Anda di halaman 1dari 13

MAHARATUL KALAM

DOSEN PENGAMPUH

Moch. Iqbal, Lc., M.A.

DISUSUN OLEH :

Afifah Atiq Fadhilah 20170820017

Shabilla Fieldza Paramitha 20170820038

Sarah Aurelia Firdaushah Qureshi 20170820056

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA ARAB

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah, yang telah memberikan taufik dan
hidayah nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam tidak lupa kami panjatkan kepada nabi muhammad SAW.
Makalah ini kami susun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
maharatul kalam, untuk memenuhi tugas kelompok Semester Genapl dan berusaha
mencapai nilai yang maksimal.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
pembaca dan umumnya untuk kita semua. Tak lupa kamipun meminta kritik dan
saran untuk kesempurnaan makalah.

Terima kasih,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ..........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar belakang ..............................................................................................................1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................1
C. Tujuan & fungsi ...........................................................................................................2
D. Metode penulisan .........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................3
A. pengertian maharatul kalam...........................................................................................3
B. Urgensi Pembelajaran Maharah al-Kalam.....................................................................4
C. Ragam Metode Pembelajaran Bahasa Arab..................................................................12
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................................15
A. Kesimpulan ....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan.
Pembelajaran bahasa yang meliputi empat keterampilan yaitu: mendengar, berbicara,
membaca, dan menulis, merupakan keterampilan pokok yang dapat menunjang
seseorang dalam berbagai sektor kehidupan. Dalam pembelajaran bahasa, peserta
didik diharuskan memiliki keterampilan berbicara yang pada hakikatnya merupakan
keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan
kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. (Iskandar Wassid,
2008: 241).
Maka demi terciptanya komunikasi yang baik dalam lingkungan sekolah,
sosial, dan lain-lain, dalam pembelajaran bahasa terutama Bahasa Arab, guru
memberikan methode dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Sehingga
setidaknya, dengan methode pembelajaran yang diberikan guru tersebut, peserta didik
dapat menerapkan keterampilan tersebut dalam ruang lingkup kecil seperti kelas.
Pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Arab berbeda dengan pengajaran mata
pelajaran yang lain. Karena pengajaran bahasa tersebut mengutamakan beberapa
keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak (istima’), keterampilan
berbicara (kalam), keterampilan membaca (qiro’ah), dan keterampilan menulis
(kitabah). Dimana tujuan utama dari pengajaran tersebut adalah untuk menumbuhkan
dan mengembangkan keterampilan berbahasa Siswa/i. (Tarigan, 1987: 22).
Untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Siswa/i maka dibutuhkan
suatu methode khusus. Dengan perkembangan metode pengajaran bahasa dari masa
ke masa, maka timbullah bermacam-macam metode dan pendekatan dalam penga-
jaran bahasa, dan masing-masing metode tidak dapat dikatakan mana yang paling
baik, karena setiap metode memiliki landasan teoritis dan empiris. Diantara metode
pengajaran bahasa Arab yaitu: Metode gramatikaterjemah (Thari:qah Al-Qawa’id
WatTarjamah), Metode langsung (At-Thari: qah Al-Muba-syirah), Metode Membaca
(At-Thari:qah Al-Qira’ah), Metode Audiolingual (At-Thari:qah As-Sam’iyah Asy-
Syafa-hiyyah). Metode komunikatif (At-Thari-qah Al-Ittisha:liyah), Metode Eklektik
(At-Thariqah Al-Intiqa:iyyah) (Effendy, 2005: 29-30).
Kemahiran berbahasa bermacammacam, ada yang berbentuk lisan dan tulisan.
Ada yang bersifat reseptif, menyimak dan membaca, dan ada juga yang bersifat
produktif berbicara dan menulis. (Effendy, 2005:78).
Kemahiran berbicara sebagai kemampuan yang bersifat produktif berfungsi
sebagai penyampai dan penyebar informasi secara lisan (Ahsanuddin, 2007:64-65).
Sebagai bentuk penggunaan bahasa, berbicara merupakan kegiatan berbahasa
yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana berbicara merupakan
kegiatan yang bersifat aktif dan produktif, kemampuan berbicara menuntut
penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa (Djiwandono,
1996:68).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini:

a) Apa saja Ragam Metode Pembelajaran Bahasa Arab?


b) Apa saja metode yang berkaitan dengan maharah al-kalam?

1.3. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

a) Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan.


b) Agar lebih memahami berbagai metode pembelajaran bahasa arab.
c) Mengambil manfaat dari mempelajari ilmu tersebut.

