DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUSUN OLEH :
ZELI MAYOLA PUTRI
PREDI NUMBERI
AHMED YAMANI
2021 M/ 1442 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat, Karunia, serta Taufiq dan Hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip dan Jenis Investasi Syariah” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangkah menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Prinsip dan Jenis Investasi Syariah.
Kami menyadari sepenuhnya bahawa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membaca.
Sebelumnya kami mhon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kiritik, saran dan usulan untuk perbaikan dimasa
akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang masalah ....................................................................................3
2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan Hukum Investasi Syariah...............................................................5
2. Prinsip-Prinsip Investasi Syariah...................................................................10
3. Jenis dan bentuk investasi syariah..................................................................13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja landasan hukum investasi
2. Apa saja Prinsip-Prinsip Investasi Syari’ah
3. Jenis dan Bentuk Investasi Syariah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui landasan hukum investasi
2. Untuk mengetahui prinsip prinsip investasi syariah
3. Untuk mengetahui jenis dan bentuk investasi syariah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
“Hai orang-orang yang beriman ,apabila kamu
bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan
,hendaklah kamu menuliskannya”...
b. As-Sunnah:
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
“Barangsiapa melakukan salaf( salam ,)hendaknya ia
melakukan dengan takaran yangjelas dan timbangan yangjelas
,untuk jangka waktu yang diketahui.”
Hadits yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari ayahnya dan
dari kakeknya sebagaimana riwayat Imam Baihaki
“Dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa
Rasulullah saw bersabda: Ingatlah, Barangsiapa menjadi wali anak
yatim yang memiliki harta, hendaklah dia menggunakannya
berbisnis (keuntungannya) untuk anak yatim, dan jangan
membiarkan harta itu dimakan oleh sedekah (zakat)”.
7
Hadits yang diriwayatkan oleh Imamat-Tirmidzi :
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau yang
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal
atau menghalalkan yang haram.”
2. Peraturan Perundang-Undangan.
Landasan hukum investasi sebagai sumber hukumnya secara umum
dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Sumber Hukum Materiil, yaitu tempat dari mana materi hukum itu
diambil dan merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum, seperti hubungan sosial, situasi ekonomi, kondisi politik
dan geografis dan sebagainya.
b. Sumber Hukum Formil, yaitu tempat memperoleh kekuatan hukum
yang berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan hukum
formil itu berlaku, seperti undangundang, yurisprudensi dan
sebagainya.
Selanjutnya sumber hukum formil investasi ini dibagi menjadi 2
macam, yaitu:
1. Sumber hukum tertulis, yaitu tempat ditemukannya
kaidahkaidah hukum investasi yang berasal dari sumber
tertulis, seperti peraturan perundang-undangan dan sebagainya.
2. Sumber hukum tidak tertulis, yaitu tempat ditemukannya
kaidah-kaidah hukum investasi yang berasal dari sumber tidak
tertulis, seperti hukum kebiasaan (hukum adat).
8
b. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri yang diubah dan ditambah dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 tentang
Persyaratan Pemilikan Saham dan Investor Penanaman
Modal Asing.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang
Pemilikan Saham Dalam Investor yang Didirikan Dalam
Rangka Penanaman Modal Asing.
e. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal yang menghapus Undang-undang Nomor 1 Tahun
1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri.
9
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah
(PBI GWM Syari’ah).
b. Yang berkaitan dengan industry pasar modal, yaitu:
1) Fatwa DSN Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000
tentang Jual Beli Saham.
2) Fatwa DSN Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000
tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk
Reksa Dana Syariah.
3) Fatwa DSN Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002
tentang Obligasi Syari’ah.
c. Yang berkaitan dengan investasi dalam Asuransi
Syari’ah, yaitu:
1) Fatwa DSN Nomor 39/DSN-MUI/X/2002
tentang Asuransi Haji.
2) Fatwa DSN Nomor 51/DSN-MUI/III/2006
tentang Akad Murabahah Musytarakah pada
Asuransi Syari’ah.
3) Fatwa DSN Nomor 52/DSN-MUI/III/2006
tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada
Asuransi dan Reasuransi Syari’ah.
10
3. Menentukan asset yang memiliki return positif (harga asset memilik
trend harga yang terus naik) dengan pertumbuhan return yang positif
juga.
