Anda di halaman 1dari 16

Pengelolaan Aset Staregis Untuk Pembangunan Ekonomi Islam

Disusun untuk memenuhi tugas Ekonomi Pembangunan Islam


Dosen Pengampu:
Al-Ustadzah Sheema Hasena Armina

Disusun Oleh :

Anisah Salma Ramadhani 412020418016


Shilma Perkasi Munggarani
Intan Chartinia Sholehah
Syaufi Hayyatunnisa 412020418095

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR KAMPUS PUTRI

MANTINGAN

1443/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya berupa ilmu pengetahuan, wawasan yang luas, kelancaran dalam berfikir
maupun dalam pemahaman, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mengenai Pengelolaan Aset Staregis Untuk Pembangunan Ekonomi Islam ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari tulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain
itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengelolaan
Aset Staregis Untuk Pembangunan Ekonomi Islam.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ekonomi pembangunan islam. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Ngawi, 11 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A...........................................................................................................................2
B...........................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf merupakan sarana utama dalam pendistribusian aset atau kekayaan
umat dan bersifat publik, bertujuan agar memberi manfaat (maslahah) dan
berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Praktif wakaf tersebut telah
dibuktikan dibeberapa negara seperti Turki, Arab Saudi dan negara Muslim
lainnya di masa yang lalu1. Definisi wakaf yang terdapat pada Undang-Undang
No 41 tahun 2004 tentang Pengelolaan wakaf memiliki makna memproduktifkan
aset wakaf yang berpotensi dalam meningkatkan perekonomian untuk tercapainya
kesejahteraan.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi ase
t tersebut untuk memberikan sumbangan baik langsung maupun tidak langsung, b
agi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan dan penghematan b
elanja bagi pemerintah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2
4 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, paragraf 60 huruf, aset di
definisikan sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pe
merintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah m
aupun masyarakat.
Pemerintah Indonesia berupaya untuk mewujudkan sistem ekonomi negara
kesejahteraan dengan demikian pemerintah harus berupaya aktif dalam
kesejahteraan seluruh rakyatnya.

Pada dasarnya, negara Indonesia sendiri sudah mengantongi konsep yang


sama dan sudah tertuang dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara harus
bisa dijadikan sebagai tumpuan dalam hal meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pembangunan pada suatu negara agar lahir tatanan masyarakat
yang lebih adil, makmur dan sejahtera. Pemerintah harus memaksimalkan kinerja
asetnya untuk kepentingan masyarakat dengan melakukan pengadaaan aset yang s
ungguh-sungguh dibutuhkan, mengoptimalkan penggunaannya. Tidak dapat dipun

1
Z. A Munir, ‘Revitalisasi Manajemen Wakaf Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat’,
De Jure, 5(2) (2013), 162–71.
gkiri, terdapat banyak aset pemerintah yang kurang/tidak digunakan bahkan mang
krak

