Anda di halaman 1dari 14

LEMBAGA PENGELOLA WAKAF (BADAN WAKAF INDONESIA)

MAKALAH INI UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH LEMBAGA


KEUANGAN SYARI’AH
Dosen Pembimbing : Gatot Suhirman, M.SI.

Di Susun Oleh
Kelas F
Kelompok XI

Ayu Lestari (170501225)


Martina Ayu Intan sari (170501246)
Faizal Hadi (170501233)

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan bermacam-macam nikmat
dan karunia kepada hamba-Nya, baik kekuatan fisik-material maupun kekuatan intelektual,
mental dan spiritual. Berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, qudrah dan iradah-Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini.
Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw,
penguhulu alam yang telah merintis jalan kebenaran dan memberi petunjuk bagi terbukanya
cakrawala ilmu dan pengetahuan, beserta para keluarganya, sahabatnya dan kita selaku
umatnya yang setia hingga akhir zaman
Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas terstruktur pada
mata kuliah“Lembaga Keuangan Syari’ah” oleh Bapak Gatot Suhirman, M.AI. Adapun
makalah yang penulis sajikan ini berjudul “Lembaga Pengelola Wakaf” yang diperoleh
melalui tinjauan pustaka yang disadur dari berbagai sumber.
Melalui makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan yang lebih luas dan
juga memperoleh manfaat baik tersurat maupun tersirat yang tertuang dalam makalah ini.
Disamping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang
senantiasa memberikan bimbingan dan motivasinya dalam kelancaran penyusunan makalah
ini. Kepada seluruh anggota yang telah bekerja keras, penulis juga haturkan terima kasih atas
setiap kontribusinya sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan masukan dan perbaikan dari dosen yang
bersangkutan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk lebih baiknya
makalah ini. Demikianlah dan jika terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, penulis
mengucakan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Mataram, 15 Januari 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian wakaf
B. Sejarah wakaf
C. Dasar hukum wakaf
D. Prinsip-prinsip pengelolaan wakaf
E. Perkembagan dan pengelolaan harta wakaf diberbagai negara muslim
F. Profil badan wakaf indonesia
G. Kontribusi wakaf bagi indonesia
H. Prosfek, kendala, dan strategi pengelola wakaf

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wakaf merupakan hal yang sangat penting bagi perekonomian umat. Sejak datangnya
Islam, wakaf telah dilaksanakan berdasarkan paham yang dianut oleh sebagian besar
masyarakat Islam Indonesia.yaitu adat kebiasaan setempat. Namun kini perkembangan wakaf
di Indonesia semakin signifikan.
Sebagai salah satu lembaga Islam, wakaf telah menjadi salah satu penunjang
perkembangan masyarakat Islam. Sebagian besar rumah ibadah, lembaga pendidikan dan
lembaga-lembaga keagamaan Islam lainya di bangun di atas tanah wakaf. Apabila jumlah
tanah wakaf di indonesia ini dihubungkan dengan negara yang saat ini menghadapi berbagai
krisis termasuk krisis ekonomi, sebenarnya jumlah tanah wakaf merupakan suatu potensi
sumber daya ekonomi untuk lebih dikembangkan guna membantu menyelesaikan krisis
ekonomi.
Di Indonesia sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk
usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang memerlukan termasuk fakir
miskin. Apabila wakaf dapat dikelola dengan produktif, niscaya akan mempercepat
pengetasan kemiskinan di negeri kita. Untuk itu masih banyak yang harus dibenahi agar dapat
menuju era wakaf produktif. Manajemen fundraising memang sangat di butuhkan agar suatu
organisasi itu mampu bertahan.
Maka dari itu tugas BWI sebagai Badan Wakaf yang dibentuk pemerintah harus mampu
mengembangkan wakaf di indonesia melalui program-program pemberdayaannya maupun
dari segi penghimpunan dana atau tanah wakaf. Memang untuk sekarang Badan Wakaf
Indonesia belum bisa memgembangkan wakaf karena beberapa hambatan-hambatan terutama
masalah sosialisasi terhadap masyarakat yang belum paham mengenai definisi maupun tata
cara berwakaf sehingga kadang para wakif yang ingin berwakaf menjadi enggan berwakaf
karena tidak tahu tata cara berwakaf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wakaf?
2. Bagaimana sejarah wakaf?
3. Bagaimana dasar hukum wakaf?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengelolaan wakaf?
5. Bagaiman perkembagan dan pengelolaan harta wakaf diberbagai negara muslim?
6. Apa profil badan wakaf indonesia?
7. Bagaimana kontribusi wakaf bagi indonesia?
8. Bagaimana prosfek, kendala, dan strategi pengelola wakaf?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf
Wakaf dalam bahasa arab : ‫وقف‬, jamak: ‫اوقاف‬, awqāf adalah perbuatan yang dilakukan
wakif (pihak yang melakukan wakaf) untuk menyerahkan sebagian atau untuk keseluruhan
harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat untuk
selama-lamanya.

