Dosen Pengampu:
SYAHRIAL ARDIANSYAH S.H.I, M.H
Disusun Oleh:
1. Isa Karima : 2021022290415
2. Nahdah Fadhilah Hidayat : 2021022290421
3. Citra Erly Amanda Putri : 2021022290410
4. Muhammad Saiful Bahri : 2021022290419
5. Achmad Daffa : 2019125290389
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kita bermacam-macam nikmat, terutama nikmat iman dan
nikmat islam yang tidak semua manusia mendapatkannya. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan
ilmu, segenap keluarganya, para sahahabatnya dan seluruh umatnya yang mengikuti
sunnahnya sampai hari pembalasan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Hadits Ekonomi.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun
materil. Penyusun sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dari berbagai
segi, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna
dan memberi informasi serta menambah pengetahuaan dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin ya rabbal alamin.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kestauan Republik Indonesia menyelenggarakan pembangunan
nasional dan pemerintahan negara yang sesuai dengan Undang-undang dasar 1945
dan berdasarkan kepada Pancasila agar mewujudkan kesejahteraan sosial, adil
makmur dan sejahtera.
Terjadinya perubahan dalam suatu negara dapat dilihat dari seberapa efisien
pembangunan yang dilakukan oleh negara tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Keuangan Negara?
2. Apa dasar hukum Keuangan Negara?
3. Apa Kegunaan Baitul Maal?
4. Apa peranan Zakat dalam pendapatan Keuangan Negara?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Keuangan Negara
2. Menyebutkan dan menjelaskan dasar hukum Keuangan Negara
3. Menyebutkan dan menjelaskan kegunaan Baitul Maal
4. Menyebutkan dan menjelaskan Zakat sebagai pendapatan Keuangan Negara
2
BAB II
PEMBAHASAN
إِ َّن هللاَ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
3
Ini membuktikan bahwa apabila suatu negeri/negara ingin membuat sebuah
perubahan, maka hal tersebut harus dimulai dari pemerintahan negara tersebut.1
Pasal 23C Bab VIII UUD 1945 mengamanatkan hal-hal lain mengenai
keuangan negara diatur dengan undang-undang. Atas dasar pertimbangan
sebagaimana tersebut, perlu dibentuk Undang-undang tentang Keuangan Negara.
Dasar hukum undang-undang ini adalah Pasal 4, Pasal 5 ayat (1), Pasal 11
ayat (2), Pasal 17, Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 20, Pasal 20A, Pasal 21, Pasal 22D,
Pasal 23, Pasal 23A, Pasal 23B, Pasal 23C, Pasal 23D, Pasal 23E, dan Pasal 33 ayat
1
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/53391
4
(2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah
dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945.
Secara harfiah, baitul maal berarti rumah dana. Baitul mal ini sudah ada
sejak pada zaman rasulullah, berkembang pesat pada abad pertengahan. Baitul
mal berfungsi sebagai pengumpulan dan men-tasyaruf-kan untuk kepentingan
sosial.
5
Harta rampasan perang (ghanimah) dikumpulkan dan dikelola oleh
baitul maal karena pada masa tersebut, kaum muslimin belum memiliki
tempat penyimpanan harta yang mereka punya.
2. Masa Khalifah Abu Bakar
Baitul maal tetap berfungsi seperti sebelumnya dan harta yang didapat
akan dikumpulkan di masjid Nabawi kemudian dibagikan kepada yang
membutuhkan.
3. Masa Khalifah Umar Bin Khattab
Di masa ini, baitul maal tetap dijaga oleh Khalifah Umar dan beliau
memastikan bahwa semua harta yang masuk bersifat terjaga dan halal
sesuai syariat Islam dan tetap dibagikan kepada siapapun yang berhak
menerima
4. Masa Khalifah Utsman bin Affan
Pada masa ini, baitul maal tetap berjalan seperti masa Khalifah
sebelumnya, namun karena banyaknya pengaruh dari keluarga yang
menjadi pengelola baitu maal, banyak umat yang protes terhadap
pengelolaan ini dan Ia juga menggunakan harta dan meminjamnya dari
baitulmal sambil berkata, "Abu Bakar dan Umar tidak mengambil hak
mereka dari baitulmal, sedangkan aku telah mengambilnya dan
membagi-bagikannya kepada sementara sanak kerabatku".
5. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, kondisi baitulmal
ditempatkan kembali pada posisi yang sebelumnya. Ali, yang juga
mendapat santunan dari Baitul Mal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir,
mendapatkan jatah pakaian yang hanya bisa menutupi tubuh sampai
separuh kakinya, dan sering bajunya itu penuh dengan tambalan. Ketika
berkobar peperangan antara Ali bin Abi Talib dan Mu’awiyah bin Abu
Sufyan (khalifah pertama Bani Umayyah), orang-orang yang dekat di
sekitar Ali menyarankan Ali agar mengambil dana dari baitulmal
sebagai hadiah bagi orang-orang yang membantunya. Tujuannya untuk
mempertahankan diri Ali sendiri dan kaum muslimin.
6
➢ Sumber-sumber pendapatan yang masuk ke Baitul Maal
a. Fa’i
Fa’i adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada pemeluk agama-
Nya yang berasal dari harta-harta orang yang berbeda agama tanpa
peperangan.
