Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN

KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI PANTI
PERLINDUNGAN SOSIAL
TRESNA WERDHA PROVINSI JAWA
BARAT

Oleh : Susan Susyanti, S.Kep., M.Kep


• Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Seiring bertambahnya usia kualitas tidur seseorang
akan menurun. Kualitas tidur merupakan ukuran dimana
seseorang itu dapat dengan mudah memulai tidur, dapat
mempertahankan keadaan tidur dan mendapatkan tahapan tidur
REM dan NREM yang cukup. Kualitas tidur yang buruk dapat
meningkatkan resiko hipertensi, penyakit jantung, dan kondisi
medis lainnya. Hipertensi merupakan faktor resiko utama
penyebab penyakit kardiovaskulerdan dikenal sebagai silent
killer (pembunuh dalam diam) karena tanpa gejala. (Susyanti,
dkk, 2019).
• Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular
yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan
secara global, baik di negara maju maupun di negara
berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan
tekanan darah mengalami kenaikan karena gangguan
pada pembuluh darah, sehingga suplai oksigen dan
nutrisi ke jaringan tubuh yang membutuhkannya menjadi
terganggu (Nurarif & Kusuma, 2015).
• Apabila hipertensi tidak ditangani dengan baik, maka dapat
menimbulkan penyakit stroke, penyakit jantung koroner, gagal
jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah yaitu
faktor umur, jenis kelamin, genetik, nutrisi, obesitas, olah raga,
stress, merokok, dan kualitas tidur seseorang yang buruk
(Susilo & Wulandari, 2011).
• Lanjut usia atau lansia merupakan tahap akhir dari kehidupan
manusia dan merupakan proses alami yang akan dijalani dan
tidak dapat dihindari oleh setiap manusia sebagai makhluk
hidup. Setiap lansia akan mengalami sebuah proses yaitu proses
enua (aging) yang merupakan suatu proses perubahan seorang
dewasa sehat menjadi seorang yang lemah (frail) dengan
terjadinya perubahan fungsi fisiologis dan psikologis pada
lansia (Sudoyo, 2010).
• Proses degenerasi pada lansia menyebabkan tidur efektif
semakin berkurang, sehingga tidak mencapai kualitas tidur yang
baik Perubahan irama sirkardian pada lansia ditunjukkan
dengan terjadinya perubahan tidur lansia pada fase NREM (Non
Rapid Eye Movement)3 dan 4, sehingga lansia hampir tidak
memiliki fase 4 atau tidur dalam batas normal.
• Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup
manusia. Perubahan fisik lansia pada sistem kardiovaskuler
akan berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Tekanan darah
merupakan kekuatan yang digunakan oleh darah yang
bersirkulasi pada dindingdinding oleh pembuluh darah dan
merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari
kehidupan, yang juga termasuk detak jantung, kecepatan
pernafasan dan temperatur (Susyanti dkk, 2019). Menurut
Azizah (2011) menyatakan bahwa tekanan darah rendah atau
hipotensi yaitu jika tekanan darah 140/90 mmHg.
• Penyakit stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih
dari sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi
penyebab kematian terbanyak 15,4%, hipertensi 6,8%, penyakit
jantung iskemik 5,1% dan penyakit jantung 4,6%. Dalam data
Riskesdes 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit
kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan 52%
dibandingkan lakilaki 48% (Depkes RI, 2014).
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi yaitu faktor
umur, jenis kelamin, genetik, nutrisi, obesitas, olahraga, stres,
merokok dan kualitas tidur (Susilo & Wulandari, 2011). Dari
beberapa faktor yang mempengaruhi hipertensi, tidur
merupakan suatu fenomena dasar yang penting bagi kehidupan,
kurang lebih sepertiga dari kehidupan manusia dijalankan
dengan tidur.
• Proses degenerasi pada lansia menyebabkan waktu tidur efektif
semakin berkurang, sehingga tidak mencapai kualitas tidur yang
adekuat dan akan menimbulkan berbagai macam keluhan tidur.
Prevalensi gangguan pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia
cukup meningkat yaitu sekitar 76%. Kelompok lansia lebih
mengeluh mengalami sulit tidur sebanyak 40%, sering
terbangun pada malam hari sebanyak 30% dan sisanya
gangguan pemenuhan kebutuhan tidur lain (Amir, 2007)
Batasan Lanjut Usia
