Anda di halaman 1dari 16

ISIM (KATA BENDA)

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Bahasa Arab
Desen Pengampu:
Ahmad Fikri Amrullah, M.Pd.I

Disusun Oleh: Kelompok 1

NUR RAKHMI AZIZAH 1860211221022


LIONY DIVANA 1860211223048
PUTRI

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak


kekurangan. Kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempumaan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan


terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang magbantu
dalam menyesakan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan


yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah Amin Yaa Robbal Alamin

Tulungagung, 26 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................. 3

BAB I...............................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................4
B. Rumus Masalah....................................................................5
C. Tujuan..................................................................................5
BAB II.............................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................6
1. Pengertian Isim Isyarah.....................................................6
2. Jenis Isim Isyarah..............................................................9
3. Macam-macam Isim Isyarah...........................................10
BAB III..........................................................................................14
PENUTUPAN...........................................................................14
A. KESIMPULAN...............................................................14
B. SARAN...........................................................................14
BAB IV..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat,


tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri mahasiswa. Dalam proses belajar memiliki hasil
perubahan yang dapat dilihat dalam berbagai aspek contoh nya
meliputi dalam tingkah laku, tindakan, respon, dan masih banyak lain.
Dari sekian contoh perubahan, maka dapat kita simpulkan bahwa
sanya belajar memiliki peran penting dalam mengubah seorang
mahasiswa menjadi lebih baik. Belajar merupakan suatu proses yang
diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada
pada diri mahasiswa.

Diriwayatkan dari ‘Umar bin Al Khoththob rodhiyallohu


‘anhu: ”Pelajarilah bahasa Arab. Karena sesungguhnya dengan
mempelajarinya akan meneguhkan akal dan menambah muruah.” Jadi
mempelajari ilmu  bahasa arab khususnya Ilmu nahwu itu sangat
penting dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa kita harus
mempelajari ilmu bahasa arab terlebih dahulu sebelum mengetahui
ilmu agama yang lain.Manfaat mempelajari bahasa arab itu sendiri
yaitu agar mampu memahami struktur kalimahnya yang menjadi
bahasa Al-Qur'an dan Al-Hadits, yang keduanya adalah dasar tuntunan
hidup umat islam.

Didalam ilmu nahwu terdapat berbagai macam bab antara


lain tentang kalam, dan kalam sendiri dibagi menjadi 3 yaitu isim,
fi’il, dan huruf. Dari penjelasan tersebut penulis membuat makalah
dengan judul “(Isim Isyarah)”.
B. Rumus Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan isim isyarah?

2. Apa saja macam-macam isim isyarah?

3. Apa saja contoh isim isyarah dalam kalimat?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui tentang pengertian isim isyarah.


2. Untuk mempelajari lebih dalam tentang pengertian isim
isyarah, macam-macam isim isyarah, dan contoh isim
isyarah dalam kalimat.
3. Untuk menginformasikan tentang isim isyarah,
menganalisis, dan mengajak pembaca untuk berpikir secara
kritis.
BAB II
PEMBAHASAN

 Pengertian Isim Isyarah

Isim Isyarah adalah kata tunjuk, pengertian isim isyarah adalah


lafadz untuk menunjukkan sesuatu yang tampak oleh mata dengan
perantara jari tangan dan sesamanya. Seperti kata ‫( هُنَا‬di sini), ‫( هَ َذا‬ini),
َ ‫( تِ ْل‬itu).
‫ك‬

Kadang kala yang ditunjuk itu hadir (ada di hadapan), atau


bisa disebut kata tunjuk ma’nawiyyah bila yang ditunjuk adlah makna,
atau subjek yang bukan hadhirah (tidak di hadapan).

Menurut kitab an-nahwu at-tathbiqiyy, maksud dari isim


syarah yaitu :

‫ واإلشارة إليه‬،‫هوماد َّل على مس ّمًي‬

Isim isyarah adalah isim yang tertuju pada sesuata yang disebut
dan yang ditunjuk kepadanya.

