Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KAIDAH>> MUDHAF DALAM AL-QUR’AN

Disusun Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah QawaidTafsir

Dosen Pengampu: Moh.Bakir, Lc., MA

Disusun oleh:

1 . Abd.Wahed
2 . Ach.Fauzan

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN(STIU)

AL-MUJTAMA’ PAMEKASAN

TAHUN AKADEMIK 2019


KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-
Nya dan Kemurahan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
Pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada saya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua teman-teman yang membacanya. Maaf apabila ada kata atau
pun kalimat yang salah digunakan dalam makalah ini, karna manusia tidak luput dari
kesalahan.maka dari itu saya berharap bagi pembaca\teman-teman yang membaca
makalah ini dapat memberi saran dan kritik bagi saya.

Pamekasan,27 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
A. Mudaf Dan Mudaffun Illaih (Idhafah)..........................................................................6
B. Pengertian Mudhaf dan Mudhaf ilaih...........................................................................7
C. Pembagian Idhafah.......................................................................................................8
1. Idhafah lamiyah........................................................................................................8
2. Idhafah bayaniyah....................................................................................................9
3. Idhafah dzarfiyah......................................................................................................9
4. Idhafah tasybihiyah..................................................................................................9
D. Macam – macam bentuk Mudhaf Ilaih...........................................................................10
a. Mu’rob.......................................................................................................................10
b. Mabni.........................................................................................................................10
E. Macam-macam jenis Idhafah.........................................................................................10
F. Hukum Mudhaf dan Mudhaf Ilaih..................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya bahasa arab dan nahwu adalah suatu sarana untuh mengetahui
alqur’an dan sunnah Rasulullah s.a.w. keduanya bukanlah termasuk  dari
ilmu-ilmu syar’i akan tetapi wajib hukumnya mendalami ilmu tersebut karena
syari’ah ini datang dengan bahasa arab dan setiap syari’ah tidak akan nampak
kecuali dengan suatu bahasa. (Imam Al-Ghazali) 
Nah dengan melihat ulasan perkataan diatas, maka nampaklah bahwa bahasa
arab sangatlaah urgen untuk dipelajari, dipahami dan diamalkan. Dan untuk
dapat memahami bahasa arab, kita perlu mendalami ilmu nahwu, sharaf serta
ilmu balagha.
Tetapi yang menjadi tantangan global para pelajar sekarang. Mereka ingin
dengan mudahnya dapat berbahasa tanpa mengetahui seluk-beluk dari ilmu
tersebut terutama pada nahwu dan sharafnya. Sehingga saat mereka
menemukan keganjalan-keganjalan dalam al-qur’an, mereka akan heran. Dan
akhirnya timbullah argumen-argumen dan bahkan laris terpasarkan buku-buku
mengenai kejanggalan-kejanggalan bahasa dalam al-qur’an. Dan mereka yang
harus membaca meresapi tanpa menganalisa, akan memahami bahwa terdapat
beberapa kaidah-kaidah bahkan bahasa-bahasa dalam al-qur’an yang salah.
Dengan inilah kami membuat makalah untuk tuntunan para mahasiswa yang
bertemakan “ Na’at-Man’ut dan Mudaf-Mudafun Ilaih”.
Nah dengan melihat ulasan perkataan diatas, maka nampaklah bahwa bahasa
arab sangatlaah urgen untuk dipelajari, dipahami dan diamalkan. Dan untuk
dapat memahami bahasa arab, kita perlu mendalami ilmu nahwu, sharaf serta
ilmu balagha.
Tetapi yang menjadi tantangan global para pelajar sekarang. Mereka ingin
dengan mudahnya dapat berbahasa tanpa mengetahui seluk-beluk dari ilmu
tersebut terutama pada nahwu dan sharafnya. Sehingga saat mereka
menemukan keganjalan-keganjalan dalam al-qur’an, mereka akan heran. Dan
akhirnya timbullah argumen-argumen dan bahkan laris terpasarkan buku-buku
mengenai kejanggalan-kejanggalan bahasa dalam al-qur’an. Dan mereka yang
harus membaca meresapi tanpa menganalisa, akan memahami bahwa terdapat
beberapa kaidah-kaidah bahkan bahasa-bahasa dalam al-qur’an yang salah.
Dengan inilah kami membuat makalah untuk tuntunan para mahasiswa yang
bertemakan “ Na’at-Man’ut dan Mudaf-Mudafun Ilaih”.

