Disusun Oleh:
Paisal (12115059)
Ferry Febriyanto Nugroho (12115141)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. dan segala limpahan Rahmat, Innayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dimengerti dan diambil
isinya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw.
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang.
Harapan kami pembaca mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Bahkan lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu pada mata kuliah “ZISWAF” ini
yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga makalah yang berjudul “WAQAF”
ini dapat selesai tepat waktu.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
A. Pengertian Wakaf...................................................................................................... 2
B. Dasar Hukum Wakaf................................................................................................. 3
C. Unsur Rukun Wakaf.................................................................................................. 3
D. Bentuk-Bentuk Wakaf............................................................................................... 5
E. Pengertian Aiwa........................................................................................................ 5
F. Pentinganya Akta Ikrar Wakaf (AIWA)................................................................... 6
G. Pihak yang Berwenang Mengeluarkan AIWA.......................................................... 7
H. Isi Dalam Ikrar Wakaf................................................................................................8
I. Pengertian Zakat........................................................................................................ 9
J. Orang yang berhak menerima zakat........................................................................ 10
KESIMPULAN................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
a. Jelaskan pengertian wakaf?
b. Apa saja dasar hukumnya ?
c. Apa saja rukun wakaf ?
d. Apa bentuk-bentuk ?
e. Apa Pengertian Aiwa?
f. Apa Pentinganya Akta Ikrar Wakaf (AIWA)?
g. Apa Pihak yang Berwenang Mengeluarkan AIWA?
h. Apa saja Isi dalam Ikrar Wakaf?
i. Apa yang di maksud dengan zakat?
j. Siapa saja yang berhak menerima zakat?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf
Wakaf, berasal dari bahasa Arab alwaqf bentuk masdar dari kata
“waqafa-yaqifu-waqfan Kata al-waqf semakna dengan al-habs bentuk
masdar dari “habasa-yahbisu-habsan”artinya menahan. Dalam bahasa
Arab, istilah wakaf kadang-kadang bermakna objek atau benda yang
diwakafkan (almauquf bih) atau dipakai dalam pengertian wakaf sebagai
institusi seperti yang dipakai dalam perundang undangan Mesir. Di
Indonesia, wakaf dapat bermakna objek yang diwakafkan atau institusi.
Sedangkan menurut istilah meskipun terdapat perbedaan penafsiran,
disepakati bahwa makna wakaf adalah menahan dzatnya benda dan
memanfaatkan hasilnya atau menahan dzatnya dan menyedekahkan
manfaatnya. Adapun perbedaan pendapat para ulama fiqh dalam
mendefinisikan wakaf diakibatkan cara penafsiran dalam memandang
hakikat wakaf.
Menurut Abu Hanifah “Wakaf adalah menahan suatu benda yang
menurut hukum, tetap miliki si wakaf dalam rangka mempergunakan
manfaatnya untuk kebajikan” Berdasarkan definisi itu maka pemilikan
harta wakaf tidak lepas dari si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya
kembali dan ia boleh menjualnya. Jika si wakif wafat, harta tersebut
menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jadi yang timbul dari wakaf
hanyalah “menyumbangkan manfaat”.
Karena itu madzhab Hanafiyah mendefinisikah “wakaf adalah tidak
melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus tetap sebagai
hak milik, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak
kebajikan (sosial), baik sekarang maupun akan datang.
2
B. Dasar Hukum Wakaf
يَتَأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأرْ َكعُوا َوَأ ْس ُج ُدوا َوا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ْم َوَأ ْف َعلُوا ْال َخيْر لَ َعلَّ ُك ْم
Terjemahnya:
"Hai orang-orang yang beriman, ruku 'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan" (QS. Al- Hajj (22): 77).
