Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“LEMBAGA WAKAF DIINDONESIA”

Dosen pengampu : Hj Suharti M.Ag

Kelompok 12 :

Muhammad Rhoza Handika : 220503009

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH

PRODI PARIWISATA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Lembaga Wakaf

Diindonesia " dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata

Kuliah Lembaga keuangan syariah. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah

wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku pengampu Mata Kuliah

Lembaga keuangan syariah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua

pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran

dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 1 september 2023


DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
1. Apa pengertian wakaf..........................................................................................5
2. Sejarah Perkembangang Wakaf Indonesia........................................................8
3. Apa Pengertian Wakaf Tunai............................................................................13
4. Analisa Badan Pengelola Wakaf.......................................................................16
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................17
Kesimpulan...................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wakaf secara bahasa memiliki arti menahan atau mencegah. Secara garis

besar wakaf adalah menahan barang yang diwakafkan tersebut agar tidak

diwariskan. Barang tersebut digunakan dalam bentuk dijual, dihibahkan,

disewakan, digadaikan, dipinjamkan, dan sejenisnya. Cara pemanfaatannya

yaitu dengan menggunakannya sesuai dengan kehendak pemberi wakaf tanpa

imbalan secara ikhlas.

Dengan berwakaf maka kebaikan akan tersebar manfaatnya dan dapat

meningkatkan kesejahteraan. Terdapat beberapa lembaga wakaf di Indonesia,

yang menjadi wadah bagi umat muslim untuk melakukan kebaikan dengan

manfaat yang berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian wakaf

2. Sejarah perkembangang wakaf

3. Apa pengertian wakaf tunai

4. Analisa badan pengelola wakaf


BAB II

PEMBAHASAN

1. Apa pengertian wakaf


1
Kata “Wakaf” atau”Wact” berasal dari bahasa Arab “Waqafa”. Asal kata

“Wakafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam” di tempat” atau tetap

berdidi”. Kata “Wakafa-Yaqufu-Waqfan” sama artinya “Habas-Yahbisu-

Tahbisan”. 1 Kata al-Waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa

pengertian.

Artinya : Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan.

Menurut Istilah Ahli Fiqih

Para ahli fiqih berbeda dalam mendefinisikan wakaf menuru istilah, sehingga

mereka berbeda dalam memandang hakikat wakaf itu sendiri. Berbagai pandangan

tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut :

A. Abu Hanifah

Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap di wakif

dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. Berdasarkan

definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak lepas dari si wakif, bahkan ia

dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh menjualnya. Jika si wakif wafat,

harta tersebut menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jadi yang timbul dari

wakaf hanyalah “menyumbangkan manfaat”. Karena itu mazhab Hanafi

mendefinisikan wakaf adalah : “Tidak melakukan suatu tindakan atas suatu

benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan menyedekahkan

1
Badan Wakaf Indonesia,Pengertian Wakaf, tersedia disitus: https://www.bwi.go.id/pengertian-
wakaf/, diakses pada tanggal 3 September 2023, pukul 02.00 wita.
manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial), baik sekarang maupun akan

datang”.

B. Mazhaf Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakat tersebut mencegah wakif

melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut

kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta

tidak boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan si wakif menjadi menfaat

hartanya untuk digunakan oleh mustahiq (penerima wakaf), walaupun yang

dimilikinya itu berbentu upah, atau menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan

seperti mewakafkan uang. Wakaf dilakukan dengan mengucapkan lafadz

wakaf untuk masa tertentu susuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain,

pemilik harta menahan benda itu dari penggunaan secara pemelikan, tetapi

membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu memberikan

manfaat benda secara wajar sedang itu tetap menjadi milik si wakif.

Perwakafan itu berlaku untuk suatu masa tertentu, dan karenanya tidak boleh

disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).

C. Mazhab Syafi’I dan Ahmad bin Hambal

Syafi’I dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan.

Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan,

seperti : perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik

dengan tukaran atau tidak. Jika wakif wakaf, hart yang diwakafkan tersebut

tidak dapat diwarisi oleh warisnya. Wakif menyalurkan menfaat harta yang
diwakafkannnya kepada mauquf’alaih (yang diberi wakaf) sebagai sedekah

yang mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran sumbangannya

tersebut. Apabila wakif melarangnya, maka Qadli berhak memaksa agar

memberikannya kepada mauquf’alaih. Karena itu mazhab Syafi’i

mendefinisikan wakaf adalah : “tidak melakukan suatu tindakan atas suatu

benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan

manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)”.