B. Rumusan Masalah  
1. Apakah yang dimaksud dengan Mudaf-Mudafun Ilaih?
2. Untuk apakah Mudaf-Mudafun Ilaih dalam Bahasa Arab ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Mudaf-Mudafun
Ilaih

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mudaf Dan Mudaffun Illaih (Idhafah)


‫ اإلضافة‬artinya yang bersandar. Dalam tata bahasa Indonesia sama dengan
bentuk kata majemuk campuranIdhafah.1 menurut bahasa adalah penyandaran
sesuatu pada sesuatu yang lain, sedangkan menurut istilah adalah  nisbat
taqyidiyyah antara dua isim yang menyebabkan jernya isim yang kedua
selama-lamanya. Atau menyandarkan isim satu pada yang lain dengan
menempatkan isim yang kedua dari isim yang awal seperti tempatnya tanwin
atau yang menggantinya seperti nun tasniyyah dan nun jamak, bahwa
ikrabnya adalah pada lafadz yang pertama, sedangkan isim yang kedua adalah
menetapi tingkah yang satu yaitu di baca jer, kemudian isim yang awal di
namakan mudhaf dan isim yang kedua di namakan mudhaf ilaih. 2
Pak H. Mustafa mengatakan bahwa “mudhaf dan mudhaf ilaihi” adalah rangkaian
kosa kata atau (isim) atau lebih yang menunjukkan kepada arti “milik” yang pertama
disebut “mudhaf” dan yang kedua disebut “mudhaf ilaihi”. 3 Dalam bukunya Nurul

Huda menggunakan istilah frasa. Yakni: Frasa idhafah (G‫افي‬GG‫ر ّكب االض‬GG‫)الم‬
yakni menggabungkan kata benda dengan kata benda lain untuk memperoleh
satu makna.4

Idhafah mempunyai makna 3 (tiga) :

1 Muhammad Thalib, Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab, Cet;5. (jogjakarta, Media Hidayah,
2009), h.39
2 Ahmad Akrom Fahmi,Ilmu Nahwu dan Sharaf.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.1999).
Hal. 83
3 Mustafa Moh Nuri, Tuntunan Praktis Memahami Bahasa Arab 1. (Ujung Pandang, IAIN
Alauddin, 1992) , h.144
4 Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab, Cet; I, (Jakarta: AMZAH, 2011). h.101
1. Menyimpan makna laam (‫)الالم‬ yang memiliki arti al-
milk (kepemilikan), seperti : ‫زيد‬ ‫غالم‬ (pembantu (yang dimiliki oleh
zaid), atau al-ikhtishoh(kekhususan), seperti ‫دار‬ ‫اب‬GG‫ب‬ (pintu (yang di
khususkan untuk) rumah).
2.  Menyimpan makna min‫من‬  yang mempunyai arti al-
bayaniyah(menjelaskan lafadz sebelumnya) dengan syarat mudhaf
ilaih merupakan satu jenisdari mudhaf, seperti : ‫حديد‬ ‫حاتم‬ (cincin (yang
terbuat dari) besi).
3. Menyimpan makna fii (‫ )فى‬yang mempunyai arti dharfiyah (keterangan
waktu) dengan syarat mudhaf ilaih merupakan dharaf dari mudhaf,
seperti ‫مكر الليل‬ ‫بل‬ (tapi tipu daya (di waktu) malam hari). 5

B.  Pengertian Mudhaf dan Mudhaf ilaih


Sedangkan dalam bukunya kaidah tata bahasa arab menyatakan bahwa
mudhafun ilaih adalah isim yang dimajemukkan dengan isim sebelumnya dengan
maksud menjadikannya ma’rifat atau mengkhususkannya. 6 Mudhaf adalah isim
yang berada di awal dalam keadaan nakirah (tapi tanpa tanwin), sedang yang
di sebut Mudhaf ilaih adalah isim yang kedua yang terletak setelah mudhaf.
Yang lebih gampang nya kalau mudhaf -
itu yang di sandarkan atau yang di gabungkan, sedangkan mudhaf ilaih yaitu
yang kena sandaran.
Contoh nya : ‫كتاب زيد‬
Lafadz kitabu(‫ )كتا ب‬: Mudhaf, Lafadz zaidun (‫زيد‬ ) ; Mudhaf ilaih
Isim yang awal atau Mudhaf ikrab nya adalah mengikuti amil yang jatuh
sebelumnya, dan isim yang kedua atau mudhaf ilaih adalah irab nya wajib di
baca jar.

