Anda di halaman 1dari 8

KRITERIA KAMUS

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Khairina Nasution, M.S.

DISUSUN OLEH :

Mawaddah 210704065

Aurellia Nadila Putri 210704049

Hatina Lasdia Harahap 210704041

Nurul Alfina Putri 210704021

Muhammad Ichsan Nasution 210704085

PRODI SASTRA ARAB

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

T.A 2022/2023

1
Daftar Isi

BAB I………………………………………………………………………………………….…..3

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….…..3

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….3


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………........3
1.3 Tujuan……………………………………………………………..........................3

BAB II……………………………………………………………………………………………..4

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………..4

2.1 Pengertian Kamus…………………………………………………………………4

2.2 Kriteria Kamus…………………………………………………………………….4

BAB
III…………………………………………………………………………………………….7

PENUTUP…………………………………………………………………………………..…….7

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..8

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kata
kamus diserap dari bahasa Arab qamus dengan bentuk jamaknya qawamis. Kata Arab itu
sendiri berasal dari kata Yunani (okeanos) yang berarti 'samudra'. Sedangkan pengertian
kamus menurut Atthar (1979), adalah sebuah buku yang memuat sejumlah kosakata
bahasa yang disertai penjelasannya dan interpretasi atau penafsiran makna dari kosakata
tersebut yang semua isinya disusun dengan sistematika tertentu, baik berdasarkan urutan
huruf atau tema. Sejarah kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung
dalam kata kamus, yaitu wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak
terhingga dalam dan luasnya.

Adapun beberapa istilah dalam bahasa Arab yang dipakai untuk menyebut kamus,
yaitu: mu’jam,qamus, fihris, mausu’ah (ensiklopedi) dan musrid (Indeks, Glosarium).
Semua itu mengarah pada satu pengertian bawasannya kamus adalah kumpulan kosakata
yang disertai makna/arti dan keterangan lain yang bertujuan menjelaskan informasi yang
berhubungan dengan kata-kata yang termuat didalam daftar tersebut (Taufiqurroochman,
2008,132).

Oleh karena itu, Belajar bahasa asing memerlukan alat penunjang yang antara lain
adalah kamus. Barangkali kesulitan yang terjadi dalam masalah kebahasan dapat diatasi
dengan bantuan kamus. Penyusunan kamus merupakan proses yang panjang. Setiap tahap
dalam proses itu merupakan kumulasi dari penelitian dan analisis bahasa serta kegunaan
praktis kamus hasil proses sebelumnya. Salah satu proses membuat kamus ialah harus
memperhatikan dan mengetahui kriteria-kriteria yang bisa membuat kamus itu lebih
bagus atau lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

● Apa saja kriteria kamus?

3
1.3 Tujuan
● Untuk mengetahui apa saja kriteria kamus itu.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Kamus

Kamus menjadi sebuah buku yang memiliki urgensi tinggi, apalagi bagi mereka yang
berkecimpung di lingkungan akademis. Bahkan para ilmuwan, cendekiawan, budayawan serta
masyarakat umum pun tidak bisa menghindari kebutuhan akan kamus. Kamus merupakan karya
acuan yang berisi kosakata suatu bahasa atau pengetahuan tentang segala sesuatu yang berada di
sekitar kita, disusun secara alfabetis dan bersifat praktis. Dengan kata lain dapat dijelaskan
bahwa kamus merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang disusun menurut
abjad berikut keterangan tentang maknanya, pemakaian,atau terjemahannya (Mulyono, dkk.,
1990: 384 melalui Pusat Leksikologi dan Leksikografi, 2003: 149).

Kamus merupakan sarana penting terutama bagi pengajaran bahasa karena dapat memberikan
informasi mengenai derivasi kata, makna kata, ejaan serta ucapannya. Kamus adalah sejenis
buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Pada umumnya orang membuka kamus untuk
mengetahui makna atau arti sebuah kata yang belum diketahuinya.

kamus merupakan khazanah pembendaharaan kata suatu bahasa yang menggambarkan tingkat
peradaban bangsa pemiliknya. (Hasan Alwi, 2003:10)

Kamus adalah buku yang berisikan keterangan arti kata-kata (W.J.S Poerwadarminta, 2005:10)
kamus yaitu buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasanya disusun menurut abjad
berikut keterangan tentang maknanya. (Hoetomo M.A, 2005:10)

2.2 Kriteria Kamus


“Tidak pernah ada kamus yang lengkap”. Demikian ungkapan yang sering didengar
dikalangan ahli bahasa. Ungkapan itu tidak dimaksudkan untuk mencela kamus dan
penyusunnya, tetapi hendak menyatakan bahwa informasi yang tersaji dalam kamus senantiasa
tertinggal dari perkembangan bahasa yang terjadi ditengah masyarakat. Begitu kamus selesai
disusun, muncul pula istilah atau kosa kata baru di masyarakat.