B. Rumusan Masalah
1. Wakaf sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam?
2. Pengelolaan Aset dalam Kebijakan Fiskal?
3. Kontribusi Manajemen Aset dalam Pembangunan Ekonomi?
4. Investasi Syariah Dalam Pembangunan Ekonomi Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Wakaf sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam
2. Pengelolaan Aset dalam Kebijakan Fiskal
3. Kontribusi Manajemen Aset dalam Pembangunan Ekonomi
4. Investasi Syariah Dalam Pembangunan Ekonomi Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Wakaf sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam
Wakaf merupakan salah satu sumber dana yang memiliki potensi dalam p
engembangan ekonomi umat . Selain wakaf juga terdapat sumber dana sosial
lain seperti zakat, infak, dan sedekah. Umat Islam di Indonesia telah lama m
engenal dan menerapkan wakaf, yaitu sejak agama Islam masuk ke Indonesia.
Wakaf sangat erat hubungannya dengan kegiatan sosial seperti halnya kegiatan
sosial yang lain. Bahkan wakaf bisa dijadikan sebagai dana abadi umat yang m
emberikan manfaat dalam mensejahterakan masyarakat 2
Keberhasilan negara-negara muslim adalah bukti bahwa wakaf mampu me
mberikan konstribusi dalam mengurai masalah perekonomian disebuah negara. Ne
gara mesir mampu membuktikan bahwa wakaf adalah salah satu sumber kesejahte
raan masyarakat. Bahkan amerika serikat juga memiliki asset wakaf yang produkti
f salah satunya yaitu sebuah proyek apartement senilai US$85 juta siatas tanah ya
ng dimiliki oelh Islamic Cultural Center New York (ICCYN).
Keberhasilan beberapa negara baikmuslim maupun sekuler dapat membuktikan ba
hwa wakaf memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Dan manfaat
nya yang dihasilan pun banyak membrikan konstribusi dalam mewujudkan kemaj
uan ekonomi umat. Dan wakaf dapat dijadikan instrument ekonomi dalam sebuah
negara.
Potensi wakaf yang dimiliki oleh negara Indonesia, menurut data direktora
t pemberdayaan wakaf tahun 2011 dalam laporan kepala bidang Haji, Zakat, dan
Wakaf kantor wilayah kementrian Agama menyebutkan bahwa asset tanah wakaf
di Indonesia mencapai 2.171.041.349,74 m2 atau sekitar 2171 km2. Manfaat yang d
apat diperoleh dari wakaf dapat berupa bantuan Pendidikan, pengetasan kemiskina
n, penyediaan rumah murah bagi rakyat tidak mampu, juga bantuan Kesehatan.3
2
Medias, Fahmi. 2017. “Bank Wakaf: Solusi Pemberdayaan Sosial Ekonomi Indonesia.”
Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society2 (1): 61–84.b https://doi.org/10.2251
5/islimus.v2i1.749.
3
Pembangunan ekonomi merupakan pembangunan suatu negara dalam men
ciptakan kemakmuran ekonomi untuk kesejahteraan penduduknya. dalam upaya
menciptakan kemakmuran ekonomi, ada indicator-indikator yang dapat
digunakan, seperti: kemiskinan, ketimpangan, pengangguran, inflasi,
danpertumbuhan ekonomi. Kelima indicator tersebut dapat menunjukan tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam menerima manfaat dari pembangunan ekonomi.

Wakaf memiliki dua fungsi yaitu sebagai ibadah kepada Allah dan juga
berfugsi social sesame manusia. Fungsi wakaf sebagai ibadah dapat diartikan
bahwa wakaf diharapkan menjadi bekal bagi kehidupan wakif ( pemberi wakaf) di
akhirat karena pahalanya akan terus mengalir selama harta wakaf itu
dimanfaatkan. Sedangkan wakaf dalam fungsi social dapat diartikan bahwawakaf
adalah asset yang memiliki peran dalam mempercepat pembangunan sebuah
negara. Wakaf memiliki peran dalam pemerataan kesejahteraan dikalangan umat.
Dan penanggulangan lemiskinan adalah salah satu sasaran dari manfaat wakaf.4