Menurut Kitab Alfiyah ibnu Malik Isim Isyarah dibagi


menjadi 6 kata tunjuk, yakni kata tunjuk untuk bentuk tunggal
mudzakkar, kata tunjuk untuk bentuk tunggal mua’annats, kata tunjuk
untuk jamak, kata tunjuk untuk perkara yang jauh, kata tunjuk untuk
benda dekat dan kata tunjuk untuk benda jauh

Menurut Kitab Mulakhos, Isim isyarah adalah isim mabni


yang menunjukkan kepada isim tertentu dengan bantuan isyarat. Yang
mana isim isyarahnya yaitu:
 ‫ َذا‬: Untuk mufrad mudzakkar.
 ‫ َذا ِن‬: Untuk mutsanna mudzakkar.
 ‫ ُأاَل ِء‬: Untuk jama’ mudzakkar dan muannats.
 ‫ ِذ ِه‬,‫ ِذي‬dan ‫ تِ ِه‬: Untuk mufrad muannats.
 ‫َان‬
ِ ‫ ت‬: Untuk mutsanna muannats.
 ‫ هُنَا‬: Untuk tempat.

Jika ingin mengisyaratkan kepada yang dekat atau


mengisyaratkan kepada sesuatu yang sifatnya umum, maka
isim isyarah diawali dengan ha’ yang bisa disebut ha’ tanbih.
Maka isim isyarah kepada yang dekat (atau isim isyarah yang
sifatnya umum) seperti berikut ini :

 ‫ هَ َذا‬: Untuk mufrad mudzakkar.


 ‫ ه َذا ِن‬: Untuk mutsanna mudzakkar.
 ‫ هُؤاَل ِء‬: Untuk jama’ mudzakkar dan muannats.
 ‫ ه ِذ ِه‬: Untuk mufrad muannats.
 ‫َان‬
ِ ‫ هت‬: Untuk mutsanna muannats.
 ‫ هاهُنَا‬atau ‫ ههُنَا‬: Untuk tempat.

Jika ingin mengisyaratkan kepada yang jauh, maka


diberi kaf atau kaf dan lam yang akhir isim isyarah dan kaf ini bisa
disebut harfu Alkhitab dan tidak ada kedudukannya dalam I’rab.
Isim isyarah untuk yang jauh adalah :

 ‫ك‬
َ ‫ ذا‬dan ‫ك‬ َ ِ‫ ذل‬: Untuk mufrad mudzakkar.
 ‫ك‬َ ‫ تِ ْل‬: Untuk mufrad muannats.
 ‫ك‬
َ qqqqِ‫ ذان‬dan َ‫ك‬qqqqِ‫ تان‬: Untuk mutsanna (keduanya jarang
digunakan).
 َ‫ ُأولِئك‬: Untuk jama’ mudzakkar dan muannats.
 َ‫ هُنَاك‬dan ‫ك‬
َ ِ‫ هُنَال‬: Untuk tempat yang jauh

