Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ISIM MU’RAB DAN MABNI

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab yang diampu

Oleh Bapak Ust. Sholihin

Di Susun Oleh:

NAMA : Epi Fitriani

NIM : KHGA18013

3B D3 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

PRODI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT atas nikmat sehat dan luangnya
waktu yang menyertai proses penyusunan makalah Isim Mu’rab dan Mabni. sehingga
dapat dapat disusun dan selesai sesuai dengan harapan dan waktu yang ditetapkan.
Shalawat serta salam kita kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses pembelajaran


dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan doa-Nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang Isim Mu’rab dan Mabni. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

GARUT, 16 OKTOBER 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1


B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mar’rub dan Mabni..............................................................................3


B. Bentuk Bentuk Ma’rub..........................................................................................4
C. Bentuk Bentuk kalimat Yang Mabni ....................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimah adalah susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai
arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu : kalimah isim (kata yang
menujukkan arti suatu benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah
fi’il (kata kerja) dan kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri sendiri
kecuali jika dirangkai dengan kata yang lain). Jika kalimah itu di masuki ‘amil
maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat tersebut,dan pula ada
yang tetap.
Dalam bahasa Arab itu dikenal dengan ‫المعراب والمبن‬.Kedua hal tersebut
sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, sebab tanpa memahami hal
tersebut, tentunya kurang sempurna dalam mempelajari bahasa Arab sehingga
akan mempengaruhi terhadap kedudukan kalimah, bacaan maupun makna.
‫راب والمبن‬HHH‫المع‬merupakan bagian dalam bahasa arab yang membahas
tentang harkat dalam sebuah akhir kalimah baik isim, fiil maupun huruf. Sebuah
akhir kalimah itu bisa dibaca Rafa’, Nashab, Khafadh ataupun Jazm, itu semua
tergantung kepada apa termasuk kalimah Mu’rob atau kalimah Mabni dan juga
tergantung pula kepada kedudukan kalimah tersebut.
Oleh karena itu, maka perlu diketahui bahwa kalimah itu ada yang
Mu’rab dan ada yang Mabni, maka dimakalah ini kami akan mengulas tentang
mabni dan mu’rab serta segala sesuatu yang berhubungan dengan keduanya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Mu’rab dan Mabni?
2. Apa bentuk-bentuk kalimah Mu’rab ?
3. Apa bentuk-bentuk kalimah Mabni ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Mu’rab dan Mabni.
2. Mengetahui bentuk-bentuk kalimah Mu’rab.
3. Mengetahui bentuk-bentuk kalimah Mabni.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mu’rab dan Mabni


1. Pengertian Mu’rab
Mu’rab adalah sebuah istilah yang disematkan pada kata-kata bahasa
Arab yang dapat mengalami perubahan pada baris akhirnya. Kata dalam
bahasa Arab terdiri dari tiga kelompok, yaitu kata benda (‫ )اِسْم‬, kata kerja (
‫)فِعْل‬, dan kata depan (‫)حرْ ف‬.
َ Dari ketiga kelompok kata tersebut ada satu
kelompok kata yang tidak dapat berubah sama sekali akhirnya yaitu huruf (
‫)حرْ ف‬,
َ sedangkan dua diantaranya ada sebagian bentuk katanya yang dapat
berubah akhirnya dan sebagian yang lain tidak dapat berubah akhirnya, yaitu
isim (‫ )اِسْم‬dan fi’il (‫)فِعْل‬. Tetapi antara isim dan fi’il yang paling banyak
bentuk katanya yang dapat berubah akhirnya adalah isim.
Banyak definisi para ahli bahasa Arab tentang I’rab diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) I’rab adalah ilmu dasar yang dengannya diketahui keadaan kata-kata
yang berbahasa Arab dari aspek i’rab dan binanya, dari segi apa yang
dipaparkan pada kalimat itu saat penyusunannya dalam i’rab, diketahui
apa yang cocok sebagai akhir kalimatnya, apakah itu rafa‘, atau nasab,
atau jar, atau jazam, atau tetap pada satu keadaan setelah penyusunannya
dalam kalimat.
2) I’rab adalah tanda-tanda yang terdapat di akhir kata dan menentukan
kedudukanya di dalam kalimat, artinya menentukan fungsi tiap kata itu
di dalam kalimat, dan tanda-tanda tersebut harus ada ‘amil tertentu yang
menyebabkannya dan menentukan alasannya, kedudukan kata berubah
sesuai dengan ma’na yang dimaksudkan, sebagaimana berubahnya
‘amil-‘amilnya maka tanda-tanda i’rab berubah seperti itu juga.