َ َأ َّن التي:ال
:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َ َض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق
ِ عن أبي هريرة َر
َ ِإ َذا َماتَ اب ُْن أدم القطع عمله إال من ثالث
ص َدقَ ٍة خارية أو علم ينتفع به
ُاو ولد صالح يُ ْنتَفَ ُع يَ ْد ُعوا لَه
Artinya:
3
meliputi 4 kriteria, yaitu: (1) Merdeka; (2) Berakal sehat, (3) Dewasa
(baligh), (4) tidak dibawah pengampuan."
4
D. Bentuk-bentuk Wakaf
a. Wakaf Ahli
Wakaf ahli yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang
tertentu, seorang atau lebih, baik keluarga si wakif atau bukan. Wakaf
ahli juga sering disebut wakaf dzurri atau wakaf 'alal aulad yakni
wakaf yang diperuntukan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam
lingkungan keluarga atau lingkungan kerabat sendiri.
b. Wakaf Khoiri
Wakaf khoiri yaitu wakaf yang secara tegas untuk kepentingan ke-
agamaan atau kemasyarakatan (kepentingan umum).Wakaf ini
ditujukan untuk kepentingan umum dengan tidak terbatas pada aspek
penggunannya yang mencakup semua aspek untuk kepentingan dan
kesejahteraan umat manusia pada umumnya. Kepentingan umum
tersebut bisa untuk keagamaan, jaminan sosial, pendidikan, kesehatan,
keamanan dan lain-lain, yang dapat berwujud seperti pembangunan
masjid. sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan
sarana sosial lainnya.
E. Pengertian Aiwa
Dalam KBBI, ikrar diartikan sebagai janji atau pengakuan
sungguh-sungguh yang diberikan oleh seseorang. Ikrar memang bentuk
kesungguhan dari apa yang diniatkan dalam hati oleh seseorang ketika
akan melakukan sesuatu, termasuk beribadah.
Secara spesifik dalam syariat Islam, definisi ikrar wakaf adalah
pernyataan yang jelas dari pewakaf (waqif) di hadapan pengelola wakaf
(nadzir) mengenai kesungguhannya untuk menyerahkan secara ikhlas harta
yang dipunyai demi kepentingan umat sesuai ajaran Islam.
Ikrar merupakan bukti nyata dari penyerahan harta wakaf dari
waqif ke nadzir sehingga sudah dipastikan sah menurut syariat Islam dan
5
UU yang berlaku di Indonesia. Jadi, niat dalam hati saja tidak cukup saat
akan memberikan harta wakaf karena harus diteruskan dengan ikrar di
hadapan saksi.
Dengan niat dan ikrar yang jelas untuk berwakaf, Allah telah
menyiapkan pahala yang berlimpah walaupun si pewakaf sudah
meninggal dunia. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari,
Rasulullah membahas tentang kedudukan niat yang menjadi dasar
balasan yang didapat.
6
dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.” (HR.
Bukhari).
7
ikrar wakaf. Peran dari PPAIW tersebut tertuang dalam PP Nomor 42 Tahun
2006 tentang wakaf.
Seorang PPAIW harus mempunyai kemampuan untuk secara cermat
meneliti persyaratan administrasi dalam perwakafan, termasuk kondisi fisik
dari harta benda yang diwakafkan tersebut. Hal itu sangat penting agar
dalam proses perwakafan tidak terjadi kesalahpahaman atau menimbulkan
persoalan hukum di kemudian hari.
PPAIW menurut Badan Wakaf Indonesia dituntut untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) wakaf.
Perannya menjadi salah satu unsur terpenting dalam perwakafan nasional
karena berkaitan dengan sistem administrasi serta pengamanan secara legal
pengelolaan harta benda wakaf.
8
Tujuan harta wakaf. Hal ini berkaitan dengan untuk apa harta wakaf
tersebut digunakan dan siapa yang berhak menggunakan manfaat dari
harta wakaf tersebut;
Jangka waktu harta diwakafkan.
