Oleh Kelompok 9:
MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT Tuhan seluruh alam Yang Maha
Rahman dan Rahim karena atas berkat rahmat dan kasih saying-Nya sehingga makalah yang
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ustad Agung Prasetiyo,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Shina’at Al-Mu’jam yang telah memberikan tugas sehingga
dapat menambah wawasan kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Shina’at Al-Mu’jam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang materi ini. Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih banyak
kesalahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Secara garis besar, menurut para Leksikolog, terdapat 2 sistem dalam penyusunan
mu'jam arabiyah yang digunakan para leksikolog, anatar lain sebagai berikut:
1. Sistem makna (Kamus Ma'ani) adalah Sebuah model penyusunan kosakata (item)
yang berada dalam kamus yang digunakan seorang leksikolog dengan cara menata
kata (entri) kamusnya secara berurutan berdasarkan makna atau kelompok kosa
kata yang maknanya sebidang (tematik). Dengan kata lain, pengelompokan entri
atau kata pada kamus-kamus ma'ani lebih mengedepankan aspek makna yang
terkait dengan topik atau tema yang telah ditetapkan oleh leksikolog.
Dengan sistematika ini, maka kamus ma'ani lebih tepat disebut dengan kamus tematik.
Kamus-kamus tematik yang berbahasa Arab. Adapun kamus tematik antara lain
kamus al-Gharib al- Mushannaf karya Abu Ubaid Al-Qasi bin Salam (150-244 H),
kamus al-Alfadz al-Kitabiyyah karya Abdurrahman al-Hamdzani (w.320 H), kamus
Mutakhayyir al-Alfadz karya Ibnu Faris (w.395 H), kamus Figh al-Lughah wa Sir al-
Arabiyyah karya Abu Mamsyur Al-Tsa'labi (w.429 H), kamus al-Mukhashshah fi al-
Lughah karya Ibnu Sydah (398-458 H) dan kamus Kifayah al-Mutahaffidz wa
Nihayah al- Muthalaffidzkarya Ibnu Al-Ajdani (w 600 H).
2. Sistem Lafal (Kamus Alfadz) adalah sebuah kamus yang kata-kata (item)
didalamnya tersusun secara berurutan berdasarkan urutan lafal (indeks) dari
kosakata yang terhimpun tersebut, bukan lagi melihat pada makna katanya. Sejak
munculnya kamus bahasa Arab yang pertama, sistematika penyusunan kamus-
kamus alfadz terus berkembang pesat seiring dengan kebutuhan para pengguna
kamus. Pencarian makna kata dengan cara melihat lafal menjadi Trademark dalam
kamus-kamus yang berbahasa Arab. Bahkan, kamus-kamus tematik hanya
dipandang sebagai kitab-kitab yang membahas tafsir makna sebagaimana kitab-
kitab tafsir al-Qur'an dan bukan lagi sebagai kamus bahasa yang sebenarnya.
Sistem fonetik merupakan sebuah model dalam penyusunan kamus pertama yang
diperkenalkan oleh Khalil Bin Ahmad al-Farahidi. Khalil menyusun kata-kata yang
berhasil ia kumpulkan dengan cara mengatur urutan kata-kata secara tertib
berdasarkan urutan huruf yang muncul dalam makharij al-huruf atau tempat keluarnya
huruf hijaiyah, menurut sistem fonetik dalam ilmu fonologi yang kemudian lebih
dikenal dengan istilah nidham al-shauty.
Adapun faktor yang melatarbelakangi Khalil Bin Ahmad al- Farahidi menyusun
kamus dengan model ini diantaranya pertama, menghindari pengulangan kata dalam
kamus, kedua, mencakup semua materi atau kata, ketiga, memudahkan pembaca
dalam mencari makna kata, keempat, tidak ingin meniru system urutan huruf hijai
(alfabetis) dan obsesinya melahirkan kamus bahasa arab yang beda dengan kamus-
kamus bahasa lainnya.
