Makalah ini disusun guna memenuhi salah tugas mata kuliah Ulumul Qur’An
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan lancar, tanpa suatu rintangan berarti.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh
komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul
“’Aam dan Khash”.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulann ........................................................................................ 12
B. Saran ..................................................................................................... 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk bisa memahami dengan baik dan benar bahasa Al-Qur’an tersebut
para Ulama, baik ulama ushul fiqh, ulama tafsir, ulama lughah, dan lain
sebagainya, telah mengadakan penelitian yang serius terhadap beberapa lafal,
khususnya yang terkait dengan ushlub atau gaya bahasa Arab.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian ‘Amm
اح ٍد دَ ْف َعة
ِ ْع َو
ٍ ب َوض
ِ س ْ ظ ْال ُم ْستَ ْف ِر ُق ِل َج ِمي ِْع َما َي
َ صلُ ُح لَهُ ِب َح ُ اللَّ ْف
Al-‘am secara etimologi berarti merata atau yang umum. Sedangkan secara
terminologi atau istilah Muhammad Adib Saleh mendefinisikan bahwa Al-Am
adalah lafal yang diciptakan untuk pengertian umum sesuai dengan pengertian
tiap lafal itu sendiri tanpa di batasi dengan jumlah tertentu
2. Pengertian Khas
Lafadz Khas ialah lafadz yang dilalahnya berlaku bagi seseorang yang
namanya disebutkan seperti Muhammad atau seseorang yang disebutkan
jenisnya umpamanya seorang lelaki atau beberapa orang tertentu seperti tiga
orang, sepuluh orang, seratus orang, sekelompok orang. Jadi berarti lafadz
Khas tidak mencakup semua namun hanya berlaku untuk sebagian tertentu.
3
(sesuatu yang sudah jelas), dan terkadang dalam bentuk amar(perintah) dan
terkadang dalam bentuk nahi(larangan)
Lafadz khas merupakan lawan dari lafadz ‘am jika lafadz ‘am memberikan
lafadz umum yaitu suatu lafadz yang mencakup berbagai satuan-satuan yang
banyak, lafadz khas adalah suatu lafadz yang menunjukkan suatu makna
khusus. Definisi lafadz khas dari ulama’ adalah sebagai berikut:
b. Menurut Musthafa Said Al-khin, lafadz khas adalah setiap lafadz yang
digunakan untuk yang di menunjukkan makna satu atas beberapa satuan yang
diketahui.
a. Kullan
Artinya : ”tiap-tiap yang berjiwa, akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran:185).
4
b. Jamiun
Artinya : ”Dia-lah (Allah) yang menjadikan bagimu apa-apa yang ada di bumi,
semuanya.”(QS. Al-Baqarah;29).
c. Mas’yar
علَ ْي ُك ْم ٰا ٰي ِت ْي َويُ ْنذ ُِر ْو َن ُك ْم ِلقَ ۤا َء ُ اْل ْن ِس اَلَ ْم َيأ ْ ِت ُك ْم ُر
ُّ ُس ٌل ِم ْن ُك ْم َيق
َ َص ْون ِ ْ ٰي َم ْعش ََر ْال ِج ِن َو
َي ْو ِم ُك ْم ٰهذَا
Artinya : ”hai golongan jin dan manusia ! apakah tidak pernah dating
kepadamu Rasul-rasul dari golonganmu sendiri, yang menyampaikan
kepadamu ayat-ayat-Ku dan member peringatan kepadamu, terhadap
pertemuan hari ini ?” (QS. Al-An’am :130)
d. kaffah
2. Isim istifham ialah man (siapa), ma (apa), aina, ayyun ( di mana), dan mata
(kapan), misalnya :
a. Man ( siapa )
Artinya : “Siapakah yang mau berpiutang kepada Allah dengan piutang yang
baik ?” (QS. Al-baqarah :245)
5
b. Ma ( apa )
c. Ayyun (siapakah)
َقَا َل َيا أ َ ُّي َها ْال َم ََل ُ أ َ ُّي ُك ْم َيأ ْ ِتي ِني ِب َع ْر ِش َها قَ ْب َل أ َ ْن َيأْتُو ِني ُم ْس ِل ِمين
d. Mata (kapan)
ٌّلل قَ ِريب
ِ َّ ص َر ٱ ٓ َ َ ّلل أ
ْ ْل ِإ َّن َن ِ َّ ص ُر ٱ
ْ َمت َٰى َن
e. Aina ( di mana)
أ ين مسكنك ؟
3. Isim syarat, seperti man (barang siapa), ma (apa saja), dan ayyun (yang
mana saja),contoh:
6
Artinya :”barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi
pembalasan dengan kejahatan itu. niscaya akan dibalas sesuai dengan
kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain
Allah” (QS. An-Nisa :123)
b. Ma (apa saja)
Artinya :”Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah)
niscaya kamu diberi pahalanya dengan cukup dan sedikitpun kamu tidak
dianiaya.” (QS. Al-BAqarah :272)
Artinya :” Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia
mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma‘ul husna)”(QS.:al-ISra:110)
Artinya “Siapa pun wanita yang meminta talak pada suaminya tanpa alasan
maka bau surga haram baginya.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan
Ahmad; shahih)
4. Isim Mufrad yang makrifat dengan alif lam (al) atau idhafah :
7
5. Jama yang ditakrifkan (makrifat) dengan alif lam atau dengan idhafah :
َصلَ ْون
ْ س َي ُ ُظ ْلما اِ َّن َما َيأ ْ ُكلُ ْونَ فِ ْي ب
َ ط ْو ِن ِه ْم نَارا َو ُ ا َِّن الَّ ِذيْنَ َيأ ْ ُكلُ ْونَ ا َ ْم َوا َل ْال َي ٰتمٰ ى
س ِعيْرا
َ
1. Lafadz ‘am yang dikehendaki keumumannya karena ada dalil atau indikasi
yang menunjukkan tertutupnya kemungkinan ada takhshish (pengkhususan).
Misalnya:
Artinya :” Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-
lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu
8
dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata(lahul
mahfuz).” (QS. Hud : 6)
2. Lafadz ‘am tetapi yang dimaksud adalah makna khusus karena ada
indikasi yang menunjukkan makna seperti itu. Contohnya:
َ ع اِلَ ْي ِه
س ِبيَْل َ طا ِ اس ِح ُّج اْل َب ْي
َ َت َم ِن ا ْست ِ علَى ال َّن
َ َِوهلل
Manusia dalam pengertian nash ini adalah ‘am, yang dimaksud dengan itu
khusus orang-orang mukallaf. Karena akal itu (sebuah batasan) yang
menetapkan tidak masuknya anak kecil dan orang-orang gila.
3. Lafal umum yang khusus seperti lafal umum yang tidak ditemui tanda yang
menunjukkan ditaakhsis seperti dalam firman Allah :
a. Khas Muttashil
Yaitu lafadz yang tidak berdiri sendiri, yaitu maknanya bersangkutan dengan
lafadz sebelumnya. Misalnya :
9
Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh suatu jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan suatu yang benar. (QS. Al-An’am : 151)
b. Khash munfashil
Yaitu lafadz yang berdiri sendiri, terpisah dari dalil yang memberikan
pengertian umum. Misalnya :
َّو ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َو َْل تُس ِْرفُ ْوا
Perkataan “Makanlah.....” itu umum, yakni boleh makan apa saja yang kita
kehendaki, tetapi keumuman ini telah dibatasi oleh Allah dengan firmannya
juga, sebagai berikut :
ِ علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوالد ََّم َولَحْ َم ْال ِخ ْن ِزي ِْر َو َما ٓ ا ُ ِه َّل ِبه ِلغَي ِْر ه
َّللا َ اِ َّن َما َح َّر َم
Ayat ini membatasi keumuman ayat 31 dari surat Al-A’raf dan menentukan
bahwa yang haram itu hanya 4 macam makanan tersebut diatas. Pembatasan
ini tidak terdapat pada satu ayat dalam surat Al-A’raf ayat 31 melainkan
terpisah (munfashil).
10
2. Hadis ditakhsis oleh ayat Al-Qur’an
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
‘Am adalah suatu perkataan yang memberi pengertian umum dan meliputi
segala sesuatu yang terkandung dalam perkataan itu dengan tidak terbatas.
Lafadz Khas ialah lafadz yang dilalahnya berlaku bagi seseorang yang
namanya disebutkan seperti Muhammad atau seseorang yang disebutkan
jenisnya umpamanya seorang lelaki atau beberapa orang tertentu seperti tiga
orang, sepuluh orang, seratus orang, sekelompok orang. Jadi berarti lafadz
Khas tidak mencakup semua namun hanya berlaku untuk sebagian tertentu.
B. SARAN
Diharapkan setiap muslin agar mengetahui ‘amm dan khas. Serta, selalu
mempelajar ‘amm dan khash agar tidak salah dalam memahani ‘amm dan
khash.
12
DAFTAR PUSTAKA
13