1.4. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:


a) Bagi Penulis
 menambah dan memperdalam wawasan tentang maharatul kalam.
 untuk mengetahui pengertian dan latar belakang maharatul kalam.
b) Bagi pembaca
 Mengenal lebih dalam tentang maharatul kalam.
 Agar mengaplikasikan ilmu maharatul kalam yang telah didapatkan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. pengertian maharatul kalam

Kalam (ucapan/percakapan) merupakan bentuk kegiatan berbahasa yang


sangat penting bagi anak-anak maupun orang dewasa. Manusia lebih sering
menyampaikan idenya melalui pembicaraan atau kata-kata (kalam) daripada melalui
penulisan (kitabah). Sebagian besar komunikasi antar manusia lebih banyak
menggunakan komunikasi lisan (kalam) daripada komunikasi tulisan (kitabah)

.Pengertian kalam menurut bahasa adalah penjelasan atau ungkapan.


Ungkapan ini digunakan untuk menyampaikan ide-idenya supaya orang lain dapat
memahaminya.

Sedangkan pengertian kalam menurut istilah adalah seni memindahkan ide,


perasaan, pengetahuan, kabar atau berita, dan pengalaman dari seseorang kepada
orang lain yang mendengarkan atau yang diajak bicara agar orang yang
mendengarkan tersebut dapat memahami apa yang disampaikan oleh pembicara.
Dasar dari sebuah bahasa adalah kalam (ucapan). Sedangkan menulis adalah usaha
untuk mengungkapkan sebuah ucapan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa hal
berikut ini:
1. Manusia bisa berbicara jauh sebelum ia bisa menulis. Sebagaimana penulisan
baru muncul pada masa terakhir dalam sejarah hidup manusia.
2. Seorang anak telah belajar berbicara sebelum ia belajar menulis, yang nantinya
akan ia dapatkan ketika di sekolah
3. Semua manusia mampu berbicara dengan bahasa yang berkembang dimana ia
tinggal, tetapi hanya sebagian saja yang mampu menuliskannya.
4. Masih banyaknya bahasa yang diucapkan oleh manusia tetapi tidak tertulis.
Percakapan (kalam) sangatlah penting dalam pembelajaran bahasa. Karena
kalam merupakan tujuan sekaligus sarana untuk memahami suatu bahasa. Sebagai
tujuan dalam memahami bahasa karena di dalam percakapan (kalam) terdapat
gambaran pokok materi pembelajaran bahasa. Dari pembelajaran kalam ini, seorang
siswa akan mendapat bekal berbagai macam kosakata dan ungkapan-ungkapan yang
dibutuhkannya dalam melakukan percakapan sehari-hari.
Percakapan sebagai sarana memahami suatu bahasa karena di dalamnya
mengandung tarkib-tarkib nahwiyah. Dalam hal ini, siswa tidak hanya menghafal
kosakata-kosakata yang ada atau memahami tata bahasanya saja. Akan tetapi, perlu
adanya latihan atau pembiasan penggunaan kosakata tersebut dalam percakapan
sehari-hari.
Menurut Jerome Bruner, alat instruksional dalam proses belajar mengajar ada empat,
sehingga dengan alat tersebut memudahkan pengajaran pada maharah kalam, yakni:
1. Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”, yaitu alat yang menyajikan
bahan ajar kepada siswa yang tidak mereka peroleh langsung di sekolah. Misalnya:
pembelajaran maharah kalam dengan melihat film-film, video, atau rekaman
berbahasa arab. “Vicarious” berarti sebagai substitusi atau pengganti pengalaman
yang langsung.
2. Alat model, yang dapat memberikan kemudahan dalam proses belajar
mengajar. Misalnya: pengajaran maharah kalam dengan metode berpidato, membaca
berita, menyampaikan khutbah.
3. Alat dramatisasi, yakni mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau
memerankan seorang tokoh. Misalnya: bermain peran dalam drama.Dalam sebuah
contoh, siswa diberi tugas untuk berperan menjadi seorang guru.

