menghususkan sesuatu pada sesuatu dengan cara
yang tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Qashr?
1.2.2 Sebutkan bentuk Uslub Qashr?
1.2.3 Sebut dan Jelaskan Pembagian Qashr?
1.2.4 Sebutkan contoh analisis Qashr pada Ayat-Ayat Al-Qur’an?

1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami pengertian Qashr.
1.3.2 Mengetahui bentuk Uslub Qasr.
1.3.3 Mengetahui dan menjelaskan Pembagian Qashr.
1.3.4 Memahami contoh analisis Qashr pada Ayat-Ayat Al-Qur’an.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Qashr

Secara leksikal kata “‫ ”القصر‬bermakna “‫”الحسب‬, yang menurut


bahasa berarti ‘penjara’. Selain itu juga kata tersebut sama dengan “
‫يص‬KK‫ ”التخص‬yang berarti pengistimewaan.1 Qashr juga dapat dikatakan
penghususan atau penghayaan.

Secara istilah qashr adalah:

‫وص‬KK‫تخصيص أمر بآخر بطريق مخص‬ , “mengkhususkan suatu


perkara dengan perkara lain dengan tata cara yang khusus”.

Secara bahasa qashr berarti menahan atau melarang.

Qashr memiliki 4 rukun yaitu:

1. Maqsur (berbentuk sifat atau maushuf)


2. Maqsur alaih
3. Maqsur anhu yaitu sesuatu yang berada di luar yang di kecualikan
4. Adat qashr

Maqshur dan maqshur alaih termasuk tharaf atau rukun utama. Contoh:

‫وما الحياة الدنيا إِال متاع الغرور‬

Artinya: “tiadalah kehidupan didunia ini kecuali perhiasan yang menipu


daya”. (QS. Ali-Imron:185)

Dari contoh di atas yang menjadi maqshur adalah (‫)متاع الغرور‬,


maqshur alaihnya (‫)الحياة الدنيا‬, adat qashr nya (‫)ما‬ dan (‫)إِال‬ serta yang
menjadi maqshur anhunya adalah segala hal selain perhiasan yang menipu.
1
Mamat zaenudin dan yaya nurbaya, 2007:127.

5
2.2 Bentuk Ushlub Qashr
1. Adat Qashr
a. Nafi dan Istisna

Maqshur alaihnya berada setelah istisna. Contoh: ‫عالم‬ ‫ما زيد إال‬
Aertinya : Tiada zaid kecuali pintar

b. Kata (‫)إنما‬
Maqshur alihnya wajib diakhirkan. Contoh :

‫إنما حرم عليكم الميتة والدم ولحمالخنزير وما أهل به لغير هللا‬

Artinya: sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,


darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah (QS.Al-Baqoro:173)

c. Athaf (‫)ال‬, atau (‫)بل‬, atau (‫)لكن‬


Untuk membuat qashr dengan huruf (‫)ال‬ harus dalam bentuk itsbat

dan apabila dengan huruf (‫ )بل‬dan (‫ )لكن‬harus di dahului nafi atah


nahyi.
2. Mendahulukan yang seharusnya diakhiri
Yang dimaksud dengan mendahulukan yang seharusnya diakhiri adalah
mendahulukan suatu kata yang seperti biasanya diakhirkan dalam kaidah

ُ ‫نَ ْست َِعي‬


ilmu nahwu seperti khabar dan maf’ul. Contoh: ‫ْن‬ ‫ك نَ ْعبُ ُد َوإِيَّاك‬
َ ‫إِيَّا‬
Artinya: hanya kepada engkaulah kami beribadah,dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan. (QS.Al-Fatihah:5)

3. Dhamir pemisah
Yaitu menyisipkan dhamir antara mubtada’ dan khabar yang ma’rifat.
Contoh:

‫أَ ِم اَتَّخَ ُذوا ِم ْن ُدونِ ِه أَولِيَا َء فَاهللَ هُ َو ال َولِ ُّي‬

6
Artinya: atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain
Allah? Maka, Dialah pelindung yang sebenarnya (QS.Asy-Syura:9)
2.3 Pembagian Qashr
1. Qashr al shifa ‘ala al mausuf

Yaitu mengkhususkan sifat pada yang di sifati. Contoh:

‫ال يقوز إال الصالحون‬

Artinya: tidak beruntung kecuali orang-orang shalih.

