Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

WAKAF PRODUKTIF

Disusun guna memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah : Manajemen Wakaf

Dosen pengampu : Dr. H. Kuntarno Noor Aflah, MA

Disusun Oleh:

Kelompok 9 B4ZWR

Muhammad Syifa’ Alfattah (202041037)

Muhammad Andy Teguh (2150310046)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
TAHUN 2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “WAKAF
PRODUKTIF” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Wakaf. Tim penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas
penyusunan makalah ini:

1. Orang tua kami yang senantiasa tidak pernah lupa untuk mengirimkan doa bagi
kesuksesan kami.
2. Bapak Dr. H. Kuntarno Noor Aflah, MA selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Pembangunan Syariah
3. Dan rekan satu tim penyusun makalah di kelompok 9.

Tim penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu tim penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Wakaf Produktif ........................................................................ 3


B. Macam-Macam Wakaf Produktif............................................................. 4
C. Tujuan Pengelolaan Wakaf Produktif ..................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini problematika sosial ditengah masyarakat Indonesia dan tuntutan akan
kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan wakaf uang menjadi sangat
strategis. Di samping sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang berdimensi spiritual,
wakaf uang juga merupakan ajaran yang menekankan pentingnya kesejahteraan
ekonomi (dimensi sosial) dan kesejahteraan umat.2
Namun istilah wakaf uang belum begitu familiar di tengah
masyarakat Indonesia, ini bisa dilihat dari pemahaman masyarakat Indonesia
yang memandang wakaf hanya sebatas pada pemberian berbentuk barang tidak
bergerak, seperti tanah dan bangunan yang diperuntukkan untuk tempat ibadah,
kuburan, pondok pesantren, rumah yatim piatu dan pendidikan semata.3
Pemanfaatan benda wakaf masih berkisar pada hal-hal yang bersifat fisik,
sehingga tidak memberikan dampak ekonomi secara signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat. Banyaknya harta benda wakaf yang ada di masyarakat
Indonesia belum mampu mengatasi masalah kemiskinan. Padahal benda yang
bergerak, seperti uang misalnya, pada hakikatnya juga merupakan salah satu
bentuk instrumen wakaf yang memang diperbolehkan dalam Islam. Saat ini
dikalangan masyarakat luas mulai muncul istilah cash waqf (wakaf uang) dipelopori
oleh M. A. Mannan, beliau seorang ekonom berasal dari Bangladesh. Wakaf uang
dipandang sebagai salah satu solusi yang dapat membuat wakaf menjadi lebih
produktif. Apabila wakaf uang mampu dikelola dan diberdayakan oleh suatu
lembaga secara profesional, akan sangat membantu dalam mensejahterakan
ekonomi umat, memenuhi hak-hak masyarakat, serta mengurangi penderitaan
masyarakat.
Pengelolaan wakaf uang secara produktif untuk kesejahteraan masyarakat
menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindari lagi. Apalagi di saat ini negri
Indonesia mengalami krisis ekonomi yang memerlukan partisipasi banyak pihak. 5
Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf
diarahkan untuk memberdayakan wakaf yang merupakan salah satu instrumen dalam
membangun kehidupan sosial ekonomi umat Islam. Kehadiran Undang-undang

1
wakaf ini menjadi momentum pemberdayaan wakaf secara produktif, sebab di
dalamnya terkandung pemahaman yang komprehensif dan pola manajemen
pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf mencakup harta tidak bergerak maupun yang
bergerak, termasuk wakaf uang yang penggunaannya sangat luas, tidak terbatas
untuk pendirian tempat ibadah dan sosial keagamaan. Formulasi hukum yang
demikian, jelas suatu perubahan yang sangat revolusioner dan jika dapat
direalisasikan akan memiliki akibat yang berlipat ganda atau multiplier effect,
terutama dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi umat Islam.6 Salah satu
regulasi baru dalam Undang-Undang Wakaf tersebut adalah Wakaf Uang. Makalah ini
akan mencoba membahas wakaf produktif tersebut dalam perspektif ekonomi Islam
dan bagaimana prospeknya dalam pemberdayaan ekonomi umat islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang diambil ialah;
1. Apa Definisi Wakaf Produktif ?
2. Apa saja macam-macam Wakaf Produktif ?
3. Bagaimana tujuan Pengelolaan Wakaf Produktif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Definisi Wakaf Produktif
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Wakaf Produktif
3. Untuk mengetahui bagaimanan tujuan Pengelolaan Wakaf Produktif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Wakaf Produktif


