Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DANA BERGULIR

Oleh
Kelompok 1
GLORI CRISTHIN LASSA (1910010098)
APRIANUS EDWIN GENDONG (1910010067)
KLEMENTIANA FAO GHOLO (1910010090)
ELETERIA FEBIANA HADI (1910010076)
BHETRIS A.W AMUNG (1910010087)
VIRGILIUS GRACELIO SERAN (1910010046)

UNIVERSITAN NUSA CENDANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Dana Bergulir” dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keuangan Daerah II. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis telah berusaha
untuk mencapai hasil yang baik, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.
Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada Dosen
Pengasuh mata kuliah Keuangan daerah II karena lewat tugas ini, kami dapat lebih
memahami tentang “Dana Bergulir”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya makalah ini sehingga
dapatbermanfaat bagi para pembaca.

Kupang, 17 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan.....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan Negara untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat diseluruh wilayah Indonesia. Pembangunan
adalah sebuah proses menciptakan kesejahteraan masyarakat diseluruh wilayah
Indonesia. Pembangunan adalah sebuah proses menciptakan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana secara arif dirumuskan dalam UUD
1945Sejalan dengan laju perkembangan demokrasi di Indonesia yang ditandai dengan
pelaksanaan otonomi daerah, salah satu konsep dari otonomi daerah adalah konsep
desentralisasi. Desentralisasi harus dimaknai bukan hanya desentralisasi kekuasaan
dan administrasi, tetapi juga desentralisasi ekonomi. Konsep demokrasi dan
desentralisasi ekonomi di era otonomi daerah ini kemudian mengikuti perkembangan
konsep otonomi daerah yang mengalami perubahan dan pasang surut.

Dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat,


pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pengguliran dana untuk membantu
permodalan usaha menengah, kecil, mikro, koperasi dan juga usaha skala besar yang
dilayani oleh badan usaha khususnya untuk bidang usaha yang pendanaannya tidak
menarik bagi lembaga keuangan bank maupun non bank.

Dari segi kebutuhan, layanan dana bergulir sangat dibutuhkan oleh puluhan
juta usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi dimana pada tahun 2003 saja jumlah
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 99,9% dari seluruh unit usaha.
Dari segi manfaat, dana bergulir sangat membantu usaha kecil dan mikro dimana
sektor ini langsung bersentuhan dengan rakyat kecil. Pada tahun 2004 UMKM
mencapai sekitar 44 juta unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja 79 juta jiwa atau
sekitar 99,5% dari jumlah tenaga kerja. Jika sektor ini berkembang maka akan terjadi
pengurangan rakyat miskin dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup
signifikan. Demikian juga dari besaran dana bergulir mempunyai jumlah yang sangat

4
besar. Berdasarkan fakta dan pertimbangan di atas, pemerintah perlu menerapkan
kebijakan penyediaan dana bagi usaha mikro, kecil, menengah, koperasi dan sektor
lainnya berupa dana bergulir. Dana bergulir tersebut harus dikelola secara efektif
sehingga menghasilkan manfaat yang berkelanjutan. Pengelolaan dana bergulir
dilakukan sesuai dengan praktik bisnis yang sehat dengan meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan dana bergulir

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Dana Bergulir Pemda?
2. Aturan Yang Melandasi Dana Bergulir di Pemda?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep dana Bergulir Pemda
2. Untuk Mengetahui Aturan Yang Melandasi Dana Bergulir di Pemda

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dana Bergulir Pemda

1. Dana Bergulir

Dana bergulir adalah uang tunai/atau aktifa lainnya yang segera dapat
dituangkan dan yang tersedia atau disisihkan untuk maksud tertentu. Semakin
besar dapat menghimpun dana kemungkinan dapat memberikan kredit dan berarti
semakin besar Lembaga memperoleh pendapatan, sebaliknya semakin kecil dana
yang dihimpun semakin kacil pula kredit yang diberikan, semakin kecil pula
pendapatan.
Dana bergulir merupakan dana yang dipinjam untuk dikelolah dan
digulirkan kepada masyarakat oleh pengguna atau kuasa pengguna anggaran yang
bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurut Peraturan Menteri
Keuangan Nomor Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 Tentang
Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementrian Negara/Lembaga Pasal 1
ayat 1 mengatakan bahwa Dana Bergulir adalah dana yang dialokasikan oleh
kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan layanan Umum untuk kegiatan
perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha
lainnya yang berada di bawah pembinaan Kementrian Negara/Lembaga.
2. Tujuan dan karakteristik
Dana Bergulir bertujuan untuk membantu perkuatan modal usaha guna
pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya dalam
upaya penanggulangan kemiskinan, pengangguran, dan pengembangan ekonomi
nasional. Karakteristik dana Bergulir adalah sebagai berikut:
a. Merupakan bagian dari keuangan Negara;
b. Dicantumkan dalam APBN dan/atau laporan keuangan;
c. Dimiliki, dikuasai dan dikendalikan dan/atau dikelola oleh PA/KPA;

6
d. Disalurkan /dipinjamkan kepada masyarakat/ kelompok masyarakat
ditagih Kembali dengan atau tanpa nilai tambah dan digulirkan
Kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat.
e. Dapat ditarik Kembali pada suatu saat.

