Anda di halaman 1dari 15

PEREKONOMIAN TERBUKA DAN TERTUTUP DALAM

PERSPEKTIF ISLAM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Pada Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Prodi Perbankan Syarih Fakultas Ekonomi & Bisnis semester V

Oleh :
Kelompok 2:

Fitriani
(612062029144)

Nurul Azizah
(612062020144)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala atas segala


rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tak lupa
pula shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu’
alihi wasallam sebagai sang revolusioner sejati penggulung tikar kebatilan
pembentang permadani keemasan menuju keperadaban intektual serta sosok
pengusung kebenaran hakiki untuk seluruh ummat.

Penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Demi terselesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Kuliah
Ekonomi Makro Islam. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembacanya dan bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktekan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Watampone, 27 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTRA ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2

A. Perekonomian tertutup tanpa kebijakan pemerintah..........................2


B. Perekonomian tertutup dengan kebijakan pemerintah.......................4

BAB III PENUTUPAN................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................11

PUSTAKA.....................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian terbuka dalam arus perdagangan internasional
adalah suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan
internasional sangat diperlukan oleh sebuah Negara, sebab melalui
perdagangan internasional suatu Negara berpeluang untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonominya. Hampir setiap Negara pada saat ini tidak bisa
mengabaikan interaksi ekonominya dengan perdagangan internasional. Hal
ini disebabkan oleh semakin banyak dan beragamnya kebutuhan
masyarakat yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri.
Kapasitas produksi dari berbagai komoditi dalam negeri memiliki
keterbatasan dalam meningkatkan jumlah dan jenis barang atau jasa yang
diproduksi. Keadaan seperti inilah yang mendorong terjadinya kegiatan
perdagangan luar negeri baik berupa barang ataupun jasa.1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan ruang lingkup Perekonomian tertutup tanpa kebijakan
pemerintah?
2. Jelaskan ruang lingkup Perekonomian tertutup dengan kebijakan
pemerintah?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui ruang lingkup Perekonomian tertutup tanpa
kebijakan pemerintah
2. Untuk mengetahui ruang lingkup Perekonomian tertutup dengan
kebijakan pemerintah

BAB II
1 Ari Mulianta Ginting, ”Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Indonesia,” Buletin
Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013),

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup Tanpa


Kebijakan Pemerintah Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Dalam negara islam, kebijakan fiscal merupakan salah satu perangkat
untuk mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam Al-Ghazali termasuk
meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan,
intelektualitas, kekayaan, dan kepemilikan. Pada saat perekonomian sedang
krisis yang membawa dampak terhadap keuangan negara karena sumber-
sumber penerimaan terutama pajak merosot seiring dengan merosotnya
aktivitas ekonomi, maka kewajiban tersebut beralih kepada kaum muslimin.
Dalam konsep ekonomi islam, kebijakan fiscal bertujuan untuk
mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan
berimbang dengan menepatkan nilai-nilai material dan spiritual pada tingkat
yang sama.2
1. Pengumpulan Zakat
Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dapat dilakukan dalam dua
pola, yaitu pola konsumtif dan pola produktif. Para amil zakat diharapkan
mampu melakukan pembagian porsi hasil pengumpulan zakat misalnya 60%
untuk zakat konsumtif dan 40% untuk zakat produktif. Program penyaluran
hasil pengumpulan zakat secara konsumtif bisa dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar ekonomi para mujtahid melalui pemberian langsung,
maupun melalui lembaga-lembaga yang mengelola fakir miskin, panti
asuhan, maupun tempat-tempat ibadah yang mendistribusikan zakat kepada
masyarakat. Sedangkan program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara
produktif dapat dilakukan melalui program bantuan pengusaha lemah,
pendidikan gratis, dalam bentuk biasiswa dan pelayanan kesehatan gratis.3
2. Pengumpulan Pajak

2 M.A. Manan, 1993


3 M.A. Manan, 1993

2
Syarat Pengumpulan pajak agar dalam pemungutannya tidak
menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan/pengumpulan
pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Pengumpulan pajak harus adil (syarat keadilan) sesuai dengan
tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang Undang dan
pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-
undangan di antaranya mengenakan pajak secara umum dan
merata, serta disesusikan dengan kemampuan masing-masing,
sedang adil dalam pelaksanaan yakni dengan memberikan hak
bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran, dan mengajukan banding kepada Majelis
Pertimbangan Pajak.
b. Pengumpulan pajak harus berdasarkan Undang Undang ( Syarat
Yuridis) Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A
yang menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.
Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan
keadilan, baik bagi negara maupun warganya.
c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan
produksi maupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan
kelesuan perekonomian masyarakat.
d. Pengumpulan pajak harus efisien (Syarat Finansial) Sesuai
fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan
sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e. Sistem  pemungutan pajak harus sederhana. Sistem pemungutan
yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah
dipenuhi oleh undang undang perpajakan yang baru.4