2.2 Urgensi Pembelajaran Maharah al-Kalam

Manusia adalah makhluk sosial, tindakannya yang pertama dan paling penting
dalam tindakan sosial adalah berkomunikasi. Komunikasi merupakan media untuk
mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling
mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta menyetujui suatu
pendirian atau keyakinan.
Maharah al-Kalam secara bahasa sepadan dengan istilah speaking skill dalam
bahasa Inggris yang bisa diartikan sebagai keterampilan berbicara. Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Selain itu juga, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik
sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial.
Oleh karena itu, keterampilan bahasa (Maharah al-Kalam) adalah kemampuan
seseorang untuk mengucapkan artikulasi bunyi-bunyi Arab (ashwath ‘arabiyyah) atau
kata-kata dengan aturan-aturan kebahasaan (qawa’id nahwiyyah wa sharfiyyah)
tertentu untuk menyampaikan ide-ide dan perasaan.
Selain dari urgensi di atas, zaman Globalisasi menuntut berkomunikasi lisan
(disamping tulisan) dalam berbagai sektor kehidupan. Maka demikian, keterampilan
berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) menjadi keterampilan khusus dan utama
untuk berkomunikasi.
Beberapa prinsip umum atau faktor yang mendasari kegiatan berbicara, antara
lain:
a. Membutuhkan paling sedikit dua orang, seorang pembicara dan pendengar.
b. Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama.
c. Adanya penerimaan atau pengakuan atas suatu wilayah referensi umum.
d. Merupakan suatu pertukaran antara pertisipan.
e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya
dengan segera.
f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini.
g. Melibatkan organ atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/ bunyi bahasa
dan pendengaran (vocal and auditory appartus).
h. Tidak pandang bulu menghadapi dan memperlakukan apa yang nyata dan apa yang
diterima sebagai dalil dalam pelambangan dengan bunyi.
Seorang berbicara karena adanya dorongan untuk berinteraksi dengan orang
lain dalam rangka memenuhi kebutuhan atau untuk mengungkapkan apa yang ada
dalam dirinya kepada orang lain. Maka untuk itu, seseorang harus memiliki empat
kompetensi dasarberikut:
a. Kompetensi gramatikal atau kompetensi linguistik.
b. Kompetensi sosiolinguistik.
c. Kompetensi wacana.
d. Kompetensi strategi.
2.3. Tujuan Mempelajari Maharah Kalam
Maharah kalam (keterampilan berbicara) sangatlah dibutuhkan dalam mempelajari
suatu bahasa. Berikut ini pemaparan secara rinci manfaat-manfaatnya:
1. Dengan mempelajari maharah kalam, siswa mampu mengucapkan huruf-huruf
yang sejenis bunyinya. Misalnya: ‫ذكر – زكر‬.
2. Siswa bisa mengetahui perbedaan pengucapan harakat yang pendek dan yang
panjang.
3. Mendorong siswa untuk bisa berkomunikasi dan bercakap-cakap dengan orang
menggunakan bahasa Arab yang fasih dan lancar.
4. Siswa mampu menguasai peran-peran kehidupan yang ada di sekitarnya.
Sehingga jika siswa kembali ke kehidupan nyatanya, ia akan dapat berkomunikasi
menggunakan kosakata atau ungkapan-ungkapan yang sesuai pada tempatnya.
Misalnya, ketika ia berbicara di pasar, di sekolah dan di tempat-tempat lain.
5. Meningkatkan kemampuan berpidato siswa. Dalam tahap pembelajaran kalam
lebih lanjut, maka diharapkan siswa mampu menyampaikan pidato singkat atau
menyampaikan pendapatnya mengenai suatu permasalahan tertentu.
6. Meningkatkan kemampuan improvisasi (spontanitas) dalam berbahasa. Adanya
kemampuan improvisasi berbahasa ini sangatlah penting.
7. Membiasakan siswa agar dapat menyampaikan ungkapan-ungkapan baru yang
lebih sopan.
Selain manfat-manfaat yang ada di atas, ada beberapa kelebihan-kelebihan
komunikasi lisan (kalam) yang mendorong siswa agar lebih memperhatikan materi
pembelajaran maharah kalam ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi lisan (kalam) lebih dulu digunakan manusia daripada komunikasi
tertulis (kitabah).
2. Pembelajaran maharah kalam dapat membantu siswa untuk menyampaikan
idenya secara lisan dengan spontanitas (langsung) tanpa harus berpikir panjang.
3. Percakapan atau komunikasi lisan (kalam) digunakan oleh semua orang, baik
anak-anak maupun orang dewasa, baik orang terpelajar maupun orang yang tidak
berpendidikan, baik orang laki-laki maupun perempuan.
4. Di dalam unsur-unsur kehidupan terdapat unsur kebebasan dan kebudayaan.
Untuk memenuhi unsur-unsur tersebut diperlukan adanya komunikasi lisan dalam hal
berdiskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain dan kemampuan untuk
memberikan persuasi kepada orang lain.
Dalam pembahsan di atas, telah dipaparkan secara jelas manfaat mempelajari
maharah kalam dan kelebihan-kelebihannya. Dalam pembelajaran tersebut tentunya
ada langkah-langkah agar dapat memahami dengan mudah materi tersebut. Langkah-
langkah tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran kalam adalah praktek berbicara. Dalam hal ini siswa dibiasakan
untuk sering menyampaikan ide atau kemauannya dalam bahasa Arab sehingga ia
menjadi terbiasa. Hal ini juga akan menambah jumlah perbendaharaan kata yang
dimilikinya.
2. Siswa diminta untuk menceritakan pengalamannya dengan menggunakan bahsa
Arab. Misalnya siswa menceritakan pengalamannya yang paling menyenangkan di
hadapan siswa-siswa lain di depan kelas.
3. Dengan berlatih terus-menerus, maka akan mengurangi kesalahan-kesalahan
dalam berbicara.
4. Pembelajaran kalam ini harus sesuai dengan tingkatan pendidikan siswa.