3
3) I’rab ialah perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang
memasukinya, baik secara lafazh maupun secara perkiraan.
4) I’rab yaitu perubahan bagian akhir kalimat dikarenakan faktor penyebab
tertentu, baik perubahannya itu tampak nyata atau tidak tampak nyata.
5) I’rab ialah perubahan akhir kata baik harakat maupun huruf yang
berfungsi untuk menunjukkan kedudukan kata itu sendiri dalam suatu
kalimat.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
I’rab ialah lafazh-lafazh (isim atau fi’il) yang berubah-ubah keadaan
akhirnya karena perbedaan fungsi dalam suatu kalimat atau karena
dimasuki oleh salah satu huruf yang mempengaruhinya.

2. Pengertian Mabni
Mabni berarti tetap dan beku. Jadi kata yang mabni adalah kata yang
tetap dan tidak berubah akhirnya sama sekali, mabni merupakan kebalikan
dari mu’rab. Kata-kata yang mabni dalam bahasa arab tersebar pada tiga
kelompok kata secara umum yaitu isim, fi’il, dan huruf.
Adapun definisi para ahli bahasa Arab tentang Bina diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Bina’ adalah apa yang tetap akhirnya pada satu keadaan dalam semua
susunan dan i’rab adalah apa yang berubah akhirnya.
2) Bina’ adalah tetapnya kata pada satu keadaan artinya akhir kalimat itu
tetap pada satu tanda, tidak berubah dengan berubahnya ‘amil, berbeda
dengan apa yang kita fahami pada i’rab.

B. Bentuk-Bentuk Kalimah Mu’rab


1. Isim yang Mu’rab
Isim Mu’rab terbagi menjadi 3 bagian:
1) Isim Marfu’
Tanda-tanda Isim Marfu’ ada 3 macam ;
َّ ‫)ال‬
a. Dhommah (‫ض َّمة‬