ِ ‫ َذ‬q ‫ ه‬dan ‫ا ِن‬qqَ‫هت‬,


Isim isyarah adalah isim mabni (kecuali ‫ان‬
keduanya mu’rab seperti i’rabnya mutsanna)
Dengan tetapnya huruf akhir isim isyarah tanpa perubahan,
isim isyarah dii’rab sebagai isim mabni pada posisi rafa’,
nashab atau jar sesuai kedudukannya dalam kalimat.
Contoh:
‫ه ِذ ِه ُمدَرِّ َسةُ اللُ َغ ِة ال َع َربِيّة‬
“Ini adalah ibu guru bahasa arab.”
(‫ ه ِذ ِه‬: Isim isyarah mabni atas kasrah pada posisi rafa’ mubtada’ –
ُ‫ َم ْد َر َسة‬: Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah – ‫ اللُ َغ ِة‬: Mudhaf
ilaih majrur dengan kasrah – ‫ ال َع َربِيَّ ِة‬: Na’at bagi mudhaf ilaih
majrur dengan kasrah)
Jika ada isim isyarah yang diberi ( ‫) ال‬, maka isim tersebut
dii’rab sebagai badal bagi isim isyarah dan kemudian mengambil
hukum i’rabnya.
Contoh:
‫هذا الطَّالِبُ ُمجْ تَ ِه ٌد‬
“Pelajar ini rajin.”
( ‫ هذا‬: Isim isyarah mabni atas sukun pada posisi rafa’ mubtada’ –
ُ‫ الطَّالِب‬: Badal bagi isim isyarah marfu’ dengan dhammah – ‫ ُمجْ تَ ِه ٌد‬:
Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah)
Isim isyarah menurut kitab Jamiud Durus adalah isim
yang menunjukkan pada sesuatu yang tertentu dengan
menggunakan perantara isyarah yang bersifat indrawi dengan
tangan dan semisalnya, jika sesuatu yang diisyarahi itu hadir. Atau
dengan isyarah maknawi, jika sesuatu yang diisyarahi itu berupa
makna atau dzat yang tidak hadir.
 Jenis Isim Isyarah

Menurut kitab An-Nahwu At-Tathbiqiyy, isim isyarah dibagi menjadi dua

a. Isim Isyarah Lil Ba’id (Jarak Jauh)


Sebuah kata tunjuk dalam Bahasa arab yang menunjuk
sesuatu yang jauh. Bisa diartikan dengan “itu”, dalam Bahasa
indonesi.

Yang membedakan dalam Bahasa arab ini, yaitu :


 Laki-laki dan perempuan
 Satu (mufrad), dua (mutsanna) atau lebih dari dua (jamak)

Isim Laki-laki / Perempuan / Artinya


Mudzakkar Muannats
Mufrad َ ِ‫ ٰذل‬/ َ‫َذاك‬
‫ك‬ َ ‫ تِ ْل‬/ ‫ك‬
‫ك‬ َ ِ‫تِي‬ Dia Itu (satu)
Tatsniyah ‫ك‬َ ِ‫َذان‬ ‫ك‬َ ِ‫تَان‬ Mereka berdua
Itu (dua)
Jamak َ‫ُأولَِئك‬ َ ‫ُأولَِئ‬
‫ك‬ Mereka itu
(lebih dari 2)

Isim isyarah lil ba’id terdiri dari :

b. Isim Isyarah Lil Qarib (Jarak Dekat)


Sebuah kata tunjuk dalam Bahasa arab yang menunjukkan
sesuatu yang dekat. Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia
bisa disebut dengan “ini”.

Macam-macam kata tunjuk jarak dekat dalam Bahasa arab :

Isim Laki-laki / Perempuan / Artinya


Mudzakkar Muannats
Mufrad ‫ٰه َذا‬ ‫ٰه ِذ ِه‬ Dia Itu (satu)
Tatsniyah ِ ‫ٰه َذ‬
‫ان‬ ‫هاَتَا ِن‬ Mereka berdua
Itu (dua)
Jamak ‫ٰهُؤاَل ِء‬ ‫ٰهُؤاَل ِء‬ Mereka itu
(lebih dari 2)

 Macam-macam Isim Isyarah

a. Isim isyarah mudzakkar


 Laki-laki satu orang (mufrod mudzakkar)

Untuk laki-laki satu orang, isim isyarah aslinya, yaitu :  ‫ َذا‬.

Huruf Ha pada kata ‫ ٰه َذا‬adalah huruf lit-tanbih. Sedangkan


َ ِ‫ ٰذل‬/ ‫ك‬
huruf kaf pada kata ‫ك‬ َ ‫ َذا‬adalah lil khithob.

Huruf kaf ini bisa berubah menjadi kuma (‫ ) َذالِ ُك َما‬dan bisa jadi kum
(‫) َذالِ ُك ْم‬.

Contohnya dalam Al Quran :


 ‫خَ ْي ٌر لَ ُك ْم‬ ‫ َذالِ ُك ْم‬.