Wakaf dalam pengertian syara secara umum, wakaf adalah sejenis pemberian yang
pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan) asal (tahbisul ashli), lalu
menjadikan manfaatnya berlaku umum.

Dalam Undang-Undang no 41 Thn 2004 pasal 1 wakaf adalah perbuatan hukum wakif
untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.  benda yang menurut hukum Menurut
Imam Abu Hanifah Wakaf adalah menahan suatu, tetap milik si wakif dalam rangka
mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. Menurut Imam Malik Berpendapat bahwa
wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan kepada pemilik wakif. Menurut Imam
Syafi’I dan Ahmad bin Hambal Wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari
kepemilikan wakif, setelah sempurna setelah sempurna prosedur perwakafan, wakaf tidak
boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan.

B. Sejarah Wakaf

Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf
disyariatkan setelah nabi SAW tahun kedua Hijriyah. Ada dua pendapat yang berkembang di
kalangan Fuqaha tentang siapa yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf. Menurut
sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah
Rasulullah SAW ialah wakaf tanah milik Nabi SAW untuk dibangun masjid. Keberadaan
wakaf sejak masa Rasulullah saw, telah diriwayatkan oleh Abdullah Bin Umar, bahwa umar
bin khatab mendapat sebidang tanah di khaibar. Lalu umar bin kahatab menghadap Rasul
untuk memohon petunjuk tentang apa yang sepatutnya dilakukan terhadap tanah tersebut.
Lalu Rasul menjawab jika engkau mau tahanlah tanah itu laku engkau sedekahkan. Lalu umar
menyedekahkan dan mensyaratkan bahwa tanah itu tidak boleh diwariskan. Umara saluran
hasil tanah itu untuk orang-orang fakir, ahli familinya, membebaskan budak, orang-orang
yang berjuang fisabililah. Masa-masa itu wakaf pertama dalam islam yang dilakukan oleh
Umar Bin khatab, kemudian disusul oleh abu thalhah dan sahabat-sahabat nabi.

