Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Pengenalan Huruf Hijaiyah


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tajwid
Dosen Pengampu:
Fahmi Muhammad,M.Ag

DISUSUN OLEH :

Lutfina Rahmawati (20229002020)

PRODI ILMU AL-QUR’AN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KH. MUHAMMAD
ALI SHODIQ TULUNGAGUNG
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tidak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
mendapat syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Tajwid” yang berjudul “Pengenalan
huruf hijaiyah”. Tentunya selama dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. KH. Fatkhur Rouf, M. Pd. selaku ketua STAIMAS Ngunut,
Tulungagung.
2. Bapak Fahmi Muhamad M, Ag. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Ilmu Tajwid yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifa
tmembangun demi lebih sempurnanya makalah yang akan datang. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca
pada umumnya. Dan diharapkan dapat membuahkan ilmu yang bermanfaat maslahah
fiiddiini waddunya walakhirah. Amin yarabbal’alamin.

Tulungagung, 16 Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................ 4
C. Tujuan Masalah............................................................................ 4

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengenalan Huruf......................................................................... 5
B. Pengertian Huruf........................................................................... 5
C. Sejarah Munculnya Tanda Huruf.................................................. 6
D. Pembagian Huruf.......................................................................... 7

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................. 9
B. Saran............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara-cara
membaca Alquran dengan sebaik-baiknya. Memelihara bacaan Alquran dari
kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan
membaca merupakan tujuan dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya
fardhu kifayah, sedang membaca Alquran dengan baik (sesuai dengan Ilmu
Tajwid) hukumnya fardhu „Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan
mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan Alquran.
Alquran dipelajari untuk memahami makna atau pesan dibalik teks.
Maka untuk mendapatkan makna yang sesuai dengan Alquran perlu
memahami qira‟at dan cara membaca Alquran dengan benar, mengetahui
pembagian huruf-huruf alqur’an, cara membaca Alquran dengan baik dan
benar bisa dipelajari dengan Ilmu Tajwid.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud huruf hijaiyah?
2. Bagaimana sejarah munculnya tanda huruf?
3. Bagaimana pembagian huruf hijaiyah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui pengertian huruf hijaiyah
2. Untuk Mengetahui tanda-tanda huruf
3. Untuk Menjelaskan pembagian huruf hijaiyah

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGENALAN HURUF
Huruf jama’nya harf,arti bahasanya: pinggirnya sesuatu. Menurut
istilah ; yang dinamakan harf ialah suara yang memusat pada makhroj (tempat
keluar) yang pasti (muhaqqoq) atau yang kira-kira (muqaddar)

4
Makhroj yang pasti (muhaqqoq) itu ialah temoat memusatnya suara di
bagian tertentu dari bagian-bagian tenggorokan,lisan,dua bibir dan lubang
hidung, ini makhroj yang pasti (muhaqqoq).
Makhroj yang kira-kira (muqoddar) itu ialah semua ruangan yang
terdapat di dalam tenggorokan dan mulut itu,yaitu makhrojnya huruf-huruf
mad tiga (waw,ya’ dan alif),itu kesemuanya tidaklah memusat pada bagian-
bagian tertentu di mulut,dengan sekira putus bacaanya di bagian yang
pasti,tidak,tapi hanya bertempat di angkasa kawasan mulut itu saja. Maka
huruf-huruf mad itu bisa dikurangi dan ditambahi panjangnya,nanti akan
diuraikan lebih jelas dalam bab makhroj.1
B. Pengertian Huruf Hijaiyah
Kata huruf berasal dari bahasa arab harf atau Huruf .Huruf arab disebut
juga huruf hija’iyah. Kata hija’iyah berasal dari kata kerja hajjaa (yang artinya
mengeja, menghitung huruf, membaca huruf demi huruf. Huruf hija’iyah
disebut pula huruuf tahjiyyah (‫ )تهجية حروف‬.
Huruf hijaiyah disebut juga alfabet arab. Kata alfabet itu sendiri
berasal dari bahasa arab alif, ba’, ta’1. Kata abjad juga berasal dari bahasa arab
a-ba-ja-dun; alif, ba’, ta’, jim, dan dal (‫ )أبجد‬. Namun ada pula yang
menolak pendapat ini dengan alasan, huruf hijaiyah mempunyai aturan
urutan yang berbeda dengan terminologi abjad. Huruf hijaiyah dimulai dari alif
dan berakhir pada huruf ya’ secara terpisahpisah. Sedang terminologi abjad
urutannya disusun dalam bentuk kalimat ‫طى‬M‫عفص كلمن ح‬M ‫ت س‬M‫د هىس( )قرش‬M‫أبج‬, di
samping itu terminologi abjad lebih bersifat terbatas pada bahasa samiyah
yang lokal (lughah samiyah al-umm).2
Huruf hijaiyah berjumlah 28 huruf tunggal atau 30 jika memasukkan
huruf rangkap lam-alif )‫ (ال‬dan hamzah )‫ (ء‬sebagai huruf yang berdiri sendiri.
Orang yang pertama kali menyusun huruf hijaiyah secara berurutan mulai dari
alif sampai ya’ adalah Nashr Bin ‗Ashim Al-Laitsi )2.(‫ ا ليثي عاصم بن ناصر‬Cara
menulis huruf Arab berbeda dengan huruf Latin. Kalau huruf Latin dari kiri
ke kanan maka huruf Arab ditulis dari kanan ke kiri.
C. Sejarah Munculnya Tanda Huruf