4
}‫نَ َج َح الطَّالِبُ { إِ ْس ُم ْال ُم ْف َرد‬: ‫ ِم ْث ُل‬.
Siswa itu lulus. (Isim Mufrad)
ْ َّ‫ات{ َج ْم ُع ْال ُمؤَ ن‬
}‫ث َسالِ ْم‬ ُ ‫ت ْال ُم َد ِّر َس‬
ْ ‫ض َر‬
َ ‫ َح‬.
Para guru (pr) telah Hadir ( Jama’ Muannats Salim).
}ُ‫قَا َم الرِّ َجالُ{ َج ْم ُع التَّ ْك ِس ْير‬.
Para laki-laki itu berdiri ( Jama’ Taksir).
b. Alif ( ُ‫)اَألَلِف‬
ِ ِ‫ نَ َج َح الطَّالِب‬: ‫ ِم ْث ُل‬.
} ‫ان{ ُمثَنَّى ُم َذ َّك ُر‬
Kedua siswa itu lulus ( Mutsanna Mudzakkar).
ْ َّ‫ال َّسيَّا َرتَانِ َغلِيَّتَا ِن{ ُمثَنَّى ُمؤَ ن‬.
}‫ث‬
Dua mobil itu mahal (Mutsanna Muannats).
} ‫َب ْال ُم َوظَّفَا ِن{ ُمثَنَّى ُم َذ َّك ُر‬
َ ‫ َذه‬.
Kedua pegawai itu pergi ( Mutsanna Mudzakkar).
ْ َّ‫ت ُم َد ِّر َستَا ِن{ ُمثَنَّى ُمؤَ ن‬
}‫ث‬ ْ ‫جآ َء‬.
َ
Kedua guru itu datang (Mutsanna Muannats).
c. Wawu (‫)اَ ْل َواو‬
} ‫ض َر ْال ُمهَ ْن ِدسُوْ نَ { َج ْم ُع ْال ُم َذ َّك ُر َسالِ ْم‬
َ ‫ َح‬: ‫ ِم ْث ُل‬.
Para insyinyur itu Hadir (Jama’ Mudzakkar Salim).
} ‫َب ْال ُم َسافِرُوْ نَ { َج ْم ُع ْال ُم َذ َّك ُر َسالِ ْم‬
َ ‫ َذه‬.
Para musafir itu pergi (Jama’ Mudzakkar Salim).
} ‫َجا َء أَبُوْ كَ { اَألَ ْس َما ُء ْالخَ ْم َس ِة‬
Telah datang bapakmu ( Asmaul Khomsah).
} ‫َب أَ ُخوْ كَ { اَألَ ْس َما ُء ْالخَ ْم َس ِة‬
َ ‫َذه‬
Telah pergi kakakmu ( Asmaul Khomsah).
2. Isim Manshub
Tanda-tanda Isim Manshub ada 4 macam:
ْ
a. Fathah (ُ‫)الفَ ْت َحة‬
} ‫َاب{ إِ ْس ُم ْال ُم ْف َرد‬
َ ‫ قَ َرأَ الطَّالِبُ ْال ِكت‬: ‫ ِم ْث ُل‬.
Siswa itu membaca buku (Isim Mufrad).
َ ْ‫ َش َر َح ْال ُم َد ِّرسُ ال ُّدرُو‬.
} ‫س{ َج ْم ُع التَّ ْك ِس ْي ُر‬
Guru itu menjelaskan pelajaran ( Jama’ Taksir).

5
} ‫ت الطَّالِبَةُ ال ِّر َسالَةَ { إِ ْس ُم ْال ُم ْف َردة‬
ْ َ‫كتَب‬
Siswi itu menulis surat (Isim Mufrad).
} ‫ْت اأْل َ ْقاَل َم{ َج ْم ُع التَّ ْك ِس ْي ُر‬
ُ ‫إِ ْشتَ َري‬.
Saya membeli banyak polpen ( Jama’ Taksir).
ْ
b. Yaa (‫)اليَا ُء‬
} ‫ت ْال ُم َد ِّر َس ْي ِن{ ُمثَنَّى ُم َذ َّك ُر‬
ُ ‫ قَبِ ْل‬: ‫ ِم ْث ُل‬.
Saya bertemu dua orang guru(lk) ( Mutsanna Mudzakkar).
ْ َّ‫ت ْال ُم َد ِّر َستَ ْي ِن{ ُمثَنَّى ُمؤَ ن‬
}‫ث‬ ُ ‫قَبِ ْل‬.
Saya bertemu dua orang guru (pr) ( Mutsanna Muannats).
} ‫ال ُم َد ِّرسُوْ نَ عَالِ ِم ْينَ { َج ْم ُع ْال ُم َذ َّك ُر‬.
ْ
Para guru (lk) itu berilmu (Jama’ Mudzakkar Salim).
c. Kasrah (ُ‫)اَ ْل َك ْس َرة‬
ْ َّ‫ت{ َج ْم ُع ْال ُم َؤن‬
}‫ث َسالِ ْم‬ َ ‫ْت ْال ُم َمر‬
ِ ‫َّضا‬ ُ ‫ َرأَي‬: ‫ ِم ْث ُل‬.
Saya melihat para perawat ( Jama’ Muannats Salim).
ْ َّ‫ت{ َج ْم ُع ْال ُمؤَ ن‬
}‫ث َسالِ ْم‬ ِ ‫قَبِ ْلنَا ْال ُم َد ِّر َسا‬.
Kami bertemu para guru (pr) ( Jama’ Muannats Salim).
d. Alif ( ُ‫)األَلِف‬
} ‫ت أَ َخاكَ { اَألَ ْس َما ُء ْالخَ ْم َس ِة‬
ُ ‫ َشهَ ْد‬: ‫ ِم ْث ُل‬.
Saya melihat saudaramu (Asmaul Khomsah).
} ‫ك{ اَألَ ْس َما ُء ْالخَ ْم َس ِة‬
َ ‫قَبِ ْلنَا أَبَا‬.
Kami bertemu bapakmu (Asmaul Khomsah).
3. Isim Majrur
Tanda-tanda Isim Majrur ada 3 macam :
a. Kasrah (ُ‫)اَ ْل َك ْس َرة‬
)‫ت(إِ ْس ُم ْال ُم ْف َرد‬
ِ ‫ت إِلَى ْالبَ ْي‬
ُ ‫ص ْل‬
َ ‫ َو‬: ‫ِم ْث ُل‬
Saya sampai di rumah (Isim Mufrad).
)‫الطالَّبُ إِلَى ْال َجا ِم َع ِة( جمع التنسير‬
ُّ ‫َب‬
َ ‫َذه‬
Para mahasiswa pergi ke kampus ( Jama’ taksir).
) ‫ات فِ ْي ْال َم ْس ِج ِد(جمع ْال ُمؤنث سالم‬
ُ ‫ت ْال ُم ْسلِ َم‬
ْ ‫ض َر‬
َ ‫َح‬
Para Muslimah di mesjid ( Jama’ Muannats Salim).
)‫ْت ِمنَ ْال َم ْد َر َس ِة(إِ ْس ُم ْال ُم ْف َرد‬
ُ ‫َر َجع‬

