Disusun Oleh :
MANTINGAN
1443/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya berupa ilmu pengetahuan, wawasan yang luas, kelancaran dalam berfikir
maupun dalam pemahaman, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mengenai Pengelolaan Aset Staregis Untuk Pembangunan Ekonomi Islam ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari tulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain
itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengelolaan
Aset Staregis Untuk Pembangunan Ekonomi Islam.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ekonomi pembangunan islam. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A...........................................................................................................................2
B...........................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf merupakan sarana utama dalam pendistribusian aset atau kekayaan
umat dan bersifat publik, bertujuan agar memberi manfaat (maslahah) dan
berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Praktif wakaf tersebut telah
dibuktikan dibeberapa negara seperti Turki, Arab Saudi dan negara Muslim
lainnya di masa yang lalu1. Definisi wakaf yang terdapat pada Undang-Undang
No 41 tahun 2004 tentang Pengelolaan wakaf memiliki makna memproduktifkan
aset wakaf yang berpotensi dalam meningkatkan perekonomian untuk tercapainya
kesejahteraan.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi ase
t tersebut untuk memberikan sumbangan baik langsung maupun tidak langsung, b
agi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan dan penghematan b
elanja bagi pemerintah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2
4 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, paragraf 60 huruf, aset di
definisikan sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pe
merintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah m
aupun masyarakat.
Pemerintah Indonesia berupaya untuk mewujudkan sistem ekonomi negara
kesejahteraan dengan demikian pemerintah harus berupaya aktif dalam
kesejahteraan seluruh rakyatnya.
1
Z. A Munir, ‘Revitalisasi Manajemen Wakaf Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat’,
De Jure, 5(2) (2013), 162–71.
gkiri, terdapat banyak aset pemerintah yang kurang/tidak digunakan bahkan mang
krak
B. Rumusan Masalah
1. Wakaf sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam?
2. Pengelolaan Aset dalam Kebijakan Fiskal?
3. Kontribusi Manajemen Aset dalam Pembangunan Ekonomi?
4. Investasi Syariah Dalam Pembangunan Ekonomi Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Wakaf sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam
2. Pengelolaan Aset dalam Kebijakan Fiskal
3. Kontribusi Manajemen Aset dalam Pembangunan Ekonomi
4. Investasi Syariah Dalam Pembangunan Ekonomi Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Wakaf sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam
Wakaf merupakan salah satu sumber dana yang memiliki potensi dalam p
engembangan ekonomi umat . Selain wakaf juga terdapat sumber dana sosial
lain seperti zakat, infak, dan sedekah. Umat Islam di Indonesia telah lama m
engenal dan menerapkan wakaf, yaitu sejak agama Islam masuk ke Indonesia.
Wakaf sangat erat hubungannya dengan kegiatan sosial seperti halnya kegiatan
sosial yang lain. Bahkan wakaf bisa dijadikan sebagai dana abadi umat yang m
emberikan manfaat dalam mensejahterakan masyarakat 2
Keberhasilan negara-negara muslim adalah bukti bahwa wakaf mampu me
mberikan konstribusi dalam mengurai masalah perekonomian disebuah negara. Ne
gara mesir mampu membuktikan bahwa wakaf adalah salah satu sumber kesejahte
raan masyarakat. Bahkan amerika serikat juga memiliki asset wakaf yang produkti
f salah satunya yaitu sebuah proyek apartement senilai US$85 juta siatas tanah ya
ng dimiliki oelh Islamic Cultural Center New York (ICCYN).
Keberhasilan beberapa negara baikmuslim maupun sekuler dapat membuktikan ba
hwa wakaf memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Dan manfaat
nya yang dihasilan pun banyak membrikan konstribusi dalam mewujudkan kemaj
uan ekonomi umat. Dan wakaf dapat dijadikan instrument ekonomi dalam sebuah
negara.
Potensi wakaf yang dimiliki oleh negara Indonesia, menurut data direktora
t pemberdayaan wakaf tahun 2011 dalam laporan kepala bidang Haji, Zakat, dan
Wakaf kantor wilayah kementrian Agama menyebutkan bahwa asset tanah wakaf
di Indonesia mencapai 2.171.041.349,74 m2 atau sekitar 2171 km2. Manfaat yang d
apat diperoleh dari wakaf dapat berupa bantuan Pendidikan, pengetasan kemiskina
n, penyediaan rumah murah bagi rakyat tidak mampu, juga bantuan Kesehatan.3
2
Medias, Fahmi. 2017. “Bank Wakaf: Solusi Pemberdayaan Sosial Ekonomi Indonesia.”
Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society2 (1): 61–84.b https://doi.org/10.2251
5/islimus.v2i1.749.
3
Pembangunan ekonomi merupakan pembangunan suatu negara dalam men
ciptakan kemakmuran ekonomi untuk kesejahteraan penduduknya. dalam upaya
menciptakan kemakmuran ekonomi, ada indicator-indikator yang dapat
digunakan, seperti: kemiskinan, ketimpangan, pengangguran, inflasi,
danpertumbuhan ekonomi. Kelima indicator tersebut dapat menunjukan tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam menerima manfaat dari pembangunan ekonomi.
Wakaf memiliki dua fungsi yaitu sebagai ibadah kepada Allah dan juga
berfugsi social sesame manusia. Fungsi wakaf sebagai ibadah dapat diartikan
bahwa wakaf diharapkan menjadi bekal bagi kehidupan wakif ( pemberi wakaf) di
akhirat karena pahalanya akan terus mengalir selama harta wakaf itu
dimanfaatkan. Sedangkan wakaf dalam fungsi social dapat diartikan bahwawakaf
adalah asset yang memiliki peran dalam mempercepat pembangunan sebuah
negara. Wakaf memiliki peran dalam pemerataan kesejahteraan dikalangan umat.