4 M.A. Manan, 1993

3
3. Zakat, Pajak, Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Dalam
Kaitannya Dengan Multiplier Efek  Dalam Perspektif Islam
Untuk multiplier zakat adalah multiplier zakat adalah
tergantungmarginal propensity to consume (MPC) dari zakat yang diterima
cz jika cz >0, maka multiplier zakat positif, hal ini berimplikasi bahwa
peningkatan pengeluaran zakat akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
Untuk multiplier pajak yaitu dimana pengurangan pajak akan meningkatkan
pendapatan nasional dan sebaliknya. Untuk multiplier investasi autonomous,
government spending besarannya sama. Dan juga pendapatan nasional akan
mengalami peningkatan jika terjadi peningkatan investasi domestik swasta
dan pengeluaran pemerintah.

B. Pengertian Dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup Dengan


Kebijakan Pemeritah Dalam Perspektif Makro ekonomi
Perekonomian tertutup artinya tidak mengenal hubungan luar negeri,
sehingga tidak ada kegiatan ekspor-impor. Perekonomian sederhana tidak
mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan  perekonomian. Jadi,
perekonomian tertutup sederhana adalah perekonomian yang melibatkan  dua
pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan (swasta). Perekonomian sederhana
tidak mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan  perekonomian.
Keseimbangan perekonomian sederhana atau dua sektor dapat dituliskan
dengan notasi berikut:
Y = C+I
Dimana: C = Konsumsi
I = Investasi
Jika sebagian pendapatan digunakan untuk konsumsi dan sebagian
digunakan untuk menabung (saving atau diberi notasi S)  maka dapat di
tuliskan sebagai berikut:
Y=C+S
Sedangkan keseimbangan pendapatan nasional dari sudut penerimaan
menjadi:

4
Y=C+S+T
Dimana: S = Saving/tabungan
T = Tax/pajak5
Dalam membahas perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan pengeluaran, perekonomian suatu Negara dapat digolongkan atas:
a. Perekonomian Tertutup (closed economy), yang meliputi atas
perekonomian sederhana (perekonomian dua sector) dan
perekonomian tiga sector,
b. Perekonomian Terbuka (opened economy).
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen yang biasanya disebut
dengan consumption (C) dan pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
produsen(firm) yang biasanya disebut investment (I)6. Keseimbangan
perekonomian sederhana atau dua sector dapat dituliskan dengan notasi
berikut. 
Y = C+1…………………….( 3.1)
Persamaan ini mencerminkan kondisi antara output yang diproduksi
(Y) sama dengan output yang dijual (C+1). Jika sebagian pendapatan
digunakan untuk konsumsi dan sebagian pendapatan digunakan untuk
menabung (saving atau diberi notasi S) maka dapat ditulis:   
Y= C+S………………………(3.2)
Sehingga identitas (3.1) dan (3.2) dapat digunakan menjadi :
C+1 = C+S……………………(3.3)
Identitas (3.3) mencerminkan komponen penerimaan (C+S) sama
dengan komponen pengeluaran (C+1). Identitas untuk persamaan (3.3)
dapat dirumuskan kembali untuk melihat hubungan antara tabungan dan
investasi.. dengan memperoleh konsumsi dari setiap sisi dari persamaan
(3.3) sehingga diperoleh : 

5 Nurul Huda et al. Ekonomi Makro Islam. Pendekatan Teoritis, cet: I  (Jakarta: Kencana,
2008), hlm. 53. 
6 Nurul Huda et al. Ekonomi Makro Islam. Pendekatan Teoritis, Cet: II (Jakarta: Kencana,
2009), hlm. 35.