6
Saya pulang dari sekolah (Isim Mufrad).
َ ‫َب ْال ُم َوظَّفُوْ نَ إِلَى اإْل ِ د‬
)‫َار ِة( جمع التنسير‬ َ ‫َذه‬
Para pegawai pergi ke kantor ( Jama’ taksir).
) ‫ات فِ ْي ْالفَصْ ِل(جمع ْال ُمؤنث سالم‬
ُ ‫ت ْال ُم َد ِّر َس‬
ْ ‫ض َر‬
َ ‫َح‬
Para guru ada di kelas ( Jama’ Muannats Salim).
ْ
b. Yaa (‫)اليَا ُء‬
) ‫ْت َعلَى ْال ِكتَابَ ْي ِن ( إِسم المثنى‬
ُ ‫ قَ َرء‬: ‫ِم ْث ُل‬
Saya membaca dua buku (Isim Mutsanna).
) ‫ت َم َع ْال ُمهَ ْن ِد ِس ْينَ ( جمع المذكر سالم‬
ُ ‫قَبِ ْل‬
Saya bertemu dengan para Insyinyur ( Jama’ Mudzakkar).
) ‫ث َم َع أَ ِخ ْيكَ ( أسماء الخمسة‬
َ ‫تَ َح َّد‬
Saya berbicara dengan kakakmu ( Asmaul Khomsah).
) ‫ْت َعلَى ال ِّر َسالَتَ ْي ِن ( إِسم المثنى‬
ُ ‫َكتَب‬
Saya menulis dua surat (Isim Mutsanna).
) ‫ت َم َع ْال ُم َوظَّفِ ْينَ ( جمع المذكر سالم‬
ُ ‫قَبِ ْل‬
Saya bertemu dengan para pegawai ( Jama’ Mudzakkar).
َ ‫تَ َح َّدثَ َم َع أَبِ ْي‬
) ‫ك ( أسماء الخمسة‬
Saya berbicara dengan bapakmu ( Asmaul Khomsah).
ْ
c. Fathah (ُ‫)الفَ ْت َحة‬
ُ ‫ َذهَب‬: ‫ِم ْث ُل‬
َ‫ْت إِلَى َم َّكة‬ Saya pergi ke Mekah.
‫ْت ِم ْن ِمصْ َر‬ ُ ‫َر َجع‬ Saya pulang dari Mesir
‫ت َم َع إِب َْرا ِه ْي َم‬ ُ ‫قَبِ ْل‬ Saya bertemu dengan Ibrahim
Penjelasan :
Adapun yang di jar dengan fathah adalah isim Mamnu’ mina Shorfi.