Dan penanggulangan lemiskinan adalah salah satu sasaran dari manfaat wakaf.4
Aset tetap merupakan salah satu komponen asset negara dimana memiliki
nilai yang sangat besar dan memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan nasional seperti Gedung, bangunan, peralatan, mesin, dan jalan.
Dengan demikian pemerintah harus menjalankan manajemen asset tetap
dengan baik dengan tujuan agar asset tersebut dapat berfungsi secara optimal
efisien dan aman. Manajemen asset tetap dimulai dari perencanaan kebutuhan
aset, penganggaran, pengadaaan, pelaksanaan, pelaporan dan pemeriksanaan.
Perencanaan kebutuhan asset memiliki peran penting dalam manajemen asset
dengan demikian pemerintah harus membuat perencanaan kebutuhan asset
dengan baik.
Nilai Aset Tetap Pemerintah Pusat per 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp5.949,6Triliun (di luar aset pemda). Aset Tetap yang sangat besar tersebut h
arus dikelola secara efektif dan efisien sehingga memberikan kontribusi dalam
1
pembangunan nasional. Kontribusi manajemen aset negara terhadap pembangu
an nasional dapat berupa tangible dan intangible. Kontribusi tangible dapat ber
upa pendapatan negara yang disumbangkan terhadap APBN dan APBD. Kontri
busi tersebut berasal dari pemanfaatan aset misalnya sewa, kerjasama pemanfa
atan, dan pemindahtangan aset. Oleh sebab itu, pemerintah harus dapat mengid
entifikasi aset-aset pemerintah yang tidak produktif untuk segera dilakukan pe
manfaatan dengan pihak ketiga secara transparan.
8
Sasongko, dedy. Kontribusi Manajemen Aset yang Efektif dalam Pembangunan Nasiona
l (kemenkeu.go.id), 08:39 WIB, September 2020.
lam kamus istilah pasar modal keuangan, investasi diartikan sebagai penanaman u
ang atau modal dalam suatuperusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keu
ntungan meskipun terkadang bunting atau rugi karena investasi merupakan jenis k
egiatan yang tidak pasti. 9
Investasi adalah bentuk aktifitas ekonomi, sebab setiap harta ada zakatnya.
Jika harta didiamkan (tidak diproduktifkan) maka lambat laun akan termakan oleh
zakatnya, yang salah satu hikmah dari zakat adalah mendorong setiap muslim men
ginvestasikan hartanya. Harta yang diinvestasikan tidak akan termakan oleh zakat
kecuali keuntungannya saja.
Investasi syariah sendiri adalah suatu investasi yang pada prinsipnya terkait secara
langsung dengan suatu aset atau kegiatan uasaha spesifik dan menghasilkan manfa
at, karena hanya atas manfaaat tersebuut dapat dilakukan bagi hasil. Dengan secar
a tidak langsung kita dapat menyimpulkan bahwa investasi dapat membantu dala
m pertumbuhan pembangunan ekonomi islam karena terdapat bagi hasil di sebuah
investasi tersebut.
9
Iqtishadia vol. 1, desember 2014, hal 243
10
Mualifah, dkk. Konsep dasar investasi syariah, 2021, hal. 24
Investasi yang dilakukan secara syariah juga lebih menjanjikan karena sikl
us pembukuan keuangan perusahaan ini cenderung stabil disbanding konvensional.
Pernyataan itu diunkapkan didalam acara roadshow sekolah pasar modal syariah
201 yang diinisiasi masyarakat ekonomi syariah dengan tema cara mudah memilik
i perusahaan. Pengusrus pusat MES, mengatakan bahwa jumlah dengan penduduk
Indonesia yang tercatat keempat terbanyak di dunia, memiliki kesempatan untuk
menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi syariah. Bahkan perkemangan ekonom
i syariah dan keuangan syarianh menjadi tren yang menarik minta tidak hanya ole
h Negara Negara eropa. Artinya berinvestasi secara syariah lebih menguntungkan
dan menjamin keamanan dalam berinvestasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wakaf merupakan salah satu sumber dana yang memiliki potensi dalam p
engembangan ekonomi umat . Selain wakaf juga terdapat sumber dana sos
ial lain seperti zakat, infak, dan sedekah. Umat Islam di Indonesia telah l
11
Puspaningtyas, lida. https://republika.co.id/berita/puh7hw370/pentingnya-investasi-syar
iah-untuk-pembangunan-berkelanjutan, 03:10 WIB, 12 juli 2019
ama mengenal dan menerapkan wakaf, yaitu sejak agama Islam masuk ke
Indonesia.
Bentuk asset ada 2 (dua) yaitu asset berwujud (fixed asset) dan asset tidak
berwujud (intangible asset). Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan ber
dasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilit
as, dan kepastian nilai.
DAFTAR PUSTAKA
Z. A Munir, ‘Revitalisasi Manajemen Wakaf Sebagai Penggerak Ekonomi
Masyarakat’, De Jure, 5(2) (2013), 162–71.
Medias, Fahmi. 2017. “Bank Wakaf: Solusi Pemberdayaan Sosial Ekonom
i Indonesia.” Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society2 (1): 6
1–84.b https://doi.org/10.22515/islimus.v2i1.749.