2. Pengelolaan Aset dalam Kebijakan Fiskal


Aset secara umum menurut Siregar adalah barang (thing) atau sesuatu bara
ng (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial
(commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan u
saha, instansi atau individu.5 Dari defenisi ini dapat dikatakan bahwa untuk dapat
dikategorikan sebagai aset, maka seuatu harus memiliki nilai.Selanjutnya Martan
i mengemukakan bahwa aset adalah sebagai sumber daya yang dikuasai oleh enti
tas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di ma
sa depan diharapkan akan diperoleh.6Defenisi ini menunjukkan bahwa suatu asse
t haruslah dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Manfaat ekonomi
masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk member
ikan sumbangan baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasiona
l pemerintah, berupa aliran pendapatan dan penghematan belanja bagi pemerinta
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Departemen Agama Republik Indonesia. n.d. Juml
ah Tanah Wakaf Seluruh Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.2014
4
Aula, Muhammad abbas. 2012.” Pemberdayaan umat melalui Lembaga wakaf” . al-awq
af: jurnal wakaf dan ekonomi islam 7 (2): 66-77
5
Doli Siregar D. 2004. Manajemen Aset. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Hlm.178.
6
Dwi Martani. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Salemba Empat : J
akarta
h Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentan
g Standar Akuntansi Pemerintahan, paragraf 60 huruf, aset didefinisikan sebagai
sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai a
kibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarak
at, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan ya
ng diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber
daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Bentuk asset ada 2 (dua) yaitu asset berwujud (fixed asset) dan asset tidak
berwujud (intangible asset). Karakteristik aset berwujud menurut Kieso et al. ada
lah diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan dan tidak untuk dijual, bersifat ja
ngka panjang dan biasanya dapat didepresiasi dan memiliki bentuk fisik sedangk
an karakteristik asset tidak berwujud adalah dapat diidentifikasi, tidak mempuny
ai wujud fisik serta tidak dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau me
nyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan a
dministrative.
Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Peng
elolaan barang milik negara/daerah meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan
barang milik negara/daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah
lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tinda
kan yang akan datang.
b. Pengadaan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memil
iki barang milik negara/daerah melalui suatu rangkaian proses baik melalui jual
beli, maupun lelang.
c. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dala
m mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang sesuai denga
n tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
d. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah yang ti
dak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian/ lembaga/sa
tuan kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi barang milik negara/daerah de
ngan tidak mengubah status kepemilikan.
e. Pengamanan dan pemeliharaan merupakan rangkaian kegiatan yang dil
akukan pengelola barang, pengguna barang dan kuasa pengguna barang untuk m
engamankan dan memelihara barang milik negara/daerah.
f. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai ata
s suatu objek penilaian berupa barang milik negara/daerah pada saat tertentu.
g. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara/
daerah
3. Kontribusi Manajemen Aset dalam Pembangunan Ekonomi

Kesenjangan suatu ekonomi masih menjadi suatu permasalahan umum


yang masih belum dapat diatasi oleh berbagai negara di seluruh dunia dengan
demikian lahir lah suatu konsep yang dnamakan welfare state atau suatu konsep
pemerintahan dimana di dalamnya pemerintah memiliki peran penting dalam
melindungi dan juga memperjuangkan kesejahteraa sosial dan ekonomi di dalam
masyarakat. Pemerintah Indonesia berupaya untuk mewujudkan sistem ekonomi
negara kesejahteraan dengan demikian pemerintah harus berupaya aktif dalam
kesejahteraan seluruh rakyatnya.

Pada dasarnya, negara Indonesia sendiri sudah mengantongi konsep yang


sama dan sudah tertuang dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara harus
bisa dijadikan sebagai tumpuan dalam hal meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pembangunan pada suatu negara agar lahir tatanan masyarakat
yang lebih adil, makmur dan sejahtera. Pemerintah Indonesia mewujudkan
kesejahteraan rakyatnya dengan melakukan pembangunan dari segala bidang yang
membutuhkan sumberdaya yang sangat besar dengan melalui APBD maupun
APBN. Konsep tersebut juga sama halnya dengan konsep sistem ekonomi welfare
state atau Suatu negara yang menerapkan konsep paham ini berusaha keras untuk
mewujudkan suatu sistem demokrasi yang mana setiap warga negaranya memiliki
kesempatan yang sama untuk mampu mengakses sumber daya ekonomi,
pendidikan, teknologi, dan lain sebagainya.7
7
Ibnu, https://accurate.id/ekonomi-keuangan/welfare-state adalah/#:~:text=Welfare%20St
ate%20Adalah%20Sistem%20Ekonomi%20Negara%20Kesejahteraan%2C%20Ini,state%
20adalah%20suatu%20konsep%20pemerintahan%20yang%20berperan%20, februari 202
a. Manajemen Aset Negara