Wakaf ialah salah satu ibadah yang memiliki manfaat secara menyeluruh, baik
untuk penerima wakaf ataupun untuk orang yang wakaf. Wakaf membantu
banyak kaum muslim yang membutuhkan. Wakaf juga berperan memberikan pahala
jariyah bagi yang menunaikannya. Wakaf adalah sumber dari perekonomian
Islam dan basis dari pergerakan umat. Wakaf membantu perekonomian lewat
bantuan usaha, membantu pendidikan lewat beasiswa pendidikan, membantu
ketenangan beribadah lewat pembangunan sarana ibadah dan masih banyak lagi.
Wakaf merupakan hal yang sangat penting dalam ekonomi Islam, bahkan untuk
pembangunan ekonomi Islam, juga untuk meratakan kesejahteraan masyarakat, selain
itu juga untuk melatih sifat dermawan dari orang-orang yang mampu dari sisi
ekonomi. Pada dasarnya wakaf memang dianjurkan oleh Islam karena untuk
memupuk sifat kepedulian dari orang yang lebih mampu agar peduli dengan orang-
orang yang kurang mampu. Sejak era Nabi Muhammad SAW, wakaf telah
dilakukan dan memberi andil terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat.
Wakaf produktif adalah sebuah skema pengelolaan donasi wakaf dari umat,
yaitu dengan memproduktifkan donasi tersebut, hingga mampu menghasilkan surplus
yang berkelanjutan. Donasi wakaf dapat berupa benda bergerak, seperti uang dan
logam mulia, maupun benda tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan. Pada
dasarnya wakaf itu produktif dalam arti harus menghasilkan karena wakaf dapat
memenuhi tujuannya jika telah menghasilkan dimama hasilnya dimanfaatkan sesuai
dengan peruntukannya (mauquf alaih).1
Bentuk wakaf produktif salah satunya ialah dilihat dalam ijtihad ulama’
masa kini adalah bentuk wakaf uang memang belum lama dikenal di Indonesia.
Padahal wakaf uang tersebut sebenarnya sudah cukup lama dikenal di dunia
Islam, yakni sejak zaman kemenangan dinasti mamluk, para ahli fikih
memperdebatkan boleh atau tidaknya uang, diwakafkan. Ada sebagian ulama
yang membolehkan wakaf uang, dan sebagian ulama melarangnya, dan masing-

1
Choiriyah. Wakaf produktif dan tata cara pengelolaannya. ISLAMIC BANKING : Volume 2 Nomor 2
Februari 2017. Hlm 27

3
masing mempunyai alasan yang memadai. Meskipun wakaf uang sudah dikenal
pada masa Imam Mazhab, namun wakaf uang baru akhir-akhir ini mendapat
perhatian para ilmuan dan menjadi bahan kajian intensif. Di berbagai Negara,
Wakaf Uang telah lama menjadi kajian, dan bahkan sudah dipraktekkan
serta diatur dalam peraturan perundang-undangan.Yang menjadi problematika di
berbagai tempat baik di Indonesia maupun di Negara lain adalah
pengelolaannya, tidak jarang wakaf dikelola dengan manajemen yang kurang
bagus sehingga dapat mengakibatkan wakaf tersebut berkurang atau hilang.
Padahal, jika wakaf uang ini diatur, dikelola, dan dikembangkan dengan baik
akan membawa dampak yang begitu besar dalam masyarakat.2
B. Macam-Macam Wakaf Produktif
1. Wakaf uang
a) Wakaf Uang (Tunai)
Pengertian Wakaf Uang (Tunai)Wakaf uang adalah wakaf berupa uang
dalam bentuk rupiah yang kemudian dikelola oleh nazhir secara produktif,
hasilnya dimanfaatkan untuk mauqufalaih. Dengan demikian dalam wakaf
uang, uang yang diwakafkan tidak boleh diberikan langsung kepada mauquf
alaih, tetapi harus diinvestasikan lebih dulu oleh nazhir, kemudian hasil
investasinya diberikan kepada mauquh alaih.Wakaf tunai ialah sebuah wakaf
yang dilakukan seseorang, kelompok orang, dan lembaga atau badan hukum
dalam bentuk uang tunai.Hukum wakaf tunai telah menjadi perhatian para
fuqaha.Terdapat perbeedaan pendapat terkait dengan beberapa hukum wakaf
tunai. Imam Bukhri mengungkapkan bahwa dari ImanAz-Zuhri berpendapat
dinar dan dirham (keduanya mata uang yang berlaku ditimur tengah) boleh
untuk diwakafkan. Caranya ialah dengan menjadikan dinar dan dirham itu
sebagai modal usaha (dagang), kemudian menyalurkan keuntungannya sebagai
wakaf.
Wahbah Az-Zuhaili juga mengungkapkan bahwa madzhab hanafi
membolehkan wakaf tunai karena sudah banyak dilakukan dikalangan
masyarakat. Madzhab hanafi memang berpendapat bahwa hukum yang
ditetapkan berdasarkan adat kebiasaan mempunyai kekuatan yang sama