2. Qashr al maushuf ‘ala al shifa

Yaitu mengkhususkan yang tersifati pada sifat. Contoh:

‫إنما الحياة لعب‬

Artinya: tiada kehidupan itu hanyalah permainan

Qashr itu, baik sifat ala maushuf maupun mausuf ala shifat terbagi menjadi
, yaitu:

1.) Qashr Haqiqi


Yaitu yang khekhususannya menurut hakekat dan kenyataan. Contoh:

‫ال أله إال هللا‬


Artinya : Tiada tuhan selain Allah
Pada contoh ini mengkhususkan sifat ketuhanan kepada Allah, hal ini
memang benar menurut hakekat dan kenyataan.
2.) Qashr Idlofi
Yaitu yang kekhususannya dihubungkan dengan perkara lain tertentu.
contoh:

‫يا علي! إنما حسنى تاجر‬


Artinya: Ali Husni itu hanya pedagang

7
Ali mengira bahwa husni adalah pedagang dan juga siswa, tetapi Marwan
berkeyakinan bahwa Husni hanya pedagan saja, seperti perkataan Marwan2

Berdasarkan keadaan mukhatab, qashr idhofi di bagi menjadi 3, yaitu:

a. Qashr Ifrod
Apabila mukhatab meyakini kenyataan lebih satu. Contoh:

‫إِنَّ َما هللاُ اِلَهٌ َوا ِح ٌد‬


Artinya: sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang Maha Esa.
Ditunjukkan kepada mukhatab bahwa ada Tuhan selain Allah
b. Qashr Qalb
Apabila mukhatab meyakini keadaan yang sebaliknya dengan kenyataan
atau agar mukhatab tidak meyakini hal yang berlawanan dengan
kenyataan. Contoh:

َ‫أَاَل إِنَّهُ ْم هُ ْم ال ُم ْف ِس ُدونَ َولَ ِك ْن اَل يَ ْش ُعرُون‬


Artinya: ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat
kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS.Al-Baqorah:14)
c. Qashr Ta’yin
Apabila mukhatab ragu-ragu. Contoh:
ُ‫اَاْل َ ْزضُ ُمت ََح ِّر َكةُ ال ثَابِتَة‬
Artinya: Bumi itu bergerak tidaklah diam
Ditujukan kepada mukhatab yang ragu dengan keadaan bumi apakah
terdiam atau bergerak.

2.4 Contoh analisis Qashr pada ayat-ayat Alqur’an

1. Qs. yaasii : 83
ُ ْ‫فَ ُس ْب َحانَ الَّ ْذي ْبيَ ِد ِه َملَ ُكو‬
َ‫ت ُكلِّ َش ْي ٍء َوإِلَ ْي ِه تُرْ َجعُون‬

2
Wahab muhsin dan fuad wahab,1986:127

8
Artinya: Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas
segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu di kembalikan.
Dalam ayat tersebut qashr yaitu lafad yang bergaris bawah merupakan
lafad yang mempunyai hak untuk diakhirkan yang bermakna haqiqi
karena pada hakikanya kita semua hanya akan dikembalikan kepada-
Nya.
2. Qs. Al-Fatihah : 5

‫إِيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوإِيَّاك نَ ْستَ ِعي ُْن‬


Artinya: hanya kepada engkaulah kami beribadah,dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan.
Dalam ayat tersebut sama seperti contoh sebelumnya yaitu merupaka
qashr haqiqi karena hakikatnya memang seharusnya hanya kepada
Allah kita menyembah dan memohon pertolongan.
3. Qs. An-Nissa : 171

‫إِنَّ َما هللاُ ْإلَهُ َوا ِح ٌد‬


Artinya: sesunggunga Allah Tuhan yang Maha Esa.
Dalam jumlah tersebut terdapat qashr yang berjenis idhafi karena
untuk menentang mukhatab atau orang yang menganggap bahwa
Tuhan itu tiga, dan keadaan mukhatab ini masuk dalam kategori qashr
idhafi ifrad.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

9
Qashr merupakan salah satu pembahasan yang dikaji dalam ilmu
ma’ani, qashr secara leksikal dapat diartikan dengan penghanyaan atau
pengkhususan, secara istilah qashr ialah mengkhususkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain, dan secara bahasa qashr berati menahan atau melarang.

Ada beberapa Bentuk Uslub Qashr yaitu; adat qashr,


mendahulukan yang seharusnya diakhiri, dan juga dhamir pemisah. Dalam
Qashr ada pembagiannya di antaranya; Qashr al shifa a’la al mausuf, Qashr al
maushuf ‘ala al shifa. Di dalam Qashr pula terdapat beberapa analisis yg
terdapat pada Al-Qur’an misalnya terdapat pada QS. Yasiin:83 (Dalam ayat
ini qashr yaitu lafad yang bergaris bawah merupakan lafad yang mempunyai
hak untuk diakhirkan yang bermakna haqiqi karena pada hakikanya kita
semua hanya akan dikembalikan kepada-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

10
Izzan,Ahmad. 2012. Uslub:kaidah-kaidah Dasar ilmu balagoh.
Bandung:Tafakur
Muhsin, Wahab dan Fuad Wahab.1986. pokok-pokok Ilmu balagah.
Bandung:Angkasa
Nurbaya, Yayan dan Zaenuddin Mamat. 2007. Pengantar ilmu Balaghah.
Bandung:PT Refika aditama
Tatung, Mustari (online). Hahuwa.com. Pengertian/rukun/macam.artikel

11

Anda mungkin juga menyukai