Isim isyaroh lil baid, bisa menggunakan lam, ‫ك‬ َ ِ‫ ٰذل‬, atau
tanpa lam, ‫ك‬َ ‫ َذا‬. Penggunaan lam dicegah, jika sudah ada huruf
tanbih ha’.
 Laki-laki dua orang (mutsanna mudzakkar)
Untuk laki-laki dua orang, isim isyaroh aslinya, yaitu :

 dalam keadaan rofa’, ‫ َذا ِن‬.


 dalam keadaan nashab dan jer: ‫ َذ ْي ِن‬.

*Ha’ tanbih, kaf khithob, dan lam yang


mengikutinya.

 Laki-laki banyak (jamak mudzakkar)


Jika laki-laki lebih dari 2 orang, maka kata tunjuk
aslinya dalam bahasa arab bisa menggunakan ‫أوال ِء‬  (di-
mad-kan) atau ‫( أولى‬tidak mad / qashr).

b. Isim isyarah muannats


 Mufrod muannats
Kata tunjuk untuk 1 perempuan, kata tunjukalsinya, yaitu :

 ‫َان‬
ِ ‫ ت‬jika dalam keadaan i’rob rofa’.
 ‫ تَ ْي ِن‬dalam i’rob nashob dan jer.

 Jamak muannats
Sama seperti jamak mudzakkar

 Isim Isyarah untuk menunjukkan Isim Mufrod (Tunggal)

a. Untuk menunjuk sesuatu yang dekat (Lil Qorib)


 Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar (bermakna laki-
laki) menggunakan : ‫ َذا‬q َ‫( ه‬ini). Contoh : ٌ‫ َذا ِكتَاب‬q َ‫( ه‬ini sebuah
buku).
 Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats  (bermakna
perempuan) maka menggunakan: ‫ َذا‬qqqَ‫ ه‬menjadi: ‫ ِذ ِه‬qqqَ‫( ه‬ini)
Contoh : ‫( َم َجلَّةٌهَ ِذ ِه‬ini sebuah majalah)

b. Untuk menunjukkan benda yang jauh (Lil Ba’iid)


 Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar, maka
menggunakan : َ‫ك‬qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqِ‫( َذل‬itu)
Contoh : ٌ‫( َذلِ َك ِكتَاب‬itu sebuah buku)
 Jika benda yang ditunjuk adalah muannats, maka
menggunakan : َ qqqqqqqqqqِ‫ َذل‬menjadi
‫ك‬ َ qqqqqqqqqq‫تِ ْل‬ (itu)
‫ك‬
Contoh: ٌ‫( تِ ْل َك َم َجلَّة‬itu sebuah majalah)

 Isim Isyarah untuk menunjukkan Isim Mutsanna (bermakna dua)

a. Untuk menunjuk sesuatu yang dekat (Lil Qorib)


 Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar, maka
menggunakan : ‫ هَ َذا‬Menjadi ‫ان‬ ِ ‫( هَ َذ‬ini)
contoh : ‫( هَ َذا ِن ِكتَابَان‬ini dua buah buku)
 Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats, maka
menggunakan :‫ هَ ِذ ِه‬Menjadi ‫( هَتَا ِن‬ini)
contoh : ‫( هَتَانِ َم َجلَّتَا ِن‬ini dua buah majalah)

b. Untuk menunjukkan benda yang jauh (Lil Ba’iid)


 Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar, maka
menggunakan : ‫ك‬ َ ِ‫ َذل‬menjadi ‫ك‬ َ ِ‫( َذان‬itu) Contoh: ‫ َذانِ َك ِكتَابَا ِن‬ (itu
dua buah buku)
 Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats, maka
menggunakan: َ‫ تِ ْلك‬menjadi ‫ك‬ َ ِ‫( تَان‬itu)
َّ
ِ ‫( تَانِ َك َم َجلت‬itu dua buah majalah)
Contoh: ‫َان‬

