Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM PERWAKAFAN

PENGERTIAN WAKAF

Disusun oleh:

Dimas Kurniawan (2111110082)

Dewi indriyana (2111110063)

Dosen Pengampu :

Risfiana Mayang Sari, MH

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah yang berjudul “pengertian wakaf” dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengampu ibu Risfiana Mayang Sari, MH yang telah menggarahkan,
membimbing dan memberikan masukan demi terselesaikannya makalah ini dan
juga demi kematangan materi yang penulis bahas dalam makalah ini. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 4 April 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar belakang......................................................................................1
B. Rumusan masalah ................................................................................1
C. Tujuan pembahasan .............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. Pengertian Wakaf..................................................................................2
B. Pengertian Wakaf Pendapat Para Ulama .............................................3
C. Pengertian Wakaf Menurut Hukum Positif...........................................5

BAB III PENUTUP ........................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wakaf sebagai sebuah pranata yang berasal dari hukum Islam
memegang peranan penting dalam kehidupan keagamaan dan sosial umat
Islam. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mempositifkan hukum Islam
sebagai bagian dari hukum nasional. Peraturan hukum wakaf yang
diberlakukan untuk umat Islam Indonesia dewasa ini, dapat dijumpai
dalam buku III Kompilasi Hukum Islam (KHI). Selain mengatur aspek
teknis secara prosedural, buku III Kompilasi Hukum Islam pun
memperdalam aspek substantif mengenai wakaf secara umum. Serta dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang
Wakaf.
Undang-Undang tersebut juga menerangkan tentang wakaf, baik
dari pengertian maupun ketentuan atau syarat untuk nadzir. Pengertian
Wakaf sebagaimana dirumuskan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI),
Pasal 215 ayat 1, Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau
kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda
miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan
ibadat atau kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian wakaf ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengertian wakaf menurut pendapat ulama
?
3. Apa yang dimaksud dengan wakaf dalam hukum positif ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Guna untuk mengetahui pengertian wakaf.
2. Guna untuk memehami pengertian wakaf menurut pendapat ulama.
3. Guna untuk mengetahui dan memahami pengertian wakaf dalam
hukum positif.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WAKAF
Wakaf berasal dari bahasa arab “Waqafa yaqifu waqfan” yang berarti
menahan, berhenti, tetap, berdiri atau diam ditempat. 1 Kata “Wakafa-
Yaqufu-Waqfan” sama artinya “Habas-Yahbisu-Tahbisan”. 1 Kata al-
Waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian.
1. Dalam kamus besar bahasa Indonesia wakaf diartikan “sesuatu yang
diperuntukkan bagi kepentingan umum sebagai derma atau untuk
kepentingan umum yang berhubungan dengan agama”.2
2. Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam, wakaf didefinisikan :
“perpindahan hak milik atas suatu harta yang bermanfaat dan tahan
lama dengan cara menyerahkan hata itu kepada pengelola, baik
keluarga, perorangan maupun lembaga untuk digunakan bagi
kepentingan umum di jalan Allah”.3
3. Mengutip buku Fiqih Wakaf karya Nurwan Darmawan, pengertian
wakaf menurut bahasa adalah al habs yang bermakna menahan.
Kemudian, at-tasbil yang didefinisikan sebagai menyalurkan.
Semenatara itu menurut istilah, wakaf adalah menahan suatu
barang, dan menyalurkan manfaatnya dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah. Wakaf juga dapat diartikan sebagai penyerahan harta
yang tahan lama agar dimanfaatkan oleh orang lain.
Contoh wakaf adalah mewakafkan tanahnya untuk pembangunan
masjid, sekolah, pondok pesantren yang hasilnya dipergunakan untuk
sarana pendidikan, peribadatan dan sebagainya. Atau mewakafkan

1
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Fiqih
Wakaf, (Jakarta : Departemen Agama, 2007), hal. 1
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka 1989), hal. 1006
3
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve 1989), hal. 168
3

tanah untuk perkebunan, pertokoan, rumah kontrakan dan lainnya yang


hasilnya untuk membiayai fakir miskin hingga orang tertimpa
musibah.