2. Fi’il yang Mu’rab


Fi’il yang mu’rab hanya ada satu bentuk yaitu hanya bentuk fi’il
mudhari’, sementara fi’il-fi’il yang lain kondisinya adalah seluruhnya mabni.
Fi’il mudhari’ saja kadang mabni yaitu pada saat bersambung dengan nun
niswah yaitu nun fathah yang mengandung jamak bagi jenis kelamin wanita, dan
atau bersambung dengan nun taukid yaitu nun syaddahfathah untuk subjek yang

7
mufrad (tunggal) dan subjek yang jamak dan nun syaddah kasrah untuk subjek
yang mutsanna’ (dua). Contoh:
َ ْ‫يَ ْكتُبُ ُم َح َّم ٌد الدَّر‬
‫س‬ Muhammad mencatat pelajaran.
‫س‬ َ ُ‫لَ ْن يَ ْكت‬
َ ْ‫ب ُم َح َّم ٌد الدَّر‬ Muhammad tidak akan mencatat pelajaran.
َ ْ‫لَ ْم يَ ْكتُبْ ُم َح َّم ٌد الدَّر‬
‫س‬ Muhammad tidak mencatat pelajaran.
3. Fi’il Marfu’. Fi’il marfu’ adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri
pokok dhammah.
Contoh: ‫يَ ْكتُبُ – يَجْ لِسُ – يَ ْفهَ ُم‬
4. Fi’il Manshub. Fi’il manshub adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri
pokok fathah.
Contoh: ‫س –لَ ْن‬ َ ُ‫يَ ْفهَم لَ ْن يَ ْكت‬
َ ِ‫ب – لَ ْن يْجْ ل‬
5. Fi’il Majzum. Fi’il majzum adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri
pokok sukun.
Contoh: ‫لَ ْم يَ ْفهَم‬- ْ‫لَ ْم يَ ْكتُبْ – لَ ْم يَجْ لِس‬

C. Bentuk-bentuk Kalimah yang Mabni


1. Isim yang Mabni
Isim yang mabni berbeda dengan fi’il mabni ditinjau dari segi kedudukan
i’rabnya. Isim walaupun berstatus mabni bentuknya tetapi tetap selalu memiliki
kedudukan atau posisi dalam kalimat, sehingga isim-isim mabni itu dapat
memiliki hukum irab marfu, manshub, dan majrur. Adapun bentuk-bentuk isim
yang mabni adalah sebagai berikut:
a. Fi’il mudhori’ yang bertemu nun taukid atau nun jama’ inatscontohnya, ‫يَ ْف ُعلَ َّن‬
َ‫ يَ ْفع ُْلن‬-
b. Fi;il madhi contohnya,‫ فَ َعلُوا‬- ‫فَ َع َل‬
c. Fi’il amar contohnya,‫ ا ْفعُال‬- ْ‫اُ ْفعُل‬

Jadi bentuk-bentuk kalimah fi’il diatas adalah mabani, sampai kapanpun


dan bagaimanapun kalimah tersebut tidak akan berubah, walaupun ada ‘amil
yang memasukinya, baik ‘amil nawashib maupun ‘amil jawazim.