Huruf atau tulisan adalah salah satu sarana untuk menyatakan


kehendak, cipta dan rasa. Ketika orang belum mengenal alat komunikasi
modern seperti telepon, internet dan lainnya mereka telah terlebih dahulu
mengenal huruf. Manusia memiliki bahasa yang digunakan sebagai alat
komunikasi dengan sesamanya, baik berkomunikasi melalui lisan, tulisan
ataupun isyarat. Semuanya merupakan sarana untuk mengapresiasi kebutuhan
hidup manusia.

1
Maftuh Bastul Birri, Tajwid Jazariyyah, ( Madrasah Murotilil Qur-anil Karim)
2
Abd.Karim Husein,Seni Kaligrafi khat Naskhi, Tuntunan Menulis Halus Huruf Arab Dengan
Kompratif (Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,1988),5

5
Pada awalnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau dengan bahasa
isyarat. Namun, ada banyak hal yang ternyata sulit dikomunikasikan dengan
dua cara tersebut, dan membutuhkan cara yang ketiga, yaitu bahasa tulis. Dari
sini, muncul kebutuhan akan bahasa tulis. Bahasa tulis tidak serta merta
tersusun dari huruf-huruf seperti saat ini. Bahasa tulis terlebih dahulu melalui
beberapa fase perkembangan dan penyempurnaan untuk dapat menjadi seperti
sekarang.
Fase pertama al-shauri al-dzati, mendeskripsikan suatu peristiwa
melalui gambar itu sendiri. Dalam hal ini, gambar menjadi bahasa tulis yang
berupaya menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Fase ini adalah fase
paling sederhana tetapi juga bersifat terbatas. Terbatas pada peristiwa-
peristiwa yang dapat dideskripsikan melalui gambar, seperti gunung meletus,
diserang binatang buas dan lainnya.
Fase kedua al-shauri al-ramzi, mendeskripsikan suatu peristiwa, waktu
terjadinya, atau situasi dan kondisi pada saat terjadi melalui makna yang
dilambangkan oleh suatu gambar. Bahasa ini lebih luas dan dipergunakan
untuk menggambarkan hal-hal yang tidak dapat digambarkan oleh al-shauri
al-dzati. Seperti perasaan orang-orang yang tertimpa gunung meletus, perasaan
benci, cinta dan lainnya.
Fase ketiga al-maqtho’i, perjalanan waktu menjadikan kebutuhan hidup
manusia bertambah banyak dan bervariasi. Bahasa tulis yang menggunakan
gambargambar tersebut kadang kala tidak dapat ditangkap maksudnya oleh
penerima (komunikan), atau penerima keliru dalam memahami maksud
pengirim berita (komunikator), sehingga pesan tidak berjalan seiring. Atau
karena peristiwa yang diceritakan panjang membuat gambar yang di tulis juga
panjang dan banyak. Hal ini dianggap tidak efektif dan efisien sebab
membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran lebih banyak. Faktor-faktor ini yang
kemudian mendorong dibuatnya maqtho’ (tandatanda) yang dapat
menggantikan fungsi gambar sebagai bahasa tulis. Maqtho’ ini ada yang
dipakai dan disepakati oleh komunitas di daerah tertentu, ada yang dipakai dan
dipahami sama (kebetulan atau tidak) oleh banyak komunitas di berbagai
daerah. Misalnya, tanda kepala ‘ain sebagai ganti gambar yang menunjukkan
arti musuh, tanda kepala syin sebagai ganti gambar yang menunjukkan pohon
atau hutan dan lainlain. Meskipun tanda-tanda ini terkadang tidak
menunjukkan adanya hubungan yang logis dengan gambar yang ditandai,
tetapi cara demikian dipakai oleh para pengguna bahasa tulis pada masanya.