B. PENGERTIAN WAKAF MENURUT BEBERAPA ULAMA


MADZHAB :
1. Menurut Hanafi, wakaf didefinisikan dengan

‫ والتصدق لمنفعة علي‬,‫الوقف هو حبس العين علي حكم ملك الواقف‬


‫جهة الخير‬

“menahan suatu komoditas (aset) dengan tetap pada kepemilikan


orang yang mewakafkan dan mendistribusikan manfaatnya untuk
kepentingan kebaikan”.4

Definisi yang dikemukakan oleh Hanafi ini berimplikasi pada aset


wakaf yang kepemilikannya tidak hilang secara mutlak, dan dengan
demikian maka wakif berhak untuk menjual dan menarik kembali.
Selain itu, hal ini akan mengakibatkan kepemilikan harta wakaf
menjadi milik hak waris jika si wakif meninggal dunia.

2. Definisi berbeda dikemukakan oleh Maliki, yaitu

‫جعل المالك منفعة مملوكة ولو كان مملوكا جرة اوجعل غلته‬
‫كدراهم لمستحق بصيغة مدة ما يراه المح‬
“menyerahkannya seorang pemilik aset pada manfaat atas aset yang
dimiliki dengan akad sewa atau transaksi atau menyerahkan capital
aset tersebut, seperti dirham (mata uang) kepada orang yang berhak
sengan sighat selama masa waktu yang dikehendakinya”.5

4
Suhrawardi K. Lubis, Wakaf dan Pemberdayaan Umat…, hal.5
5
Direktorat Jendral, Fiqih Wakaf, (Jakarta, departemen agama, 2007 ).hal.3
4

Harta yang diwakafkan dari kepemilikan orang yang mewakafkan.


Dengan demikian, kepemilikan atas aset wakaf masih berada pada
wakif, karena yang diwakafkan hanyalah manfaatnya saja bukan
substansi materinya. Perwakafan dalam madzhab Maliki berlaku
untuk suatu masa tertentu, dan tidak bersifat tetap.

3. Adapun definisi yang dikemukakan oleh Syafi’i adalah :

‫الوقف هو حبس مال ميكن اال نتفاع به مع بقاء عينه بقطع‬


‫التصرف في رقبته من الواقف وغيره على مصرفمباح‬
‫موجود او بصرف ريعه على جهة بر وخير تقر الى هللا‬
“menahan aset yang dapat dimanfaatkan dengan melanggengkan
substansinya dengan memutus kewenangan distributif dari pihak
wakif atau yang lain untuk mendistribusikan yang diperkenankan atau
mendistribusikan hasilnya untuk kepentingan kebaikan guna
mendekatkan diri kepada Allah”6

Pengertian tersebut menjelaskan ketegasan terhadap status


kepemilikan harta wakaf yang tidak lagi menjadi milik orang yang
mewakafkan. Karena apabila akad wakaf sah menurut pengertian
tersebut, maka kepemilikan harta wakaf menjadi milik Allah dengan
artian bahwa harta wakaf tersebut bukan lagi milik wakif, melainkan
milik umat dan demikian maka putuslah kepemilikan si wakif
terhadap harta tersebut.

4. Menurut madzhab lain :


Madzab lain sama dengan madzab syafi’I, namun berbeda dari segi
kepemilikan atas benda yang diwakafkan yaitu menjadi milik maufuq’
alaih ( yang diberi wakaf), meskipun maukuf alaih tidak berhak
melakukan suatu tindakan atas benda wakaf tersebut, baik menjual
atau menghibahkanya. 7
6
Suhrawardi K. Lubis, Wakaf dan Pemberdayaan Umat…, hal.5
7
Direktorat pemberdayaan wakaf, fiqih wakaf, (Jakarta, departemen agama, 2007). Hlm. 3
5

Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat dipahami hakikat


dari sebuah tindakan perwakafan adalah menyedekahkan harta yang
dimiliki untuk digunakan sebagai kemaslahatan untuk kepentingan
bersama

