DOSEN PENGAMPUH
DISUSUN OLEH :
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah, yang telah memberikan taufik dan
hidayah nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam tidak lupa kami panjatkan kepada nabi muhammad SAW.
Makalah ini kami susun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
maharatul kalam, untuk memenuhi tugas kelompok Semester Genapl dan berusaha
mencapai nilai yang maksimal.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
pembaca dan umumnya untuk kita semua. Tak lupa kamipun meminta kritik dan
saran untuk kesempurnaan makalah.
Terima kasih,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ..........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar belakang ..............................................................................................................1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................1
C. Tujuan & fungsi ...........................................................................................................2
D. Metode penulisan .........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................3
A. pengertian maharatul kalam...........................................................................................3
B. Urgensi Pembelajaran Maharah al-Kalam.....................................................................4
C. Ragam Metode Pembelajaran Bahasa Arab..................................................................12
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................................15
A. Kesimpulan ....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk sosial, tindakannya yang pertama dan paling penting
dalam tindakan sosial adalah berkomunikasi. Komunikasi merupakan media untuk
mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling
mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta menyetujui suatu
pendirian atau keyakinan.
Maharah al-Kalam secara bahasa sepadan dengan istilah speaking skill dalam
bahasa Inggris yang bisa diartikan sebagai keterampilan berbicara. Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Selain itu juga, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik
sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial.
Oleh karena itu, keterampilan bahasa (Maharah al-Kalam) adalah kemampuan
seseorang untuk mengucapkan artikulasi bunyi-bunyi Arab (ashwath ‘arabiyyah) atau
kata-kata dengan aturan-aturan kebahasaan (qawa’id nahwiyyah wa sharfiyyah)
tertentu untuk menyampaikan ide-ide dan perasaan.
Selain dari urgensi di atas, zaman Globalisasi menuntut berkomunikasi lisan
(disamping tulisan) dalam berbagai sektor kehidupan. Maka demikian, keterampilan
berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) menjadi keterampilan khusus dan utama
untuk berkomunikasi.
Beberapa prinsip umum atau faktor yang mendasari kegiatan berbicara, antara
lain:
a. Membutuhkan paling sedikit dua orang, seorang pembicara dan pendengar.
b. Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama.
c. Adanya penerimaan atau pengakuan atas suatu wilayah referensi umum.
d. Merupakan suatu pertukaran antara pertisipan.
e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya
dengan segera.
f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini.
g. Melibatkan organ atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/ bunyi bahasa
dan pendengaran (vocal and auditory appartus).
h. Tidak pandang bulu menghadapi dan memperlakukan apa yang nyata dan apa yang
diterima sebagai dalil dalam pelambangan dengan bunyi.
Seorang berbicara karena adanya dorongan untuk berinteraksi dengan orang
lain dalam rangka memenuhi kebutuhan atau untuk mengungkapkan apa yang ada
dalam dirinya kepada orang lain. Maka untuk itu, seseorang harus memiliki empat
kompetensi dasarberikut:
a. Kompetensi gramatikal atau kompetensi linguistik.
b. Kompetensi sosiolinguistik.
c. Kompetensi wacana.
d. Kompetensi strategi.
2.3. Tujuan Mempelajari Maharah Kalam
Maharah kalam (keterampilan berbicara) sangatlah dibutuhkan dalam mempelajari
suatu bahasa. Berikut ini pemaparan secara rinci manfaat-manfaatnya:
1. Dengan mempelajari maharah kalam, siswa mampu mengucapkan huruf-huruf
yang sejenis bunyinya. Misalnya: ذكر – زكر.
2. Siswa bisa mengetahui perbedaan pengucapan harakat yang pendek dan yang
panjang.
3. Mendorong siswa untuk bisa berkomunikasi dan bercakap-cakap dengan orang
menggunakan bahasa Arab yang fasih dan lancar.
4. Siswa mampu menguasai peran-peran kehidupan yang ada di sekitarnya.
Sehingga jika siswa kembali ke kehidupan nyatanya, ia akan dapat berkomunikasi
menggunakan kosakata atau ungkapan-ungkapan yang sesuai pada tempatnya.