Aset tetap merupakan salah satu komponen asset negara dimana memiliki
nilai yang sangat besar dan memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan nasional seperti Gedung, bangunan, peralatan, mesin, dan jalan.
Dengan demikian pemerintah harus menjalankan manajemen asset tetap
dengan baik dengan tujuan agar asset tersebut dapat berfungsi secara optimal
efisien dan aman. Manajemen asset tetap dimulai dari perencanaan kebutuhan
aset, penganggaran, pengadaaan, pelaksanaan, pelaporan dan pemeriksanaan.
Perencanaan kebutuhan asset memiliki peran penting dalam manajemen asset
dengan demikian pemerintah harus membuat perencanaan kebutuhan asset
dengan baik.

Penganggaran merupakan proses pencantuman pendanaan atas kebutuhan


aset ke dalam APBN/APBD. Anggaran untuk pengadaan aset harus realistis
untuk menghindari peningkatan harga. Pengadaan aset merupakan salah satu
titik yang paling rawan dalam manajemen aset pemerintah. Sesuai data KPK,
kebanyakan korupsi terjadi pada pengadaan aset pemerintah. Pengadaan juga
sangat menentukan kualitas aset. Pelaksanaan aset mencakup penggunaan,
pemeliharaan, pemanfaatan dan pemindahtanganan aset. Pada tahap ini,
kegunaan dan kemanfaatan aset akan dirasakan oleh pemerintah dan
masyarakat. Dalam hal aset tidak digunakan, aset harus dimanfaatkan melalui
sewa, kerjasama pemanfaatan dan pinjam pakai. Aset yang telah menurun
kinerja, manfaat ekonomi atau sosial sudah habis atau alasan lain, harus segera
dipindahtangankan untuk mencegah penurunan nilai ekonomi aset.
Pemindahtanganan dapat dilakukan dengan menjual, tukar-menukar, hibah dan
Penyertaan Modal Negara. Untuk aset yang sudah tidak mempunyai nilai
manfaat ekonomi atau sosial, dapat dimusnahkan.

b. Kontribusi Manajemen Aset untuk Pembangunan Nasional

Nilai Aset Tetap Pemerintah Pusat per 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp5.949,6Triliun (di luar aset pemda). Aset Tetap yang sangat besar tersebut h
arus dikelola secara efektif dan efisien sehingga memberikan kontribusi dalam

1
pembangunan nasional. Kontribusi manajemen aset negara terhadap pembangu
an nasional dapat berupa tangible dan intangible. Kontribusi tangible dapat ber
upa pendapatan negara yang disumbangkan terhadap APBN dan APBD. Kontri
busi tersebut berasal dari pemanfaatan aset misalnya sewa, kerjasama pemanfa
atan, dan pemindahtangan aset. Oleh sebab itu, pemerintah harus dapat mengid
entifikasi aset-aset pemerintah yang tidak produktif untuk segera dilakukan pe
manfaatan dengan pihak ketiga secara transparan.

Kontribusi intangible berupa manfaat yang diterima oleh aparatur negara d


ari aset, dalam menjalankan tugas/melayani masyarakat atau manfaat ekonomi
dan sosial yang diterima oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan hakikat dari as
et tetap pemerintah. Peran aset pemerintah terlihat dari kontribusinya dalam pel
ayanan dan mendukung perekonomian masyarakat misalnya infrastruktur seper
ti jembatan, jalan, Irigasi dan lainnya.8

Pemerintah harus memaksimalkan kinerja asetnya untuk kepentingan mas


yarakat dengan melakukan pengadaaan aset yang sungguh-sungguh dibutuhkan,
mengoptimalkan penggunaannya. Tidak dapat dipungkiri, terdapat banyak aset
pemerintah yang kurang/tidak digunakan bahkan mangkrak. Untuk mencegah h
al tersebut, pengadaan aset harus berbasis outcome bukan output. Demikian jug
a audit yang dilakukan oleh auditor eksternal, harus berbasis outcome. Pemerin
tah Pusat juga menjadikan utilisasi infrastruktur yang dibangun sebagai salah s
atu indikator dalam perhitungan Dana Transfer ke pemda termasuk Dana Aloka
si Umum.