C. WAKAF MENURUT HUKUM POSITIF.

1. Pengertian Wakaf
Pengertian wakaf menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Wakaf dalam Kompilasi Hukum Islam Dalam rumusan yang
termuat dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dimana disebutkan
bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok
orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda
miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna
kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. (Pasal 215
ayat (1) Kompilasi Hukum Islam (KHI)).17
b. Undang-undang Wakaf Nomor 41 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Di dalam Pasal 1 ayat 1
Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf, bahwa yang dimaksud dengan wakaf adalah
perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian dari harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah.
c. Definisi wakaf yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
28 tahun 1977 memperlihatkan tiga hal yaitu :
6

1. Wakif atau pihak yang mewakafkan secara perorangan atau


badan hukum seperti perusahaan atau organisasi
kemasyarakatan;
2. Pemisahan tanah milik belum menunjukan pemindahan
kepemilikan tanah milik yang diwakafkan. Meskipun demikian,
dengan melihat durasi yang ditetapkan, yaitu dilembagakan
untuk selama-lamanya, ketentuan ini menunjukan bahwa benda
yang diwakafkan sudah berpindah kepemilikannya, dari milik
perorangan atau badan hukum menjadi milik umum dan;
3. Tanah wakaf digunakan untuk kepentingan ibadah atau
keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam

d. Dalam buku III Kompilasi Hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa


wakaf adalah perbuatan hukum seseorang, kelompok orang, atau
badan hukum dengan memisahkan sebagian harta benda miliknya
dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan
ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Agama
Islam.
Definisi wakaf yang terdapat dalam KHI memperlihatkan
adanya perluasan pihak yang mewakafkan atau wakif. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan
tanah milik, pihak wakif yang dinyatakan secara eksplisit hanyalah
dua, yaitu perorangan dan badan hukum, sedangkan dalam
Kompilasi Hukum Islam, pihak wakif atau yang mewakafkan bisa
tiga yaitu perorangan, sekelompok orang dan badan hukum.
Undang-undang Nomor 41 tahun Tentang Wakaf dalam
pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa: “wakaf adalah perbuatan
hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah”.
7

Pengertian yang disebutkan dalam Undang-undang Nomor


41 tahun Tentang Wakaf sudah memuat adanya wakaf benda
bergerak dan benda tidak bergerak serta wakaf abadi dan wakaf
sementara” 22. Perjalanan panjang munculnya wakaf benda
bergerak dalam perundang-undangan di Indonesia sebagai indikasi
adanya perubahan kebudayaan dari aspek pemikiran dan
pemahaman konsep wakaf serta implementasinya di Indonesia
yang perlu digali dan diteliti lebih mendalam.

2. Pengertian wakaf Menurut Para Ahli


1. Koesoemah Atmadja
Wakaf adalah suatu perbuatan hukum dengan perbuatan
mana suatu barang/keadaan telah dikeluarkan diambil kegunaarnya
dalam lalu lintas masyarakat. Semula, guna kepentingan seseorang
orang tertentu atau guna seseorang maksudnya tujuanya barang
tersebut sudah berada dalam tangan yang mati.

2. Prof. Dr. TM. Hasbi Ash- Shiddieqy


Wakaf itu suatu ibadat yang di dyariatkan dan dia telah
menjadi lazim (telah berlaku) dengan sebutan lafadz, walaupun
tidak diputuskan oleh hakim, dan hilang miliknya, walaupun
barang itu tetap ada ditanganya. 8

3. The Shorter Encyclopedia Of Islam


The Shorter Encyclopedia of Islam menyebutkan
pengertian wakaf menurut Istilah hukum Islam yaitu "The protect a
thing, to prevent it from becoming tof a third person".Artinya
memelihara suatu barang atau benda dengan jalan menahannya
agar tidak menjadi milik pihak ketiga. Barang yang ditahan itu
haruslah benda yang tetap zatnya yang dilepaskan oleh yang punya

8
Suparman usman, hukum perwakafan di indonesia, (serang, menara kudus, 1994). Hlm.25
8

dari kekuasaannya sendiri dengan cara dan syarat tertentu, tetapi


dapat dipetik hasilya dan dipergunakan untuk keperluan amal
kebajikan yang ditetapkan oleh ajaran Islam.