5 Moch Anwar dan Anwar Abu Bakar, Ilmu Nahwu, Terjemahan Mutammimah


Ajurumiyyah.(bandung: Sinar Baru Algesindo.2007). hal. 80-81

6 Hifni Bek Dayyab dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, Cet. 10 (jakarta, Darul Ulum Press,
2007) h.293
Para ulama’ nahwu berselisih pendapat tentang yang mengejerkan mudhaf
ilaih. Menurut sebagian di antara mereka ada yang mengatakan bahwa mudhaf
ilaih di jar kan oleh huruf yang di perkirakan keberadaan nya, yaitu lam atau
min, atau fii, ada juga yang mengatakan bahwa mudhaf ilaih di jar kan oleh
mudhaf, pendapat ini adal pendapat yang shahih di antara pendapat –
pendapat yang lainnya.
Idhafah adalah hubungan antara dua isim dengan menyembunyikan makna
huruf jar tertentu di antara keduanya, isim yamg pertama disebut
dengan Mudhaf dan dibarisi sesuai dengan posisinya, sedangkan isim yang
kedua dinamakan dengan Mudhafun Ilaih dan wajib dibarisi dengan jar.

C. Pembagian Idhafah
.    Bagi idhafah lafdziyah dilihat dari aspek makna yang ditimbulkan dari
penggabungan tersebut di antaranya dapat dikelompokkan menjadi empat
macam yakni sebagai berikut:7
1. Idhafah lamiyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan makna huruf jar lam
diantara Mudhaf  dan Mudhafun Ilaih yang bermakna memiliki atau
khusus.
saya mengendarai mobil milik Zaid  ‫زَ ْي ُد‬ ُ‫َّارة‬ ُ ‫ َر ِكب‬: ‫ ِم ْث ُل‬ =
َ ‫ َسي‬ ‫ْت‬

2.  Idhafah bayaniyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan huruf jar min diantara mudhaf
dan mudhaf ilaih, dengan ketentuan bahwa mudhafun ilaih merupakan
jenis atau sebahagian dari mudhaf-nya.

7 Op. Cit, Nurul Huda.h.103-104


Islam adalah agama = ُ‫اَإْل ِ ْساَل ُم ِديْن‬

3. Idhafah dzarfiyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan huruf jar fi diantara mudhaf dan
mudhaf ilaih, dan mudhaf ilaih merupakan zorob bagi mudhaf.
ِ ‫ااْل ُ َّمهَا‬ ‫اَ ْقد َِام‬  َ‫ ْال َجنَّةُ تَحْ ت‬: ‫ِم ْث ُل‬
= surga dibawah telapak kaki ibu    ‫ت‬

4. Idhafah tasybihiyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan huruf jar kaf diantara mudhaf
dan mudhaf ilaih, yang bertujuan menyerupakan mudhaf dengan
mudhafun ilaih dengan sifat-sifat tertentu dan sifat-sifat tersebut telah
diketahui oleh banyak orang (umum).
memerah wajahnya (perempuan) seperti bunga mawar= ‫اِحْ َم َر َوجْ هُهَا ْال َورْ َد ِة‬ : ‫ِم ْث ُل‬

Dari sudut pandang yang lain idhafah juga terbagi kepada dua, yaitu:
a.  Idhafah ma’nawiyah
Yaitu idhafah yang bertujuan mengkhususkan makna mudhaf-nya.
ini buku milik si Ali = ‫هَ َذا ِكتَابُ َعلِ ُّى‬ : ‫ِم ْث ُل‬
b.  Idhafah lafdziah
Yaitu idhafah yang bukan bermakna khusus dan tidak terdapat padanya
makna-makna huruf jar tujuannya hanya mempersingkat kalimat saja.
َ ِ‫ نَحْ نُ نَتَ َعلَّ ُم اإْل ِ ْقت‬: ‫ِم ْث ُل‬
= Kami belajar ekonomi dalam Islam‫صا ُد اإْل ِ ْساَل ِم ُّى‬