8
1) Isim Dhomir ( Kata Ganti)
Isim dhomir adalah isim mabni’ yang berkaitan kepada Mutakallim, Mukhotab,
dan Ghaib (Kata Ganti).
Contoh :
ٌّ‫اَنَا ُج ْن ِدي‬ Saya seorang Tentara
ٌ‫نَحْ نُ طُالَّب‬ Kami adalah Mahasiswa
ِ ‫أَ ْنتَ د‬
ٌ‫َارس‬ Anda (lk) adalah seorang pelajar laki-laki.
ِ ‫أَ ْنتُ َما د‬
‫َار َسا ِن‬ Anda berdua (lk) adalah dua orang pelajar laki-laki.
ِ ‫أَ ْنتُ ْم د‬
َ‫َارسُوْ ن‬ Kalian (lk) adalah para pelajar laki-laki.
ٌ‫َار َسة‬
ِ ‫تد‬ِ ‫أَ ْن‬ Anda (pr) adalah seorang pelajar perempuan.
‫َان‬ ِ ‫أَ ْنتُ َما د‬
ِ ‫َار َست‬ Anda berdua (pr) adalah dua orang pelajar perempuan.
‫ات‬ ِ ‫أَ ْنتُ َّن د‬
ٌ ‫َار َس‬ Kalian (pr) adalah para pelajar perempuan.
ٌ‫هُ َو ُمهَ ْن ِدس‬ Dia (lk) seorang Insyinyur
‫هُ َما فِ ْك َرتَا ِن‬ Dua hal tersebut (pr) adalah dua buah pemikiran.
َ‫هُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ Mereka adalah orang-orang islam.
ٌ‫ِه َي فِ ْك َرة‬ Dia (Pr) adalah suatu pemikiran.
ٌ ‫ه َُّن ُمفَ ِّك َر‬
‫ات‬ Mereka (pr) adalah para intelektual perempuan.
2) Isim Isyarah ( Kata Tunjuk)
Isim Isyarah adalah isim mabni’ yang menjelaskan kata tunjuk.
Contoh :
ٌ‫هَ َذا ِكتَاب‬ Ini sebuah buku
‫ك قَلَ ٌم‬
َ ِ‫َذل‬ Itu sebuah polpen
ٌ‫َّارة‬
َ ‫هَ ِذ ِه َسي‬ Ini sebuah mobil
َ ‫تِ ْل‬
ٌ‫ك َسبُّوْ َرة‬ Itu sebuah papan tulis
3) Isim Maushul ( Kata Penghubung)
Isim Maushul adalah isim mabni’ yang berkaitan tentang kata penghubung antar
kalimat (jumlah).
Contoh :
َ‫ضرُوْ نَ َما ِهرُوْ ن‬ ُّ َ‫ا‬
ُ ْ‫لطالَّبُ الَّ ِذ ْينَ يَح‬ Para siswa yang hadir itu pintar
ٌ ‫ضرُوْ نَ َما ِه َر‬
‫ات‬ ُ ْ‫ات الَّالتِى تَح‬ ُ َ‫اَلطَّالِب‬ Para siswi yang hadir itu pintar
َ‫َجا َء ْال ُمدَرِّ سُ الَّ ِذيْ يَ ْدرُسُ ْالفِ ْقه‬ Datang guru yang mengajar Fiqh.