4. Investasi Syariah Dalam Pembangunan Ekonomi Islam

Investasi mengajarkan umatnya untuk berusaha mendapatakan kehidupan


yang lebih baik didunia maupun diakhirat. Memperoleh kehidupan yang baik didu
nia dan diakhirat ini dapat menjamin tercapainya kesejahteraan lahir dan bathin (f
alah). Salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan itu adalah dengan melakukan
kegiatan investasi. Dalam bahsa arab investasi disebut dengan istitsmar yang berm
akna “menjadikan berubah, berkembang dan bertambah jumlahnya. Sedangkan da

8
Sasongko, dedy. Kontribusi Manajemen Aset yang Efektif dalam Pembangunan Nasiona
l (kemenkeu.go.id), 08:39 WIB, September 2020.
lam kamus istilah pasar modal keuangan, investasi diartikan sebagai penanaman u
ang atau modal dalam suatuperusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keu
ntungan meskipun terkadang bunting atau rugi karena investasi merupakan jenis k
egiatan yang tidak pasti. 9

Investasi adalah bentuk aktifitas ekonomi, sebab setiap harta ada zakatnya.
Jika harta didiamkan (tidak diproduktifkan) maka lambat laun akan termakan oleh
zakatnya, yang salah satu hikmah dari zakat adalah mendorong setiap muslim men
ginvestasikan hartanya. Harta yang diinvestasikan tidak akan termakan oleh zakat
kecuali keuntungannya saja.

Adapun manfaat investasi dilihat dari akibat yang ditimbulkan dikelompok


kan menjadi tiga yaitu investasi yang bermanfaat untuk umum (public), investasi
yang bermanfaat untuk kelompok, investasi yang bermanfaat untuk pribadi dan ru
mah tangga. Investasi yang bermanfaat untuk umum seperti investasi dibidang inf
rastruktur, di bidang konversi alam, dibidang pengelolaan sampah, bidang teknolo
gi dan investasi lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Investasi syariah sendiri adalah suatu investasi yang pada prinsipnya terkait secara
langsung dengan suatu aset atau kegiatan uasaha spesifik dan menghasilkan manfa
at, karena hanya atas manfaaat tersebuut dapat dilakukan bagi hasil. Dengan secar
a tidak langsung kita dapat menyimpulkan bahwa investasi dapat membantu dala
m pertumbuhan pembangunan ekonomi islam karena terdapat bagi hasil di sebuah
investasi tersebut.

Invesatasi syariah ini dilakukan karena mempunyai tujuan seperti memenu


hi kebutuhan masyarakat dan keinginan masyarkat. Untuk memenuhi kebutuhan
minimum manusia memerlukan sebagai macam barang dan jasa, yang mana dala
m pengadaanya membutuhkan tahapan serta peroses. Tanpa ada investasi dimasa s
ekarang baik secara sukarela maupun terpaksa akan sulit untuk membayangkan ke
butuhan barang dan jasa untuk kelangsungan hidup dimasa yang akan datang dapa
t terpenuhi.10

9
Iqtishadia vol. 1, desember 2014, hal 243
10
Mualifah, dkk. Konsep dasar investasi syariah, 2021, hal. 24
Investasi yang dilakukan secara syariah juga lebih menjanjikan karena sikl
us pembukuan keuangan perusahaan ini cenderung stabil disbanding konvensional.
Pernyataan itu diunkapkan didalam acara roadshow sekolah pasar modal syariah
201 yang diinisiasi masyarakat ekonomi syariah dengan tema cara mudah memilik
i perusahaan. Pengusrus pusat MES, mengatakan bahwa jumlah dengan penduduk
Indonesia yang tercatat keempat terbanyak di dunia, memiliki kesempatan untuk
menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi syariah. Bahkan perkemangan ekonom
i syariah dan keuangan syarianh menjadi tren yang menarik minta tidak hanya ole
h Negara Negara eropa. Artinya berinvestasi secara syariah lebih menguntungkan
dan menjamin keamanan dalam berinvestasi.