3. Lembaga Penyalur Dana Bergulir


Dana Bergulir dikelola oleh Satuan Kerja yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang dalam PMK Nomor
168/PMK.06/2018 dinamakan BLU Pengelola Dana Khusus. Masing-masing
BLU Pengelola Dana memiliki 2 pembina yaitu K/L selaku Pembina Teknis dan
Kementerian Keuangan selaku Pembina Keuangan. Berdasarkan LKPP 2019
Audited, hingga 31 Desember 2019 terdapat 7 item yang digolongkan sebagai
Dana Bergulir, yaitu:
1. BLU Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-
KUMKM). Secara teknis berapa di bawah pembinaan Kementerian Koperasi
dan UKM. Sesuai namanya LPBD-KUMKM menyalurkan Dana Bergulir
untuk sektor Koperasi dan UMKM, baik melalui Koperasi maupun secara
langsung kepada UMKM.
2. BLU Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP). Secara
teknis berada di bawah pembinaan Kementerian PUPR, BLU ini menyalurkan
Dana Bergulir ke sektor perumahan melalui perbankan dalam bentuk Kredit
Perumahan Rakyat. Fasilitas yang diberikan oleh BLU PPDPP dinamakan
FLPP atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan.
3. BLU Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Merupakan BLU yang berada di
bawah pembinaan Kementerian Keuangan, Dana Bergulir yang disalurkan
dinamakan Kredit Ultra Mikro (UMi) dan menyasar lapisan terbawah yang
tidak bankable, dengan plafon pinjaman maksimal Rp10 juta per nasabah.
Salah satu keunggulan UMi adalah sifatnya yang tidak memerlukan agunan
untuk pembiayaan kelompok.
4. BLU Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).
Secara teknis berapa di bawah pembinaan Kementerian Kelautan dan
Perikanan, BLU ini menyalurkan Dana Bergulir kepada nelayan dan pelaku
usaha kecil dan menengah di sektor kelautan dan perikanan.

7
5. BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (Pusat P2H). Dana Bergulir
P2H merupakan dana yang digunakan untuk mendukung keberhasilan hutan
tanaman melalui fasilitasi pembiayaan pembangunan hutan tanaman yang
dilakukan oleh masyarakat, BLU ini secara teknis berada di bawah pembinaan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
6. Bidang Pendanaan Sekretariat BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol). Merupakan
piutang kepada BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) yang timbul dari penggunaan
dana bergulir untuk pengadaan tanah jalan tol yang Perjanjian Pengadaan
Jalan Tol nya telah ditandatangani antara BPJT dan BUJT. Piutang pada
BUJT akan jatuh tempo dan dibayar kembali oleh BUJT kepada BP Set BPJT
setelah pengadaan tanah selesai dan/atau jalan tol telah dioperasikan, mana
yang lebih dahulu tercapai.
7. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Debt for Nature Swap
(DNS). Merupakan Dana Bergulir kepada UMK yang merupakan realisasi
Separate Agreement (SAA) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Jerman untuk program Debt for Nature Swap (DNS) yang ditandatangani
pada tanggal 3 Agustus 2006. Program yang disetujui dalam rangka DNS ini
adalah Financial Assistance for Environmental Investment for Micro and
Small Enterprises. Program ini dijalankan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup selama lima tahun, yaitu tahun 2006 sampai dengan 2010. Sesuai PMK
Nomor 99/PMK.05/2008, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tidak menyalurkan kembali dana bergulir karena dana belum dikelola melalui
mekanisme BLU.
8. Dana Bergulir utamanya ditujukan untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan
tujuan lainnya, caranya dengan memberikan suku bunga yang lebih murah
dibandingkan lembaga keuangan komersial atau memberikan pinjaman tanpa
disertai agunan (untuk pembiayaan kelompok). Dana Bergulir dapat
disalurkan kepada siapa saja yang memenuhi kriteria penerimanya, adapun
kriteria dapat dilihat di laman masing-masing BLU Pengelola Dana.

2.2 PedomanPengelolaan Dana Bergulir


Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementerian Negara/Lembaga
(K/L) melalui Peraturan Menkeu Nomor 99/PMK.05/2008. Dana Bergulir adalah
dana yang dialokasikan oleh Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan

8
Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha
mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang berada di bawah pembinaan
Kementerian Negara/Lembaga. Dalam Peraturan Menkeu tersebut diatur bahwa
suatu dana dikategorikan sebagai Dana Bergulir jika memenuhi karakteristik 
(i) merupakan bagian dari keuangan negara, 
(ii)  dicantumkan dalam APBN dan atau laporan keuangan negara, 
(iii) dimiliki, dikuasai, dan atau dikendalikan oleh Pengguna Anggaran
(PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), 
(iv) disalurkan/dipinjamkan kepada masyarakat/kelompok masyarakat,
ditagih kembali dengan atau tanpa nilai tambah, dan digulirkan
kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat (revolving
fund), (v) ditujukan untuk perkuatan modal koperasi, usaha mikro,
kecil, menengah dan usaha lainnya, dan
(v)  dapat ditarik kembali pada suatu saat. Pengelola Dana Bergulir
pada K/L dilakukan oleh Satker yang menerapkan Pengelolaan
Keuangan BLU (Satker BLU). Selanjutnya PA/KPA/pimpinan
Satker BLU dapat menyalurkan Dana Bergulir kepada penerima
Dana Bergulir dengan atau tanpa lembaga perantara yang berupa
lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan non-bank.

Penggunaan Dana Bergulir dilaksanakan secara tertib, transparan, dan akuntabel


dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan permodalan bagi koperasi, usaha
mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya. K/L melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyaluran dan penggunaan Dana Bergulir yang dilakukan oleh Satker BLU.
K/L juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan monitoring dan evaluasi Dana
Bergulir yang dilaksanakan secara periodik. Sedangkan untuk tujuan konsolidasi dengan
laporan keuangan K/L, Satker BLU menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Pemerintahan kepada unit kerja vertikal
yang lebih tinggi. Selanjutnya Satker BLU menyampaikan laporan keuangan tersebut
secara periodik kepada Menkeu dan Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. K/L yang mengelola dana yang memenuhi karakteristik Dana
Bergulir harus melaporkan dana tersebut sebagai Dana Bergulir dalam Neraca.

Dana Bergulir dimaksud termasuk dana-dana yang selama ini telah dikeluarkan
dari APBN pada tahun-tahun sebelumnya dan masih dikelola oleh K/L. Pelaksanaan

9
inventarisasi Dana Bergulir harus diselesaikan paling lambat pada tanggal 31 Desember
2009. Dana Bergulir yang telah diinventarisasi dikelola oleh Satker BLU di K/L.
Pengajuan penetapan Satker BLU disampaikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada
Menkeu paling lambat tiga bulan setelah dilakukan inventarisasi Dana Bergulir dan
apabila K/L tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut, Dana Bergulir harus disetor ke
Rekening KUN. Ketentuan-ketentuan dimaksud juga berlaku terhadap anggaran
pengeluaran untuk Dana Bergulir yang dialokasikan dalam berbagai jenis belanja bukan
dalam Pembiayaan yang telah dicairkan pada TA 2008. Selain itu, terhadap anggaran
pengeluaran untuk Dana Bergulir TA 2008 yang dialokasikan dalam berbagai jenis
belanja bukan dalam Pembiayaan, dapat dicairkan jika (i) target penerima yang
terukur/identifikasi yang jelas, (ii) dana tersebut sangat strategis untuk penerima
dana, (iii) alokasi anggaran tersebut dimasukkan dalam Belanja Modal Fisik Lainnya-
Dana Bergulir, (iv) Dana Bergulir tersebut dikelola oleh Satker BLU, dan (v) mendapat
persetujuan dari Menkeu.

selanjutnya pada tahun 2009 di keluarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor


218/PMK.05/2009 sebagai Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
99/PMK.05/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian
Negara/Lembaga. perubahan perubahan yang di masksud antara lain :

1. Ketentuan Pasal 1( perubahan ayat 2,3 dan 4)


 dalam ayat 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008
menjelaskan usaha Mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau
perorangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki hasil
penjualan secara individu paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah) per tahun. kemudian diubah bunyinya menjadi usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah.
 dalam ayat 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008
menjelaskan Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil dan memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling

10
banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah), milik WNI, berdiri sendiri
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau usaha besar. kemudian di ubah ayat tersebut
menjadi Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
 dalam ayat 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008
menjelaskan Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi yang memiliki
hasil penjualan tahunan paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar
rupiah), milik WNI, berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar. kemudian ayat
tersebut diubah bunyinya menjadi Usaha Menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah.
2. Ketentuan Pasal 2 diubah
dalam pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008
menjelaskan tujuan dari Dana Bergulir adalah untuk membantu perkuatan modal
usaha guna pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha
lainnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan, pengangguran, dan
pengembangan ekonomi nasional. sedangkan dalam perubahan sesuai Peraturan
Menteri Keuangan nomor 218/PMK.05/2009 tujuan dana bergulir sendiri adalah
dalam adalah untuk membantu perkuatan modal usaha guna pemberdayan
koperasi, usaha mikro, kecil,
11
menengah, dan usaha lainnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan,
pengangguran, dan pengembangan ekonomi nasional.
3. Ketentuan Pasal 6 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diubah dan diantara ayat (3)
dan ayat (4) disisipkan satu ayat yakni ayat (3a)
dalam pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan nomor 218/PMK.05/2009
menjelaskan Lembaga perantara sebagaimana dapat berupa lembaga keuangan
bank, lembaga keuangan non-bank, atau satuan kerja pemerintah daerah di bidang
pembiayaan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD).Lembaga perantara berupa satuan kerja pemerintah
daerah di bidang pembiayaan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) hanya berfungsi sebagai penyalur dana (channeling) dimana pasal ini berbeda
dengan pasal Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 yaitu
lembaga perantara hanya terbatas pada lembaga keuangan bank, lembaga
keuangan non-bank

4. penambahan pasal 21 poin c


dalam pasal pasal 21 Peraturan Menteri Keuangan nomor
218/PMK.05/2009 terdapat tambahan mengenai Pengelolaan piutang Dana
Bergulir yang disalurkan oleh Satker BLU dilaporkan sebagai piutang dana
bergulir pada Neraca sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan
Pengelolaan piutang Dana Bergulir sebagaimana dimaksud dalam huruf c1,
mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan piutang BLU.
5. perubahan Ketentuan Pasal 24 ayat (1)
dalam pasal pasal 21 Peraturan Menteri Keuangan nomor
218/PMK.05/2009 terdapat perubahan ketentuan mengenai bunyi ayat 1 pasal 24
dimana Dana Bergulir yang telah diinventarisasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 dialihkan pengelolaannya kepada Satker BLU di Kementerian
Negara/Lembaga yang sebelumnya dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
99/PMK.05/2008 pasal 24 ayat (1) menjelaskan banhwa Dana Bergulir yang
telah diinventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dikelola oleh Satker
BLU di Kementerian Negara/Lembaga.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dana bergulir adalah uang tunai/atau aktifa lainnya yang segera dapat
dituangkan dan yang tersedia atau disisihkan untuk maksud tertentu dimana
semakin besar dapat menghimpun dana kemungkinan dapat memberikan kredit
dan berarti semakin besar Lembaga memperoleh pendapatan, sebaliknya semakin
kecil dana yang dihimpun semakin kacil pula kredit yang diberikan, semakin
kecil pula pendapatan. Dana bergulir juga merupakan dana yang dipinjam untuk
dikelolah dan digulirkan kepada masyarakat oleh pengguna atau kuasa pengguna
anggaran yang bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dana Bergulir
bertujuan untuk membantu perkuatan modal usaha guna pemberdayaan koperasi,
usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya dalam upaya penanggulangan
kemiskinan, pengangguran, dan pengembangan ekonomi nasional.

Penggunaan Dana Bergulir dilaksanakan secara tertib, transparan, dan


akuntabel dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan permodalan bagi
koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya. K/L melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap penyaluran dan penggunaan Dana Bergulir
yang dilakukan oleh Satker BLU. K/L juga bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan monitoring dan evaluasi Dana Bergulir yang dilaksanakan secara
periodik. Sedangkan untuk tujuan konsolidasi dengan laporan keuangan K/L,
Satker BLU menyusun dan menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Pemerintahan kepada unit kerja vertikal yang lebih
tinggi. Selanjutnya Satker BLU menyampaikan laporan keuangan tersebut secara
periodik kepada Menkeu dan Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. K/L yang mengelola dana yang memenuhi
karakteristik Dana Bergulir harus melaporkan dana tersebut sebagai Dana
Bergulir dalam Neraca.

3.3 Saran
Untuk pengelolaan dana bergulir harus dilakukan dengan menggunakan
pedoman-pedoman yang ada yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara/Lembaga
(K/L) melalui Peraturan Menkeu Nomor 99/PMK.05/2008 Kerja Badan Layanan

13
Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil,
menengah, dan usaha lainnya yang berada di bawah pembinaan Kementerian
Negara/Lembaga. Selain itu harus memenuhi berbagai karakteristik sebagai kategori
dana bergulir.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Peraturan Menteri Keuangan nomor 99/PMK.05/2008


 Peraturan Menteri Keuangan nomor 218/PMK. 05/2009
 https://jdih.kemenkeu.go.id/in/dokumen/peraturan/07729871-f2a2-4728-bed4-
ece48c4b342f
 https://text-id.123dok.com/document/lq5ow95wz-pengertian-dana-bergulir-
landasan-teori.html

15

Anda mungkin juga menyukai