Isi dalam akta ikrar wakaf tersebut sifatnya umum dan paling
sedikit sehingga dapat ditambahkan beberapa poin jika memang
dibutuhkan. Contohnya, akta ikrar khusus untuk harta wakaf berupa
tanah dan bangunan, membutuhkan keterangan lebih spesifik yang
meliputi:
Identitas pewakaf (waqif) lengkap;
Identitas Lembaga Keuangan Syariah (LKS) jika harta yang
diwakafkan berupa uang;
Jumlah harta wakaf yang jumlah dan kadarnya diberitahukan secara
jelas;
Jangka waktu harta wakaf;
Tujuan penggunaan harta yang diwakafkan;
Identitas pengelola wakaf (nadzir) yang dipercaya untuk mengurusi
harta tersebut;
Tempat dan tanggal diterbitkannya akta wakaf.
H. Pengertian Zakat
9
Menurut bahasa, kata “zakat” artinya tumbuh, berkembang, dan
suci. Yang dimaksud suci adalah zakat dapat mensucikan,
membersihkan harta muzakki ( yang berzakat ) dari hak-hak mustahik (
penerima zakat ) khususnya bagi fakir miskin. Selain itu zakat dapat
membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela seperti kikir, tamak, serta
sombong. Sedangkan bagi mustahik zakat dapat membersihkan dari
sifat-sifat tercela seperti iri hati, dengki terhadap muzakki. Dan yang
dimaksud tumbuh subur adalahzakat dapat menyebabkan harta para
muzakki bertambah banyak.
10
Fakir dalam hal zakat merupakan mereka yang tidak memiliki barang
berharga atau tidak memiliki kekayaan dan usaha apapun sehingga
memerlukan pertolongan untuk memenuhi kebutuhannya.
Sedangkan miskin, ialah mereka yang memiliki barang berharga
atau pekerjaan tertentu yang dapat mencukupi sebagaian dari
kebutuhannya, misal seseorang memerlukan sepuluh ribu rupiah
namun hanya mempunyai tujuh ribu rupiah saja (Proyek Pembinaan
Zakat Dan Wakaf, 1986: 121-122). Menurut ulama Syafi'iyah dan
Hanabilah, fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan
yang dapat mencukupi kebutuhannya (Az-Zuhaili, 2010: 282).
2. Amil Zakat
Golongan ketiga setelah fakir dan miskin yang berhak menerima
zakat adalah amil zakat. Amil zakat adalah mereka yang melaksanakan
segala macam urusan zakat, mulai dari pengumpul zakat sampai pada
pembagian kepada mustahią zakat. Amil zakat juga merupakan mereka
yang melakukan perhitungan, pembendaharaan, pencatatan keluar
masuknya zakat dan penjaga harta zakat. Bagi orang-orang ini Allah
menjanjikan upah dari harta zakat yang diamanahi kepada mereka dan
tidak diambil selain dari harta zakat (Qardhawi, 1996: 545).
11
fakir akan menerima dua ribu rupiah untuk kepengurusannya dan
delapan ribu rupiah untuk kefakirannya.
5. Gharimin
Gharimin merupakan seorang yang memiliki hutang untuk memenuhi
kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan juga izzah.
6. Fisabilillah
Fisabilillah dapat dikatakan sebagai orang yang dalam perjuangan
membela jalan Allah SWT, mulai dari bentuk kegiatan dakwah, jihad
dan lain sebagainya.
7. bnus Sabil
12
Ibnus Sabil adalah orang yang sedang mengalami kehabisan biaya
ketika melakukan perjalanan dalam ketaatan dan kepada Allah SWT.
13
KESIMPULAN
14
15
Daftar Pustaka
Abil Mawahib bin Ahmad Abdul Wahab (t.t). Mizan al-Kubro. Mesir: Dar
Ahya al-Kutub al-Arabiyyah.
Ali Fikri (1938). Al-Mu'amalat al- Maliyah wa al-Adabiyah. Mesir: Mushthafa al-
Babi al-Halabi.
16