Anda di halaman 1dari 11

‫مخارج الحروف‬

(TEMPAT ARTIKULASI)
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah 'Ilm Al- Ashwat

Dosen Pengampu:

Dr. Tb. Ade Asnawi, M.A

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Nurjakiah Rahmayanti 11180210000012


Nailiyatul Fitriyah 11180210000014
Faizah Fatin Annisa 11180210000188

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhmadulillah kami ucapkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala karena dengan


rahmat karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Makharijul Huruf" ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Makharijul Huruf".

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini tentu terdapat
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa mendatang.
Mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapa pun yang membacanya.
Sebelumnya kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

Bintaro, 27 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4

Latar Belakang 11. ............................................................................................................... 4

1.2 Rumusan masalah: .......................................................................................................... 5

1.3 Tujuan penulisan: ........................................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6

2.1 Pengertian makhraj ......................................................................................................... 6

2.2 Perbedaan Pendapat Para Ulama ....................................................................................... 6

2.3 Pembagian Makharijul Huruf ........................................................................................... 8

BAB III .................................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari bahasa. Salah satu hal
penting dalam bahasa adalah suara (Ashwat). Imam Suyuti mengatakan bahwa hakikat bahasa
adalah serangkaian suara (Ashwat) yang digunakan orang dalam mengungkapkan maksud
yang dikehendaki. Ilmu Ashwat (Ilmu Bunyi) yang sering juga disebut dengan Fonologi,
salah satu cabang ilmu baru dalam Bahasa Arab. Ilmu ini lahir dari hasil adaptasi terhadap
Ilmu Tajwid (ilmu yang mempelajari cara-cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar).
Pada ringkasnya bahwa masyarakat Arab mulai mengenal ilmu bunyi setelah turunnya Al-
Qur’an.

Dalam pembelajaran bahasa Arab, al-Ashwat memegang peranan penting. Bahkan


banyak literatur yang menyebutkan bahwa mempelajari dan mengkaji al-Ashwat wajib untuk
didahulukan sebelum mempelajari dan mengkaji komponen dan keterampilan kebahasaan
yang lainnya. Aziz Syafrudin Syafrawi dan Hasan Saefuloh berpendapat di dalam tulisan
beliau bahwa pengajaran al-Ashwat sangat penting dalam pembelajaran bahasa Arab, karena
al-Ashwat merupakan unsur pokok pada setiap bahasa.

Pemahaman dan penguasaan mengenai al-Ashwat memberikan peranan penting dalam


dua keterampilan bahasa ini; yaitu maharah al-Istima’ dan maharah al-Kalam. Dengan
pemahaman yang sempurna dan pelafalan yang fasih, seseorang akan mampu mendengarkan
dan memahami simbol-simbol bunyi yang diujarkan oleh seseorang yang lain. Itu tandanya,
proses mendengar telah berjalan dengan baik dan keterampilan mendengar telah mampu
dikuasai. Begitu pula dalam keterampilan berbicara, ketika seseorang yang berbicara bahasa
Arab mampu memahamkan mitra bicaranya terhadap apa yang ia katakan, hal tersebut
merupakan tanda bahwa proses berbicara telah berjalan dengan baik dan keterampilan
berbicara telah mampu dikuasai.

4
Dalam ilmu Ashwat, dibahas juga tentang makharijul huruf yang juga penting bagi
kita umat Islam yang berpegang pada Al-Qur’an untuk mempelajari dan mengetahui ilmunya
agar dalam segi pembacaannya ada perbedaan dalam semua huruf hijaiyyah. Oleh karena itu
penulis mengambil pembahasan ini dengan tujuan mengetahui penjabaran makharijul huruf
dan mengetahui cara pelafalan makharijul huruf.

1.2. Rumusan masalah:


1. Apa yang dimaksud dengan Makhraj?
2. Bagaimana perbedaan pendapat beberapa ulama tentang makhraj?
3. Bagaimana pembagian makhraj?

1.3. Tujuan penulisan:


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Ashwat.
2. Untuk mengetahui pengertian makhraj.
3. Untuk mengetahui perbedaan pendapat beberapa ulama tentang makhraj.
4. Untuk mengetahui pembagian makhraj.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian makhraj


Makhraj berasal dari fi’il madhi ( ‫ )خرج‬yang memiliki arti keluar. Kemudian diubah
menjadi isim makan dengan wazan ‫ مفعل‬maka menjadi ‫مخرج‬ yang memiliki bentuk jamak

‫مخارج‬. Secara bahasa, makhraj ialah ‫موضع الحروف‬ (tempat keluar), sedangkan menurut

istilah, makraj ialah:

‫هو إسم للمحل الذى ينشأ منه الحرف‬

“Suatu nama tempat, yang pada tempat tersebut huruf dibentuk (atau diucapkan)1”

Dengan demikian, makharijul huruf (‫الحروف‬ ‫)مخارج‬ adalah tempat-tempat

keluarnya huruf. Tempat atau posisi dimana di posisi tempat itu, udara yang didorong dari paru-paru
itu tertahan di tempat itu atau jalan keluarnya udara menyempit ketika mengucapkan bunyi bahasa
tersebut.

