Anda di halaman 1dari 11

AT-TAQDIM WA AT-TAKHIR

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

BALAGHAH

Dosen Pengampu: Randi Safii M.Hum

Disusun oleh:

Bintang Saputra Politon (E01422003)

Program Studi Sastra Arab

Fakultaas Ilmu Sosial

Universitas Muhammadiyah Gorontalo


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita

semua, sehingga makalah dengan judul "Pengertian Fiqh Al-lughah" dengan tujuan

memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Al-lughah dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan diterima sehingga

kedepannya penulis dapat menyusun makalah-makalah lain dengan lebih baik. Dan harapan

penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu meridai semua usaha kita. Amin.

Gorontalo, Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C.Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A.Pengertian Fiqih al-lughah.............................................................................................................5
B.Sejarah Munculnya Fiqih al-lughah...............................................................................................6
D.Ruang Lingkup Fiqih al-lughah......................................................................................................7
E.Tujuan dan manfaat Fiqih al-lughah..............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
A.Simpulan......................................................................................................................................10
B.Saran............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

at-taqdim wa at-takhir adalah bagian dari kaidah tafsir yang membahas tentang urutan penempatan
ayat dalam Al-Qur'an. At-taqdim wa at-takhir secara harfiah berarti "pengutamaan dan penundaan".
Dalam konteks tafsir, at-taqdim wa at-takhir mengacu pada urutan penempatan ayat dalam Al-Qur'an
yang dapat mempengaruhi pemahaman terhadap makna ayat tersebut.

Al-Qur'an merupakan kitab suci bagi umat Islam yang menjadi petunjuk hidup dalam setiap waktu
dan tempat. Namun, Al-Qur'an ditulis dalam bahasa Arab dan memiliki kandungan nilai yang bersifat
global. Hal ini menimbulkan tantangan bagi umat Islam dalam memahami seluk beluk bahasa Arab
yang semakin berkurang. Oleh karena itu, kaidah tafsir seperti at-taqdim wa at-takhir menjadi penting
untuk dipelajari agar pemahaman terhadap Al-Qur'an dapat lebih baik.

Beberapa hal yang perlu dipahami terkait at-taqdim wa at-takhir antara lain:8 t58 t5r

At-taqdim wa at-takhir dapat mempengaruhi pemahaman terhadap makna ayat dalam Al-Qur'an.

Urutan penempatan ayat dalam Al-Qur'an tidak selalu mengikuti urutan waktu penurunan ayat
tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi urutan penempatan ayat dalam Al-Qur'an, seperti konteks
sejarah, tema, dan kepentingan.

Dalam mempelajari at-taqdim wa at-takhir, terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang perlu
dipahami, seperti 'athaf, mufrod-jama', ma'rifah-nakirah, kata serupa tapi tidak sama, al-ziyadah fi
binyah kalimah, fi'il-isim, dan lain-lain. Kaidah-kaidah ini membantu dalam memahami bahasa Arab
yang digunakan dalam Al-Qur'an.

Dalam konteks tafsir, at-taqdim wa at-takhir juga berkaitan dengan penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an.
Penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an harus memperhatikan urutan penempatan ayat dalam Al-Qur'an agar
pemahaman terhadap makna ayat tersebut dapat lebih baik. Oleh karena itu, pemahaman terhadap at-
taqdim wa at-takhir menjadi penting dalam mempelajari tafsir Al-Qur'an.

Dalam kesimpulannya, at-taqdim wa at-takhir merupakan bagian penting dari kaidah tafsir yang
membahas tentang urutan penempatan ayat dalam Al-Qur'an. Pemahaman terhadap at-taqdim wa at-
takhir dapat membantu dalam memahami makna ayat dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, kaidah tafsir
seperti at-taqdim wa at-takhir perlu dipelajari agar pemahaman terhadap Al-Qur'an dapat lebih baik.

B.Rumusan Masalah
1. Apa definisi taqdim dan ta’khir ?