D. Mazhab Lain
2
Mazhab Lain sama dengan mazhab ketiga, namun berbeda dari segi

kepemilikan atas benda yang diwakafkan yaitu menjadi milik

mauquf’alaih(yang diberi wakaf), meskipun mauquf’alaih tidak berhak

melakukan suatu tindakan atas benda wakaf tersebut, baik menjual atau

menghibahkannya.

2
Badan Wakaf Indonesia,Pengertian Wakaf, tersedia disitus: https://www.bwi.go.id/pengertian-
wakaf/, diakses pada tanggal 3 September 2023, pukul 02.00 wita.
2. Sejarah Perkembangang Wakaf Indonesia
3
Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena

wakaf disyariatkan setelah nabi SAW Madinah, pada tahun kedua Hijriyah.

Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan ahli yurisprudensi Islam

(fuqaha’) tentang siapa yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf.

Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama kali

melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW ialah wakaf tanah milik Nabi

SAW untuk dibangun masjid.

Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Syabah dari

‘Amr bin Sa’ad bin Mu’ad, ia berkata: Dan diriwayatkan dari Umar bin

Syabah, dari Umar bin Sa’ad bin Muad berkata: “Kami bertanya tentang mula-

mula wakaf dalam Islam? Orang Muhajirin mengatakan adalah wakaf Umar,

sedangkan orang-orang Ansor mengatakan adalah wakaf Rasulullah SAW.”

(Asy-Syaukani: 129).
4
Sejak Islam datang ke Indonesia, perwakafan sudah mulai dikenal oleh

masyarakat. Peraturan perwakafan kala itu diatur oleh hukum islam belum

masuk ke undang undang resmi. Pada saat itu, tata cara perwakafan tanah

dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan fiqh yang terdapat dalam kitab-

kitab kuning.

3
Badan Wakaf Indonesia,Pengertian Wakaf, tersedia disitus: https://www.bwi.go.id/pengertian-
wakaf/, diakses pada tanggal 3 September 2023, pukul 02.00 wita.
4
Siti azizah, Sejarah wakaf di masa seblum kemerdekaan Indonesia[BSImaslahat], tersedia disitus:
https://www.bsimaslahat.org/blog/sejarah-wakaf-di-masa-sebelum-kemerdekaan-indonesia/ ,
diakses pada tanggal 3 September 2023, pukul 02.12 wita.
Seiring dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia dengan terbentuk

pemerintahan di bawah kekuasaan Hindia Belanda, setiap perbuatan perwakafan

tanah harus diketahui oleh negara dalam hal ini Pemerintah.

Hal ini karena wakaf erat kaitannya dengan masalah sosial dan keberadaannya

membantu dalam perkembangan peradaban masyarakat Islam.

Berdasarkan sejarah, banyak bukti peninggalan wakaf sejak periode Islam masuk

Indonesia atau sebelum kemerdekaan. Adapun sejarah perkembangan perwakafan

di Indonesia sebagai berikut:

Wakaf Pada Zaman Kesultanan

Banyak bukti-bukti ditemukan bahwa pada masa kesultanan telah dilakukan

praktik wakaf, hal ini dapat dilihat pada peninggalan sejarah, baik berupa tanah

dan bangunan masjid, bangunan madrasah, komplek makam, tanah lahan baik

basah maupun kering yang ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama yang

di zaman dulu kesultanan/Susuhan atau pernah diperintah oleh Bupati yang

beragama Islam. Bukti itu antara lain tanah-tanah yang diantaranya berdiri masjid

seperti:

1. Masjid Al Falah di Jambi berasal dari tanah Sultan Thah Saifudin;

Masjid wakaf di Indonesia yang satu ini berasal dari Jambi yang berdiri di atas

tanah wakaf milik Sultan Thah Saifudin. Masjid Al-Falah dijuluki sebagai masjid

seribu tiang dan menjadi ikon kebangaan masyarakat Jambi. Sejak pertama kali

dibangun tahun 1971, masjid ini kental dengan nuansa kerajaan melayu. Proses

pembangunannya pun memiliki waktu perjuangan yang tidak singkat, yakni 9

tahun.