5
2 = Y- C = S…………………(3.4)
Persamaan diatas menunjukkan bahwa dalam perekonomian
sederhana tabungan identik dengan pendapatan dikurangi konsumsi.
 Dampak Pajak Terhadap Konsumsi Dan Tabungan
Pada perekonomian tertutup dengan dua sektor pendapatan nasional
(Y) sama dengan pendapatan diposable (Yd). dengan adanya unsur pajak
(tax), maka pendapatan diposable menjadi lebih kecil dari pendapatan
nasional.
Hubungan antara pendapatandiposable dengan pendapatan nasional
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Yd = Y – T
Dengan berkurangnya pendapatandiposible tentunya akan
mengurangi pula tingkat konsumsi seterusnya akan mengurangi tingkat
tabungan. Untuk melihat sampai sejauh mana pajak dapat mempengaruhi
konsumsi, maka dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan
pajak yang dikenakan, yaitu:
1. Pengaruh pajak tetap, (yaitu besaran pajak yang jumlahnya sama
pada berbagai tingkat pendapatan) terhadap pengeluaran
konsumsi dan tabungan.
2. Pengaruh pajak proporsional (yaitu, besaran pajak yang
ditentukan dengan persentase tertentu dari tingkat pendapatan)
terhadap tingkat konsumsi dan tabungan.
Guna melihat dampak pajak tetap terhadap konsumsi dapat diberikan
suatu ilistrasi perhitungan sederhana sebagai berikut
C = 100 + 0,85Y
T = 10
Besarnya konsumsi sebelum ada pajak:
Y=C
Y = 100 + 0,85Y
Y = (1/0,15) 100
Y = 667 (pembulatan)

6
C = 667
Besarnya konsumsi setelah ada pajak tetap
Yd = 667-10
Yd = 657
C   = 100 + 0,85 (667-10)
C   = 658 (pembulatan)
Dari hasil perhitungan sederhana tersebut jelas pajak tetap akan
mengurangi konsumsi, lalu bagaimana dengan tingkat tabungan? Logika
sederhana menyatakan tentunya tabungan juga aka mengalami penurunan,
dengan menggunakan persamaan konsumsi diatas (C = 100 + 0,85Y) dapat
diberikan ilustrasi dengan menggunakan Tabel berikut:
Tabel 3.1 Pengaruh pajak tetap terhadap Konsumsi dan Tabungan
Y T Yd C S
0 0 0 100 -100
600 0 600 610 -10
800 0 800 780 20
1200 0 1200 1120 80
1500 0 1500 1375 125
Y T Yd C S
0 10 -10 91,5 -101,5
600 10 590 601,5 -11,5
800 10 790 771,5 18,5
1200 10 1190 111,5 78,5
1500 10 1490 1366,5 123,5

Dari ilustrasi Tabel 3.1 terlihat bahwa sebelum ada pajak tetap
kenaikan pendapatan akan mengakibatkan kenaikan konsumsi dan tabungan
yang besarnya:

C= MPC x T

7
S = MPS x T 

Setelah ada pajak tetap menyebabkan pengurangan terhadap


pendapatan diposible sebesar pajak tetap (T), maka   C = -T. Dengan
berkurangnya tingkat pendapatn diposible akan mengurangi jumlah
konsumsi dan tabungan sama dengan pengurangan pendapatan diposible. S
= -T = C+  Yd Besarnya pengurangan konsumsi setelah ada pajak tetap
adalah sebagai berikut:

C = MPC x  Yd = MPC x (-T)

S = MPS x    Yd = MPS x (-T)

Dengan menggunakan contoh pada Tabel 3.1, maka:

C = 0,85x (-10) = -8,5 (bandingkan konsumsi sebelum dengan


setelah pajak tetap)

S= 0,15x(-10) = -1,5 (bandingkan konsumsi sebelum dengan setelah


pajak tetap)
 Dampak Pengeluaran Pemerintah Dan Pajak Terhadap
Keseimbangan Perekonomian
Ketika pembahasan perekonomian tertutup tanpa kebijakan
pemerinatah besarnya multiplier perekonomian 1/(1-b), bagaimana
multiplier setelah masuknya pemerintah dalam sistem ekonomi
(perekonomian 3 sektor)? Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya
masuknya unsure pemerintah menimbulkan dampak pada dua sisi yaitu
dari sisi pengeluaran berupa pengeluaran pemerintah (government
expenditerc) dan sisi penerimaan berupa pajak (tax).
Jika pajak tetap dalam multiplierperekonomian, maka besaran
multiplier dapat diterangkan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
1. Fungsi konsumsi adalah C x a+bYd