2
Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman
Pengelolaan Wakaf Uang, (Jakarta: Maret), 2012, hal 93.

4
dengan hukum yang ditetapkan berdasarkan nash (teks). Dasar argumentasi
madzhab hanafi ialah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud R.A
yang artinya:
“Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin,maka dalam pandangan
Allah adalah baik,dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin maka
dalam pandangan Allah pun buruk” Cara melaksanakan wakaf tunai menurut
madzhab hanafi ialah dengan menjadikannya suatu modal usaha dengan cara
mudharabah. Sedangkan keuntungannya disedekahkan kepada pihak wakaf.
b) Manfaat Wakaf Uang (Tunai)
a. Wakaf tunai jumlahnya sangat bervariasi sehingga orang yang memiliki dana
terbatas sudah bisa memulai memberikan dana wakafnya tanpa harus
menunggu menjadi tuan tanah terlebih dahulu.
b. Melalui wakaf tunai asset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong dapat
mulai dimanfatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan
pertanian.
c. Dana wakaf tunai bisa membantu sebagian lembaga pendidikan Islam yang
pelaksanaannya kembang-kempis sehingga aktifitas akademik digaji dengan
ala kadarnya
d. Umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan
tanpa harus tergantung pada anggaran pendidikan Negara yang memang
semakin lama semakin terbatas.3

c) Setifikat Wakaf Tunai


Pengelolaan wakaf Uang di Indonesia Potensi Wakaf Tunai (Wakaf Uang)
Wakaf uang, berdasarkan bentuknya terpandang sebagai solusi yang tepat Yang
membuat wakaf menjadi lebih produktif. Sebab uang disini sekarang tidak
menjadi alat tukar saja, karena ia merupakan komoditas yang siap memproduksi
dalam hal pengembangan yang lain. Maka dari itu, sama dengan jenis
komoditas lainnya, wakaf uang juga dipandang dapat memunculkan sesuatu
3
Nanda suryadi, Arie Yusnelly,”Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia” SYARIKAT : Jurnal Rumpun
Ekonomi Syariah Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, hal. 31

5
hasil yang lebih banyak. Uang sebagai bentuk komoditas, tidak lagi dipandang
semata-mata sebagai alat tukar, melainkan juga komoditas yang siap dijadikan
suatu alat produksi. Hal ini dapat diwujudkan dengan memberlakukan sertifikat
wakaf uang yang siap disebarkan terhadap lingkungan masyarakat. Model ini
memberikan keuntungan bahwa wakaf dapat secara fleksibel mengalokasikan
(tasharufkan) hartanya dalam bentuk wakaf. Demikian ini karen awakif tidak
memerlukan jumlah uang yang besar untuk kemudian dibelikan barang produktif.
Juga, wakaf seperti ini dapat diberikan dalam satuan satuan yang lebih kecil.
Wakaf uang juga memudahkan mobilisasi uang di masyarakat melalui
sertifikat tersebut, karena berdasarkan beberapa hal. Pertama, lingkup sasaran
pemberi wakaf (waqif) dapat menjadi luas dibandingkan dengan wakaf pada
biasanya. Kedua, dengan sertifikat tersebut, dapat dibuat berbagai macam pecahan
yang disesuaikan dengan seegmen muslim yang dituju memungkinkan dapat
memiliki kesadaran beramal tinggi.4
2. Wakaf Saham
a) Pengertian
Wakaf saham merupakan kegiatan menyumbangkan sebagian saham
berkategori syariah yang investor miliki, untuk dikelola oleh Nazhir yang
tepercaya. Keuntungan dari saham-saham ini nantinya akan disalurkan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan. Tentunya melalui wakaf saham ini, investor
dapat mengumpulkan bekal amal akhirat serta membantu sesama yang
membutuhkan.
b) Saham Syariah
Perkataan saham berasal dari bahasa Arab sahm atau sahmun, yang
bermakna bagian. Saham merupakan bukti penyertaan modal seseorang dalam
sebuah perusahaan. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Saham juga diartikan sebagai salah satu produk keuangan
yang merupakan bukti kepemilikan suatu entitas, juga salah satu jenis surat
berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar modal.5
4
Nanda suryadi, Arie Yusnelly,”Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia” SYARIKAT : Jurnal Rumpun
Ekonomi Syariah Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, hal. 31
5
G. Havita dan G. Hakim, “Wakaf Saham Ditinjau dari Hukum Islam dan Peraturan Perundang-Undangan
Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf”, Jurnal Syarikah, Vol. 3, No. 1,
(Juni 2017), h. 360