2. Masjid Kauman di Cirebon wakaf dari Sunan Gunung Jati;


Dibangun pada tahun 1480 oleh Sunan Gunung Djati sebagai pemimpin, lalu

Sunan Kalijaga dan Raden Sepat sebagai arsiteknya dan 200 orang pembantunya.

Raden Sepat merancang ruang utama masjid berbentuk bujur sangkar seluas 400

meter persegi. Di bagian mihrab, terdapat bermacam-macam ukiran bunga teratai

yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Selain itu, ada tiga buah ubin khusus yang

melambangkan 3 ajaran pokok, yakni iman, islam, dan ihsan.

3. Masjid di Demak wakaf dari Raden Patah;

Masjid Demak dibangun dengan bantuan walisongo saat mendirikan 4 tiang

utama, yaitu Sunan Bonang di sebelah barat laut, lalu Sunan Gunung Jati di

sebelah barat daya, Sunan Apel di sebelah tenggara, dan Sunan Kalijaga di

sebelah timur laut. Masjid ini terkenal menjadi salah satu masjid wakaf tertua di

Indonesia.

4. Masjid Menara di Kudus wakaf dari Sunan Muria;

Wakaf menara masjid yang satu ini berasal dari Sunan Kudus. Menara ini dijuluki

sebagai Masjid Al Aqsa dan Masjid Al Manar yang dibangun dari batu bata merah

pada tahun 1549 masehi. Coraknya merupakan hasil akulturasi budaya Islam,

Hindu, dan Buddha yang merupakan wujud toleransi dan kerukunan antar umat

beragama.

5. Masjid Jamik Bangkalan wakaf dari Sultan Abdul Qodirun;

Masjid Agung Bangkalan Pertama kali dibangun oleh Sultan Raden Maulana

Abdul Kadir bergelar Pangeran Adipati Cakra Adiningrat II dan lebih dikenal

dengan nama Sultan Kadirun. Pembangunannya dimulai dengan pemancangan

pertama pada tanggal 14 Jumadil Akhir 1234 H atau 10 April 1819 M sesudah

Sholat Jum’at. Bangunan awal masjid ini berukuran 30 m x 30 m.


6. Masjid Agung Semarang wakaf dari Pangeran Pandanaran;

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan sebuah landmark masjid agung

yang terletak di Kota Semarang. Masjid agung semarang ini berdiri di luas lahan

sebesar 119 hektar , tanah yang ditempati ini merupakan pemberian (Tanah

wakaf) dari Ki Ageng Pandanaran II. Beliau merupakan bupati semarang pada

zaman dahulu. Ia merupakan sosok yang dermawan dan suka berbagi , ia

mewakafkan ratusan hektar tanahnya untuk digunakan sebagai sarana produktif

seperti masjid.

7. Masjid Ampel di Surabaya wakaf dari R. Rochmat Sunan Ampel;

Di dalam Masjid Sunan Ampel terdapat 16 tiang utama yang terbuat dari kayu jati

asli. Empat tiang yang menjulang setinggi 17 meter tampil mencolok di tengah.

Tiang berdiri tegak lurus tanpa sambungan dan menjadi penyangga pokok atap

bersusun tiga di atasnya. Desain atap berupa tajuk tumpang tiga memang menjadi

ciri umum masjid-masjid kuno di Jawa, yang melambangkan Islam, iman, dan

ihsan.

8. Masjid Agung Kauman di Yogya wakaf dari Sultan Agung;

Masjid Gedhe Kauman, merupakan nama awal sebelum berubah menjadi Masjid

Agung, Masjid Besar, dan sekarang Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pertama kali dibangun pada tanggal 29 Mei 1773 atau 6 Robi’ul Akhir 1187

Hijriyah, masih erat kaitanya dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755.

Perjanjian yang menjadi awal mula berdirinya Kesultanan Ngayogyakarta

Hadiningrat.