• Organisasi Kesehatan Dunia menggolongkan lansia menjadi
empat kategori yaitu usia pertengahan (middle age) adalah
kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah
antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) antara 75
sampai 90 tahun, serta usia sangat tua (very old) adalah
kelompok usia di atas 90 tahun. Sedangkan, pengelompokkan
rentang usia dalam data kependudukan yang sering digunakan
di Indonesia yaitu lansia muda usia antara 60-69 tahun, lansia
madya usia antara 70-79 tahun, dan lansia tua berada pada usia
> 80 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015).
Konsep Hipertensi Pada Lansia
Patofisiologi hipertensi pada lansia berasal dari perubahan
struktur dan fungsi arteri yang menyertai penuaan. Seiring
dengan bertambahnya usia terdapat perubahan susunan serat
pembuluh darah yang pada awalnya tersusun dari serat elastis
dalam kurun waktu yang lama lapisan tersebut menipis kemudian
digantikan oleh serat kolagen. Penumpukan serat kolagen
tersebut menyebabkan pembuluh darah mengalami pengerasan
yang mengarah pada kekakuan dan penurunan elastisitas
terutama di daerah arteri besar (Susyanti dkk, 2019).
• Kondisi ini menyebabkan terjadinya percepatan hantaran
gelombang dan peningkatan denyut yang mendorong aliran
darah lebih cepat untuk disirkulasi selama sistol, tetapi
menyebabkan penurunan pantulan gelombang dari arteriol
sehingga mempersingkat waktu pengisian aliran darah selama
diastole. Adanya fenomena tersebut membuat fokus penentuan
utama prediktor penyakit kardiovaskular tersmasuk hipertensi
pada orang tua lebih diutamakan pada penilaian tekanan sistolik
dibandingkan diastolik (Chrysant & Chrysant, 2014)
• Menurut National Sleep Foundation (NSF) sekitar 67% dari
1.508 lansia di Amerika pada usia di atas 65 tahun melaporkan
mengalami gangguan tidur dan sebanyak 7,3% lansia
mengeluhkan gangguan memulai dan mempertahankan tidur
atau insomnia. Penelitian telah menunjukkan, kualitas tidur
secara langsung dan positif mempengaruhi kesehatan mental,
fisik dan emosional (NSF, 2017)
• Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi peningkatan
tekanan darah, kebutuhan waktu tidur bagi setiap orang adalah
berbeda. Kebutuhan tidur pada usia lanjut 5-8 jam untuk
menjaga kondisi fisik karena usia yang semakin senja
mengakibatkan sebagian anggota tubuh tidak dapat berfungsi
optimal, maka untuk mencegah adanya penurunan kesehatan
dibutuhkan energy yang cukup dengan pola tidur yang sesuai
(Lumbantobing, 2004 dan Susyanti dkk, 2019).
• Lansia merupakan kelompok rentan berkaitan dengan
penurunan kondisi fisiologis. Kerentanan seperti perubahan
struktur dinding pembuluh darah mengarah pada peningkatan
kejadian hipertensi dan perubahan kualitas tidur. Pada kondisi
tidak terkontrol, lansia dengan hipertensi dapat mengalami
gejala gangguan tidur, perubahan pola tidur yang memicu
peningkatan tekanan darah dan mengarah pada perubahan
kualitas tidur.
• Tujuan penelitian kuantitatif deskriptif ini adalah untuk
menggambarkan kualitas tidur lansia dengan hipertensi
berdasarkan tujuh komponen penilaian kualitas tidur. Penelitian
dilakukan di Panti Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (PRSLU)
Ciparay dan RSLU Garut menggunakan teknik total sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 37 lansia. Alat ukur penelitian
yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Analisis data dilaporkan menggunakan distribusi frekuensi dan
persentase. (Susiyanti dkk, 2019).
Pembahasan
• Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebanyak
89,2% responden memiliki kualitas tidur buruk.
Kondisi yang mendorong hasil kualitas tidur buruk
pada lansia berasal dari tekanan darah tinggi yang
menyebabkan gangguan tidur, sehingga merubah
beberapa komponen tidur seperti durasi tidur
pendek <6 jam, latensi tidur 15-30 menit,
penurunan efisiensi tidur dibawah 85%, dan
disfungsi aktivitas di siang hari.
• Oleh karena itu, perawat panti dapat merekomendasikan terapi
alternatif seperti merendam kaki dengan air hangat berdekatan
dengan waktu tidur untuk menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan kualitas tidur lansia (Susyanti dkk, 2019).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai