Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Keterkaitan fiqh Al-Lughah dengan Ilmu Lughah & finologi

Dosen pengampuh : Dr.Hj.Darmawati,S.Ag,M.Pd

OLEH:

NUR AMALIAH AMIR : (19.1200.043 )

“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Al-lughah”

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PAREPARE

2021
KATA PENGANTAR

‫بسم هلال ارحمن الرحيم‬

Segala puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya
dan juga kesempatan dan nikmat berupa kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah”
metode dan karakteristik al-isytiraq dan al-tadad Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur‟an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia. Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang
sebanyak- banyaknya untuk Dr.Hj.Darmawati, S.Ag, M.Pd selaku dosen mata kuliah “Fiqh Al-
Lughah” yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terhadap pembaca.

Parepare,16 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH ......................................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................2
A. Syarat-syarat Media Pembelajaran PAI .............................................................2
B. Dasar Pertimbangan Media Pembelajaran PAI..................................................6
C. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran PAI ..................................................12
BAB III PENUTUP .........................................................................................................18
A. Kesimpulan.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika ditelusuri berbagai literatur arab ,ataupun bahasa asing lainnya, maka pembicaraan
mengenai filologi ,ilmu al-lughah,serta linguistik,hampir tidak dapat dibedakan ,karena ketiga
peristilahan tersebut tentang bahasa secara umum.
Oleh karena itu ,untuk mengetahui secara mendasar diperlukan penelusuran kembali
tahapan-tahapan perkembangan masing-masing ,peristilahan tersebut mulai dari masa klasik
hingga di era modern ini.
Dan mungkin juga diperlukan penelusuran mengenai materi pembahasan yang dibahas
masing-masing peristilahan tersebut sehingga dimungkinkan diperoleh batasan-batasan materi
yang dibahas oleh masing-masing peristilahan ,sekaligus dapat diperoleh perbedan-perbedaan
mendasar maupun persamaannya dari ketiga terminologi tersebut.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Filologi , Ilmu Al-Lughah , Serta Linguistik?
2. Bagaimana perbedaan ketiga istilah tersebut ?
3. Bagaimana?

C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui pengertian
2. mengetahui
3. mengetahui metode dan karakteristik isytiqaq
4. mengetahui metode dan karakteristik al tadad

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filologi
Kata filologi berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu “philos”
berarti kebenaran atau kecintaan sedangkan kata-kata “logos” bermakna kalam.secara
terminogi mario pei mengemukakan bahwa filologi adalah suatu ilmu yang mengkaji
bukan hanya studi bahasa ,tetapi mencakup kajiannya dengan
kebudayaan ,sejarah,dan kesusasteraan.2
Peristilahan Philology disamakan dengan Fiqh al-Lughah, karena kajian atau
obyek bahasannya sama dengan Fiqh al-Lughah, hanya istilah philology digunakan
oleh para pakar bahasa Barat, sebagaimana literatur Arab pada umumnya bila
menggunakan kata fiqh al-lughah pakar dalam literatur itu memberi padanan kata
dengan philology. Demikian halnya dengan peristilahan ilmu al-lughah selalu
ditemukanpadanannya dengan istilah linguistik. Hal ini berdasar pada literatur Arab
modern yang menggunakan padanan kedua peristilahan tersebut.

B. Pengertian Ilmu Al-Lughah


Pengertian ilmu al-lughah Menurut Mario Pei yang dikutip Ramadhan Abd.
Tawwab mengemukakan bahwa Linguistik (ilm al-lughah) adalah ilmu yang
memfokuskan kajiannya pada subtansi bahasa itu sendiri disertai pula uraian tentang
bahasa sebagai suatu nilai budaya dan sejarah.3

2
Ramadhan Abd. Al-Tawwab, Fushul fi Fiqh al-Lughah (Cet. II; Qahirah: Maktabah al- Khanijiy,
t.th), h.9
3
Ramadhan Abd. Al-Tawwab, Fushul fi Fiqh al-Lughah (Cet. II; Qahirah: Maktabah al- Khanijiy,
t.th), h. 10

4
C. Perbedaan antara fiqh-lughah dengan ilmu al-lughah
Para ahli klasik tidak membedakan antara fiqh al-lughah dengan ilm al-lughah.
Hal ini bisa dibuktikan dengan tiga dalil:
1. Buku al-Shahibiy fi Fiqh al-Lughah wa Sunan al-Arab fi kalamiha Ibn al-
Farisy: tentang fiqh al-lughah dan tradisi-tradisi Arab, yaitu literatur pertama
dalam bahasa Arab yang memuat dan berjudulkan Fiqh al-Lughah, tidak ada
alasan yang kuat atas penamaan tersebut.
2. Kitab al-Tsa’labiy yang berjudul “Fiqh al-Lughah wa Sirru al- Arabiyyah”(Fiqh
al-Lughah dan Rahasia Bahasa Arab), merupakan literatur kedua dalam ilm al-
lughah yang sampai kepada kita dengan judul “Mushthalah Fiqh al-Lughah”
alasan penamaan sesuai alasan penyusunannya
yang menghadiahkan ucapan terima kasih kepada sultan yang memerintah di
waktu penulis masih hidup.
3. Kitab ibnu Jinni yang berjudul “al-Khashais” dianggap literatur yang tertua
tentang ilm al-lughah, yang mana penyuasunannya mengklaim bahwa buku
tersebut dinamai al-Khashais karena mengandung kaedah yang sarat dengan
susunan gramatika Arab.4