9
َ‫ات الالَّتِ ْي يَ ْد ُر ْسنَ ْالفِ ْقه‬
ُ ‫ت ْال ُم َد ِّر َس‬
ِ ‫َجا َء‬ Datang guru-guru (pr) yang mengajar Fiqh itu.
4) Isim Syart
Isim Syart adalah isim mabni’ yang mengantarai dua kalimat.
Contoh :
ُ ْ‫َم ْن يَ ْز َر ْع يَح‬
‫ص ْد‬ Barangsiapa yang menanam dia yang memetik.
5) Isim Istifham ( Kata Tanya)
Isim Istifham adalah isim mabni’ yang digunakan sebagai alat bertanya (Tanda
Tanya).
Contoh :
‫َم ْن ِإ ْس ُمك‬ Siapa nama mu?
َ‫َك ْيفَ َحالُك‬ Bagaimana Kabarmu ?
‫َما َذا تَ ْكتُبُ ؟‬ Apa yang kau tulis?
‫أَيُّ قَلَ ٍم تُ ِحبُّ ؟‬ Pena yang mana kau suka?
‫َمتَى ت َْذهَبُ ؟‬ Kapan engkau pergi?
‫أَ ْينَ ت َْذهَبُ ؟‬ Dimana engkau pergi?
‫َك ْم يَوْ ًما ت َْذهَبُ ؟‬ Berapa hari engkau pergi?
‫لِ َما َذا تَأ َ َّخرْ تَ ؟‬ Mengapa kau terlambat?
‫لِ َم َسأ َ ْلتَ َذلِكَ ؟‬ Kenapa kau bertanya itu?
‫لِ َم ْن هَ َذا ْالقَلَ ُم ؟‬ Kepunyaan siapa pena ini?
6) Isim Zhorof ( Kata Keterangan )
Isim Zhorof adalah isim mabni’ yang menunjukkan keterangan waktu maupun
tempat.
Contoh :
‫ب‬ِ ‫أَ ْقوْ ُم اَ َما َم ْالبَا‬ Saya berdiri di depan pintu
‫ت يَوْ ُم ْال ُج ْم َع ِة‬
ُ ‫ُولِ ْد‬ Saya lahir pada hari Jum’at.

2. Fi’il yang Mabni


Bentuk fi’il yang mabni adalah seluruh fi’il madhi (kata kerja lampau) ialah
selain fi’il mudhori’ yang tidak bertemu dengan nun taukid dan nun jama’ inats,
dalam hal ini ada tiga :
1) Fi’il Madhi.

10
Contoh:
َ‫َب ُم َح َّم ٌد ال ِّر َسالَة‬
َ ‫َكت‬ Muhammad telah menulis surat itu.
َ‫َب ُم َح َّم ٌد ال ِّر َسالَة‬
َ ‫َما َكت‬ Muhammad tidak menulis surat itu.
2) Fi’il Amr.
Contoh:
‫س‬ َ ْ‫اُ ْكتُبْ هَ َذا الدَّر‬ Tulislah pelajaran ini.
‫س يَا أَ ِخ ْي‬ َ ْ‫اُ ْكتُبْ هَ َذا الدَّر‬ Wahai saudaraku tulislah pelajaran ini.
3) Fi’il Mudhari’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun taukid.
a) Nun niswah adalah nun yang terdapat dalam suatu fi’il untuk
menunjukkan jenis perempuan yang keadaannya berharokat fathah. Pada
fi’il mudhari’, nun niswah terdapat pada fi’ilَ‫ْن‬Hَ ‫ يَ ْكتُب‬dan ‫ْن‬Hَ ‫تَ ْكتُب‬.
Contoh:
َ‫ات يَ ْكتُ ْبنَ ال ِّر َسالَة‬ُ ‫ْال ُم ْسلِ َم‬ Para muslimah sedang menulis surat.
ُ ‫ال ِّر َسالَةَ ْال ُم ْسلِ َم‬
‫ْن‬Hَ ‫ات لَ ْن يَ ْكتُب‬ Para muslimah tidak akan menulis surat.
b) Nun taukid adalah huruf nun yang bersambung dengan suatu fi’il yang
berfungsi sebagai penguat makna fi’il.
Contoh:
‫أَتَ ْس َم َع َّن األَ َذانَ ؟‬ Apakah kamu benar-benar mendengar adzan?
‫ألَ ْم تَ ْس َم َع َّن األَ َذانَ ؟‬ Apakah kamu benar-benar tidak mendengar
adzan?
Jadi bentuk-bentuk kalimah fi’il diatas adalah Mabni, sampai
kapanpun dan bagaimanapun kalimah tersebut tidak akan berubah,
walaupun ada ‘amil yang memasukinya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mu’rab adalah sebuah istilah yang disematkan pada kata-kata bahasa Arab
yang dapat mengalami perubahan pada baris akhirnya sedangkan Mabni
merupakan kebalikan dari mu’rab, Mabni adalah kata yang tetap dan tidak
berubah akhirnya sama sekali.
Bentuk-bentuk kalimah Mu’rab yaitu
1) Isim Mu’rab, bentuknya yaitu Isim Marfu’, tanda marfu’nya (Dhommah,
Alif,Wau), Isim Manshub, tanda manshubnya (Fathah, Kasrah, Yaa,
Alif), dan Isim Majrur. tanda majrurnya (Kasrah, Fathah, Yaa)
2) Fi’il Mu’rab, bentuknya yaitu Fi’il yang mu’rab hanya ada satu bentuk
yaitu hanya bentuk fi’il mudhari’, sementara fi’il-fi’il yang lain
kondisinya adalah seluruhnya Mabni.
Bentuk-bentuk kalimah Mabni yaitu
1) Isim Mabni, bentuknya yaitu Isim Dhomir (Kata Ganti), Isim Isyarah
(Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata Penghubung), Isim Syart, Isim
Istifham (Kata Tanya), dan Isim Zhorof (Kata Keterangan).
2) Fi’il Mabni, bentuknya yaitu Fi’il Mudhori’ yang bertemu nun taukid
atau nun jama’ inats , Fi;Il Madhi dan Fi’il Amar.