· Pada tingkatan pemula, seorang guru mengharapkan siswanya untuk


membiasakan menghafal percakapan dan mufradat-mufradat secara lisan yang sudah
diberikan, menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan.
· Pada tingkatan menengah, dalam tingkatan ini seorang guru mengharapkan
siswanya mampu untuk bisa membaca berita, mengungkapkan kembali sesuatu yang
telah didengarkan, baik dari televisi, radio, role playing.
· Pada tingkatan menengah atas, diharapkan pada seorang siswa mampu
menyampaikan pidato, bermain peran dalam drama, seminar proposal.
2.4. Ragam Metode Pembelajaran Bahasa Arab

1. Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran
tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak
ramai. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam
mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan dengan
acara berceramah ini. Hal ini tercermin dalam hadits beliau yang berbunyi sebagai
berikut :

“Sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat”

Jadi cara penyampaian dakwah disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau
ucapan. Meskipun dakwah secara bil hal (dengan perbuatan) sangat diutamakan
dalam Islam, namun ceramah tetap penting.

Ciri yang menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas,
adalah peranan gutu tampak sangat dominan. Adapun murid mendengarkan dengan
teliti dan mencatat isi ceramah yang disampaikan oleh guru di depan kelas.

2. Metode Diskusi atau Musyawarah

Dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam hubungan interaksi edukatif


sering dihadapkan kepada berbagai macam permasalahan, yang kadang-kadang tidak
dapat diselesaikan hanya dengan satu cara, akan tetapi memerlukan berbagai macam
cara yang terbaik. Tentang sesuatu permasalahan yang sulit disimpulkan sendiri.

Metode diskusi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan
jalan muswarah untuk mufakat. Memperluas pengetahuan dan cakrawala pemikiran.

Dengan kata laian metode diskusi yaitu cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran
melalui proses pemeriksaan dengan teliti suatu masalah tertentu dengan jalan
bertukar pikiran, bantah membantah dan memeriksa dengan teliti berhubungan yang
terdapat di dalamnya : dengan jalan menguraikan, membanding-bandingkan, menilai
hubungan itu dan mengambil kesimpulan yang dapat ditarik daripadanya[2].
Bersama-sama melalui diskusi bisa ditemui 2, 3 atau lebih jawaban/kesimpulan, yang
semuanya dapat diterima/benar

Adapun masalah-masalah yang baik untuk didiskusikan adalah meliputi sifat-sifat


sebagai berikut :
1. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf perkembangannya
2. Mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu, yang masing-masing dapat
dipertahankan kebenarannya
3. Bila pertanyaan dimaksudkan untuk mencari pertimbangan dan perbandingan
daripadanya.

3. Metode Demontrasi dan Eksperimen

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah : metode mengajar dengan


menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau
untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses
pembuatan tertentu kepada siswa. To Show atau memperkenalkan/ mempertontonkan.

Kalau demonstrasi titik tekanannya terletak pada memperagakan, bagaimana jalannya


proses tertentu. Maka pada eskperimen adalah melakukan percobaan/ praktek
langsuang atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Dalam
pelaksanaan kedua metode ini dapat dipakai bersama-sama/bergantian.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah kemampuan


mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan pikiran
berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna
yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar
dan dilihat oleh sejumlah otot dan jaringan otottubuh manusia yang menyampaikan
pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Metode-metode yang berhubungan dengan keterampilan membaca pun beragam,
diantaranya : al-muhadatsah, al-insya’ dan al-mahfudzat.

Anda mungkin juga menyukai