Masa Dinasti Islam

Praktek wakaf menjadi lebih luas pada masa dinasti Umayah dan dinasti Abbasiyah,
semua orang berduyun-duyun untuk melaksanakan wakaf, dan wakaf tidak hanya untuk
orang-orang fakir dan miskin saja, tetapi wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga
pendidikan, membangun perpustakaan dan membayar gaji para statnya, gaji para guru dan
beasiswa untuk para siswa dan mahasiswa. Wakaf pada mulanya hanyalah keinginan
seseorang yang ingin berbuat baik dengan kekayaan yang dimilikinya dan dikelola secara
individu tanpa ada aturan yang pasti. Namun setelah masyarakat Islam merasakan betapa
manfaatnya lembaga wakaf, maka timbullah keinginan untuk mengatur perwakafan dengan
baik. Kemudian dibentuk lembaga yang mengatur wakaf untuk mengelola, memelihara dan
menggunakan harta wakaf, baik secara umum seperti masjid atau secara individu atau
keluarga. Pada masa dinasti Umayyah, terbentuk lembaga wakaf tersendiri sebagaimana
lembaga lainnya dibawah pengawasan hakim. Lembaga wakaf inilah yang pertama kali
dilakukan dalam administrasi wakaf di Mesir, bahkan diseluruh negara Islam. Pada masa
dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut dengan “shadr al- Wuquuf” yang
mengurus administrasi dan memilih staf pengelola lembaga wakaf. Demikian perkembangan
wakaf pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah yang manfaatnya dapat dirasakan oleh
masyarakat, sehingga lembaga wakaf berkembang searah dengan pengaturan administrasinya.
Pada masa dinasti Ayyubiyah di Mesir perkembangan wakaf cukup menggembirakan,
dimana hampir semua tanah-tanah pertanian menjadi harta wakaf dan semua dikelola oleh
negara dan menjadi milik negara (baitul mal).

Lembaga wakaf yang berasal dari agama Islam ini telah diterima menjadi hukum adat
bangsa Indonesia sendiri. Di samping itu, suatu kenyataan pula bahwa di Indonesia terdapat
banyak benda wakaf, baik wakaf benda bergerak ataupun benda tak bergerak. Dalam
perjalanan sejarah wakaf terus berkembang dan akan selalu berkembang bersamaan dengan
laju perubahan zaman dengan berbagai inovasi-inovasi yang relevan seperti bentuk wakaf
uang, wakaf Hak atas Kekayaan Intelektual (Haki). Di Indonesia sendiri saat ini wakaf kian
mendapat perhatian yang cukup serius dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 41 tahun
2004 tentang wakaf dan PP No. 42 tahun 2006 tentang pelaksanaannya.

C. Dasar Hukum Wakaf


Tidak ada dalam ayat al-qur’an yang secara tegas menjelaskan tentang ajaran wakaf.
Yang ada adalah pemahaman konteks terhadap ayat al-qur’an yang dikatagorikan sebagai
amal kebaikan. Ayat-ayat yang dipahami berkaitan dengan wakaf sebagai amal kebaikan
adalah :

1. QS. Al-Hajj ayat:77


2. QS. Al-Imran ayat:92
3. QS. Al-Baqarah ayat:261

pemahaman konteks atas ajaran wakaf juga diambilkan dari beberapa hadits nabi yang
menyinggung masalah shadaqah jariyah, yaitu : Sunnah Rasulullah SAW Yang artinya
“Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga
perkara: Shadaqah jariyah, illmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan kedua
orang tuanya”. (HR. Muslim).

Penafsiran shadaqah jariyah dalam hadits tersebut dikatakan masuk dalam pembahasan
wakaf, seperti yang diungkapkan oleh seorang imam “Hadits tersebut dikemukakan didalam
bab wakaf, karena para ulama menafsirkan shadaqah jariyah dengan wakaf”.

D. Prinsip Pengelola Wakaf


1. Prinsip Keabadian dan Prinsip Kemanfaatan
2. Seluruh harta benda wakaf harus diterima sebagai sumbangan dari wakif dengan
status wakaf sesuai dengan syariah
3. Nazir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan
tujuan, fungsi, dan peruntukannya
4. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif
5. Jumlah harta wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan
dibelanjakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

E. Perkembangan dan Pengelolaan Harta Wakaf di Beberapa Negara Muslim

perkembangan dan pengelolaan wakaf kini semakin profesional di banyak negara muslim,
seperti Mesir,Kuwait, Arab saudí, Yordania, Turki, Bangladesh . Harta wakaf digunakan
untuk membangun rumah sakit, hotel, sekolah, supermarket, kebun, persawahan, jembatan,
jalan,dsb. Bahkan tanah wakaf di beberapa negara tersebut lebih dari 3/4 menjadi lahan
produktif di negara tersebut. Di Mesir dan kuwait bahkan APBN negara mereka ditopang
oleh Wakaf, dan di Universitas Aljazair Kairo Mesir Mahasiswa bahkan dibiayai oleh negara
dengan dana wakaf.

Bangladesh

Prof. Dr. Abdul Manan (Bangladesh) membuat terobosan baru dengan membuat Social
Investment Bank Ltd (SIBL) yaitu sebuah bank sosial yang mengelola wakaf tunai.
Walaupun Bangladesh termasuk negara miskin tetapi masyarakatnya cukup antusias dalam
membayar wakaf, karena SIBL mengeluarkan sertifikat wakaf yang dapat digunakan untuk
mengurangi pajak penghasilan orang yang sudah berwakaf, dan selain itu karena dana wakaf
yang dikelola secara profesional dapat berperan dalam peningkatan perekonomian umat Islam
Bangladesh.

Arab Saudi

Didrikan oleh kerajaan Arab Saudi sebuah departemen wakaf. Pada Makkah dan Madinah
wakaf dikelola secara khusus. Tanah wakaf disekitar madinah dan makkah didrikan hotel dan
hasilnya untuk merawat aset-aset penting dan disalurkan kepada yang memerlukan. Arab
Saudi juga melakukan praktik dengan menunjuk nazhir dimana nazhir tersebut bertugas
untuk membuat perencanaa dalam pengembangan harta wakaf.

Yordania

Mengembangkan hasil harta wakaf , menyewakan tanah-tanah wakaf dalam waktu yang
lama, kementrian wakaf meminjam uang kepada pemerintah untuk membangun proyek-
proyek pembangunan tanah wakaf yang ada di kota Amman,Aqabah dll. 
Pengembangan wakaf sudah dilakukan sedemikian rupa sehingga mampu dimanfaatkan
untuk kesejahteraan masyarakat.

Turki

Peran Dirjen Wakaf di Turki begitu besar dalam pengelolaan wakaf dengan terus
mengembangkan harta wakaf secara produktif melalui upaya komersial dan hasilnya untuk
kepentingan sosial. Dengan melakukan kerjasama investasi di berbagai lembaga, antara lain
Yvalik and aydem Olive Oil Corporation. Auqaf Guraba Hospital, dsb.

F. Profil Badan Wakaf Indonesia


BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang
dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta
bertanggung jawab kepada masyarakat. BWI bertujuan Untuk mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf untuk dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,yaitu untuk
kepentingan ibadah dan meningkatkan kesejahteraan umat.

Lambang, Lambang BWI berupa gambar burung garuda yang dikelilingi lingkaran yang
bertuliskan Arab Hay’at al-Awqaf al-Indonesia dan BWI

Visi, Terwujudnya lembaga independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai


kemampuan integritas untuk mengembangkan perwakafan nasional dan internasional

Misi, Menjadikan BWI sebagai lembaga professional yang mampu mewujudkan potensi
dan manfaat ekonomi harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan pembeerdayaan
masyarakat.

Dalam melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, BWI dapat bekerjasama


dengan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, organisasi masyarakat,para ahli,
badan Internasional. Dan pihak lain yang dipandang perlu. Jumlah anggota Badan Wakaf
Indonesia terdiri dari paling sedikit 20 (dua puluh) orang dan paling banyak 30 (tiga puluh)
orang yang berasal dari unsur masyarakat.

Adapun tugas dan wewenang BWI sesuai yang terdapat di UU NO. 41/2004 pasal 49 ayat
1 yakni:

1. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan


harta benda wakaf.
2. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional
dan internasional
3. Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta
benda wakaf.
4. Memberhentikan dan mengganti nazhir
5. Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf.
6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan
kebijakan di bidang perwakafan.
Tugas-tugas itu, tentu tak mudah diwujudkan. Jadi, dibutuhkan profesionalisme,
perencanaan yang matang, keseriusan, kerjasama, dan tentu saja amanah dalam mengemban
tanggung jawab. Untuk itu, BWI merancang visi dan misi, serta strategi implementasi.

