Anda di halaman 1dari 6

Nama : Linda

Nim : F031181301

BALAGHAH
A. Konsep Fashahah dan Syarat Fasihnya kalimat.
Menurut Etimologi, Fashahah ( ‫ )الفصاحة‬memiliki arti yakni jelas, terang dan
gamblang. Sedangkan secara Terminologi, bahwa Fashahah berarti lafadz yang
jelas, maknanya terang yang membuatnya mudah dipahami dan sering digunakan
oleh para penyair dan penulis. Suatu kalimat baru dapat dikatakan fashih jika
pengucapan kalimatnya jelas, yang berararti pengucapannya bagus. Sifat fasih ini
pun mencangkup 3 hal antara lain :
1. Fasihnya kata (‫)الكلملة‬
Syarat – syarat fasihnya kata (‫ )الكلملة‬yaitu :
- Terbebas dari “Tanafurul Khuruf (‫روف‬:::‫افر الح‬:::‫ ”)تن‬yakni kata yang
didalamnya mengandung huruf yang membuat pengucapannya sulit dan
menjadi tidak enak untuk didengar.
- Terbebas dari “Mukhalafatul Qiyas (‫”)مخالفة القياس‬, dimana suatu kata tidak
mengikuti aturan dalam ilmu sarf.
- Lepas dari “Al – Gharobah (‫ ”)الغرابة‬yakni, suatu kata bebas dari kata yang
artinya tidak jelas, hal ini biasanya disebabkan karena kata tersebut tidak
di gunakan oleh para penulis dan para penyair kenamaan.
oleh para penulis dan penyair-penyair kenamaan.
2. Fasihnya kalimat (‫)الكلمات‬
Syarat – syarat fasihnya sebuah kalimat (‫ )الكلمات‬yaitu :
- Lepas dari “Tanafur al- Kalimat(‫”) تنافر الكلمات‬. Yang dimaksud Tanafur al
kalimat yaitu apabila ada suatu kalimat yang tidak enak didengar. Biasanya,
hal ini disebabkan oleh hubungan antar satu kata dengan kata yang lainnya,
selain itu kata tersebut sulit untuk diucapkan.
- Lepas dari “Dha’fu at Ta’lif (‫” )ضعف التأليف‬, dimana yang dimaksud adalah
bahwa sebuah kata tersebut lepas dari kata- kata yang menyimpang dari
kaidah ilmu nahwu.
- Lepas dari dari “ al Ta’kid al Lafdzi (‫ ” )العقيد اللفظي‬Al Ta’kid al Lafdzi,
dimana artinya adalah kalimat tidak tersusun dengan baik sehingga, maksud
pesan yang ada dalam kalimatnya tidak jelas. Jadi sebuah kata atau kalimat
baru dianggap fasih ketika makna dari kalimat tersebut jelas tersampaikan.
Hal ini biasanya dikarenakan adanya pemisah dari hubungan katanya ataupun
didahulukannya suatu kata.
- Lepas dari dari “al Ta’kid Lafdzi Ma’nawy (‫”)التعقيد المعنوي‬, yang mana suatu
keadaan ketika makna atau arti suatu kalimat, sulit dipahami karena adanya
penggunaan majaz yang tidak tepat.
3. Fasihnya pembicara yaitu ketika pembicara memiliki kemampuan untuk
melafadzkan suatu kata atau kalimat dengan baik dan benar sehingga enak
untuk didengar.Sehingga, pesan dapat ditangkap baik oleh pendengar.
B. Balaghah dan Bidang Ilmunya.
Secara etimologis, kata “Balaghah” berasal dari kata dasar " ‫ " بلغ‬artinya
sampai. Menurut Abd Al- Qadir Husein bahwa Balaghah memiliki arti yaitu
bahasa yang fasih atau jelas yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi bagi
pendengarnya. Apabila terjadi perubahan situasi ataupun kondisi pendengarnya,
maka perubahan susunanan kalam pun dituntut untuk berubah.
Secara Istilah atau terminologi, balaghah mengandung pengertian yaitu
menyampaikan suatu gagasan melalui ungkapan yang benar, fasih dan juga,
menyentuh jiwa, sesuai dengan konteksnya.
Adapun pembagian Ilmu Balaghah, mencangkup tiga bidang ilmu yaitu
ilmu Ma’ani, Ilmu Ba’adi, dan Ilmu Bayan.
1. Ilmu Ma’ani
Ilmu Ma’ani merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana cara agar kita dapat menyusun takrib atau ungkapan dengan
benar dan sesuai dengan konteksnya. Menurut Al- Hasyimi bahwa ilmu
Ma’ani adalah pokok-pokok atau kaidah yang mempelajari tentang
perkataan bahasa arab yang sesuai dengan tuntutan situasi juga kondisi.
Tujuan dari ilmu ma’ani yaitu sebagai upaya untuk menghindari segala
kesalahan dalam memahami makna dari penutur atau pembicara kepada
lawannya. Sehingga, dari istilah yang menyatakan bahwa ilmu ma’ani
menyeleraskaan konteks, maka yang menjadi objek kajian ilmu ma’ani
yaitu ,‫ر‬::‫ القص‬,‫ل‬::‫ات الفع‬::َ‫ احوال متعلق‬,‫ احوال ال َم ْسنَد‬,‫ احوال المسند إلَيه‬,‫احوال اإلسناد الخبري‬
‫اإلجاز واإلطناب والمساواة‬
َ ,‫ الفصل والوصل‬,‫اإلنشاء‬
2. Ilmu Badi’
Ilmu badi’ secara bahasa yaitu bagus, indah, dan bagus sekali. Sedangkan
menurut ahli balaghah secara istilah, ilmu badi’ adalah ilmu yang
mempelajari tentang segi keindahan stilistika, ornamen dalam kalimat