Seperti tertera pada Qs. Al-Hasyr ayat 7
هللاُ ع هَلى َرسُوْ لِ ٖه ِم ْن اَ ْه ِل ا ْلقُ هرى فَلِ هلٰ ِه َولِل َّرسُوْ ِل َولِ ِذى ا ْلقُرْ هبى َوا ْليَ هتمه ى َوا ْل َم هس ِك ْي ِن ٰ َمآ اَفَ ۤا َء ه
ال ْغنِيَ ۤا ِء ِم ْن ُك ْۗ ْم َو َمآ ها هتى ُك ُم ال َّرسُوْ ُل َف ُخ ُذوْ هُ َو َما نَ ههى ُك ْم
َ ْ َي َال يَ ُكوْ نَ ُدوْ لَةً ۢ بَيْنَ ا ْ سبِ ْي ِۙ ِل ك َّ َوا ْب ِن ال
ٰ هللاَ ْۗاِ َّن ه
ِ هللاَ َش ِد ْي ُد ا ْل ِعقَا
ب ٰ َع ْنهُ فَا ْنتَهُوْ ۚا َواتَّقُوا ه
7
diberikan Allah kepada kaum Muslimin dari orang-orang kafir sebagai
tanda tunduknya mereka kepada Islam.
e. Ushur/Usyr
Usyr merupakan pungutan sepersepuluh dari harta yang
diperdagangkan ketika seseorang melintasi perbatasan suatu negara.
f. Khumus
Khums atau Khumus dalam islam adalah kewajiban agama yang
diperlukan setiap Muslim untuk membayar seperlima dari kekayaan
yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu untuk tujuan tertentu2
Zakat diipandang sebagai amal ibadah yang tidak dapat diabaikan oleh
setiap orang Islam. Bahkan, zakat merupakan salah satu dari rukun Islam.
2
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/02/02/sumber-pendapatan-negara
8
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan umat Islam dalam hal ini. Dengan
demikian, seorang muslim yang melalaikannya dianggap tidak sempurna
keimanannya. Kekuatan perintah zakat adalah sama kuatnya dengan perintah
sholat, puasa, dan haji. Dengan demikian, maraknya umat Islam dalam berzakat
seharusnya sama dengan maraknya umat Islam menunaikan ibadah sholat dan haji.
Artinya: “….agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu..”
Pada ayat tersebut diterangkan bahwa tujuan zakat dalam Islam adalah
untuk membersihkan harta orang kaya, membantu kaum fakir miskin dan dhuafa
yang membutuhkan serta menjauhkan muzakki (orang yang berzakat) dari sifat
pelit, kikir dan sombong dan mengajarkan untuk saling berbagi kepada sesama.
Zakat juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, mendorong persatuan
dan kesatuan, serta menjaga kestabilan sosial.
ض َي ِ س ْفيَانَ ع َْن ِع ْك ِر َمةَ ْب ِن خَالِ ٍد ع َْن اب ِْن ُع َم َر َر ُ ظ َلةُ بْنُ أَ ِبي َ هللا بْنُ ُمو َسى َقا َل أَ ْخبَ َرنَا َح ْن
ِ َّ َح َّد َثنَا ُعبَ ْي ُد
هللاُ َوأَ َّن
َّ س َشهَا َد ِة أَ ْن َال ِإ َلهَ ِإ َّال ِ ْ هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بُ ِن َي
ٍ اْلس ََْل ُم َع َلى َخ ْم َّ صلَّى َ هللا ِ َّ هللاُ َع ْنهُ َما قَا َل قَا َل َرسُو ُل َّ
َضان َ هللا َو ِإقَ ِام الص َََّل ِة َو ِإيتَا ِء ال َّزكَا ِة َوا ْل َحجِّ َو
َ صوْ ِم َر َم ِ َّ ُم َح َّمدًا َرسُو ُل
Artinya :“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Musa dia berkata, telah
mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari ‘Ikrimah bin Khalid dari
Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam
dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji
dan puasa Ramadlan” (HR. Bukhori)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Kestauan Republik Indonesia menyelenggarakan pembangunan
nasional dan pemerintahan negara yang sesuai dengan Undang-undang dasar 1945
dan berdasarkan kepada Pancasila agar mewujudkan kesejahteraan sosial, adil
makmur dan sejahtera.
Terjadinya perubahan dalam suatu negara dapat dilihat dari seberapa efisien
pembangunan yang dilakukan oleh negara tersebut.
Baitul mal ini sudah ada sejak pada zaman rasulullah, berkembang pesat
pada abad pertengahan. Baitul mal berfungsi sebagai pengumpulan dan men-
tasyaruf-kan untuk kepentingan sosial.
10
simpan. Sedangkan pada masa Umar Bin Khattab, pengumpulan dana ternyata
begitu besar sehingga di ambil keputusan menyimpan untuk keperluan darurat.
Dengan keputusan tersebut, maka Baitul Mal secara resmi dilembagakan, dengan
maksud awal untuk pengelolaan dana tersebut
11
DAFTAR PUSTAKA
.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2003/17tahun2003uu.htm#:~:text=Keuangan
%20Negara%20adalah%20semua%20hak,pelaksanaan%20hak%20dan%20kewaji
ban%20tersebut.
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/02/02/sumber-pendapatan-negara
https://repository.unair.ac.id/81183/#:~:text=Secara%20sosial%2C%20zakat%20b
erfungsi%20mensucikan,harta%20dari%20kotoran%20dan%20syubhat.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/economica/article/download/768/679#:~
:text=Baitul%20Maal%20wat%20Tamwil%20adalah,tamwil%20dalam%20satu%
20kegiatan%20lembaga.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/53391
12