6
Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor: KEP-208/BL/2012 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah, efek berupa saham termasuk Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan Waran Syariah, emiten harus
menyatakan bahwa kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah. Adapun kegiatan usaha dari emiten saham syariah harus
terbebas dari unsur riba’, gharar, maysir, tadlis, ihtikar, riswah, dan
sebagainya, serta barang atau jasa produk emiten saham syariah tidak boleh
haram zatnya (haram li-dzatihi) dan haram buka karena zatnya (haram
lighairihi).
Emiten saham syariah juga harus memenuhi ketentuan rasio-rasio
keuangan sebagai berikut:
a) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak
lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); atau
b) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak
lebih dari 10% (sepuluh per seratus),
Saham yang memenuhi kriteria di atas, kemudian dimuat dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang akan diterbitkan secara periodik 2 (dua) kali setiap
tahun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Efek berupa saham dapat tetap
berada dalam DES sepanjang termasuk efek syariah yang ditetapkan oleh
regulator dan/atau penyedia indeks di luar negeri yang menggunakan kriteria
kegiatan usaha dan rasio keuangan yang paling kurang terdiri dari rasio terkait
utang dan/atau utang berbasis bunga dan rasio terkait pendapatan non halal.
c) Objek wakaf saham
Wakaf saham dapat dilakukan dengan dua model, yaitu: 1) objek
wakaf yang berupa saham syariah; dan 2) objek wakaf yang berupa
keuntungan investasi dari saham syariah. Objek wakaf yang berupa saham
terdiri dari saham syariah perseroan terbatas terbuka (tercatat di BEI) maupun
tertutup (tidak tercatat di BEI). Saham syariah yang tercatat di BEI harus
masuk Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).6
d) Mekanisme Pengelolaan Wakaf Saham

6
Indonesia Stock Exchange, “Wakaf Saham di Pasar Modal Syariah,” Makalah Webinar Rumusan Aturan
Wakaf Saham sebagai Instrumen Wakaf Produktif, 8 Agustus 2020, h. 19.

7
Wakaf saham dilaksanakan dengan jangka waktu abadi. Satuan objek
wakaf saham syariah dihitung berdasarkan lot saham dan nilai rupiahnya.
Nilai saham syariah sebagai objek wakaf mengacu pada nilai rupiah nominal
saham pada saat ikrar wakaf dengan menggunakan harga saham di akhir hari
bursa sebelumnya sebagai dasar perhitungan.
Mekanisme dari wakaf saham yaitu investor melakukan transaksi
wakaf saham dengan perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas kemudian
mentransfer saham ke rekening efek nazhir untuk dikelola. Perlu diingat
bahwa saham yang boleh diwakafkan untuk wakaf saham ini adalah saham
syariah.
Saham syariah yang akan diwakafkan tadi disetor atau diserahkan ke
lembaga pengelola investasi. Selanjutnya, keuntungan yang berasal dari
pengelolaan saham syariah oleh pengelola investasi akan disetor ke lembaga
pengelola wakaf. Pemanfaatan wakaf saham yang akan digunakan adalah hasil
dividen atau pembagian laba dari pemegang saham.