9. Masjid Agung Kauman di Solo wakaf dari Susuhunan Paku Buwono X;


Masjid Agung Surakarta adalah peninggalan Kerajaan Mataram. Masjid Agung

Surakarta terletak dekat Keraton sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal

raja, alun-alun sebagai pusat aktivitas masyarakat, dan pasar sebagai pusat

kegiatan ekonomi. Bangunan berbentuk tajug dengan atap tumpang tiga dan

berpuncak mustaka (kubah). Makna tajug bertumpang tiga tersebut adalah pokok-

pokok tuntunan Islam, yakni iman, Islam, dan ihsan.

Masih banyak masjid yang didirikan dengan wakaf di nusantara, ini membuktikan

peranan wakaf dalam membangun peradaban masyarakat.

Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat memiliki program 10 ribu untuk sejuta

kebaikan, salah satu adalah wakaf masjid Bakauheni yang terletak di Sumatera

Selatan. Hanya dengan sepuluh ribu rupiah sudah dapat ikut wakaf pembangunan

masjid Bakauheni yang pahalanya akan terus mengalir selama masih digunakan.
3. Apa Pengertian Wakaf Tunai
5
Istilah wakaf uang belum dikenal di zaman Rasulullah. Wakaf uang

(cash waqf) baru dipraktekkan sejak awal abad kedua hijriyah. Imam az Zuhri

(wafat 124 H) salah seorang ulama terkemuka dan peletak dasar tadwin al-

hadits memfatwakan, dianjurkan wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan

sarana dakwah, sosial, dan pendidikan umat Islam.

Di Turki, pada abad ke 15 H praktek wakaf uang telah menjadi istilah

yang familiar di tengah masyarakat. Wakaf uang biasanya merujuk pada cash

deposits di lembaga-lembaga keuangan seperti bank, dimana wakaf uang

tersebut biasanya diinvestasikan pada profitable business activities.

Keuntungan dari hasil investasi tersebut digunakan kepada segala sesuatu yang

bermanfaat secara sosial keagamaan.

Pada abad ke 20 mulailah muncul berbagai ide untuk meimplementasikan

berbagai ide-ide besar Islam dalam bidang ekonomi, berbagai lembaga

keuangan lahir seperti bank, asuransi, pasar modal, institusi zakat, institusi

wakaf, lembaga tabungan haji dll. Lembaga-lembaga keuangan Islam sudah

menjadi istilah yang familiar baik di dunia Islam maupun non Islam.

Dalam tahapan inilah lahir ide-ide ulama dan praktisi untuk menjadikan

wakaf uang salah satu basis dalam membangun perkonomian umat. Dari

berbagai seminar, yang dilakukan oleh masyarakat Islam, maka ide-ide wakaf

uang ini semakin menggelinding. Negara- negara Islam di Timur Tengah,

Afrika, dan Asia Tenggara sendiri memulainya dengan berabagai cara.

5
Badan Wakaf Indonesia,Mengenal Wakaf Uang, tersedia disitus:
https://www.bwi.go.id/mengenal-wakaf-uang/, diakses pada tanggal 3 September 2023, pukul
02.23 wita.
6
Di Indonesia, sebelum lahirnya UU No. 41 tahun 2004, Majelis Ulama Indonesia

telah mengeluarkan fatwa tentang Wakaf Uang, (11/5/2002).

1. Wakaf Uang (Cash Wakaf/Wagf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan

seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk

uang tunai.

2. Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.

3. Wakafuang hukumnya jawaz (boleh)

4. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang

dibolehkan secara syar’i.

5. Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual,

dihibahkan, dan atau diwariskan.

Ihwal diperbolehkannya wakaf jenis ini, ada beberapa pendapat yang

memperkuat fatwa tersebut.

Pertama, pendapat Imam al-Zuhri (w. 124H.) bahwa mewakafkan dinas

hukumnya boleh, dengan cara menjadikan dinar tersebut sebagai modal usaha

kemudian keuntungannya disalurkan pada mauquf ‘alaih (Abu Su’ud

Muhammad. Risalah fi Jawazi Waqf al-Nuqud, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1997],

h. 20-2 1).