6
Fase berikutnya al-hija’i, dalam perkembangan selanjutnya, maqtho’-
maqtho’ tersebut menjadi huruf setelah mengalami akulturasi.3
D. PEMBAGIAN HURUF
Huruf-huruf Arab itu ada 2 macam:
1. Huruf Asliyah
Huruf asliyah adalah huruf hijaiyah asli yang jumlahnya ada 29
menurut ulama ahli tajwid. Ke-29 huruf tersebut adalah
hamzah,ba’,ta,jim,cha’,kha’,dal,dzal,ro’,za’,sin,syin,shod,dhod,tho’,dzho’,
’ain,ghoin,ka’,qof,lam,mim,nun,ha’,wawu,alif,ya’.
Pertama kali hamzah bukan alif, sebab alif tidak bias menerima
harakat. Yang menerima harakat (bias hidup) itu hamzah bukan alif, atau
alif yang sudah menjadi hamzah (alif yabisah/ alif yang mongering). Lalu
alif diletakkan dibelakang bersama dengan wawu dan ya’ sebagai saudara
(sama-sama) menjadi huruf mad.
2. Huruf Far’iyah
Huruf Far’iyah adalah huruf-huruf yang keluar dari dua makhroj dan
bunyinya kesana kemari antara dua makhroj itu, yakni dari bercampurnya
dua makhroj yang murni dalam tempatnya. Atau yang dinamakan huruf
cabangan ialah huruf-huruf yang makhrojnya (tempat keluarnya) dari
antara dua makhroj dari makhrojnya huruf yang asli.
Menurut kitab Ar-ri’ayah lisy syaikh makkiy bin Abi Thalib :
makhrojnya huruf-huruf cabangan ini ialah tengah-tengah antara makhroj
duanya huruf dua yang bersekutu.4
Huruf Far’iyah ini didalam bacaan alqur’an kesemuanya ada 7 macam
huruf :
1. Hamzah tas-hil; yaitu bacaan antara hamzah dan huruf yang
menjinisi harakatnya, maka kalau harakatnya fathah bacaanya
antara hamzah dan alif, kalau harakatnya kasrah bacaanya antara
hamzah dan ya, kalau harakatnya dhommah maka bacaanya antara
hamzah dan wawu
2. Shod yang dibaca isymam berbau zay; Menurut bacaan imam
hamzah dan lainnya, yaitu bacaan bersuara shod campur zay (agak
banyak mirip shodnya).
3. Ya’ yang dibaca isymam berbau wawu; menurut bacaan imam
ali al-kisa-iy dan lainnya, seperti bacaan ghiidlo,qiila yang
diisymamkan; yaitu mencampur harakat dhommah dan kasroh,
lebih dulu membaca dhommahnya (dibaca quila,ghuidlo)5
4. Alif yang dibaca imalah baik imalah sughro maupun imalah
kubro.Yaitu bacaan alif antara alif dan ya’, bukan alif persis dan
bukan ya’ persis, tapi bacaan alif yang dekat dengan ya’, adalah
keluar dari alif yang murni dan ya’ yang murni. Alif imalah kubro
adalah bacaan alif yang dekat ya’, alif imalah sughro (yang
diistilahkan bacaan taqlil) adalah bacaan alif yang dekat dengan
alif yang asl. Masing-masing alif imalah itu adalah cabangan dari
alif yang asli yang tidak imalah.

3
http://semprulle44.blogspot.co.id./2012/05/sekilassejarah-tulisan-bahasa-arab.html
4
Maftuh Bastul Birri, Tajwid Jazariyyah, ( Madrasah Murotilil Qur-anil Karim)
hal 36
5
Ibid hal 36

7
5. Alif tafkhim yang ikut huruf tafkhim sebelumnya, yaitu alif
setelah lam yang tafkhim didalam lafadz jalalah, dan alif-alf yang
huruf sebelumnya dibaca tafkhim oleh imam warsyi.
6. Lam tafkhim di dalam lafadz jalalah(allah) yang setelah harakat
fathah atau dhommah, dan lam-lam yang menurut imam warsyi
dibaca tafkhim. Lam tafkhim ini adalah cabangan dari lam
tarqiq(huruf lam aslinya tarqiq arena termasuk huruf istifal).
7. Nun mati dan tanwin ketika dibaca ikhfa’ atau idgham bi
ghunnah. Masing-masing bacaan ikhfa’ dan idghom itu adalah
cabangan dari hukum bacaan Nun mati dan tanwin6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu tajwid adalah ilmu yang digumakan untuk mengetahui
sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik huruf yang berdiri
sendiri maupun dalam rangkaian . tajwid berfungsi untuk memelihara bacaan
pada al-quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari
kesalahan membacanya. Dalam mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardhu
kifayah, namun mempergunakan ilmu tersebut di dalam membaca al-quran
maka huumnya fardhu ‘ain.
B. Saran
Dari uraian kesimpulan tersebut di atas maka kedepannya perlu ada
perbaikan dan pengembangan dan harapan penulis dapat lebih optimal.

6
Ibid hal 37

8
DAFTAR PUSTAKA
Bastul birri,,Maftuh,Tajwid Jazariyyah,(Madrasah Murotilil Qur-anil Karim)
Pon.pes Lirboyo Kediri,

Husein, Abd.Karim,Seni Kaligrafi khat Naskhi, Tuntunan Menulis Halus


Huruf Arab Dengan Kompratif (Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,1988),5

http://semprulle44.blogspot.co.id./2012/05/sekilassejarah-tulisan-bahasa-arab.html

Anda mungkin juga menyukai