Jika ingin mengetahui letak makhraj suatu huruf, dapat dengan cara memberi tasydid
atau harokat sukun pada huruf yang ingin diketahui makhrajnya, dan sebelumnya diberi
hamzah washal yang berharokat. Ketika suara terhenti, maka disitulah makhraj huruf
tersebut.2

2.2 Perbedaan Pendapat Para Ulama


Untuk makhraj banyak perbedaan pendapat dikalangan para ulama. Terutama pada segi
penamaan, jumlah, dan suara yang diucapkan atau yang muncul. Adapun dari segi penamaan sendiri

ada nama lain selain makhraj yaitu muhbis (‫س‬ِ ‫ ) ْال ُم ْح ِب‬dan majari (‫اري‬
ِ ‫ ) ْال َم َج‬tapi para ulama sepakat
dengan menggunakan nama makhraj. 3

Bukan hanya pada penamaan saja, tapi dalam jumlah makharijul huruf itu sendiri ada beberapa
pendapat yang berbeda mengenai itu. Pertama, menurut para pendahulu dan ulama Tajwid

1
Siti Nur Nikmah, Skripsi: “Pengembangan Media Pembelajaran Makharijul Huruf Hijaiyyah Berbasis Adobe
Flash CS6” (Semarang: UIN Walisongo, 2015), Hal. 158.
2
Ilmu Tajwid: Sebuah Panduan Membaca Al Qur’an Secara Murattal dan Mujawwad (Jawa Tengah: Proyek
Bimbingan dan Dakwah Agama Islam, 1995 / 1996), Hal. 5.
3
Nasaruddin Idris Jauhar, ‫علم األصوات لدراسي اللغة العربيّة من اإلندونيسيين‬, (Malang: Lisan Arabi, 2017), hlm. 49.

6
mengatakan bahwa hanya ada 3 makhraj. Kedua, menurut Khalil bin Ahmad dan para ulama ahli
bahasa (Nahwu) dan ahli Qurro’ diantaranya Ibnu Jazary berpendapat bahwa ada 17 makhraj.

Ketiga, menurut Sibawaih dan para pengikutnya salah satunya Asy-Syathibi berpendapat bahwa
ada 16 makhraj. Keempat, menurut Qotrob, Al-Jarmi, Abu Al-Hasan bin Kisan, dan Ibnu Ziyad Al-
Farra berpendapat bahwa ada 14 makhraj.4 Kemudian pertanyaannya dimana suara atau bunyi itu
diucapkan? Pertanyaan ini terkait dengan makhraj yaitu tempat keluarnya.

1. ‫شفَتَان‬
َّ ‫ال‬ (Tempat keluar bunyi bahasa Arab atau huruf dalam bahasa Arab yang
bunyinya itu melibatkan dua bibir, yaitu bibir atas dan bawah).

2. ‫( الشفَة َو أاْل َ أ‬Hanya satu bibir dan membutuhkan gigi).


‫س َنان‬
3. ‫سنَان‬
‫بَ أي َن اْل أ‬
4. ‫اللثَة‬
ِّ ‫( اْلسنان َو‬gigi dan gusi).
5. ‫اللثَة‬
ِّ (gusi).
6. ‫( الغَ أ‬langit-langit keras).
‫ار‬
7. ‫طبَقأ‬َّ ‫( ال‬langit-langit lunak).
8. ‫( اللَّ َهاة‬anak lidah).
9. ‫( ال َح ألق‬tenggorokan).
َ ‫( ال َح أن‬kerongkongan) 5
10. ‫ج َرة‬

Ada beberapa pendapat mengenai jumlah makhorijul huruf. Beberapa mengatakan bahwa ada
makhorijul huruf dibagi menjadi 5. Beberapa mengatakan terbagi menjadi 9, 10, 16, bahkan
17. Namun yang paling sering digunakan sebagai acuan ialah pendapat menurut Imam Kholil
bin Ahmad dan Imam Ibnul Jazary. Mereka berpendapat bahwa, secara umum makhorijul
huruf dibagi menjadi 5, yang kemudian jika dibagi secara rinci terbagi menjadi 17. Berikut
pemaparannya:

1. Rongga Mulut ( ‫)الجوف‬: ‫و – ا – ي‬


2. Tenggorokan ( ‫)الحلق‬: ‫ خ‬- ‫ء – ه – ع – ح – غ‬

4
Sayuti Anshari Nasution, ‫مبادئ علم األصوات‬, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), hlm. 112.
5
Nasaruddin Idris Jauhar, ‫علم األصوات لدراسي اللغة العربيّة من اإلندونيسيين‬, (Malang: Lisan Arabi, 2017), hlm.50.