Abd Wahid Wafy mengatakan bahwa pembahasan ilm al-lughah telah dipelajari
oleh ulama-ulama Arab tetapi dengan nama yang beraneka ragam. Di antara nama
yang paling terkenal adalah fiqh al-lughah dan inilah penamaan yang terbaik untuk
disiplin ilmu ini.5

4
Ramadhan Abd. Al-Tawwab, Fushul fi Fiqh al-Lughah (Cet. II; Qahirah: Maktabah al- Khanijiy,
t.th), h. 30.
5
Ramadhan Abd. Al-Tawwab, Fushul fi Fiqh al-Lughah (Cet. II; Qahirah: Maktabah al- Khanijiy,
t.th), h. 31.

5
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa para pakar bahasa di era
klasik hampir tidak dapat membedakan secara detail kedua peristilahan yakni fiqh al-
lughah dan ilm al-lughah, karena kedua peristilahan itu tumpang tindih pemakaiannya
dalam membahas tentang bahasa dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Akan tetapi
dalam perkembangan dinamika pergerakan bahasa yang begitu pesat di abad modern,
para pakar modern cenderung membedakan kedua jenis ilmu itu, atas dasar sebagai
berikut:
1. Secara metodologis ilm al-lughah dan fiqh al-lughah berbeda, karena fiqh al-
lughah mengkaji bahasa sebagai suatu sarana atau alat untuk mempelajari
budaya dan peradaban atau kesusastraan, sementara ilmu al-lughah mengkaji
subtansi bahasa itu sendiri. Oleh karena itu harus ada perbedaan dalam belajar
bahasa sebagai sarana dan belajar bahasa sebagai suatu tujuan. Hal ini
ditegaskan oleh De Saussure dengan ungkapan bahwa obyek ilm al-lughah
yang benar dan satu-satunya adalah bahasa itu sendiri untuk subtansinya
sendiri.
2. Lapangan pembahasan fiqh al-lughah lebih luas, karena tujuan akhir dari studi
fiqh al-lughah adalah studi tentang peradaban dan kesusasteraan dan
kehidupan pemikiran dari segala aspeknya. Oleh karenanya ahli fiqh al-lughah
membagi bahasa dan membandingkan bagian-bagiannya dan kembali
menjelaskan format nash klasik dengan tujuan untuk lebih mengenali cakupan
nash tersebut dari peradaban dan dengan berbagaijenisnya. Dengan demikian
fiqh al-lughah menjangkau lahan yang luas bagi ilm al-lughah dari satu segi,
dan dari segi lain sebagai studi sastra dan humanis
3. Adapun lapangan ilm al-lughah, memfokuskan pada analisa sintaksis dan
menjelaskannya bahwa demikianlah lapangannya yang asasi dan manakala
penganalisis mengembangkan sayap pembahasannya, maka ia memasuki area
fiqh al- lughah. Istilah fiqh al-lughah lebih dahulu dari segi waktu dari pada
ilm al-lughah sementara ilm al-lughah dikenal untuk menjelaskan fokus
bahasa atau konsentrasi bahasa..

6
4. Ilm al-lughah sejak awal lahirnya sudah dikonotasikansebagai suatu
ilmu,berbeda dengan fiqh al-lughah, tidak pernah seorang pun mengklaim
bahwa ia suatu ilmu
5. Mayoritas karya ahli fiqh al-lughah adalah karya sejarah perbandingan atau
yang dikenal history comparative. Adapun karya ahli ilm al-lughah dikenal
bersifat deskripsi.6

Perlu dikemukakan di sini bahwa kajian atau obyek bahasa ilm al-lughah
adalah subtansi bahasa itu sendiri, dengan demikian areal kajiannya ada empat
standar yaitu:
1. Standar ponetik, yaitu kajian ilmu bunyi baik dari segi sifat tanpa
memandang segi fungsinya, tetapi dari segi fungsinya disebut fonologi
atau ilmu formasi bunyi.
2. Standar morfologi, yaitu mengkaji bentuk dan kesatuan sharf.
3. Standar gramatikal atau sintaksis, yaitu mengkaji susunan kalimat dan
studi tentang analisanya maupun sistimatikanya.
4. Standar semantik, yaitu mengkaji makna apakah itu makna lafaz/kosa kata
atau dikenal dengan lexicologi dan makna kontekstual.7

6
Imel Badi’ Ya’qub, Fiqh al-Lughah wa Khasaisuha, Bagian III (Beirut: Dar al-Tsaqafah al-
Islamiyah, t.th), h. 34.
7
Muhammad al-Mubarak, Fiqh al-Lughah wa Khasais al-Arabiyyah (Cet. V; Beirut: Dar al- Fikr,
1972), h. 21-23.

7
8

Anda mungkin juga menyukai