yang akan membuat kalimat tersebut indah, ditinjau dari kata dan
maknanya. Kajian dari ilmu Badi’ terbagi dua yakni Muhassinat lafdziyah
( memfokuskan pada segi memperindah lafaz) dan Muahassinat
ma’nawiyah ( Analisis dari segi keindahan makna).
3. Ilmu Bayan
Secara bahsa, ilmu bayan artinya “al-kasyfu” yang berarti mengungkapkan
dan “al-idloh” yang berarto menjelaskan. Ilmu Bayan secara istilah adalah
dasar- dasar atau kaidah yang digunakan untuk mengetahui suatu makna
yang disampaikan oleh penutur/pembicara dengan berbagai cara yang
memiliki kejelasan yang berbeda-beda. Pengarang ilmu bayan yaitu abu
Ubaidah. Objek kajian dari ilmu bayan meliputi Tasybih, Majaz dan
Kinayah.
C. Uslub dan Jenisnya
Secara bahasa, uslub dapat diartikan cara, pendapat, atau seni. Ada pula
yang mengatakan bahwa Uslub berasal dari bahasa latin stilus yang memiliki
arti pena. Sedangkan menurut terminologi, uslub adalah ungkapan tentang
metode untuk menyusun kalimat (- Ibnu Khaldun). Uslub juga didefiniskan
ddengan sebuah metode yang digunakan untuk membedakan antara apa yang
diucapkan dan bagaimana pengucapannya, atau juga antara konten dan
bentuk. Uslub dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai gaya bahasa.
Uslub yang baik harus memenuhi 2 kriteri yaitu bernilai fashahah dan sesuai
dengan maqam (situasi dan kondisi).
Jika ditinjau dari segi stuktur dan maknanya, terdapat berbagai uslub
seperti uslub khabari dan insya’i. Al-ijaz, al- Hadfz, Al- Qashr, al – Tikrar,
Dzikr al- Khash ba’da al- ‘amm wal- aks, al- I’tiradl, Al- Fashl bain al-
Jumlatain, al- Iltifat, Musawah juga Ithnab.
Namun, secara Umum, uslub terbagi menjadi uslub ilmi, adabi
(sastra), dan khitabi. (-Ali al-Jarim dan Musthafa).
- Uslub Ilmi.
Uslub ilmi merupakan uslub yang membutuhkan logika sehat dan
pemikiran yang lurus, serta jauh dari khayalan syair. Kelebihan yang
menonjol dari uslub ini yaitu faktor kekuatan dan juga keindahannya.
Kekuatannya terletak pada kejelasan dan ketetapan argumennya. Sedangkan,
keindahannya terletak pada kemudahan ungkapannya. Uslub ilmi bertujuan,
menerangkan tentang hakikat ilmu. Ciri-cirinya yaitu detail, terang atau jelas,
terseleksi dan logis.
- Uslub Adabi (sastra)
Dalam uslub adabi, maka salah satu sifat yang paling menonjol adalah
keindahan dan kekhasannya. Sumber keindahannya dapat berupa khayalan,
imajinasi, pemakaian kata atau benda sebagai kata pengganti, atau disebut
kiyasan/majaz. Ali al Jarim dan Mustafa Uthman menegaskan bahwa uslub ini
secara garis besar, haruslah indah, menarik, jelas dan tegas. Contohnya, “
‫ فأمطرت لؤلؤا من نرجس و سقت‬#”
Artinya : air matanya bagaikan butir- butir mutiara bunga narjis turun
membasahi ...
Kata air matanya bagaikan butir-butir mutiara merupakan majaz
- Uslub Khitabi
Berbicara mengenai uslub khitabi, maka hal yang paling menonjol adalah
ketegasan makna dan redaksi, ketegasan argumentasinya dan keluasan
wawasan. Seorang pembicara dituntut agar dapat membangkitkan semngat
dan menyentuh hati bagi pendengarnya. Kelebihan dari uslub khitabi yang
menonjol adalah pengulangan kata atau kalimat, pemakaian sinonim,
pemberian contoh masalah serta pemilihan kata- kata yang tegas. Baiknya,
uslub kita diakhiri dengan pergantian gaya bahasa, seperti kalimat berita
menjadi kalimat tanya, atau kalimat berita yang menyatakan kekaguman
ataupun keingkaran. Hendaknya pula kalimat penutup tegas dan
meyakinkan. Peran yang memperbesar uslub ini diantaranya status
pembicara dalam pandangan para pendengarnya, penampilan, kelantangan
dan lainnya.
D. Rujukan dan Perpustakaan

Makinuddin, M. (2019). Makalah ini memuat penjelasan tentang uslub dari


berbagai perspektif. MENGENAL USLUB DALAM STRUKTUR
KALIMAT DAN MAKNA, 173-179.

Makinuddin, M. (2019). Makalah ini memuat penjelasan tentang Uslub dari


berbagai perspektif. MENGENAL USLUB DALAM STRUKTUR
KALIMAT DAN MAKNA, 161-165.

Nurdianto, T. (2018). MODUL PEMBELAJARAN GENAP TA.2018/2019.


ILMU BALAGHAH MA'ANI, BADI' DAN BAYAN, 8-12.

Suryaningsih lin, Hendrawanto. (2018). Ilmu Balaghah- Jurnal Al- AZHAR


INDONESIA-Universitas Al Azhar Indonesia. Ilmu Balaghah:
Tasybih dalam Manuskrip "Syarh Fi Bayan al- Majaz wa al- Tasybih
wa al- Kinayah, 3.

Anda mungkin juga menyukai