Kepala pusat kebijakan sektor keuangan, badan kebijakan fiscal, kementeri


an keuangan, Ayu sukorino mengatakan keuangan syariah diposisikan dengan san
gat baik sebagai kerangka kerja untuk impact investing. Menurutnya, prinsip etika
dan pertimbangan moral yang mendasarinya membuat keuangan syariah cocok de
ngan tujuan tersebut. Ia menyadari kontribusi keungan syariah masih sangat terbat
as, termasuk diindonesia. Investasi berdampak adalah konsep yang membutuhkan
pemahaman mendalam dan diharapkan dapat mendukung pembangunan berkualit
as yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.11

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Wakaf merupakan salah satu sumber dana yang memiliki potensi dalam p
engembangan ekonomi umat . Selain wakaf juga terdapat sumber dana sos
ial lain seperti zakat, infak, dan sedekah. Umat Islam di Indonesia telah l

11
Puspaningtyas, lida. https://republika.co.id/berita/puh7hw370/pentingnya-investasi-syar
iah-untuk-pembangunan-berkelanjutan, 03:10 WIB, 12 juli 2019
ama mengenal dan menerapkan wakaf, yaitu sejak agama Islam masuk ke
Indonesia.

Bentuk asset ada 2 (dua) yaitu asset berwujud (fixed asset) dan asset tidak
berwujud (intangible asset). Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan ber
dasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilit
as, dan kepastian nilai.

DAFTAR PUSTAKA
Z. A Munir, ‘Revitalisasi Manajemen Wakaf Sebagai Penggerak Ekonomi
Masyarakat’, De Jure, 5(2) (2013), 162–71.
Medias, Fahmi. 2017. “Bank Wakaf: Solusi Pemberdayaan Sosial Ekonom
i Indonesia.” Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society2 (1): 6
1–84.b https://doi.org/10.22515/islimus.v2i1.749.

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Departemen Agama Republik Indon


esia. n.d. Jumlah Tanah Wakaf Seluruh Indonesia. Direktorat Jenderal Bim
bingan Masyarakat Islam.2014

Aula, Muhammad abbas. 2012.” Pemberdayaan umat melalui Lembaga wa


kaf” . al-awqaf: jurnal wakaf dan ekonomi islam 7 (2): 66-77
Doli Siregar D. 2004. Manajemen Aset. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Hlm.178.
Dwi Martani. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Sale
mba Empat : Jakarta
Ibnu,https://accurate.id/ekonomi-keuangan/welfare-state adalah/#:~:text=
Welfare%20State%20Adalah%20Sistem%20Ekonomi%20Negara%20Kesejahter
aan%2C%20Ini,state%20adalah%20suatu%20konsep%20pemerintahan%20yang
%20berperan%20, februari 2021
Sasongko, dedy. Kontribusi Manajemen Aset yang Efektif dalam Pembang
unan Nasional (kemenkeu.go.id), 08:39 WIB, September 2020.
Iqtishadia vol. 1, desember 2014, hal 243
Mualifah, dkk. Konsep dasar investasi syariah, 2021, hal. 24
Puspaningtyas, lida. https://republika.co.id/berita/puh7hw370/pentingnya-i
nvestasi-syariah-untuk-pembangunan-berkelanjutan, 03:10 WIB, 12 juli 2019

Anda mungkin juga menyukai