 Isim Isyarah untuk menunjuk Isim jamak

a. Untuk menunjuk Isim Jamak yang Berakal


 Jika Isim Jamak yang berakal [baik mudzakkar atau
muannats] itu letaknya dekat, maka menggunakan Haulaai
‫( هَُؤ الَ ِء‬ini) [bermakna jamak untuk Isim yang berakal lil
qariib].
Contoh : ٌ‫(هَُؤ الَ ِء طُالَّب‬ini siswa-siswa).
 Jika Isim Jamak yang berakal itu [baik mudzakkar atau
muannats] letaknya jauh, maka menggunakan Uulaaika
َ‫( ُأولَِئك‬Itu) [bermakna jamak untuk Isim yang berakal lil
ba'id].
Contoh : ‫ك‬ َ ‫( طُالَّبٌُأولَِئ‬itu siswa-siswa)

b. Untuk menunjuk Isim Jama' yang Tidak Berakal

 Jika Isim Jamak tersebut adalah dekat, maka


menggunakan ‫(هَ ِذ ِه‬ini).
Contoh : ٌ‫( هَ ِذ ِه ُكتُب‬ini buku-buku)
 Jika Isim Jamak tersebut adalah jauh, maka menggunakan
َ ‫( تِ ْل‬Itu).
‫ك‬
Contoh : َ‫تِ ْلك‬ ‫ب‬
َ ُ‫( ُكت‬itu buku-buku)
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Isim Isyarah adalah kata tunjuk, untuk menunjukkan


sesuatu yang tampak oleh mata dengan perantara jari tangan dan
sesamanya.

Menurut Kitab Alfiyah ibnu Malik Isim Isyarah dibagi


menjadi 6 kata tunjuk, tunggal mudzakkar, tunggal mua’annats,
untuk jamak, untuk perkara yang jauh, untuk benda dekat dan
untuk benda jauh

Menurut Kitab Mulakhos, Isim isyarah adalah isim


mabni yang menunjukkan kepada isim tertentu dengan bantuan
isyarat.

Menurut kitab Jamiud Durus isim isyarah adalah isim


yang menunjukkan pada sesuatu yang tertentu dengan
menggunakan perantara isyarah yang bersifat indrawi, misal
tangan.

Macam isim isyarah yang menunjukan posisi suatu benda


berdasarkan jumlah ada 3 (mufrad, mutsanna, dan muannats) dan
sedangkan suatu benda berdasarkan jenis kelamin (muzakkar dan
muannats)

B. SARAN

Tentunya terhadap makalah, penulis menyadari bahwa


dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
masih banyak terdapat kesalahan, dan juga masih jauh dari kata
sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera mungkinuntuk
melakukan perbaikan dalam menyusun makalah dengan
menggunakan pedoman yang berasal dari beberapa sumber. Dalam
hal ini penulis akan menerima sebuah kritik dan saran maupun hal
lainnya yang berkenaan dengan mata kuliah Bahasa Arab. Penulis
harapkan bimbingannya baik dalam makalah ini maupun hal
lainnya untuk kebaikan kita bersama. Dengan tujuan dapat untuk
membangun jiwa kritis para pembaca.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary, Pengantar mudah belajar bahasa arab,


(Bandung : Pustaka Adhwa 2007)

Syaikh Al Ghulayaini Mustafa, Terjemahan Jaami’ud Duruusil ‘Arabiyyah


Jilid 1. (Semarang : CV. Asy Syifa’ 1992).

M. Kamil Ramma Oensyar, Uria Hasnan Sidik,   At taysiiru fie Fahmi Al


Lughatu Al Arabiyyah , (Banjarmasin: Pusat Bahasa IAIN Antasari, 2010)

Muhammad Syukri Unus, Risalah is’aafut Thaalibin fie Ilmi An Nahwi,


(Martapura: Barakah Ilmu, Tanpa tahun).

http://mahasiswa-tarbiyah.blogspot.com/2013/09/makalah-bahasa-arab-
isim-isyarat.html#ixzz4RmSPDTnY

https://www.khoiri.com/2021/06/pengertian-isim-isyaroh-dan-
contohnya.html

Anda mungkin juga menyukai