4. Nadziroaddin Rachmat
Harta wakaf ialah suatu barang yang sementara asalanya
(zatnya) tetap, selalu berubah yang dapat dipetik hasilnya dan yang
empunya sendiri sudah menyerahkan kekuasaannya terhadap
barang itu dengan syarat dan ketentuan, bahwa hasilnya akan
dipergunakan untuk keperluan amal kebajlkan yang diperintahkan
oleh syariat.

5. Maulana Muhammad ali


Wakaf berarti penetapan yang bersifat abadi untuk memungut hasil
dari barang yang diwakafkan guna kepentingan orang-orang atau
yang bersifat keagamaan atau untuk tujuan amal.9

6. Ahmad Azhar Basyir


Menurut istilah, wakaf berarti menahan harta yang dapat
diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan
yang mubah serta dimaksudkan mendapatkan keridhaan Allah.

7. Rachmat Djatmika
Wakaf yaitu menahan harta (yang mempunyai daya tahan
lama dipakai) dari peredaran transaksi, dengan tidak
memperjualbelikannya, tidak mewariskannya dan tidak pula
menghibahkannya, dan mensedekahkan manfaat untuk kepentingan
umum, dengan ini harta benda yang diwakafkan, beralih menjadi
milik Allah, bukan lagi menjadi miik Wakif.

9
Suparman usman, hukum perwakafan di indonesia, (serang, menara kudus, 1994). Hlm.26
9

8. H. Imam Suhadi
Wakaf menurut Islam adalah pemisahan suatu harta benda
seseorang yang disahkan dan benda itu ditarik dari benda milik
perseorangan dialihkan penggunaanya kepada jalan kebaikan yang
diridhoi Allah 35 SWT, sehingga benda-benda tersebut tidak boleh
dihutangkan, dikurangi atau dilenyapkan.
10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
pengertian wakaf menurut bahasa adalah al habs yang bermakna
menahan. Kemudian, at-tasbil yang didefinisikan sebagai menyalurkan.
Semenatara itu menurut istilah, wakaf adalah menahan suatu barang, dan
menyalurkan manfaatnya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Wakaf juga dapat diartikan sebagai penyerahan harta yang tahan lama agar
dimanfaatkan oleh orang lain.
Pengertian wakaf menurut KHI, wakaf adalah perbuatan hukum seseorang
atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari
benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna
kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. (Pasal 215 ayat (1)
Kompilasi Hukum Islam (KHI)).
Contoh wakaf adalah mewakafkan tanahnya untuk pembangunan
masjid, sekolah, pondok pesantren yang hasilnya dipergunakan untuk
sarana pendidikan, peribadatan dan sebagainya. Atau mewakafkan tanah
untuk perkebunan, pertokoan, rumah kontrakan dan lainnya yang hasilnya
untuk membiayai fakir miskin hingga orang tertimpa musibah.

B. SARAN
Dalam makalah ini telah kami jelaskan pembahasan mengenai
pengertian wakaf Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan perlu perbaikan terutama dari pembimbing/dosen dalam
mata kuliah hukum perwakafan untuk memberikan arahan dan bimbingan
sehingga permasalahan yang dibahas dalam makalah ini bisa tercapai dan
dapat dipahami, dan kepada kawankawan juga kami mohon saran
kritikannya sehingga apa yang kurang semoga menjadi bahan evaluasi
bagi tim penyusun makalah ini.
11

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia,


Fiqih Wakaf, (Jakarta : Departemen Agama, 2007), hal. 1

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka 1989), hal. 1006

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve 1989), hal. 168

Suhrawardi K. Lubis, Wakaf dan Pemberdayaan Umat…, hal.5

Direktorat Jendral, Fiqih Wakaf, (Jakarta, departemen agama, 2007 ).hal.3

Suhrawardi K. Lubis, Wakaf dan Pemberdayaan Umat…, hal.5

Direktorat pemberdayaan wakaf, fiqih wakaf, (Jakarta, departemen agama, 2007). Hlm. 3

Suparman usman, hukum perwakafan di indonesia, (serang, menara kudus, 1994).


Hlm.25

Suparman usman, hukum perwakafan di indonesia, (serang, menara kudus, 1994).


Hlm.26

Anda mungkin juga menyukai