G. Konstribusi wakaf bagi perekonomian umat

Wakaf memiliki kontribusi yang tinggi bagi perekonomian. Untuk mengatasi kemiskinan,
wakaf merupakan sumber dana yang potensial. Hasil dari pengelolaan wakaf yang dikelola
secara professional dan amanah kemudian dipergunakan secara optimal untuk keperluan
sosial, seperti untuk meningkatkan pendidikan islam, pengembangan rumah sakit, bantuan
pemberdayaan ekonomi umat dan bantuan atau pengembangan sarana prasarana ibadah.

H. Prospek, Kendala, dan Strategi Pengelolaan Wakaf 


1. Prospek
kini perkembangan wakaf di Indonesia semakin lama semakin menunjukan hal
positif. Dalam artian semakin berkembang hal ini terbukti dengan semakin
bertambahnya dana wakaf yang diterima. Apalagi sekarang untuk berwakaf di luar
daerah tidak perlu susah payah untuk datang ke badan wakaf indonesia. Karena
BWI sudah memeliki jaringan yang luas bekerjasama dengan bank-bank syariah
seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, BNI syariah, Bank DKI Syariah,
Bank BTN syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank BPD Jogja Syariah. Dengan
adanya jaringan tersebut jika kita ingin berwakaf, melalui bank-bank tersebut. 
pengelolaan wakaf di Indonesia sudah semakin bagus karena salah satu tugas BWI
adalah membina nazhir yang sudah ada di seluruh Indonesia. potensi dana wakaf
masih sangat besar. Salah satu hasil dari pengelolaan dana wakaf BWI adalah
membangun menara ESQ, Dan RSIA (rumah sakit ibu dan anak).dsb.
2. kendala
Yang paling utama kendala dari segi penghimpunan dan pengelolan dana wakaf
itu sendiri.salah satunya kesadaran masyrakat akan berwakaf. Hal ini terkait pola
fikir msyarakat yang menganggap bahwa lembaga wakaf sebagai lembaga zakat
dan tidak ada konsekuensi hukum yang mengikat kepada individu untuk
mewakafkan sebagian hartanya, kemudian nazir’’ yang mungin tidak kreatif dan
ahli dalam pengelolaan wakaf.,
3. Strategi Pengelolaan Wakaf
 meningkatkan kesadaran dan kemauan orang untuk berwakaf
 Meningkatkan profesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan
dan pengembangan harta wakaf.
 Menjadikan seluruh harta benda wakaf menjadi produktif sehingga
hasilnya dapat disalurkan kembali. Contoh : Disewakan tanahnya,
dibangun gedung, dan disewakan, membangun gedung dan dimanfaatkan
dalam bisnis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Wakaf dalam bahasa arab : ‫وقف‬, jamak: ‫اوقاف‬, awqāf adalah perbuatan yang dilakukan
wakif (pihak yang melakukan wakaf) untuk menyerahkan sebagian atau untuk keseluruhan
harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat untuk
selama-lamanya. Wakaf dalam pengertian syara secara umum, wakaf adalah sejenis
pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan) asal (tahbisul
ashli), lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum

Dasar Hukum Wakaf

1. QS. Al-Hajj: 77
2. QS. Al-Imran: 92
3. QS. Al-Baqarah: 261

BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang


dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta
bertanggung jawab kepada masyarakat

Wakaf diwakafkanbertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang kepada
orang yang berhak dan digunakan sesuai dengan syari’ah islam.

DAFTAR PUSTAKA
Soemitra Andri. 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Usman Rachmadi. 2009. Hukum Perwakafan Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Djunaidi Achmad, Al-Asyhar Thobieb. 2006. Menuju Era Wakaf Produktif. Jakarta: Mitra
Abadi Press.

2008. Paradigma Baru Wakaf di Indonesia. Jakarta: Departemen Agama RI

Anda mungkin juga menyukai