4
Dengan demikian tidak pernah ada kamus yang lengkap, yang memuat seluruh arti kata
yang ada di masyarkat. Yang ada ialah kamus yang baik, yaitu kamus yang memenuhi kriteria
atau karakteristik kamus seperti yang ditegaskan para leksikolog.
Menurut syihabuddin, ada 4 syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kamus agar ia
menjadi kamus ideal, kamus yang baik dan memenuhi kriteria sempurna. Keempat kamus ideal
itu adalah
1. Kelengkapan
Ada beberapa hal yang semestinya dipenuhi oleh sebuah kamus, yaitu bentuk fonemis
sebuah kata, struktur morfologi kata, aneka perubahan sintaksis yang mungkin dialami oleh kata
itu dan aneka makna yang ditimbulkan nya, serta makna-makna terkandung didalamnya.
Beberapa kriteria kelengkapan kamus yang ideal, paling tidak ia mencakup beberapa hal, yaitu :
(a)terdapat simbol sederhana yang menerangkan cara pelafalan kata yang dijadikan lema atau
entri, (b)pemakaian definisi yang baik dan mudah, (c)penyajian kata yang paling dasar, lalu
diikuti dengan kata bentukan lainnya, mulai dari afiksasi yang paling sederhana hingga yang
paling kompleks, (d)penyajian ungkapan dan istilah yang frekuensi pemakaiannya sangat tinggi,
(e)penyajian informasi kebudayaan dan peradaban, dan (f)penyajian kata pengantar berkenaan
dengan khalayak sasaran kamus, cara pemakaian kamus, dan kaidah- kaidah bahasa yang paling
pokok.
2.Keringkasan
Kamus yang baik, salah satu karakteristiknya ialah yang memfokuskan pembahasan dan
uraiannya kepada hal-hal yang substansial. Informasi yang tersedia dan tercerai berai hendaknya
disusun secara hirarkis mulai dari hal yang universal hingga yang khusus dan dari yang informasi
primer ke informasi sekunder. Yang dimaksud dengan informasi primer ialah yang memiliki
hubungan erat dan langsung dengan masalah yang dibahas, sedangkan informasi sekunder ialah
kebalikannya.
3. Kecermatan
Kecermatan berkaitan erat dengan masalah objektifitas uraian di dalam kamus. Untuk
meraih objektifitas, biasanya kamus yang baik dilengkapi dengan foto, gambar, ilustrasi dan
contoh. Hal ini dipertegas oleh hasil telaah empirirs yang menegaskan bahwa manusia lebih
mampu memahami hal-hal yang kongkrit. Misalnya, dengan bantuan gambar dan foto, daripada
hal-hal yang abstrak, yang dijelaskan secara verbalistik.
4. Kemudahan penjelasan
Kamus yang baik hendaknya menyajikan informasi yang berkaitan erat dengan topik
yang disajikan secara lemah. Disamping itu, informasi hendaknya disuguhkan secara sederhana
sehingga pembaca dapat menangkap makna dengan mudah. Untuk memudahkan pemahaman,
biasanya digunakan sarana penjelas seperti tanda panah, pemberian warna yang menonjol pada
bagian yang penting, penempatan gambar secara proporsional, dan pemakaian nomor.

5
Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menyebut nama jenis kamus, di antaranya
berdasarkan bahasa sasaran, ukuran tebal-tipis kamus, sifat kamus, dan isi kamus. Di sini perlu
dijelaskan dulu definisi bahasa sasaran adalah bahasa yang digunakan untuk menjelaskan makna
kata-kata yang dikamuskan. Sedangkan bahasa yang dikamuskan disebut bahasa sumber (Keraf,
2000: 44).
a. Berdasarkan Bahasa Sasaran
Berdasarkan bahasa sasarannya dapat dibedakan adanya kamus ekabahasa (monolingual),kamus
dwibahasa (bilingual), dan kamus aneka bahasa (multilingual).
b. Berdasarkan Ukurannya
Sedikit banyaknya lema yang disajikan dan sedikit banyaknya informasi yang diberikan
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai kamus tersebut. Maka berdasarkan ukurannya akan
kita bicarakan adanya kamus besar dan kamus terbatas (Chaer, 2007: 198).
c. Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya dapat dibedakan adanya kamus umum dan kamus khusus. Dalam kamus
umum dimuat kata-kata yang umum digunakan atau yang ada dalam suatu bahasa. Kamus
khusus adalah kamus yang temanya terbatas mengenai satu bidang ilmu atau bidang kegiatan.
d. Kamus Ideal
Dalam dunia leksikografi disadari benar bahwa tidak akan ada kamus yang sempurna, yang dapat
memberikan informasi apa saja mengenai kata dengan makna. Hal ini terjadi karena bahasa yang
menjadi objek kamus itu selalu berubah, sejalan dengan perubahan sosial budaya dari
masyarakat tersebut. Akibatnya, kalau misalnya pada hari ini sebuah kamus terbit, maka besok
mungkin ada kata-kata baru yang muncul. Akibat selanjutnya, dari segi kelengkapan lema kamus
itu sudah tidak lengkap lagi.
Mungkin juga baru saja sebuah kamus terbit, keesokan harinya telah terjadi perubahan
makna, entah secara polisemi maupun secara kias. Maka secara semantik, kamus tersebut sudah
tidak lengkap lagi. Oleh karena itu, secara berkala.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kamus ialah sebuah buku yang berisikan kosakata, makna kata, ejaan serta ucapannya, yang
disusun secara alfabetis dan bersifat praktis. Yang memudahkan seluruh golongan, terutama
yang berkecimpung di lingkungan akademis. Inilah yang menjadi alasan pada pembuat kamus
untuk bisa menjadikan kamus terbitan mereka lebih baik dari yang ada sebelumnya. Tapi tidak
pernah ada kamus yang lengkap, yang ada hanyalah kamus yang baik yang memenuhi
kriteria/karakteristik kamus itu sendiri. Inilah yang harus diperhatikan dalam pembuatan kamus,
agar para pembaca nantinya lebih mudah mengerti dan paham akan kamus yang dibaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai