Disusun Oleh:
KELAS 5C
AKUNTANSI SYARIAH
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
2.1 Ketentuan Pengelolaan Keuangan Publik....................................................................................7
2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja........................................................................................7
2.1.2 Fungsi APBN dan APBD......................................................................................................8
2.1.3 Tahun Anggaran, Satuan Hitung, dan Penggunaan Mata Uang Lain....................................9
2.2 Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara.................................................................................9
2.2.1 Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara.......................................................10
2.2.2 Tugas Menteri Keuangan selaku Pemegang Kekuasaan atas Pengelolaan Fiskal...............11
2.2.3 Tugas Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang..........11
2.2.4 Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah.........................................................................12
2.2.5 Tugas Pejabat Pengelola Keuangan Daerah........................................................................13
2.2.6 Tugas Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah....................................................................14
2.3 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).................................................................14
2.3.1 Pendapatan Negara.............................................................................................................14
2.3.2 Belanja Negara....................................................................................................................15
2.3.3 Pembiayaan.........................................................................................................................15
2.4 Penerimaan dan Pengeluaran Negara........................................................................................20
2.4.1 Uraian Penerimaan Negara.................................................................................................20
2.4.1 Uraian Pengeluaran Negara................................................................................................21
BAB III................................................................................................................................................23
PENUTUP...........................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa saja ketentuan pengelolaan publik.
2. Menjelaskan apa saja kekuasaan pengelolaan publik.
3. Menjelaskan apa saja Anggaran Pendapatan Publik.
4. Menjelaskan apa saja penerimaan dan pengeluaran negara.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tjahjanulin Domai, Manajemen Keuangan Publik, (Malang: Universitas Brawijaya Press, 2010), hal. 97-98
8
2
Ibid., hal. 98-99
3
M. Ikhsan, “Konsep Keuangan Publik” dalam https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MAPU520203-
M1.pdf, diakses 1 Oktober 2022
9
g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan
daerah;
h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.4
2.2.1 Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara
Presiden selaku kepala pemerintah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan
keuangan negara ini meliputi kewenangan yang bersifat umum dan kewenangan yang
bersifat khusus.
1. Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum,
strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain penetapan pedoman
pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan
rencana kerja kementerian negara/lembaga, penetapan gaji dan tunjangan, serta
pedoman pengelolaan Penerimaan Negara.
2. Kewenangan yang bersifat khusus meliputi keputusan/kebijakan teknis yang
berkaitan dengan pengelolaan APBN, antara lain keputusan sidang kabinet di
bidang pengelolaan APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana
pertimbangan, dan penghapusan aset dan piutang negara.
Kekuasaan sebagaimana dimaksud di atas:
a. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan wakil
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengelola
Anggaran/Pengguna Barang Kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
(Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan lembaga adalah lembaga Negara dan
lembaga pemerintah non kementerian negara. Di lingkungan lembaga negara,
yang dimaksud dengan pimpinan lembaga adalah pejabat yang bertanggung jawab
atas pengelolaan keuangan lembaga yang bersangkutan)
4
“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003” dalam
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2003/17tahun2003uu.htm#:~:text=Pengelolaan%20Keuangan%20Negara-,Presiden
%20selaku%20Kepala%20Pemerintahan%20memegang%20kekuasaan%20pengelolaan%20keuangan%20negara
%20sebagai,dan%20kewenangan%20yang%20bersifat%20khusus., diakses 2 Oktober 2022
10
5
Tjahjanulin Domai, Manajemen Keuangan Publik…, hal. 101
11
e. Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementrian
negara/lembaga yang dipimpinnya;
(Piutang adalah hak negara dalam rangka penerimaan negara bukan pajak yang
pemungutannya menjadi tanggung jawab kementrian negara/lembaga yang
bersangkutan. Utang adalah kewajiban negara kepada pihak ketiga dalam rangka
pengadaan barang dan jasa yang pembayarannya merupakan tanggung jawab
kementrian negara/lembaga berkaitan sebagai unit pengguna anggaran dan/atau
kewajiban lain yang timbul berdasarkan undang-undang/putusan pengadilan)
f. Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya;
g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementrian negara/lembaga yang
dipimpinnya;
(Penyusunan dan penyajian laporan keuangan yaitu dalam rangka akuntabilitas
dan keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, termasuk prestasi kerja
yang dicapai atas penggunaan anggaran)
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan
ketentuan undang-undang.6
2.2.4 Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan satu kesatuan yang yang
tidak dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang pedoman pengelolaan
keuangan daerah pasal 1:
a. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
b. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah.
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.7
6
Ibid., hal. 101-102
7
“Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006” dalam
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/117485/Permen-No.13-2006.pdf, diakses 2 Oktober 2022
12
8
“Keuangan Publik” dalam http://eprints.umm.ac.id/58386/3/BAB%20II.pdf, diakses 2 Oktober 2022
9
“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005” dalam https://djpk.kemenkeu.go.id/attach/post-
no-58-tahun-2005-tentang-pengelolaan-keuangan-daerah/--376-490-PP58_2005.pdf, diakses 3 Oktober 2022
10
Tjahjanulin Domai, Manajemen Keuangan Publik…, hal. 102
11
Ibid., hal. 102-103
13
12
Ibid., hal. 103
14
13
Ibid., hal. 103-104
15
14
Ibid., hal. 104-105
16
Defisit anggaran dimaksud dibatasi maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto dan
jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto. (Atep dkk,
2004)
Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, Pemerintah Pusat dapat
mengajukan rencana penggunaan surplus anggaran kepada Dewan Perwakilan
Rakyat. Penggunaan surplus anggaran tersebut perlu mempertimbangkan prinsip
pertanggung jawaban antar generasi sehingga penggunaanya diutamakan untuk
pengurangan utang, pembentukan dana cadangan, dan peningkatan jaminan sosial.
Dalam penyusunan rancangan APBN dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Penyampaian Pokok-pokok Kebijakan Fiskal
Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan
kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan
Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya penengahan bulan Mei tahun berjalan.
Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat membahas kerangka
ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh
Pemerintah Pusat dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun
anggaran berikutnya.
Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan
fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas
kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap
kementrian negara atau lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.
2. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/pimpinan
lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja
dan anggaran kementerian negara/lembaga tahun berikutnya.
Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud disusun
berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Rencana kerja dan anggaran ini
harus disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun
anggaran yang sedang disusun.
Selanjutnya, rencana kerja dan anggaran tersebut disampaikan kepada
DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN.
Kemudian, hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada
Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undang
tentang APBN tahun berikutnya.
17
15
Ibid., hal. 105-107
18
b. Penerimaan Pembiayaan
17
Ibid., hal. 108-109
20
18
Ibid., hal. 109-111
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan keuangan publik oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan. Pengelolaan keuangan publik sebagaimana dimaksud adalah
mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan,
dan pertanggungjawaban. Anggaran pendapatan dan belanja dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu anggaran pendapatan dan belanja yang dikelola pemerintah pusat dan
anggaran pendapatan belanja yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
(APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota. APBN/APBD mempunyai
fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Di Indonesia, keuangan negara diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Sesuai dengan undang-undang tersebut pengertian
keuangan negara seperti yang dirumuskan pada pasal 1 angka 1 dinyatakan bahwa
keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah merupakan satu kesatuan yang yang tidak dapat dipisahkan dalam
upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.
22
DAFTAR PUSTAKA
23