D. Macam – macam bentuk Mudhaf Ilaih


a. Mu’rob
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mu’rab harus selalu majrur.
ُ ‫ َح ِدي‬ , َ‫ ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬  ُ‫ ِكتَاب‬ ,‫ ْال ُم ْسلِ َميْن‬  ُ‫ ِكتَاب‬ ,‫ ْال ُم ْسلِ ِم‬  ُ‫ِكتَاب‬
Contoh:َ‫عَائِ َشة‬ ‫ْث‬
b. Mabni
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan
harokat akhir (sesuai bentuk aslinya).
Contoh: ‫ك‬
ِ ُ‫ ِكتَاب‬  (Kitabmu – wanita).

E. Macam-macam jenis Idhafah


Idhafah ada (2) macam: lafdziyyah dan maknawiyah.
a. Al-idhafah al-lafdiyyah adalah susunan mudhaf dan mudhaf ilaih, di mana
mudhaf berupa isim sifat dan mudhaf ilaih berupa ma’mulnya. Seperti ‫ز‬ ‫ضارب‬
‫يد‬ (orang yang memukul zaid).Idhafah lafdziyyah tidak memberikan faidah
ma’rifat maupun takhshis. Fungsinya hanya untuk meringankan pelafalan.
b. Al-idhafah al-ma’nawiyyah adalah susunan mudhaf dan mudhaf ilaih yang
tidak berupa isim sifatdan makmulnya. Seperti: ‫زيد‬ ‫غالم‬ (pembantu-nya zaid).8

Idhafah maknawiyyah memberikan faidah ma’rifat (jelas), jika mudhafnya berupa


isim makrifat (jelas), jika mudhafnya berupa isim makrifat dan memberikan faidah
takhshish (khusus), jika mudhaf nya berupa isim nakirah.

F. Hukum Mudhaf dan Mudhaf Ilaih


1. Hukum Mudhaf
a. Mudhof tidak didahului alif lam (‫)ال‬.
ْ Susunan idhofahnya
Contoh:Mudhof=  ُ‫اب‬GGGَ‫الب‬,  Mudhof ilahi= ُ‫ ِجد‬GGG‫ال َم ْس‬,
adalah, ‫بَابُ ْال َم ْس ِجد‬  (Pintu Masjid)

8 Chatibul Umam dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, Terjemah Qowaidu Lillughatil Arabiyah.
(Jakarta: Darul Ulum Press.1986). Hal. 299
b. Akhiran pada mudhof dalam idhofah tidak boleh tanwin.
Contoh:Mudhof: ٌ‫حقِ ْيبِة‬,
َ Mudhof ilaihi=  ‫ ُم َح َّم ٌد‬ ,  Susunan idhofahnya adalah
‫حقِ ْيبَةُ ُم َح َّم ٍد‬  (Tas Muhammad).
َ
c. Membuang nun mutsanna atau jamak pada mudhof dalam idhofah.
Contoh: Mudhof= ‫ا ِن‬GGGَ‫ ِكتَاب‬ ,  Mudhof ilaihi= ‫ ُم َح َّم ٌد‬,  Susunan idhofahnya
adalah ‫ ِكتَابَا ُم َح َّمد‬ (kitab muhammad).
2. Sedangkan aturan mudhof ilaih yaitu:
a. Diawali dengan alif lam (‫)ال‬.Selalu menempati status majrur (yaitu
menggunakan tanda kasrah)
ِ َ‫ال َم ْكت‬ (kantor)  diawali dengan alif lam dan
Contoh: ‫ ِة‬G‫ال َجا ِم َع‬, (kampus) ,‫ب‬
berharokat kasroh.
b. Tidak diawali alif lam (‫ )ال‬tetapi harokat kasroh tanwin.
Contoh : ‫ ُم َح َّم ٍد‬ (Muhammad), ‫بَيْت‬ (rumah) tidak boleh menggunakan alif
lam.
c. Tidak berupa kata sifat, sebab apabila berupa kata sifat, susunannya
berupa menjadi bukan lagi idhofah.