Dalam sistem fonetik ini terdapat empat kamus yang dilengkapi dengan karakteristik
atau kekhususan dari kamusnya tersebut yaitu:
a. Kamus Al-Ainu
Penyusunan kamus ini adalah Kalil Bin Ahmad Farohid, Oman (718-786 M). Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini antara lain sebagai berikut:
- Kamus yang disusun sesuai dengan jumlah huruf dan dan setiap huruf
dikelompokkan menjdi satu kitab.
- Telah diringkas oleh Zubaidi dalam kamusnya yang bernama "Mukhtashor Al-
Ain"
b. Kamus Al-Bari
Penyusun kamus ini adalah Abu Ali al-Qaly, Manazjarad, Furat (893-967 M). Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini antara lain sebagai berikut:
- Perhatiannya terhadap bahasa bangsa arab dan tiap ucapan atau qoul dilengkapi
perowinya.
Penyusun kamus ini adalah Abu Mansyur Muhammad al- Azhar, Hirat (895-981 M).
Adapun karakteristik atau kekhususan dari kamus ini antara lain sebagai berikut:
- Kamusnya di bagi menjadi beberapa bab dan kitab, tiap huruf satu bab dan
beberapa bab di dalam satu kitab.
- Kritis terhadap kata-kata yang muhmil (diabaikan) disertai dengan alasan muhmil.
- Istyshad (argumentasi makna) banyak mengikuti dari ayat Al- Qur'an dan Hadits.
Penyusun kamus ini adalah Ibnu Sidah, Marsiyah, Andalus (1007- 1006 M). Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini antara lain sebagai berikut:
- Huruf hamzah disebut mandiri tanpa digabung, huruf Alif Layyinah dikembalikan
kedalam bentuk asli.
Dalam sistem fonetik ini terdapat tiga kamus yang dilengkapi dengan
karakteristik atau kekhususan dari kamusnya tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Kamus الجمهرة
Penyusun kamus ini adalah Ibnu Duraid. Adapun karakteristik atau kekhususan dari
kamus ini yaitu:
b. Kamus المجمل
Penyusun kamus ini adalah Ibnu Faris, Abul Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya
bin Hubaib Al-Qazwini Al-Razi (329-395 H/941- 1004 M). Adapun karakteristik atau
kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Tiap huruf disusun dalam satu kitab, tiap kitab terdiri dari tiga bab (tsunai, tsulatsi,
dan faugo tsulasi)
- Urutan huruf disambung dengan huruf sesudahnya seperti kamus Jamharoh, tetapi
jika sambung kembali kehuruf ya', ia sambung kembali kehuruf hamzah.
Penyusun kamus ini adalah Ibnu Faris lahir di Qazwin pada tahun (329-395 H/941-
1004 M). Adapun karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Sistem urutan, asas-asas kamus dan teknik pencarian kata sama dengan kamus
mujmal.
a. Kamus Al-Shohahu
Penyusun kamus ini adalah Ismail Al-Jawhari, Farab, Turki (w. 1003). Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Tiap huruf dibagi menjadi beberapa bab, dan tiap bab terdiri dari beberapa pasal.
Penyusun kamus ini adalah Ibnu Manzur, Mesir, (1232-1311 M). Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Kamus bahasa terbesar dan terlengkap, karena disertai syair. bahasa, ilmu qira'at,
tatabahasa, dan lain sebagainya, sehingga lebih dikenal sebagai ensiklopedia.
Penyusun kamus ini adalah Al-Fairuzabady Karzin, Iran (1329-1415 M). Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Kamus ini dikritik oleh Al-Syidyaq didalam bukunya yang berjudul "Al-Jassus ala
Al-Qamus".
Penyusun kamus ini adalah Murtadha Al-Zabidy Zabid, Yaman (1145-1205 M).
Adapun karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Mencantumkan kembali syawahid dan perawi yang kala itu mulai dilupakan.
Nidzam al-Alfaha'i al-'Aam disebut juga nidzam awail al- ushul atau sistem
yang merujuk pada asal kata (akar kata). Cikal bakal sistem ini, sebenarnya telah lama
dirintis oleh ulama hadits seperti Imam Bukhari dalam shahih-nya, Ibnu Qutaibah
dalam kitabnya gharib al-hadits, atau al-Syaibani dalam kamusnya al-jiim. Akan
tetapi, sistem penyusunan kata tersebut belum diakui oleh kalangan ahli bahasa sebab
karya-karya tersebut tidak sepenuhnya disebut dengan kamus bahasa.