C. Tujuan Pengelolaan Wakaf Produktif


Pengelolaan wakaf adalah pengelolaan yang memberikan pembinaan dan
pelayanan terhadap sejumlah harta yang dikhususkan untuk merealisasikan tujuan
tertentu.
8
Tujuan merealisasikan tersebut sebesar mungkin perolehan manfaat untuk
tujuan yang telah ditentukan pada harta tersebut. Untuk itu tujuan pengelolaan wakaf
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kelayakan produksi harta wakaf, sehingga mencapai target ideal
untuk memberi manfaat sebesar mungkin
2. Melindungi pokok-pokok harta wakaf dengan mengadakan pemeliharaan dan
penjagaan yang baik dalam menginvestasikan harta wakaf
3. Melaksanakan tugas distribusi hasil wakaf dengan baik kepada penerima wakaf
yang telah ditentukan
4. Berpegang teguh pada syarat - syarat wakaf
5. Memberi penjelasan kepada para dermawan dan mendorong mereka untuk
melakukan wakaf baru.

Berbicara mengenai wakaf, wakaf produktif memiliki tujuan yakni salah satu
diantaranya ialah lembaga ekonomi islam yang berperan sebagai sarana
pemberdayaan ekonomi umat. Berdasarkan beberapa sejarah, wakaf telah
memerankan peran penting dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat. Hal-hal yang paling menonjol dari lembaga wakaf ialah salah satu
perannya terhadap finansial atau biaya di beberapa lingkup pendidikan khususnya
Islam dan kesehatan, misalnya di Kota Mesir, Saudi Arabia, Turki dan beberapa
Negara dan lain sebagainya. Pembangunan dan berbagai sarana dan prasarana
pendidikan dan kesehatan dibiayai dari hasil pengembangan wakaf. Kesinambungan
manfaat hasil wakaf dimungkinkan oleh berlakunya wakaf produktif yang didirikan
untuk menopang berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wakaf merupakan ibadah yang memiliki manfaat secara menyeluruh, baik
untuk penerima wakaf ataupun untuk orang yang wakaf. Peran wakaf ialah
membantu banyak kaum muslim yang membutuhkan, memberikan pahala jariyah bagi
yang menunaikannya. Wakaf bersumber dari perekonomian Islam dan basis dari
pergerakan umat. Wakaf sangat membantu perekonomian lewat bantuan usaha,
membantu pendidikan lewat beasiswa pendidikan, membantu ketenangan
beribadah lewat pembangunan sarana ibadah dan masih banyak lagi. Pada dasarnya
wakaf dianjurkan oleh Islam karena untuk memupuk sifat kepedulian dari orang yang
lebih mampu agar peduli dengan orang-orang yang kurang mampu. Kurang lebih pada
zaman Nabi Muhammad SAW, wakaf telah dilakukan dan memberi andil
terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Adapun salah satu Manfaat terpenting
Wakaf Uang (Tunai) Wakaf tunai ialah jumlahnya sangat bervariasi sehingga orang
yang memiliki dana terbatas sudah bisa memulai memberikan dana wakafnya tanpa
harus menunggu menjadi tuan tanah terlebih dahulu. Kemudian wakaf produktif
memiliki tujuan yaitu sebagai salah satu lembaga ekonomi islam yang berperan
sebagai sarana pemberdayaan ekonomi umat. Berdasarkan beberapa sejarah, wakaf
telah memerankan peran penting dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat.
B. Saran
Kami sebagai penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah. Semoga pembaca lebih memahami
tentang penyajian pembahasan ini serta penulis dapat lebih baik kedepannya dalam
pembuatan makalah.

10
11
DAFTAR PUSTAKA
Choiriyah. Wakaf produktif dan tata cara pengelolaannya. ISLAMIC BANKING :
Volume 2 Nomor 2 Februari 2017.

G. Havita dan G. Hakim, “Wakaf Saham Ditinjau dari Hukum Islam dan Peraturan
Perundang-Undangan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang
Wakaf”, Jurnal Syarikah, Vol. 3, No. 1, (Juni 2017)

Muhammad Yusuf. 2019. Pemberdayaan Wakaf Produktif Untuk Pemberdayaan


Ekonomi Umat, (Semarang: Badan Wakaf Nusantara)
Nanda suryadi, Arie Yusnelly,”Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia” SYARIKAT :
Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, hal. 31

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat


Islam, Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang. 2012. Jakarta: Maret

12

Anda mungkin juga menyukai