7
3. Lidah ( ‫)اللسان‬: ‫ق – ك – ج – ش – ي – ض – ل – ن – ر – ط – د – ت – ظ‬
‫س‬-‫–ث–ذ–ص‬
4. Dua Bibir ( ‫)الشفتان‬: ‫ف – و – ب – م‬
5. Rongga Hidung ( ‫)الخيشوم‬: ‫ّن – ّم‬

2.3 Pembagian Makharijul Huruf

Secara terperinci, makhrajul huruf terbagi sebagai berikut:

No Huruf Makhraj Penjelasan


1.
‫و–ب–م‬ ‫الش َفتَانَيَّة‬
َّ ‫ات‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Bibir atas menjadi alat kerja
pasif sedangkan bibir bawah
menjadi alat kerja aktif.
2.
‫ف‬ – ‫ات ال َّش َفهَيَّة‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Gigi atas menjadi alat kerja
pasif sedangkan bibir bawah
menjadi alat kerja aktif.
‫األ ْسنَانَية‬
3.
‫ث–ذ–ظ‬ – ‫األسنَانَيَة‬
ْ ‫ات‬ ُ ‫األص َو‬
ْ
Gigi atas menjadi alat kerja
pasif sedangkan ujung lidah
menjadi alat kerja aktif.
‫ف الل َسان‬
ُ ‫طَْر‬

8
4.
‫ت–ط–د–ض‬ َّ ‫األصوات‬
– ‫الذلْقَية‬ Gusi menjadi alat kerja pasif
sedangkan bagian depan
lidah menjadi alat kerja aktif.
‫ن‬-‫–ل‬ ‫ للثوية‬- ‫األسنانَية‬
5.
‫ر‬-‫ز–س–ص‬ ‫ اللثوية‬- ‫األصوات ال َذلْقَية‬ Gusi menjadi alat kerja pasif
sedangkan ujung lidah
menjadi alat kerja aktif.
6.
‫ش‬-‫ج‬ ‫ الغارية‬- ‫ات الطرفَية‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Langit-langit keras menjadi
alat kerja pasif sedangkan
pinggir lidah menjadi alat
kerja aktif.
7.
‫ي‬ - ‫ات الوسطَية‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Langit-langit keras menjadi
alat kerja pasif sedangkan
bagian tengah lidah menjadi
‫الغارية‬ alat kerja aktif.

8.
‫ك–غ–خ‬ - ‫ات القصَية‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Langit-langit lunak menjadi
alat kerja pasif sedangkan
pangkal lidah menjadi alat
‫الطبقَية‬ kerja aktif.

9.
‫ق‬ - ‫ات القصَية‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Anak lidah menjadi alat kerja
pasif sedangkan pangkal

‫اللَّ َهويَّة‬
lidah menjadi alat kerja aktif.

10.
‫ح–ع‬ - ‫ات الجذرية‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Tenggorokan menjadi alat
kerja pasif sedangkan akar
lidah menjadi alat kerja aktif.
‫الْ َح ْلقَيَّة‬
11.
‫ء–ه‬ ‫ات الْ َحْن َجرية‬
ُ ‫األص َو‬
ْ
Laring atau pangkal
tenggorokan adalah satu-
satunya alat yang
memproduksi suara.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu Ashwat (Ilmu Bunyi) yang sering juga disebut dengan Fonologi, salah satu
cabang ilmu baru dalam Bahasa Arab. Ilmu ini lahir dari hasil adaptasi terhadap Ilmu Tajwid
(ilmu yang mempelajari cara-cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar). Salah satu
hal yang dipelajari dalam ilmu ashwat ialah makharijul huruf.

Makharijul huruf berasal dari kata bahasa arab yaitu ‫ خرج‬dan ‫الحروف‬ yang secara

bahasa berarti tempat keluarnya huruf. Tempat atau posisi dimana di posisi tempat itu, udara yang
didorong dari paru-paru itu tertahan di tempat itu atau jalan keluarnya udara menyempit ketika
mengucapkan bunyi bahasa tersebut.

Ada beberapa perbedaan pendapat dalam pembagian makhraj. Ada yang mengatakan
makhraj huruf terbagi menjadi 5, 6, 9, 10, 16, bahkan 17. Secara umum, makhraj terbagi

menjadi lima, yaitu: rongga mulut ( ‫) الجوف‬, tenggorokan ( ‫) الحلق‬, lidah ( ‫) اللسان‬, dua
bibir ( ‫الشفتان‬ ), dan rongga hidung ( ‫الخيشوم‬ ). Jika dipaparkan dengan lebih terperinci,

maka bisa terbagi hingga 17 makharijul huruf.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Tajwid: Sebuah Panduan Membaca Al Qur’an Secara Murattal dan Mujawwad (Jawa
Tengah: Proyek Bimbingan dan Dakwah Agama Islam, 1995 / 1996).
Jauhar, Nasaruddin Idris. ‫علم األصوات لدراسي اللغة العربيّة من اإلندونيسيين‬, (Malang: Lisan Arabi,
2017).
Nasution, Sayuti Anshari. ‫مبادئ علم األصوات‬, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006).
Nikmah, Siti Nur Skripsi: “Pengembangan Media Pembelajaran Makharijul Huruf Hijaiyyah
Berbasis Adobe Flash CS6” (Semarang: UIN Walisongo, 2015).

11

Anda mungkin juga menyukai