8
2. Besar pajak tetap adalah T = Tx
3. Fungsi Investasi adalah autonomous (I = Io)
4. Fungsi pengeluaran pemerintah adalahautonomous (G = Go)
Berdasarkan asumsi tersebut, maka kita dapat
menghitung multiplierperekonomian sebagai berikut:
Y        = C + I + G
Y        = a + bYd + I + G
Y        = a + b(Y-Tx) + I + G
Y        = a + bY – bTx + I + G
Y-bY  = a – bTx + I + G

Y        =   (a – bTx + I + G)


………………………………………(3.5)
Dari persamaan (3.5) terlihat bahwamultiplier perekonomian
dengan adanya pajak tetap tidak mengalami perubahan (sama
seperti multiplier dalam perekonomian tertutup tanpa kebijakan
pemerintah). Contoh, diketahui:
C     = 100 + 0,85Yd
Io    = 20
G    = 20
Tx   = 10
Ditanya:     Berapa tingkat keseimbangan pendapatan nasional?
Berapa kenaikan pendapatan nasional jika investasi meningkat menjadi 40
(I1)?
Jawab:        Tingkat keseimbangan pendapatan nasional:
Y = 100 + 0,85 (Y-10) +20 + 20
Y = 140 – 8,5 + 0,85Y
Y = 131,5/(0,15)
Y = 877 (pembuatan)
Kenaikan pendapatan nasional jika investasi meningkat menjadi 40 (I):7

7 Nurul Huda et al. Ekonomi Makro Islam. Pendekatan Teoritis, Cet: III (Jakarta:
Kencana, 2009), hlm. 35.

9
= I1- I0
= 40 – 20
= 20

= (1/1-b) x
= 133 (pembulatan)
Kebaikan lain penambahan pengeluaran pemerintah apabila
dibandingkan dengan pengurangan pajak sebagai alat kebijakan fiskal
adalah pertambahan pengeluaran pemerintah dalam menggalakan kegiatan
ekonomi adalah lebih cepat dari efek pengurangan pajak. Pengambilan
keputusan untuk menambah pengeluaran pemerintah, pelaksanaan
pengeluaran itu dan kenaikan kegiatan ekonomi yang diakibatkannya
berlaku dalam masa yang relatif cepat. Ini disebabkan karena pengeluaran
pemerintah merupakan komponen pengeluaran agregant (yang berlaku
akibat penambahan konsumsi rumah tangga).
Sedangkan pajak itu hampir semuanya mempunyai sifat
meningkatkan biaya produksi dan harga jual pada barang dan juga
dikenakan secara langsung pada pendapatannya bukan pada harga barang.
Dengan demikian kemampuan pajak dalam mempertahankan tingkat
kesejahteraan perekonomian masyarakat belum dikatakan lebih baik jika
dibandingkan dengan zakat.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan

10
Dalam negara islam, kebijakan fiscal merupakan salah satu perangkat
untuk mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam Al-Ghazali termasuk
meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan,
intelektualitas, kekayaan, dan kepemilikan. Pada saat perekonomian sedang
krisis yang membawa dampak terhadap keuangan negara karena sumber-
sumber penerimaan terutama pajak merosot seiring dengan merosotnya
aktivitas ekonomi, maka kewajiban tersebut beralih kepada kaum muslimin.
Dalam konsep ekonomi islam, kebijakan fiscal bertujuan untuk
mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan
berimbang dengan menepatkan nilai-nilai material dan spiritual pada tingkat
yang sama.
Perekonomian tertutup artinya tidak mengenal hubungan luar negeri,
sehingga tidak ada kegiatan ekspor-impor. Perekonomian sederhana tidak
mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan  perekonomian. Jadi,
perekonomian tertutup sederhana adalah perekonomian yang melibatkan  dua
pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan (swasta). Perekonomian sederhana
tidak mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan  perekonomian.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nurul et al. Ekonomi Makro Islam. Pendekatan Teoritis. 2009. Kencana.
  

Jakarta

11
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi: Teori Pengantar. 2006. Rajawali Pers. Jakarta
 Mankiw, N. Gregory. pengantar ekonomi makro. Terjemahan ( chiswan

sungkono). 2006. Salemba Empat. Jakarta


ornbusch, R, Stanley Fisher dan Richard Startz. 2001. Makro ekonomi. PT Media
Global Medika. Jakarta. Edisi Bahasa Indonesia. Hal 211-271
Gilarso, T. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta Hasyim, Ali Ibrahim. 2008. Ekonomi Makro. Pascasarjana
Ekonomi Pertanian/Agribisnis Universitas Lampung. Dikta Kuliah

12

Anda mungkin juga menyukai