Contoh mudhaf dan mudhaf ilaih yang terdapat dalam al-Quran

1. ‫إِ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح‬  (Qs. an-Nashr:1)

ِ ‫ = نَصْ ُر هَّللا‬nashru Allah = pertolongan Allah

‫ نَصْ ُر‬adalah mudhaaf, dan ِ ‫هَّللا‬  mudhaaf ilaih

2.  ‫ال يَا قَوْ ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُكم ِّم ْن إِ ٰلَ ٍه َغ ْي ُرهُ ۖ قَ ْد َجا َء ْت ُكم بَيِّنَةٌ ِّمن َّربِّ ُك ْم ۖ ٰهَ ِذ ِه نَاقَةُ هَّللا ِ لَ ُك ْم‬ َ ‫َوإِلَ ٰى ثَ ُمو َد أَ َخاهُ ْم‬
َ َ‫صالِحًا ۗ ق‬
‫ض هَّللا ِ ۖ َواَل تَ َمسُّوهَا بِسُو ٍء فَيَأْ ُخ َذ ُك ْم َع َذابٌ أَلِي ٌم‬ ْ
ِ ْ‫آيَةً ۖ فَ َذرُوهَا تَأ ُكلْ فِي أَر‬    (Qs. al-A'raaf:73)

ِ ‫نَاقَةُ هَّللا‬  = naaqatullahi = untanya Allah.


ُ‫نَاقَة‬  adalah mudhaaf, ِ ‫ هَّللا‬adalah mudhaf ilaih.

ِ َّ‫قُلْ أَعُو ُذ بِ َربِّ الن‬  (Qs. an-Naas:1)


3. ‫اس‬

ِ َّ‫ = َربِّ الن‬rabbi an-naasi = Rabbnya manusia.


‫اس‬

ِّ‫رب‬  ِ َّ‫الن‬  adalah mudhaf ilaih.


َ adalah mudhaf, ‫اس‬

ِّ‫ َرب‬dalam keadaan majrur karena didahului huruf jar ‫ب‬


ِ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
   Idhafah adalah hubungan antara dua isim dengan menyembunyikan makna
huruf jar tertentu di antara keduanya, isim yamg pertama disebut dengan Mudhaf dan
dibarisi sesuai dengan posisinya, sedangkan isim yang kedua dinamakan
dengan Mudhafun Ilaih dan wajib dibarisi dengan jar.

B. Saran
Kami mengharapkan agar apa yang telah dijelaskan diatas dapat dipahami oleh
pembaca sekalian dan pendengar sekalian, sekaligus semoga bermanfaat bagi kita
semua. Selanjutnya, kritik dan saran dari pembaca dan pendengar sangatlah kami
harapkan guna memperbaiki dalam membuat makalah berikutnya.

  
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.,Moch dan Anwar Abu Bakar. Ilmu Nahwu, Terjemahan
Mutammimah Ajurumiyyah.Bandung: Sinar Baru Algesindo.2007
Fahmi.,Ahmad,Akrom.Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.1999
Umam.,Chatibul dkk. Pedoman Dasar Ilmu Nahwu, Terjemah Muktasyar
Jiddan.Jakarta: Darul Ulum Press.2002

[1] Chatibul Umam dkk,Pedoman Dasar Ilmu Nahwu, Terjemah Muktasyar Jiddan.


(Jakarta: Darul Ulum Press.2002). Hal. 157*
[2] Ahmad Akrom Fahmi,Ilmu Nahwu dan Sharaf.(Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.1999). Hal. 83
[3] Moch Anwar dan Anwar Abu Bakar, Ilmu Nahwu, Terjemahan Mutammimah
Ajurumiyyah.(bandung: Sinar Baru Algesindo.2007). hal. 80-81
[4] Chatibul Umam dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, Terjemah Qowaidu
Lillughatil Arabiyah.(Jakarta: Darul Ulum Press.1986). Hal. 299

Anda mungkin juga menyukai