B. Saran
Sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan, penulis
mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak,
termasuk dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan tulisan dan
pengetahuan penulis. Apalagi penulis yakin bahwa makalah ini masih sangat
jauh dari standar sebuah karya ilmiah. Akhirnya penulis berharap tulisan ini
dapat bermanfaat kepada para pembaca terlebih bagi pribadi penulis dan
mendapatkan kebaikan serta petunjuk dari Allah swt.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan Imrithy. Cet.VI;
Bandung: Sinar Baru Algensindo. 1995.

Fahmi, Akrom. Ilmu Nahwu dan Syaraf 3. Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2002.

Ni’mah, Fuad. Mulakkhos Qawaid al-Lughatul ‘Arabiyah. Darul Atssiqofah Al-


Islamiyah: Beirut.

Rahman, Salimuddin . Tata Bahasa Arab. Cet. V; Bandung: Sinar Baru Algensindo.
2004.

Rappe, Ilmu Nahwu Dasar dan Pola-Pola Penerapannya Dalam Kalimat Makassar:
Alauddin University Press. 2001.

Rofiq bin Ghufron, Aunur. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab. Cet. V; Gresik
Jatim: Pustaka Al-Furqon, 2010.

Sonhaji, Imam. Matan Ajurumiyah, Surabaya : Alhidayah, TT.

Zakaria, A. Ilmu Nahwu Paraktis; Sistem Belajar 40 Jam. Garut: Ibn Azk Press. 2004.

A. Zakaria, Ilmu Nahwu Paraktis; Sistem Belajar 40 Jam (Garut: Ibn Azk Press, 2004),
h. 27.

Rappe, Ilmu Nahwu Dasar dan Pola-Pola Penerapannya Dalam Kalimat (Makassar:
Alauddin University Press, 2001), h. 35.

Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan Imrithy (Cet.VI;
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), h. 11

Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Syaraf 3 (Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), h.155.

13
Salimuddin Rahman, Tata Bahasa Arab (Cet. V; Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2004), h. 63.

Rappe, Ilmu Nahwu Dasar dan Pola-Pola Penerapannya Dalam Kalimat, h. 61

Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu Dan Syaraf 3, h. 157

Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu Dan Syaraf 3. h.25

Aunur Rofiq bin Ghufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab (Cet. V; Gresik
Jatim: Pustaka Al-Furqon, 2010), h.56

Aunur Rofiq bin Ghufron. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab. h.85

Aunur Rofiq bin Ghufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab. h.104

Aunur Rofiq bin Ghufron. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab.

Fuad Ni’mah. Mulakkhos Qawaid al-Lughatul ‘Arabiyah. Darul Atssiqofah Al-


Islamiyah: Beirut.h.111

Imam Sonhaji, Matan Ajurumiyah,(Surabaya : Alhidayah, TT.), h. 8

14

Anda mungkin juga menyukai