Para peneliti juga berpendapat, bahwa sistem alfabetis umum yang dikenal
dalam ilmu leksikologi ini, telah lama diperkenalkan oleh al- Zamakhsyari (1074-
1143 M) dalam karyanya, asas al-balaghah. Namun sebagian dari peneliti yang lain
berpendapat, bahwa orang pertama yang menyusun kamus dengan sistem alfabetis
umum adalah Abu Al-Mu'aly Muhammad Bin Tamim Al-Barmaki (w. 1008).
Akhirnya, ditemukan benang merahnya dari silang pendapat ini, bahwa penemu
sistem alfabetis umum tetap al-Barmaki, tetapi orang yang menyempurnakan sistem
itu menjadi sebuah kamus adalah al- Zamakhsyari.
Penyusun kamus ini adalah Mahmud bin Umar Al-Zamakhsary, nama terakhir Al-
Zamakhsary, yang mana diambil dari kota kelahirannya yaitu Zamakhsar. Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
b. Kamus Al-Munjid
Penyusun kamus Al-Munjid yaitu Lewis Al-Ma'luf yang lahir di Zahlah. Masa hidup
beliau dari tahun 1867-1946 M. Adapun karakteristik atau kekhususan dari kamus ini
yaitu:
- Kamus bahasa Arab terbaik dalam hal susunan kata, wajah kamus (performance).
Penyusun kamus ini adalah Majma Lughah Arabiyah (Lembaga Bahasa Arab) Kairo.
Adapun karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Urutan kamus ini, lebih mengutamakan akan fi'il dari pada isim, mujarrod dari
pada mazid, lazim dari pada mutaaddi, makna fisik dari pada makna abstrak,
hakiki dari pada majazi.
d. Kamus Al-mu'jam
Penyusun kamus ini adalah Abdullah Al-'Ulayali yang Lahir di Bairut. Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
Sistem kamus artikulasi adalah pencarian makna kata berdasarkan huruf pertama yang
terucap dan kata yang dicari langsung bisa diketahui dalam materi kamus, tanpa harus
menuntut seseorang untuk mencari akar kata.
a. Kamus Al-Maraji'
Penyusun kamus ini adalah Abdullah Al-Ulayali. Lahir di Bairut. Adapun
karakteristik atau kekhususan dari kamus ini yaitu:
- Materi kamus ini sama dengan Al-Mu'jam karya Al-Ulayali sendiri, hanya beda
sistematika.
b. Kamus Al-Rasyid
Penyusun kamus ini adalah Jibran Mas'ud. Adapun karakteristik atau kekhususan dari
kamus ini yaitu:
- Tiap penjelasan makna kata diberi nomor, makna yang lebih penting didahulukan.
- Makna-makna kata yang bersifat lama, mulai diterjemahkan dengan makna baru
atau popular.
Menurut Moh. Matsna dalam bukunya, bahwa ketika seorang ketika menyusun kamus
tidak hanya mengumpulkan kata-kata saja, kemudian menulisnya, akan tetapi harus
memperhatikan beberapa hal dalam penyusunan kamus tersebut, sehingga kamus yang
tersusun justru memberikan kemudahan bagi pembacanya, antara lain sebagai berikut:
b) Memilih entri.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam perkembangannnya, setidaknya ada 5 (lima) model sistematika
penyusunan kamus-kamus bahasa Arab, yaitu:
2. Memilih entri.
Hermawan, Acep, 2014. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT. Rosdakarya.
Hidayatullah, 2017. Moch Syarif, Cakrawala Linguistik Arab, Jakarta: PT. GRASINDO.
HS, Moh. Matsna, 2016. Kajian Semantik Arab: Klasik dan Kontenporer, Jakarta : Kencana.
Taufiq, Wildan, 2015. Fiqih Lughah (Pengantar Linguistik Arab), Bandung: Nuansa Aulia.
Taufiqurrochman, 2015. Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN-MALIKI PRESS