Misalnya, ketika ia berbicara di pasar, di sekolah dan di tempat-tempat lain.
5. Meningkatkan kemampuan berpidato siswa. Dalam tahap pembelajaran kalam
lebih lanjut, maka diharapkan siswa mampu menyampaikan pidato singkat atau
menyampaikan pendapatnya mengenai suatu permasalahan tertentu.
6. Meningkatkan kemampuan improvisasi (spontanitas) dalam berbahasa. Adanya
kemampuan improvisasi berbahasa ini sangatlah penting.
7. Membiasakan siswa agar dapat menyampaikan ungkapan-ungkapan baru yang
lebih sopan.
Selain manfat-manfaat yang ada di atas, ada beberapa kelebihan-kelebihan
komunikasi lisan (kalam) yang mendorong siswa agar lebih memperhatikan materi
pembelajaran maharah kalam ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi lisan (kalam) lebih dulu digunakan manusia daripada komunikasi
tertulis (kitabah).
2. Pembelajaran maharah kalam dapat membantu siswa untuk menyampaikan
idenya secara lisan dengan spontanitas (langsung) tanpa harus berpikir panjang.
3. Percakapan atau komunikasi lisan (kalam) digunakan oleh semua orang, baik
anak-anak maupun orang dewasa, baik orang terpelajar maupun orang yang tidak
berpendidikan, baik orang laki-laki maupun perempuan.
4. Di dalam unsur-unsur kehidupan terdapat unsur kebebasan dan kebudayaan.
Untuk memenuhi unsur-unsur tersebut diperlukan adanya komunikasi lisan dalam hal
berdiskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain dan kemampuan untuk
memberikan persuasi kepada orang lain.
Dalam pembahsan di atas, telah dipaparkan secara jelas manfaat mempelajari
maharah kalam dan kelebihan-kelebihannya. Dalam pembelajaran tersebut tentunya
ada langkah-langkah agar dapat memahami dengan mudah materi tersebut. Langkah-
langkah tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran kalam adalah praktek berbicara. Dalam hal ini siswa dibiasakan
untuk sering menyampaikan ide atau kemauannya dalam bahasa Arab sehingga ia
menjadi terbiasa. Hal ini juga akan menambah jumlah perbendaharaan kata yang
dimilikinya.
2. Siswa diminta untuk menceritakan pengalamannya dengan menggunakan bahsa
Arab. Misalnya siswa menceritakan pengalamannya yang paling menyenangkan di
hadapan siswa-siswa lain di depan kelas.
3. Dengan berlatih terus-menerus, maka akan mengurangi kesalahan-kesalahan
dalam berbicara.
4. Pembelajaran kalam ini harus sesuai dengan tingkatan pendidikan siswa.
1. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran
tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak
ramai. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam
mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan dengan
acara berceramah ini. Hal ini tercermin dalam hadits beliau yang berbunyi sebagai
berikut :
Jadi cara penyampaian dakwah disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau
ucapan. Meskipun dakwah secara bil hal (dengan perbuatan) sangat diutamakan
dalam Islam, namun ceramah tetap penting.
Ciri yang menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas,
adalah peranan gutu tampak sangat dominan. Adapun murid mendengarkan dengan
teliti dan mencatat isi ceramah yang disampaikan oleh guru di depan kelas.
Metode diskusi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan
jalan muswarah untuk mufakat. Memperluas pengetahuan dan cakrawala pemikiran.
Dengan kata laian metode diskusi yaitu cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran
melalui proses pemeriksaan dengan teliti suatu masalah tertentu dengan jalan
bertukar pikiran, bantah membantah dan memeriksa dengan teliti berhubungan yang
terdapat di dalamnya : dengan jalan menguraikan, membanding-bandingkan, menilai
hubungan itu dan mengambil kesimpulan yang dapat ditarik daripadanya[2].
Bersama-sama melalui diskusi bisa ditemui 2, 3 atau lebih jawaban/kesimpulan, yang
semuanya dapat diterima/benar
PENUTUP
A. KESIMPULAN