Berdasarkan ketiga prinsip dasar tersebut maka dapat disimpilkan
bahwa seorang investor dalam menjalankan aktivitas investasinya
harus memahami dan memiliki pengetahuan secara mendalam tentang
obyek investasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi obyek tersebut
seperti harga dan perkembangan modal (asset).
Sementara itu, di dalam konsep Islam, menurut Ahmad Ghazali
terdapat prinsip-prinsip utama investasi syari’ah, yaitu:
1. Prinsip Halal
Prinsip halal sebagai prinsip kehalalan suatu investasi dapat
dilihat dari tempat dan proses investasi, yaitu:
a. Tempat halal, yaitu usaha yang didirikan secara halal, tidak
ada penipuan, produknya halal serta tidak mengandung
unsur maysir, gharar, riba.
b. Proses halal, yaitu kesepakatan yang dilakukan dengan
terbuka dan jelas adanya oleh para pihak baik dari sisi
konten, operasional maupun teknis pembagian keuntungan
dan sebagainya.
2. Prinsip Berkah
Prinsip ini akan terlihat bukan saja pada sisi fisik
(ekonomi), akan tetapi dari sisi rohani akan mendapatkan atau
terlihat kepuasan bathin dalam memanfaatkan kekayaan secara
produktif dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
3. Prinsip Pertambahan Nilai (Profit Margin)
Prinsip ini akan terlihat dari adanya peningkatan tambahan
asset dengan keuntungan yang sebanyak-banyaknya, akan
tetapi tetap tidak melupakan prinsip kehalalan dan keberkahan.
11
4. Prinsip Realistis
Prinsip ini akan tampak pada gambaran proyeksi hasil
investasi bukan hanya sekedar hitungan di atas kertas yang
tidak mungkin direalisasikan, akan tetapi tetap berdasarkan
nilai kenyataan (riil).
Namun, prinsip-prinsip tersebut pada dasarnya harus tetap
mengacu pada konsep-konsep dasar yang ditentukan syariat
Islam. Adapun konsep-konsep tersebut adalah:
a. Konsep Ketuhanan (at-Tauhid), yaitu konsep yang
menekankan pada prinsip bahwa segala sesuatu adalah
milik mutlak Allah Swt., dan manusia hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengembangkannya sesuai
aturan syari’ah.
b. Konsep Keseimbangan (al-‘Adl wal Ihsan), yaitu
konsep yang menekankan pada prinsip bahwa kegiatan
investasi harus dilakukan dengan adil dan tidak boleh
melakukan kedzaliman.
c. Konsep Kebebasan (al-Ihktiyar), yaitu konsep yang
menekankan pada prinsip bahwa manusia dilahirkan
dalam keadaan bebas untuk menentukan sikap dan
memiliki kemampuan untuk memilih berbagai
pertimbangan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d. Konsep Kewajiban atau Tanggung-Jawab (al-
Wajibat/alMas’uliyyah), yaitu konsep yang
menekankan pada prinsip bahwa manusia dalam
melakukan tindakan investasi berkewajiban dan
bertanggung-jawab pada agamanya dalam perannya
sebagai manusia dan kewajibannya untuk
memakmurkan bumi.
12
Sedangkan Zamir Iqbal & Abbas Mirakhor
menjelaskan lima prinsip syariah yang harus
diimplementasikan pada kegiatan investasi adalah:
1. Prinsip bagi hasil dan bagi rugi (profit and lost sharing).
2. Prinsip dagang (trade principles).
3. Prinsip biaya atau upah (fees or charges based
principles).
4. Prinsip bebas jasa (free services principles),
5. Prinsip tambahan (ancillary principles).
1. Berdasarkan Aset
Jenis investasi berdasarkan asset ini merupakan penggolongan
investasi dari aspek modal dan kekayaannya. Jenis investasi ini dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Real Asset, yaitu investasi yang berwujud seperti gedung,
kendaraan dan sebagainya. Real asset secara umum bersifat
kurang liquid dari pada aset keuangan dikarenakan sifat
heterogennya dan khusus kegunaannya.
b. Financial Asset, yaitu dokumen surat-surat klaim tidak
langsung pemegangnya terhadap aktifitas riil pihak yang
menerbitkan sekuritas tersebut.
2. Berdasarkan Pengaruh
Jenis investasi berdasarkan pengaruh ini merupakan investasi yang
didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi atau tidak
13
berpengaruh dari kegiatan investasi. Adapun jenis-jenis investasi ini
adalah;
a. Investasi Autonomus : (berdiri sendiri) merupakan investasi
yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan, bersifat spekulatif,
misalnya pembelian surat berharga.
b. Investasi Induced : karena bujukan/pengaruh bbesar yang
mendorong seseorang melakukan kegiatan investasi. Atau
investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan akan barang
dan jasa serta tingkat pendapatan.
3. Berdasarkan Sumber Pembiayaan
Jenis investasi berdasarkan sumber pembiayaan investasi ini dibagi
menjadi:
a. Investasi dana dari luar negeri (UU Nomor 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing).
b. Investasi dana dari dalam negeri (UU Nomor 11 Tahun 1968
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri/ PMDN).
4. Berdasarkan Bentuk
Jenis investasi berdasarkan bentuk ini merupakan jenis investasi yg
didasarkan pada cara menanamkan investasinya. Jenis investasi ini
dibagi menjadi:
a. Portofolio, yaitu jenis investasi yang dilakukan melalui pasar
modal dengan instrumen surat berharga, seperti saham dan
obligasi.
b. Investasi Langsung, yaitu jenis investasi yang dilaksanakan
dalam bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli
total atau mengakuisi investor atau membeli asset lainya.
14
Adapun skema-skema investasi yang diterapkan dalam
investasi syariah adalah:
1. Skema bagi hasil dan bagi resiko (profit and lost sharing)
dalam bentuk musyarakah dan mudharabah.
2. Skema jual beli (muarabahah).
3. Skema sewa (ijarah).
4. Skema sewa dan jual beli (muarabahah wal ijarah).
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Landasan normatif investasi syariah yang bersumber dari alQur’an dan as-
Sunnah banyak sekali, antara lain sebagaimana disebutkan pada surat an-
Nisa’ ayat 9 dan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.
2. Landasan hukum investasi dari peraturan perundangundangan dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu: a) Sumber Hukum Materiil, yaitu tempat dari
mana materi hukum itu diambil. b) Sumber Hukum Formil, yaitu tempat
memperoleh kekuatan hukum yang berkaitan dengan bentuk atau cara
yang menyebabkan hukum formil itu berlaku. Jenis ini terbagi menjadi
Sumber Hukum Tertulis dan Sumber Hukum Tidak Tertulis.
3. Sumber hukum investasi tertulis secara umum di Indonesia di antaranya
yang terbaru adalah Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal yang menghapus Undang-undang Nomor 1 Tahun
1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang Nomor 6
Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.
4. Prinsip-prinsip utama investasi syari’ah yaitu: a.) Prinsip Halal, yaitu
tempat dan proses investasi yang halal yang tidak bertentangan dengan
aturan syariah. b.) Prinsip Berkah, yang akan terlihat dari sisi rohani
(kepuasan bathin). c.) Prinsip Pertambahan Nilai (Profit Margin), yaitu
adanya peningkatan tambahan asset dengan keuntungan. d.) Prinsip
Realistis, yaitu proyeksi hasil investasi tetap berdasarkan nilai kenyataan
(riil).
5. Jenis investasi syari’ah adalah: a.) Investasi produk keuangan, antara lain:
Produk bank Islam seperti tabungan dan deposito, Produk asuransi seperti
unit link syariah dan Produk pasar modal seperti Reksadana Islam, saham
dan obligasi Islam. b.) Investasi asset property dengan skema jual beli
maupun hasil sewa (ijarah). c.) Investasi ke dalam bentuk logam mulia
dengan skema jual beli. d.) Investasi bentuk usaha yang dikelola sendiri
ataupun dengan menitipkan modal pada orang lain
16
DAFTAR PUSTAKA
Budi Frensidy, Lihai Sebagai Investor, Panduan Memahami Dunia Keuangan dan
Ivestasi di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2013) hlm. 28-29.
Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syari’ah, (Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, 2009), hlm. 15.
Zamir Iqbal & Abbas Mirakhor, An Introduction To Islamic Finance: Theory and
Practice, (Singapore: John Wiley & Sons, 2007), hlm. 1.
17