Kedua, mutaqaddimin dari ulaman mazhab Hanafi (lihat Wahbah al-

Zuhaili, al Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, [Damsyiq: Dar al-Fikr, 1985], juz VIII,

h. 162) membolehkan wakaf uang dinar dan dirham sebagai pengecualian, atas

dasar Istihsan bi al-‘Urfi, berdasarkan atsar Abdullah bin Mas’ud r.a: “Apa

6
Badan Wakaf Indonesia,Mengenal Wakaf Uang, tersedia disitus:
https://www.bwi.go.id/mengenal-wakaf-uang/, diakses pada tanggal 3 September 2023, pukul
02.23 wita.
yang 7dipandang baik oleh kaum muslimin maka dalam pandangan Allah

adalah baik, dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin maka dalam

pandangan Allah pun buruk”.

7
Badan Wakaf Indonesia,Mengenal Wakaf Uang, tersedia disitus:
https://www.bwi.go.id/mengenal-wakaf-uang/, diakses pada tanggal 3 September 2023, pukul
02.23 wita.
4. Analisa Badan Pengelola Wakaf
8
Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas dan wewenang :

1. . melakukan pembinaan terhadap Nazhir dalam mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf;

2. . melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala

nasional dan internasional;

3. . memberikan persetujuan dan/atau izin atas perubahan peruntukan dan

status harta benda wakaf;

4. . memberhentikan dan mengganti Nazhir;

5. . memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf;

6. . memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam

penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.

8
Wikipedia,Badan Wakaf Indonesia, tersedia disitus:
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Wakaf_Indonesia, diakses pada tanggal 3 September 2023,
pukul 02.46 wita.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Badan Wakaf Indonesia atau disingkat BWI adalah lembaga independen untuk

mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf.[1] Berkedudukan di ibu kota

Indonesia, Jakarta dan mempunyai cabang di provinsi dan kabupaten/ kota.

Dengan jumlah pengurus paling sedikit 20 orang dan paling banyak 30 orang dan

di pusat diangkat oleh presiden, sedangkan keanggotaan BWI di daerah diangkat

oleh BWI.

 Tugas dan Wewenang BWI

Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas dan wewenang :

1. . melakukan pembinaan terhadap Nazhir dalam mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf;

2. . melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala

nasional dan internasional;

3. . memberikan persetujuan dan/atau izin atas perubahan peruntukan dan

status harta benda wakaf;

4. . memberhentikan dan mengganti Nazhir;

5. . memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf;

6. . memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam

penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.

 Sejarah BWI
Lembaga Badan Wakaf Indonesia dibentuk tidak terlepas dari aspirasi masyarakat

Indonesia yang mayoritas muslim yang sudah mengamalkan

ajaran Islam yaitu wakaf dan menjadi adat di kalangan muslim seperti

mewakafkan tanah untuk masjid dan fasilitas sosial lain. Merunut sejarah tentang

praktik wakaf sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, yang menurut

sejarah wakaf pertama adalah tanah Masjid Quba lalu Masjid Nabawi.

Struktur BWI

Struktur dalam Badan Wakaf Indonesia terdiri atas Dewan Pertimbangan (sebagai

pengawas) dan Badan Pelaksana. Selain itu, terdapat juga Pusat Kajian dan

Transformasi Digital di dalam Badan Pelaksana. Divisi-divisi yang terdapat pada

BWI, yaitu: (1) Divisi Kerja Sama, Kelembagaan, dan Advokasi; (2) Divisi

Humas, Sosialisasi, dan Literasi; (3) Divisi Pendataan, Legislasi, dan Ruilslag

Aset; (4) Divisi Pengawasan Tata Kelola; serta (5) Divisi Pemberdayaan Nadzir

dan Pengelolaan Aset.

 Badan Pelaksana BWI

Badan Pelaksana BWI periode 2017-2020 diketuai oleh Prof. Dr. Muhammad

Nuh. Sementara Ketua Badan Pertimbangan diketuai oleh Prof. Dr. Phil. H.

Kamaruddin Amin, M.A., Total pengurus Badan Wakaf Indonesia dengan 27

anggota.[2][3]
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bsimaslahat.org/blog/sejarah-wakaf-di-masa-sebelum-kemerdekaan-

indonesia/

https://www.bwi.go.id/pengertian-wakaf/

https://www.bwi.go.id/sejarah-perkembangan-wakaf/

https://www.bwi.go.id/mengenal-wakaf-uang/

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Wakaf_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai