Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN PEMBERDAYAAN WAKAF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Manajemen Ziswaf”
Dosen Pengampu : Abi Waqqosh, S.E.I., M.E.I

Disusun Oleh: Kelompok 9

Beby Novianti 09.20.2779


Deby Fahrina 09.20.2791
David Lea 09.20.2788

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


INSTITUT SYEKH H.A HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kelompok
kami mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen
Pemberdayaan Wakaf” guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Ziswaf.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dari semua pihak sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi.
Kami sebagai penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
kami selaku penyusun makalah pada khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya, serta bisa menjadi tambahan referensi bagi penyusun makalah di masa
yang akan datang.

Binjai, November 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1


B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Masalah................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pemahaman Tentang Wakaf............................................................ 3
B. Manajemen Wakaf........................................................................... 5
C. Pemberdayaan Wakaf.......................................................................7
D. Tantangan dan Solusi dalam Manajemen Pemberdayaan Wakaf.... 9
E. Penerapan Manajemen Pemberdayaan Wakaf di Indonesia...........10

BAB III PENUTUP


Kesimpulan................................................................................................ 12
Daftar Pustaka............................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Wakaf merupakan salah satu instrument penting dalam ekonomi Islam


yang memiliki potensi besar untuk memberdayakan masyarakat, khususnya
dalam bidang pendidikan, kesehatan dan keejahteraan sosial. Di Indonesia,
wakaf telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Muslim dan
memiliki peran penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Namun, potensi wakaf seringkali belum teroptimalkan dengan baik. Salah


satu penyebabnya adalah kurangnya manajemen yang efektif dan efisien
dalam pengelolaan wakaf. Manajemen yang baik sangat penting untuk
memastikan bahwa wakaf dapat memberikan manfaat maksimal bagi
masyarakat.

Dalam konteks ini, manajemen pemberdayaan wakaf menjadi topik yang


sangat relevan untuk dibahas. Melalui manajemen pemberdayaan wakaf,
diharapkan wakaf tidak hanya menjadi sumber dana yang pasif tetapi juga
dapat menjadi instrumen yang aktif dalam mendorong pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, melalui makalah ini kami akan membahas lebih dalam
tentang manajemen pemberdayaan wakaf, mulai dari konsep, strategi hingga
implementasinya di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman tentang wakaf?
2. Bagaimana manajemen wakaf?
3. Bagaimana pemberdayaan wakaf?
4. Bagaimana tantangan dan solusi dalam manajemen pemberdayaan
wakaf?
5. Bagaimana penerapan manajemen pemberdayaan wakaf di Indonesia?

1
C. Tujuan Masalah
Ada pula tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai pemenuhan tugas
manajemen ziswaf yang diberikan oleh bapak Abi Waqqosh, S.E.I., M.E.I.
Selain itu pembuatan makalah ini juga diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana manajemen pemberdayaan
wakaf dapat dilakukan dan bagaimana tantangan – tantangan yang ada dapat
diatasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMAHAMAN TENTANG WAKAF


Kata wakaf berasal dari Bahasa Arab al-waqf yang secara leksikal berarti
berhenti, diam atau menahan. Apabila kata ini dikaitkan dengan harta benda,
maka ia berarti pembekuan kepemilikan seseorang atas harta benda tertentu
agar dapat dimanfaatkan untuk faedah tertentu.1
Sedangkan menurut Undang – Undang No. 41 Bab I Pasal 1 Tahun 2004
Tentang Wakaf, wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan
dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.2
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa wakaf adalah salah satu konsep
penting dalam hukum Islam yang merujuk pada penyerahan harta atau properti
seseorang untuk tujuan kesejahteraan dan kebaikan umum. Harta atau properti
yang diwakafkan tidak boleh dijual, dipindahtangankan atau dimanfaatkan
secara pribadi oleh wakif (orang yang mewakafkan). Sebaliknya, harta
tersebut dianggap milik Allah dan digunakan untuk kepentingan umat manusia.
Sejarah wakaf dapat ditelusuri kembali ke zaman Nabi Muhammad SAW.
Dalam sejarah Islam, wakaf yang pertama kali dilakukan adalah “wakaf
keagamaan” berupa Masjid Quba’ di kota Madinah. Masjid ini dibangun Nabi
Muhammad SAW pada tahun 622 saat pertama kali beliau tiba di Madinah
untuk berhijrah. Jenis wakaf yang kedua adalah “wakaf derma” yaitu rangka
filantropi sosial yang juga dimulai oleh Nabi SAW. Dimana seorang sahabat
bernama Mukhairiq berkehendak jika ia meninggal, maka tujuh kebun
kurmanya di Madinah diberikan kepada Nabi Muhammad yang kemudian

1
Mohammad Shohibuddin, Wakaf Agraria: Signifikansi Wakaf bagi Agenda Reforma Agraria,
(Yogyakarta: Baitul Hikmah,2019), hal. 33
2
Badan Wakaf Indonesia, Undang – Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, 2004,
https://www.bwi.go.id/3629/2007/09/17/undang-undang-no-41-tahun-2004-tentang-wakaf/ diakses
pada 23 November 2023 pukul 16:10

3
Nabi Muhammad mewakafkannya untuk kepentingan kelompok fakir dan
miskin. Lalu wakaf ketiga adalah “wakaf ahli” yaitu wakaf untuk kepentingan
keluarga. Wakaf jenis ini mulai muncul sewaktu Umar bin Khatab yang
menjabat sebagai khalifah mencatat wakafnya dalam akta wakaf dan
mengumumkannya kepada masyarakat sehingga banyak orang tergerak untuk
melakukan hal yang sama.3
Sejak saat itu, praktek wakaf terus berkembang dan menjadi bagian
penting dari sistem ekonomi Islam. Wakaf telah digunakan untuk berbagai
kepentingan umum, seperti pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Di
berbagai negara dengan populasi Muslim yang besar, seperti Indonesia, wakaf
telah menjadi instrumen penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Wakaf berdasarkan peruntukkan atau dari segi kemanfaatannya dibagi
menjadi tiga jenis yaitu:4
1. Wakaf khairi, adalah wakafyang dilakukan untuk kebaikan umum
seperti pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit dan lainnya.
2. Wakaf ahli, adalah wakaf yang dilakukan untuk kepentingan keluarga
atau kerabat tertentu yang kebermanfaatannya ditujukan untuk
keturunan wakif.
3. Wakaf musyatarak, adalah wakaf yang kebermanfaatannya ditujukan
untuk keturunan wakif dan masyarakat umum, seperti pembebasan
sumur pribadi untuk digunakan oleh masyarakat luas.
Wakaf memiliki nilai spiritual dan sosial yang besar dalam Islam. Selain
mendapatkan pahala, wakaf juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Dalam Islam, setiap individu memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
wakaf dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Hal ini sesuai
dengan hukum wakaf yaitu sunnah muakkad atau amalan sunnah yang

3
OpCit., Mohammad Shohibuddin, hal. 35 – 36
4
Badan Wakaf Indonesia, Ada 3 Jenis Wakaf Berdasarkan Peruntukkan yang Perlu Anda Ketahui,
https://www.bwi.go.id/6911/2021/05/20/ada-3-jenis-wakaf-berdasarkan-peruntukkan-yang-perlu-
anda-
ketahui/#:~:text=Jenis%20wakaf%20ini%20dibagi%20lagi,wakaf%20ahli%2C%20dan%20wakaf%
20musytarak. Diakses pada 23 November 2023 pukul 23:06

4
dianjurkan. Berkenaan dengan hal, maka wakaf ini didasarkan pada ayat Allah
dalam Q.S. Ali Imran: 92 yang berbunyi:
ٌ‫ﻟَﻦْ ﺗَﻨَﺎﻟُﻮا اﻟْﺒِﺮﱠ ﺣَﺘﱠﻰٰ ﺗُﻨْﻔِﻘُﻮا ﻣِﻤﱠﺎ ﺗُﺤِﺒﱡﻮنَ ۚ وَﻣَﺎ ﺗُﻨْﻔِﻘُﻮا ﻣِﻦْ ﺷَﻲْءٍ ﻓَﺈِنﱠ ﷲﱠَ ﺑِﮫِ ﻋَﻠِﯿﻢ‬
Artinya : “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu
menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu
infakkan, tentang hal itu sungguh Allah Maha Mengetahui”.5

B. MANAJEMEN WAKAF
Manajemen wakaf merupakan suatu pendekatan yang digunakan
untuk mengelola dan mengoptimalkan penggunaan harta wakaf untuk
mengelola dan mengoptimalkan penggunaan harta wakaf dengan
tujuan mencapai kesejahteraan dan kebaikan umum yang diinginkan
oleh wakif dan masyarakat.
Manajemen wakaf melibatkan beberapa aspek penting yang
merupakan bagian dari ilmu manajemen guna mencapai tujuan tertentu
yaitu:6
1) Perencanaan (Planning)
Manajemen wakaf dimulai dengan perencanaan yang dimulai
dengan perencanaan yang matang. Hal ini meliputi identifikasi
tujuan wakaf, penentuan jenis wakaf yang akan dilakukan dan
penentuan penggunaan harta wakaf yang sesuai dengan tujuan
wakaf. Perencanaan yang baik akan membantu memastikan
bahwa wakaf dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
masyarakat.
2) Perorganisasian (Organizing)

5
Rahma Indina Harbani, Mengenal Wakaf: Pengertian, Hukum, Rukun dan Keutamaannya,
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5942248/mengenal-wakaf-pengertian-hukum-rukun-dan-
keutamaannya#:~:text=Hukum%20wakaf%20adalah%20sunnah%20muakkad,mewakafkan%20atau
%20waqif%20telah%20wafat.&text=Artinya%3A%20%22Kamu%20tidak%20akan%20memperole
h,sebagian%20harta%20yang%20kamu%20cintai. Diakses pada 23 November 2023 pukul 23:20
6
Jaharuddin, Manajemen Wakaf Produktif Potensi, Konsep dan Praktik, (Depok: Kaizen Sarana
Edukasi, 2020), hal. 114 - 116

5
Setelah perencanaan dilakukan, langkah selanjutnya adalah
pengorganisasian yang melibatkan pembentukan lembaga atau
badan yang bertanggung jawab untuk mengelola harta wakaf.
Lembaga tersebut dapat berupa yayasan wakaf, badan amil zakat
atau lembaga lainnya yang memiliki keahlian dan pengalaman
dalam pengelolaan wakaf.
3) Koordinasi (Coordinating)
Koordinasi merupakan sinkronisasi dalam evaluasi pelaksanaan
manajemen wakaf. Hal ini membantu memastikan transaparansi,
akuntabilitas dan efisiensi dalam pengelolaan harta wakaf.
4) Pengendalian (Controlling)
Pengendalian dalam manajemen wakaf melibatkan pengaturan
sistem dan prosedur yang memastikan bahwa harta wakaf
digunakan sesuai dengan ketentuan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini meliputi pengendalian keuangan,
pengendalian administrasi dan pengendalian operasional yang
membantu mencegah penyalahgunaan harta wakaf dan
memastikan bahwa harta tersebut memberikan manfaat sesuai
dengan yang diharapkan.
Manajemen wakaf memiliki peran sangat penting dalam
memastikan bahwa harta wakaf digunakan secara efektif dan
memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Perlu
diperhatikan juga prinsip – prinsip dalam manajemen wakaf agar
manajemen wakaf berjalan dengan baik. Adapun prinsip – prinsip
dalam manajemen wakaf antara lain:
1) Prinsip Transparansi
2) Prinsip Akuntabilitas
3) Prinsip Efisiensi
4) Prinsip Keberlanjutan
5) Prinsip Partisipasi
6) Prinsip Profesionalisme

6
Struktur organisasi dalam manajemen wakaf juga perlu untuk
diperhatikan yang biasanya melibatkan beberapa elemen penting,
seperti pengurus, pengawas, penerima manfaat, pemberi wakaf dan
nazhir.
Dalam upaya memajukan dan memproduktifkan wakaf maka harus
dimulai dari penguatan kapasitas nazhir. Tanpa kehadiran nazhir yang
berkualitas, harta wakaf hanya akan menjadi asset abadi yang beku dan
minim manfaat. Pada dasarnya siapa saja bisa menjadi nazhir
sepanjang ia bisa melakukan tindakan hukum dan mampu
mengembang tugas menyangkut harta benda yang manfaatnya harus
disampaikan kepada pihak – pihak yang berhak menerimanya.7 Adapun
4 tugas utama nazhir, yaitu melakukan pengadministrasian harta wakaf,
mengawasi dan melindungi harta wakaf, mengelola dan
mengembangkan harta wakaf dan melaporkan pelaksanaan tugas
kenazhiran kepada Badan Wakaf Indonesia.8

C. PEMBERDAYAAN WAKAF

Konsep pemerdayaan wakaf adalah suatu pendekatan yang bertujuan


untuk memanfaatkan wakaf sebagai alat untuk membantu masyaraat,
khususnya yang kurang mampu melalui berbagai program dan insiatif.
Pemberdayaan wakaf ini membutuhkan manajemen yang baik dan transparan
agar dana wakaf bisa digunakan dengan efektif dan efisien. Hal ini sesuai
dengan pendapat Muhammad Syafi’i Antonio yang mengatakan bahwa wakaf
produktif adalah pemberdayaan wakaf yang ditandai dengan ciri utama yaitu
pola manajemen wakaf harus terintegrasi, asas kesejahteraan nazhir dan asas
transformasi dan tannggung jawab.9

7
Hayu Prabowo., dkk, Pendayagunaan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf Untuk Pembangunan
Sarana Air & Sanitasi Masyarakat, (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 2016), hal. 41
8
Ibid., hal. 43
9
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hal. 15

7
Pengelolaan wakaf produktif terbukti berpengaruh positif dan signifikan
pada kesejahteraan masyarakat dengan pemberdayaan ekonomi yang baik
berupa dukungan keterampilan, pelatihan bisnis, pendampingan dan
pemantauan kegiatan operasional usaha serta penyediaan modal usaha dan
pemasaran.10

Dengan demikian, perlu sekiranya kita untuk menganalisis dan


menerapkan strategi pengelolaan dalam rangka pemberdayaan wakaf agar
berguna dalam pengembangan ekonomi umat. Hal itu bisa dilakukan dengan
melakukan optimalisasi fungsi wakaf dan pengembangannya perlu
berpedoman pada aspek – aspek hukum yang dipraktikkan dalam sejarah
Islam.11

Berikut beberapa strategi pemberdayaan wakaf yang sesuai dengan aspek


hukum Islam, yaitu:

1) Penggunaan Wakaf untuk Kepentingan Umum


Dalam Islam, wakaf digunakan untuk kepentingan umum atau
mashlahat umum, seperti pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Strategi ini sesuai denan konsep wakaf dalam Islam.
2) Pengelolaan Wakaf oleh Nazhir yang Dipercaya
Dalam Islam, nazhir merupakan orang yang dipercaya dan memiliki
integritas tinggi. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola wakaf
dengan sebaik – baiknya dan memastikan bahwa manfaatnya dapat
dirasakan masyarakat.
3) Transparansi dan Akuntabilitas
Dalam pengelolaan wakaf, transparansi dan akuntabilitas sangat
penting. Ini mencakup transparansi dalam pengumpulan dan
penggunaan dana wakaf serta akuntabilitas nazhir dalam menjalankan
tugas mereka.

10
Ai Nur Bayinah., dkk, Perencanaan Wakaf: Panduan Perencanaan Masa Depan Penuh Manfaat,
(Jakarta: Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, 2021), hal. 24
11
Syamsul Anwar, Studi Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: RM Books, 2007), hal. 75

8
4) Pemeliharaan dan Perawatan Wakaf
Dalam Islam, ada kewajiban untuk merawat dan memelihara wakaf,
seperti program atau layanan yang disediakan oleh wakaf.
5) Pembaharuan dan Pengembangan Wakaf
Wakaf diperbaharui dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang berubah yang bisa mencakup berupa pengembangan
fasilitas wakaf.

D. TANTANGAN DAN SOLUSI DALAM MANAJEMEN


PEMBERDAYAAN WAKAF

Manajemen pemberdayaan wakaf memang memiliki beberapa tantangan.


Berikut tantangan yang umum dihadapi, yaitu:

1) Kurangnya pemahaman tentang wakaf.


2) Kurangnya transparansi dan akuntabilitas.
3) Kurangnya profesionalisme dalam pengelolaan wakaf.
4) Hukum dan regulasi yang belum mendukung.
5) Kurangnya inovasi dan pengembangan produk wakaf.

Terdapat beberapa faktor yang mungkin berkombinasi menjadikan


tantangan bagi pemberdayaan wakaf menjadi produktif yaitu seperti:12

1) Asetnya terbatas,
2) Sumber daya nazhir yang terbatas,
3) Kondisi lingkungan masyarakat yang tidak mendukung.

Namun terdapat solusi yang bisa diterapkan dalam menghadapi tantangan


yang terjadi,diantara lain:

1) Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang wakaf kepada masyarakat.


Ini bisa melalui seminar, workshop atau media sosial.

12
Amelia Fauzia., dkk, Fenomena Wakaf di Indonesia: Tantangan menuju Wakaf Produktif,
(Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2016), hal. 41

9
2) Menerapkan sistem manajemen yang transparan dan akuntabel.
Misalnya, melaporkan penggunaan dana wakaf secara rutin kepada
masyarakat.
3) Melakukan pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi pengelola
wakaf. Ini bisa melalui pelatihan manajemen, keuangan atau hukum
wakaf.
4) Melakukan advokasi dan lobi kepada pemerintah untuk membuat atau
memperbaiki hukum dan regulasi tentang wakaf.
5) Mengembangkan produk wakaf yang inovatif dan menarik. Misalnya
wakaf uang atau wakaf digital.

E. PENERAPAN MANAJEMEN PEMBERDAYAAN WAKAF DI


INDONESIA

Wakaf di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, hal ini didukung
adanya kesadaran masyarakat muslim untuk mengalokasikan sebagian
hartanya dalam bentuk wakaf.13

Di Indonesia, perwakafan umumnya berobyek tanah. Perwakafan tanah di


Indonesia termasuk dalam bidang hukum agraria yaitu sebagai perangkat
peraturan yang mengatur tentang bagaimana penggunaan dan penggunaan dan
pemanfaatan bumi, air dan ruang angkasa Indonesia untuk kesejahteraan
bersama seluruh rakyat Indonesia. Masalah perwakafan tana diatur dalam
Undang – Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok
Agraria (UUPA) dalam pasal 49 ayat (3).14

Selain wakaf tanah, di Indonesia terdapat beberapa jenis wakaf lainnya


yang juga turut berkembang, yaitu wakaf uang, wakaf ilmu atau pendidikan,
wakaf barang dan lainnya.

13
Isnaini Qurroti A’yuni, Pola Kelola Wakaf dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Bebasis
Pesantren (Studi Wakaf Pertanian Ubi pada Lembga Wakaf Ansor), Jurnal Ilmiah, Malang:
Universitas Brawijaya, 2018, hal. 11
14
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan Wakaf, PANDAU:
Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis,(Jakarta: Kemenag RI, 2006), hal. 1

10
Meskipun, jumlah asset wakaf di Indonesia dirasa cukup besar namun
nyatanya saat ini pemanfaatan wakaf di Indonesia belum optimal. Wakaf di
Indonesia masih sangat sedikit yang produktif. Kunci kelemahannya terletak
pada nazhir dan tim manajemennya yang tidak terorganisir dengan baik
sehingga banyak asset wakaf yang dikelola secara tradisional dan cenderung
dipergunakan untuk kepentingan tempat – tempat ibadah. Para pengelola
wakaf harusnya merubah manajemen pengelolaannya menjadi lebih produktif.
Misalnya, bagi tanah wakaf yang berpotensi ekonomi tinggi dicarikan investor
untuk memproduktifkannya.15 Selain pengembangan program pemberdayaan,
ada beberapa penerapan manajemen pemberdayaan wakaf lainnya di
Indonesia, yaitu pelatihan dan pendidikan, kolaborasi dengan pihak terkait
serta pengawasan dan evaluasi.

15
Muhyar Fanani, Berwakaf Tidak Harus Kaya, Dinamika Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia,
(Semarang: Walisongo Press, 2010), hal. 27 – 28

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen pemberdayaan wakaf memiliki peran penting dalam


mengoptimalkan potensi wakaf untuk memberikan manfaat sosial dan kemanusiaan.
Pemberdayaan wakaf melibatkan berbagai langkah dan strategi untuk mengelola dana
wakaf secara efektif dan berkelanjutan.
Konsep pemerdayaan wakaf adalah suatu pendekatan yang bertujuan
untuk memanfaatkan wakaf sebagai alat untuk membantu masyaraat, khususnya
yang kurang mampu melalui berbagai program dan insiatif. Pemberdayaan wakaf
ini membutuhkan manajemen yang baik dan transparan agar dana wakaf bisa
digunakan dengan efektif dan efisien.
Adapun beberapa strategi pemberdayaan wakaf yang sesuai dengan aspek
hukum Islam, yaitu Penggunaan Wakaf untuk Kepentingan Umum, Pengelolaan
Wakaf oleh Nazhir yang Dipercaya, Transparansi dan Akuntabilitas,
Pemeliharaan dan Perawatan Wakaf dan Pembaharuan dan Pengembangan Wakaf.
Memang dalam penerapannya terdapat tantangan yang muncul dalam
pemberdayaan wakaf ini. Namun, jika dioptimalkan potensi wakaf tersebut dan
melibatkan berbagai pihak terkait, diharapkan manajemen pemberdayaan wakaf
dapat memberikan dampak yang positif dalam pembangunan sosial di Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

A’yuni, Isnaini Qurroti. 2018. Pola Kelola Wakaf dalam Upaya Pemberdayaan
Ekonomi Bebasis Pesantren (Studi Wakaf Pertanian Ubi pada Lembga
Wakaf Ansor). Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Brawijaya
Anwar, Syamsul. 2007. Studi Hukum Islam Kontemporer. Jakarta: RM Books
Badan Wakaf Indonesia. Ada 3 Jenis Wakaf Berdasarkan Peruntukkan yang Perlu
Anda Ketahui. https://www.bwi.go.id/6911/2021/05/20/ada-3-jenis-wakaf-
berdasarkan-peruntukkan-yang-perlu-anda-
ketahui/#:~:text=Jenis%20wakaf%20ini%20dibagi%20lagi,wakaf%20ahli%
2C%20dan%20wakaf%20musytarak.
Badan Wakaf Indonesia.2004. Undang – Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang
Wakaf. https://www.bwi.go.id/3629/2007/09/17/undang-undang-no-41-
tahun-2004-tentang-wakaf/
Bayinah, Ai Nur., dkk. 2021. Perencanaan Wakaf: Panduan Perencanaan Masa
Depan Penuh Manfaat. Jakarta: Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan
Syariah
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan
Wakaf. 2006. PANDAU: Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis.
Jakarta: Kemenag RI
Fanani, Muhyar. 2010. Berwakaf Tidak Harus Kaya, Dinamika Pengelolaan
Wakaf Uang di Indonesia. Semarang: Walisongo Press
Fauzia, Amelia., dkk. 2016. Fenomena Wakaf di Indonesia: Tantangan menuju
Wakaf Produktif. Jakarta: Badan Wakaf Indonesia
Harbani, Rahma Indina. Mengenal Wakaf: Pengertian, Hukum, Rukun dan
Keutamaannya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5942248/mengenal-wakaf-pengertian-hukum-rukun-dan-
keutamaannya#:~:text=Hukum%20wakaf%20adalah%20sunnah%20muakk
ad,mewakafkan%20atau%20waqif%20telah%20wafat.&text=Artinya%3A

13
%20%22Kamu%20tidak%20akan%20memperoleh,sebagian%20harta%20y
ang%20kamu%20cintai.
Jaharuddin. 2020. Manajemen Wakaf Produktif Potensi, Konsep dan Praktik.
Depok: Kaizen Sarana Edukasi
Jaih Mubarok, Jaih. 2008. Wakaf Produktif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Prabowo, Hayu., dkk. 2016. Pendayagunaan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf
Untuk Pembangunan Sarana Air & Sanitasi Masyarakat. Jakarta: Majelis
Ulama Indonesia
Shohibuddin, Mohammad. 2019. Wakaf Agraria: Signifikansi Wakaf bagi Agenda
Reforma Agraria. Yogyakarta: Baitul Hikmah

14

Anda mungkin juga menyukai