2. Sebutkan macam-macam taqdim dan ta’khir

3. Apa saja objek dan ruang lingkup Fiqih Al-lughah ?


4. Apa tujuan dan manfa’at Fiqih Al-lughah?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian fiqh lughah

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya fiqh lughah

3. Untuk mengetahui apa saja objek dan ruang lingkup fiqh lughah

4. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat fiqh lughah

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Fiqih al-lughah

Dilihat dari unsur pembentuk katanya maka fiqh lughah terdiri dari 2 kata yaitu fiqh dan

lughah. Fiqh sendiri secara etimologi berarti mengerti atau faham tentang sesuatu,[4] hal ini mirip

dengan kata ilm yang ma‟nanya juga mengerti.Sedangkan lughah berarti lafatz (suara) yang

digunakan oleh suatu kaum untuk mengungkapkan maksudnya.[5] Yang perlu diperhatikan

selanjutnya ialah meskipun sama-sama berarti mengerti, dalam hal ini pengunaan kata ilmu dan fiqh

akan mempengaruhi perbedaan maksud. Oleh sebab itu terdapat perbedaan yang signifikan antara

istilah fiqh lughah dan ilmu lughah. Jika kita tela‟ah dari ilmu barat misalnya, maka fiqh lughah

hamper dekat dengan philologi sedangkan ilmu lughah yang berarti linguistik. Yang menjadi titik

perbedaan dari keduanya ialah meskipun objek material dari kedua ilmu ini sama yaitu bahasa akan

tetapi objek formal diantara keduanya berbeda.

Secara istilah fiqh lughah bisa kita artikan sebagai ilmu yang membahas tentang bahasa Arab

dari segi nahwu, shorof, karakteristik, perkambangan, sejarah, ma‟na kata dan perkembangannya.

[6] Dengan ini maka dapat kita simpulkan bahwa fiqh lughah memiliki cakupan yang luas

dibandingkan dengan ilmu lughah yang hanya mengkaji bahasa dari segi internal bahasa itu sendiri,
maka yang tercipta ialah kajian mengenai fonologi, morfologi, semantic, dan sintaksis. Berbicara fiqh

lughah maka pakar fiqh lughah pernah berkata, kurang lebihnya seperti ini: ”Ilmu arab memiliki asal

dan cabang. Ilmu cabang adalah penegtahuan mengenai isim dan sifat, seperti ucapan kita pada kata

“rajul, faras, thawil dan qasir. Pengetahuan inilah yang kali pertama harus dipelajari. Adapun ilmu

pokok adalah pembicaraan mengenai objek, asal-usul dan perkembangan bahasa, kemudian

pembicaraan mengenai cara-cara bangsa arab dalam mengujarkan bahasa serta variasi-variasi

bahasanya, baik yang bersifar hakiki maupun majazi.Dan semua orang dalam hal ini terbagi menjadi

2 yang pertama ialah mereka yang sibuk dengan ilmu cabang maka ia tidak mengerti hal lain selain

itu, dan yang kedua ialah mereka yang memahami keduanya, inilah tingkatan tertinggi karena dengan

ini mereka bisa memahami Al-Qur’an dan hadist.”

B.Sejarah Munculnya Fiqih al-lughah

Sejarah munculnya fiqh lughah Bahasa Arab adalah bahasa yang ada jauh sebelum islam muncul.

Bahkan menurut para ahli bahasa ini berinduk pada bahasa Semit yang mana asal nama Semit itu

sendiri disandarkan kepada putra nabi Adam AS yang selamat saat air bah menenggelamkan jagad

raya ini. Dari sepanjang masa itu hingga masa jahiliyah, bahasa Arab hanya sekedar bahasa yang

digunakan oleh orang-orang untuk berkomunikasi satu sama lain, sepanjang masa itu pula bahasa

Arab belum memiliki keilmuan yang khusus, belum ada penelitian atau pengetahuan seputar bahasa

Arab meskipun hanya sekedar bagaimana kaidah-kaidah dalam bahasa Arab itupun belum jelas dan

belum ada seseorang yang menemukannya. Saat islam muncul barulah lahir benih-benih keilmuan

tentang bahasa Arab, hal itu bias dilihat dengan munculnya 3 istilah yang berkaitan dengan bahasa

yaitu “al Arobiyyyah, Nahwu, dan lughah”. Arobiyah ialah bahasa Arab itu sendiri sebagaimana Al-

qur’an turun dengan bahasa itu dan orang-orang pada masa itu membuat syair dengan bahasa

tersebut.

Adapun istilah nahwu dalam hal ini mencangkup tatabahasa meliputi mubtada‟ khobar, fi‟il, fi’il,

dll. Pada waktu itu istilah nahwu juga mencakup ilmu shorof atau perubahan bina‟-bina‟nya. Dan
yang dimaksud lughah disini ialah kosakata Arab beserta pengguanaan dan ma‟nanya. Sebelum kita

melanjutkan pembicaraan tentang sejarah fiqh lughoh maka ada beberapa kelompok yang

berpendapat bahwa fiqh lughah ini termasuk dari budaya barat. Ilmu ini oleh linguis barat bernama

Philologie. Kemudian istilah fiqh lughah pertama kali menurut mereka muncul pada 7 Oktober 1926

saat Guindi mengisi perkulihan yang pertama dikalangan kampus mesir, karena istilah fiqh lughah

dianggap lebih mudah dari istilah philologie.[2]Pendapat diatas bagi kita yang telah sedikit banyak

belajar fiqh lughoh adalah pendapat yang kurang tepat karena secara subtansi antara fiqh lughoh

dan philology sudah berbeda, bahkan jika kita telusuri lebih dalam maka fiqh lughoh adalah kajian

yang hanya dimiliki oleh bahasa Arab semata karena keunukan bahasa arab itu sendiri. Kajian-kajian

yang ada didalam bahasa Arab sebagian tidak akan kita temukan didalam bahasa lain sehingga fiqh

lughoh merupan ilmu yang tidak memiliki padanan dengan ilmu apapun. Adapun ulama‟ yang

pertama kali menggunakan istilah fiqh lughah ialah Ibnu Faris pada tahun 395 hijriyah dalam

kitabnya as Shohabi, pada saat itu pemahaman beliau mengenai istilah fiqh lughah ialah ilmu yang

mengkaji hal-hal yang bersangkutan dengan bahasa mulai dari fonologi, nahwu, shorof, ma’na kata,

dan uslub.Hal ini bias kita lihat dari isi kajian kitab beliau. Beliau juga mennerangkan perihal tentang

perkembangan basa Arab, letak geografisnya, karakteristik bahasa arab yang meliputi balaghoh,

bayan „I’rob, dll.

Setelah Ibnu Faris mencetuskan istilah fiqh lugoh berbarengan dengan lahirnya sebuah buku,

maka mumcul juga ulama lain beserta kitab-kitabnya, diantaranya ialah: ats sa’labi( 429 H) dengan

kitabnya Fiqh lughah wa sirrul arobiyyah, Ibnu Jinni dengan Khosoishnya, imam syuyuti, imam Kholil,

dll.

D.Ruang Lingkup Fiqih al-lughah

Secara singkat telah kami jelaskan diatas bahwa yang akan menjadi ruang lingkup beserta

objek dari fiqh lughoh ialah ia akan membahas tentang negara- negara yang menggunakan bahasa
Arab dan perbandingannya dengan bahasa- bahasa serumpun yang berada didekat negara tersebut,

baik yang berdampingan, hingga yang jaraknya jauh. Selain itu ia juga mengkaji kekhususan suara

bahasa Arab, kosakata beserta tarkibnya, penulisan dan qiro‟ahnya, serta dialek hingga

perkembangan bahasa Arab itu sendiri hal ini melahirkan kajian tentang bahasa fasih dan amiyah,

perbandingan bahasa semit dengan rumpun semit lainnya, dsb.

Selain itu berhubung fiqh lughoh ini mengkaji segala sesuatu yang berkenaan dengan bahasa

Arab maka, tidak mengherankan jika kita menemui buku kajian fiqh lughoh kita akan menemui

konten buku-buku tersebut yang berbeda-beda satu sama lain, akan tetapi yang menjadi kajian

utama atau kajian pokok ialah tema-tema berkenaan dengan hal-hal yang telah kami sebutkan

diatas.

E.Tujuan dan manfaat Fiqih al-lughah

Dengan mempelajari fiqh lughah maka sekiranya kita akan memperoleh beberapa manfa’at,

diantaranya:

a. Belajar tentang ilmu yang lain Hal ini disebabkan karena fiqh lughah memiliki hubungan yang

sangat erat denga disiplin ilmu-ilmu yang lain, sehingga ketika kita belajar fiqh lughah kemudian

memahaminya dengan baik maka secara otomatis kita juga faham ilmu-ilmu yang ada kaitannya

dengan fiqh lughah.

b. Menghormati sekaligus mengenang para ulama’ salaf Seperti pada pembahasa sebelumnya bahwa

pencetus hingga tokoh-tokoh fiqh lughah mereka ialah para ulama’ yang telah lama mendahului kita,

dengan kita membaca serta mempelajari karyanya maka dengan itu kita mengenang jasa-jasa

mereka.

c. Mengetahui keagungan bahasa Arab Hal ini jelas sekali karena saat kita belajar fiqh lughah

pengetahuan kita tentang bahsa Arab akan jauh lebih luas dan lebih mendetail.
d. Membantu untuk berbahasa arab yang baik dan selamat Salah satu kajian dari fiqh lughah ialah

kajian tentang ma‟na, berbekal dengan pengetahuan itu maka kita bisa lebih bijak dalam memilih

kata mana yang sekiranya baik kita gunakan saat berbahasa Arab. [9]

e. Memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab Saat kita mengetahui karakteristik hingga keunikan-

keunikan yang ada pada bahasa Arab maka hal itu bisa kita jadikan sebagai alat untuk membuat

murid-murid kita kelak bersemangat belajar bahasa Arab.

Adapun tujuan dari ilmu ini ialah: Menegaskan bahwasanya bahasa Arab adalah bahasa yang

unik sehingga kajian-kajiannya tidak bisa disamakan dengan bahasa yang lainnya, hal ini bisa kita

lihat bagaimana ada sekelompok golongan yang menganggap bahwa fiqh lughoh adalah jelmaan

ilmu barat filologhi. Setidaknya dari sini bahasa Arab akan naik derajadnya dan bebas dari klaim

bahwa keilmuan yang ada dalam bahasa arab itu meniru orang barat padahal banyak keilmuan

bahasa Arab yang ditemukan oleh ulama’-ulama’ islam sendiri yang kualitas keilmuannya tidak bisa

diremehkan. Seperti halnya ilmu-ilmu kebahasa Araban yang lain yang mana kemunculannya tidak

jauh dari kepentingan memahami alqur‟an maka fiqh lughoh juga sama halnya dengan ini. Dengan

belajar fiqh lughoh maka kita bisa lebih mahir dalam memahami ayat-ayat al qur’an. Seperti halnya

menjadi satu pembahasan pokok dalam fiqh lughoh, kosakata sangat diperlukan untuk kita fahami

supaya mahir menguasai bahasa Arab. Fiqh lughoh klasik sering membahas ini, maka muncul kitab

Fiqh lughah wa sirrul arobiyyah karangan ats sa’labi( 429 H). dengn ini diharapkan kita bisa

menggunakan kosakata bahasa Arab dengan bijak yaitu menyesuaikan konteks yang ada. Tujuan lain

ialah kita akan mencari banyak informasi berkenaan dengan perkembangan dan keadaan bahasa

arab dari masa kemasa hingga masa sekarang ini.


BAB III
PENUTUP
A.Simpulan

Fiqh lughah terdiri dari 2 kata yaitu fiqh dan lughah. Fiqh sendiri secara etimologi berarti

mengerti atau faham tentang sesuatu.Sedangkan lughah berarti lafatz (suara) yang digunakan oleh

suatu kaum untuk mengungkapkan maksudnya.

Fiqh lugah adalah ilmu yang membahas tentang bahasa Arab yang mencakup dari segi

nahwu, shorof, karakteristik, perkambangan, sejarah, ma’na kata dan perkembangannya. Adapun

ulama’ yang pertama kali menggunakan istilah fiqh lughah ialah Ibnu Faris pada tahun 395 hijriyah

dalam kitabnya as Shohabi, Kajian pokok fiqh lughoh ialah letak geografis bahasa Arab, kekhususan

suara bahasa Arab, kosakata beserta tarkibnya, penulisan dan qiro’ahnya, serta dialek hingga

perkembangan bahasa Arab itu sendiri hal ini melahirkan kajian tentang bahasa fasih dan amiyah.

Dalam mengkaji ilmu ini maka kita akan bersangkutan dengan ilmu-ilmu lain seperti Ilmu

syar’iyyah, ilm aswat (fonologi), ilmu dilalah (semantik), dan lain sebagainya. Ada banyak manfaat

dan tujuan belajar fiqh lughoh, diantaranya kita akan belajar ilmu-ilmu yang lain, mengerti

keagungan bahasa Arab, bisa memotivasi murid-murid kita kelak dalam mempelajari bahasa Arab,

memahami keindahan ayat-ayat al qur’an, dan lain-lain.


B.Saran
Kami sebagai penyusun makalah di atas sangat menyadari masih banyak kesalahan

atau kekeliruan. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan sangat mengharapkan saran dan

kritikan agar selanjutnya menjadi lebih baik lagi dalam menyusun makalah. Semoga

bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Ya’qub,Badi’.Fiqh Lughah wa Khoshoisuha. (Bairut: Darul Ilm)

Abdult Tawab,Romadlan.Fushul fi Fiqhul Arabiyah. Kairo: Maktabah al Khonji. 1999

Bahrud Din,Auril.Fiqh Lughah alArabiyah.Malang: UIN Malang Press.

2009 Sholih,Shubhi. Dirosat fi Fiqh Lughah. Bairut: Darul Ilm.2014

Anda mungkin juga menyukai